Sama seperti Lili kemarin, Gala pun merasakan ada sesuatu yang berbeda diantara Giselle dan Anjas.
Kedekatan kedua orang itu tak nampak biasa di kedua matanya.
Gala memang tahu jika Anjas diminta bu Tuti untuk menjadi guru privat Giselle. Namun kedekatan mereka bukan sekedar itu, ada sesuatu yang entah.
Apalagi kemarin Gala melihat dengan matanya sendiri, Anjas yang mengusap-usap kepala Giselle.
"Dasar menyebalkan," umpat Gala, membidik ucapan itu untuk Giselle. Si gadis yang kini sedang asik berlari menghindari kejaran Anjas.
Setelah kemarin membuat pengumuman tentang putusnya hubungan mereka, kini ternyata Giselle sudah membuat target baru. Dan ternyata orang itu adalah Anjas.
Pikiran-pikiran buruk di kepala Gala mulai muncul, mulai mengira jika Giselle adalah perempuan gampangan, yang semudah itu berpaling setelah setiap hari mengatakan cinta untuknya.
Gala tidak tau, jika Giselle sekarang benar-benar mau berubah, berhenti main-main dan mulai fokus menatap masa depan sendiri. Berusaha sebaik mungkin agar ujian nasional nanti dia dapet nilai yang bagus.
Dengan hatinya yang menaruh kesal, Gala mulai melangkahkan kakinya menuju kelas.
"Gala," panggil Arumi, namun gadis cantik yang sedari tadi sudah menunggu kedatangan Gala ini di acuhkan. Tanpa menyahuti panggilan Arumi, Gala melewatinya begitu saja.
"Gala!" panggil Arumi lagi dengan sedikit berteriak, namun Gala sungguh tak peduli. Ia terus melangkahkan kakinya dengan kedua mata yang menatap dingin.
Arumi pun tidak tinggal diam, ia sedikit berlari untuk menyusul Gala ke dalam kelas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam istirahat pertama.
Takut melihat kedekatan Gala dan Arumi, Giselle akhirnya memerintahkan Lili untuk membeli beberapa makanan di kantin lalu membawanya ke taman belakang.
Lili menurut, dengan antusias dia menuju kantin sana, di sana nanti Lili yakin akan melihat Anjas.
Sementara Giselle disini, duduk sambil memainkan ponselnya di meja taman sekolah dan menunggu Lili datang.
Namun seketika Giselle tejangkit kaget, saat tiba-tiba seseorang melemparkan sebuah buku di atas mejanya.
Brak!
"Eh ayam eh ayam eh ayam!" gagap Giselle, ia memegangi dadanya yang terkejut dan melihat siapa yang datang.
Deg!
Seketika hatinya seperti tersengat, sepersekian detik ia bahkan merasa jantungnya berhenti berdetak, saat didepannya kini berdiri Gala.
My future husband. Batin Giselle.
Namun kekagumannya mendadak sirna saat melihat Gala yang menatapnya dingin. Lalu Giselle melihat buku di atas meja yang tadi di lempar oleh Gala.
Buku matematika yang waktu itu urung ia dan Lili beli, karena uangnya kurang. Tapi kenapa kini Gala malah memberinya buku ini?
Apa waktu itu Gala ada di toko buku itu juga? lalu kini memberikannya sebagai hadiah?
Senyum dibibir Giselle mulai muncul, meski senyum yang sangat tipis. Kini gadis cantik dengan rambut sebahu ini pun mulai membayangkan hal yang indah-indah.
"Pak Faruq memintaku untuk memberikan buku ini padamu!"
Pak Faruq adalah guru matematika di sekolah ini.
Senyum Giselle mendadak hilang, saat mendengar suara Gala yang berbicara dengan nada tinggi. Bahkan terlihat jelas jika Gala merasa terbebani untuk memberikan buku ini padanya.
Tapi Giselle bukanlah gadis menye-menye yang gampang menangis. Ia malah menarik dan menghembuskan nafasnya pelan, mencari kekuatan untuk melawan.
"Ya biasa aja dong ngomongnya, gak usah bentak-bentak!" kesal Giselle pula, ia sampai tak sadar jika dia pun mulai membentak.
Gala tersenyum miring, dalam hatinya ia semakin yakin jika Giselle benar-benar sudah melupakannya dan berpaling kepada Anjas.
"Dasar perempuan gampangan, baru kemarin kamu terus mengejar-ngejarku, tapi sekarang sudah berpaling ke Anjas. Wanita sepertimu memang tidak bisa dipercaya," rutuk Gala, ia bahkan melenggangkan kedua tangannya didepan dada, seolah menunjukkan kekuasaan di sekolah ini sebagai ketua OSIS.
Sementara Giselle tidak langsung menjawab, masih mencerna tiap kata ucapan Gala. Giselle memang termasuk lamban dalam berpikir.
Perempuan gampangan?
Berpaling ke Anjas?
Tidak bisa di percaya?
"Wah!" Giselle terperangah, begitu buruknya dia di mata Gala. Seorang pria yang selama ini ia puja.
"Lalu apa bedanya dengan dirimu? sudah tau punya pacar secantik aku tapi masih dekat-dekat dengan orang lain. Kamu lebih gampangan! murahan!" pekik Giselle.
Kedua orang ini lantas saling tatap dengan tatapan yang tajam. Gala bahkan dengan kesal mengacak-acak rambut Giselle, seolah menghapus bekas tangan Anjas kemarin.
"Hih!" kesal Giselle, ia pun memukuli lengan Gala membabi buta.
Lili yang melihat perkelahian keduanya pun sontak berteriak dan berlari menghampiri.
"Ya ampun! Bar-bar! Stop!" teriak Lili, setelah meletakkan beberapa cemilan di atas meja ia segera melerai keduanya.
"Stop!" pekik Lili, namun sayang usaha Lili untuk melerai keduanya sudah terlambat. Bu Tuti sudah lebih dulu melihat perkelahian itu.
Dengan penggaris di tangannya, ia menghampiri ketiga orang ini.
"Giselle, Gala, ikut saya!" titah bu Tuti, Giselle menghela nafasnya kesal, perutnya sudah lapar dan kini siap-siap menerima hukuman baru.
Tanpa banyak bertanya Gala langsung mengikuti langkah bu Tuti, sementara Giselle nampak sekali terpaksa nya. Lili pun ikut mereka pula.
Giselle dan Gala di hukum untuk mengelap semua meja guru. Juga merapikan meja-meja semua guru. Menyusun buku-buku yang berserakan di atas meja.
Lili juga ikut, tapi dia tidak mengelap meja, dia menyuapi Giselle untuk makan.
"Dasar murahan!" kesal Giselle mengumpat pria di sebelah sana. Saat ini semua guru sedang berada di ruang rapat, entah membicarakan apa, hanya bu Tuti yang berkeliaran merazia murid-murid nakal seperti Giselle.
"Cih! tidak sadar diri," balas Gala pula.
Lili yang berada diantara keduanya jadi bingung sendiri. Kenapa hubungan romantis diantara keduanya jadi permusuhan ketika mereka sudah putus. Putus tanpa menjalin hubungan, ah entahlah.
"Kalian kenapa sih?" tanya Lili, ia bahkan menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Tanya saja pada pria murahan itu!"
"Kamu yang gampangan!
"Murahan!"
"Gampangan!"
"Murahan!"
"Stop!" putus Lili, ia jadi kesal sendiri.
"Ampun!" pekik Lili pula, dengan langkah cepat ia segera keluar meninggalkan ruang guru ini.
Giselle mencebik sedangkan Gala memalingkan wajah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Eti Alifa
kaya tom n jerry ini mah😁
2024-04-18
1
Ida Ulfiana
gala2 bilang aja cemburu susah at pkek ngatain gisrl gampngan
2023-11-30
3
May Keisya
bnr2 sahabat sejati😂😂😂
2023-10-26
1