Gala mengambil sapu lidi di gudang, lalu melangkah ke halaman sekolah yang terlihat kotor, karena dedaunan dan sampah yang berserakan.
"Padahal ada tempat sampah, kenapa buangnya pada sembarangan sih? Sepertinya aku harus buat peraturan baru," gumam Gala pada dirinya sendiri.
Halaman tersebut dekat lapangan, di mana Giselle dan teman-temannya tengah praktek olahraga. Gala melirik ke arah kiri, sejurus dengan Giselle yang tengah menatapnya.
Gadis itu terlihat mengernyit, seolah bertanya, kenapa? Melihat itu Gala jadi malu sendiri, karena seumur-umur baru kali ini dia dihukum. Apalagi statusnya yang dikenal sebagai ketua OSIS, dan pria paling populer di sekolah. Lelaki itu hanya menjawab dengan cengiran kuda.
Gala mulai menyapu halaman, mengumpulkan dari satu sisi ke sisi yang lain. Peluh mengucur deras, kulitnya terasa terbakar, karena hari ini matahari cukup terik.
Namun, seolah tak ingin usai dia menyapu dengan perlahan karena masih ada Giselle di lapangan, jam olahraga masih berlangsung. Lelaki itu sesekali menoleh, lalu mengulum senyum tipis dengan pipi merona, pun dengan Giselle yang membalas senyuman Gala.
Hah, mereka berdua seperti sedang mendefinisikan dunia milik berdua, hingga tak memperdulikan tatapan mata yang lain, seluruh teman Giselle hanya menatap sambil geleng-geleng kepala, sekaligus terkekeh merasa lucu.
Hingga jam olahraga telah selesai, Giselle kembali masuk ke dalam kelasnya, sementara Gala beralih membersihkan taman kecil dekat halaman sekolah yang luas itu, pekerjaannya hampir saja usai.
Namun, terhalang saat Arumi tiba-tiba memanggil namanya, "Gala." Sedari tadi Arumi memperhatikan Gala yang menyapu halaman dan mencuri-curi pandang dengan Giselle.
Hal itu membuat hatinya kembali panas, dadanya bergemuruh hebat, tak terima Gala terus-terusan dekat dengan gadis urakan itu. Dia ingin Gala seperti dulu, setia berada di sampingnya, meskipun memang dia yang memulainya lebih dulu.
Hingga akhirnya Arumi sudah tak tahan lagi, dia menatap Gala dalam saat lelaki itu menoleh dan membalas tatapannya. "Aku suka sama kamu, dari awal aku ketemu sampe sekarang cuma kamu yang aku suka. Aku mau kamu jadi pacar aku." tutur Arumi tiba-tiba, mengungkapkan semua isi hatinya.
Dia ingin Gala bukan hanya sekedar teman, tetapi lebih dari itu, dia mau Gala membalas perasaannya, seperti dia yang menyukai Gala sejak pandangan pertama. Dia ingin Gala menjadi pacarnya.
Terkejut, Gala melebarkan bola matanya dengan mulut yang sedikit menganga, tidak menyangka Arumi akan melakukan hal ini, dan entah kenapa dia justru tidak menyukai gadis itu mengungkapkan cinta padanya. Hatinya menolak keras pernyataan cinta Arumi.
Bahkan dia dan Giselle saja tidak pernah membahas hal ini hingga jauh, tak ada kata cinta di antara mereka berdua, dan Gala nyaman dengan hal itu. Dia dan Giselle menganggap bahwa cinta di usia mereka yang sekarang hanyalah omong kosong.
"Maaf aku tidak bisa," tolak Gala dengan bicaranya yang terdengar lancar, tidak ada keraguan sedikitpun di sana, karena dia memang tidak menyukai hal ini.
Mendengar itu, dada Arumi terasa sesak. "Kamu tidak mau mencobanya?" tanya Arumi sekali lagi dengan bibirnya yang bergetar serta mata yang sudah berkaca-kaca.
Dan secepat itu pula Gala menggelengkan kepala, yakin pada keputusannya. Menolak Arumi adalah pilihan terbaik dan sesuai dengan isi hatinya.
Tanpa diduga Arumi langsung memeluk tubuh Gala erat, dia menangis sesenggukan dengan menelusupkan wajahnya di dada lelaki itu. Sejenak Gala mematung karena keterkejutannya.
Hingga Giselle melihat semuanya, dia yang ingin memberikan Gala sebotol air mineral justru disuguhkan dengan pemandangan yang begitu mengejutkan.
Dia menggenggam erat botol tersebut, merasa kesal dengan Gala, bisa-bisanya lelaki itu memeluk Arumi di sekolah, bahkan selama ini Gala tidak pernah melakukan itu padanya.
"Gala jahat!" gerutunya sambil menghentak tanah, dia memutar tubuhnya untuk berlalu dari sana, kemudian melempar air mineral yang masih utuh itu ke tempat sampah dengan sembarangan, menguapkan kekesalan.
Brak!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Siang itu bunyi bel yang begitu nyaring sudah memenuhi gedung SMAN 1, semua guru langsung menghentikan pelajaran, karena aktivitas belajar mengajar telah selesai, dan hal itu adalah hal yang paling dinantikan.
Setelah guru yang mengajar mengucapkan salam.
Para siswa langsung berebut ingin keluar dulu-duluan, bahkan ada yang lari begitu berhasil melewati pintu kelas dengan melambaikan tangan. Dan tertawa keras, meledek teman-teman yang masih tertinggal di belakang. Padahal apa untungnya, mereka sama-sama akan keluar, dan tidak mungkin akan dikunci di dalam kelas.
Seperti sebuah sendal jepit, Giselle dan Lili kompak melewati lorong-lorong kelas berdua, hingga saat mereka sampai di dekat tangga, tangan Giselle langsung ditarik oleh Gala.
Lelaki itu sudah menunggu Giselle di sana.
Melihat siapa yang telah menarik tangannya, dengan cepat Giselle menepis tangan Gala, bibirnya mencebik tanda masih kesal dengan lelaki itu.
Dia terus berjalan sedikit menghentak lantai, dan Gala dengan setia mengekorinya, Lili yang melihat itu mundur dengan teratur hingga tak disadari oleh Giselle.
"Laki bini kayaknya lagi berantem," gumam gadis itu.
Sama halnya dengan sahabatnya itu, Lili pun mendapat sebuah tarikan dari Anjas. Lelaki itu mengulum senyum, lalu mengajak Lili untuk pulang bersama menggunakan sepeda motornya.
"Nggak usah ganggu mereka," ucap Anjas seraya memasangkan helm di kepala gadis itu. Dan Lili menerimanya dengan senang hati, semua perlakuan Anjas kepadanya.
Di sisi lain, Gala masih mengikuti Giselle yang terus-menerus mengucilkan dirinya. Gala bicara pun tidak didengar, hingga lelaki itu menyadari satu hal, Giselle tengah marah padanya, pasti gara-gara melihat Arumi memeluknya.
Karena dia sempat melihat Giselle saat gadis itu melemparkan botol hingga menimbulkan suara keras, pada saat itu Gala langsung melepaskan pelukan Arumi.
Kini mereka berada di halte, Gala sengaja meninggalkan motornya dan memilih mengikuti Giselle untuk naik bus. Saat ada bus jurusan rumah Giselle, Gala langsung menarik gadis itu, hingga Giselle tertinggal.
Kejadian itu terus berulang sampai Giselle kehabisan kesabaran. Dan akhirnya membentak Gala, "Gala ih! Ngeselin banget sih, ngapain kamu ikutin aku? Kenapa nggak pulang bareng Arumi aja?"
Mendengar bentakan itu, bukannya marah Gala justru tergelak, hingga semua orang melihat ke arahnya. Tapi Gala tak peduli, wajah kesal Giselle lebih menggemaskan dari pada dia meladeni tatapan orang-orang.
"Cemburu yah?" Gala menusuk pipi Giselle, tanpa diduga wajah gadis itu langsung berubah memerah, bak kepiting rebus.
"Cemburu apaan sih? Kamu nggak jelas," sangkal Giselle dengan wajahnya yang gelagapan, seperti maling yang tertangkap basah.
"Itu buktinya, pipi kamu merah," ledek Gala kembali menusuk pipi Giselle, dan gadis itu langsung menutup wajahnya, merasa malu.
Gala kembali tergelak kencang, sementara Giselle langsung memukuli tubuh lelaki itu bertubi-tubi, demi menutupi rasa malunya, hingga berakhir mereka yang saling meledek, dan kembali tergelak bersama.
"Cubit aku lagi dong," pinta Gala menggoda.
"Ihhh... Gala!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Eti Alifa
ihh gumuss amat liatnya😁
2024-04-18
1
💞R0$€_22💞
Gitu yak cinta2an masa SMA..☺☺☺
2023-05-21
0
Imha Dimas
aduh gemesssssss 🤭 dari awal baca sampao sini aku toch senam gigi & mulut melulu Thor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰 Suka dech sama novel ini 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻 Makash Thor udah ngehibur banget 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-06-15
5