Keluar dari ruangan BK, bu Tuti mengantar kedua siswi ini untuk benar-benar pulang dan tidak lagi membuat ulah.
Namun langkah bu Tuti, Giselle dan Lili terhenti di depan pintu utama ruang guru saat Anjas menghalang langkah mereka bertiga.
"Anjas, ada apa?" tanya bu Tuti, terlihat jelas olehnya deru nafas Anjas yang memburu, mengisyaratkan jika siswanya ini berlari untuk sampai disini.
"Bu, jangan hukum Giselle dan Lili," ucap Anjas masih dengan nafasnya yang tersenggal.
Kening bu Tuti berkerut juga kedua netra Giselle dan Lili yang membola.
"Kenapa? mereka berdua sudah membuat keributan di sekolah, jadi ya harus di hukum," jelas bu Tuti, ia bahkan meninggikan suaranya ketika bicara. Bukan tanpa sebab kenapa bu Tuti selalu bersikap tegas pada Giselle dan Lili, karena dialah yang selalu di salahkan oleh kepala sekolah jika kedua siswi itu terus berulah.
"Nilai Giselle dan Lili mengalami kenaikan Bu, nih lihat," ucap Anjas pula, seraya menyerahkan beberapa lembar foto kopi hasil ujian Giselle dan Lili untuk beberapa mata pelajaran.
Biasanya mereka selalu mendapatkan angka di bawah 5, kini mendapatkan nilai 6.
"Kan lumayan," timpal Anjas pula, sedikit bangga dengan kedua anak didiknya.
Melihat itu bu Tuti pun menarik dan menghembuskan nafasnya pelan, anak jaman sekarang kalau hasil kerja kerasnya tidak dihargai pasti akan murung dan berakhir kembali malas-malasan, terpaksalah bu Tuti mengurangi masa hukuman Giselle dan Lili.
"Ya sudah, karena nilai kalian mengalami peningkatan, hukumannya ibu kurangi, dari 2 minggu jadi 1 minggu," jelas bu Tuti.
Giselle dan Lili yang mendengar itu pun mengurungkan sorak senangnya, ia sangat berharap hukuman itu dihapus ternyata cuma di kurangi harinya.
"Kenapa? kalian tidak mau hukumannya di kurangi?" tanya bu Tuti pada kedua gadis ini. Giselle dan Lili buru-buru menggelengkan kepalanya.
"Tidak Bu, tidak!" jawab Giselle dan Lili bersamaan.
"Terima kasih Bu masa hukumannya sudah dikurangi," timpal Giselle dan Lili menganggukkan kepalanya.
"Berterima kasihlah kepada Anjas," pungkas bu Tuti, setelahnya ia kembali masuk ke ruang guru.
Meninggalkan Anjas, Giselle dan Lili yang masih berdiri di sana.
"Mau bilang apa?" tanya Anjas dengan nada menggoda, ia bahkan melipat kedua tangannya di depan dada, menunggu Giselle dan Lili mengucapkan kata terima kasih.
Melihat itu Lili tersenyum lebar, cepat-cepat dia berterima kasih pada sang pujaan hati.
"Terima kasih ya sayang," ucap Lili genit.
"Hem," jawab Anjas singkat, lalu melirik ke Giselle dan melihat si gadis yang mencebikkan bibirnya, persis anak itik.
"Makasih, dah lah!" ucap Giselle ketus, nampak sekali jika Giselle terpaksa mengucapkan itu, pasalnya bukan hanya karena Anjas nilainya naik, karena tiap malam pun ia selalu begadang untuk belajar.
Anjas yang gemas pun langsung tergelak, bahkan tangan kanannya otomatis bergerak untuk mengacak asal rambut Giselle. Mengusap-usap pucuk kepala itu berulang kali.
Membuat 2 jantung sekaligus seolah berhenti berdetak.
Lili yang tiba-tiba kehilangan senyumnya dan Gala yang tiba-tiba menghentikan langkahnya saat melihat pemandangan itu. Anjas yang mengusap pucuk kepala Giselle.
"Gal, kenapa? ayo pulang," ajak Arumi, ia bingung sendiri saat melihat Gala yang tiba-tiba menghentikan langkah, namun belum sempat Arumi melihat arah tatap Gala, Gala sudah lebih dulu berjalan dan Arumi dengan sigap mengikuti.
Sementara Robby dan Usman yang masih berada di sana pun melihat kearah tatapan Gala tadi, dan melihat Anjas, Giselle dan Lili di ujung sana.
"Kenapa ya?" tanya Usman, bertanya-tanya kenapa Gala sampai seperti itu, menghentikan langkah lalu tiba-tiba berwajah dingin.
"Au ah, gelap," balas Robby.
"Anjas!" teriak Robby pula pada sang sahabat di ujung sana. Anjas yang dipanggil pun menoleh lalu segera berlari menghampiri Robby dan Usman. Meninggalkan Giselle dan Lili yang mendadak jadi diam-diaman, tepatnya Lili mendiami Giselle.
"Ayo balik, ngapain nemuin Giselle sama Lili? emangnya masih mau belajar?" tanya Usman, menyelidik. Mereka bertiga pun mulai melangkahkan kakinya untuk menuju parkiran sekolah. Robby, Usman dan Gala pun tahu jika Anjas diminta bu Tuti untuk menjadi guru Privat Giselle dan Lili. Awalnya bu Tuti ingin meminta bantuan Gala, namun urung karena menyadari jika Gala sudah sibuk dengan urusan OSIS.
"Nggak lah, kan istirahatnya cuma jam istirahat kedua doang."
"Terus?" tanya Robby dan Usman bersamaan, membuat Anjas jadi mengeryit bingung.
Namun Anjas tetap menjelaskan kenapa ia tadi menemui Giselle dan Lili, memberi tahu bu Tuti tentang kemajuan nilai kedua siswi itu agar Giselle dan Lili tidak di hukum.
Meskipun akhirnya Giselle dan Lili tetap di hukum, hanya saja masa hukumannya dikurangi.
Robby dan Usman ber Oh ria, lalu segera menuju motor masing-masing saat sudah sampai di parkiran. Sementara Giselle dan Lili berjalan beriringan menuju halte Bus seperti biasa. Berjalan selama 5 menit dan kemudian sampai di halte itu. Berdiri karena sudah tidak mendapat tempat duduk lagi.
"Kayaknya mau hujan ya Li? kita nggak bawa payung lagi," ucap Giselle seraya terus melihat ke arah langit.
"Aku bawa kok," jawab Lili, suaranya terdengar dingin namun Giselle tidak menyadari itu.
"Bagus deh."
Giselle tak tahu jika Lili tengah kalut, sibuk dengan pikirannya sendiri yang menerawang jauh. Memikirkan banyak hal, bagaimana jika Anjas menyukai Giselle dan bukan dirinya? bagaimana jika ternyata Future Husband Giselle adalah Anjas? bagaimana dia harus bersikap jika semuanya seperti itu.
Lili menoleh menatap Giselle yang asik sendiri dengan ponselnya, memainkan game kesukaan mereka, Plant Vs Zombie. Menanam bunga matahari untuk membeli senjata melawan Zombie.
Giselle bahkan tak sadar jika Bus mereka sudah datang dan Lili segera menarik tubuh sahabatnya itu untuk masuk ke dalam Bus.
Lili memainkan game itu dengan ponselnya sendiri. Sengaja sok sibuk agar saat Giselle bertanya padanya ia bisa menjawab dengan malas-malasan.
Padahal yang sebenarnya ia memang tidak ingin bicara dulu dengan Giselle, hatinya masih sakit saat membayangkan Anjas mengusap-usap pucuk kepala Giselle.
Hingga hari berlalu dan sekolah pun di mulai lagi. Giselle dan Lili datang lebih pagi karena hari ini mereka mulai menjalani hukuman dari bu Tuti.
Menyapu taman sekolah yang cukup luas. Sebenarnya untuk membersihkan taman ini sudah dibuat jadwal piket. Taman depan bagian kelas 1, taman tengah bagian kelas 2 dan taman belakang bagian kelas 3. Tiap murid dari kelas A sampai E pasti kebagian jatah menyapu taman ini.
Namun khusus untuk kelas 3, seminggu ke depan mereka semua libur, karena Giselle dan Lili yang akan menggantikannya.
Giselle dan Lili mulai menyapu, cukup lama keduanya hanya sibuk dengan daun-daun itu sampai tak ada suara.
Sampai akhirnya Giselle menghentikan tangannya dan menatap Lili lekat yang masih sibuk menyapu, dilihatnya wajah Lili yang nampak dingin, ia baru menyadari jika ada yang berubah dari sang sahabat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Eti Alifa
sumpah ceritanya bagus👍🏻
2024-04-18
1
Mukmini Salasiyanti
anjad vs giselle??
serrrrru nihhhh
2024-01-15
0
Ida Ulfiana
kayaknya anjas suka sm gisel wah jd huru hara dong
2023-11-30
0