Ujian kenaikan kelas sudah usai, penerimaan raport juga sudah. Kini murid SMAN 1 sedang menikmati liburan sekolah mereka selama 2 minggu.
Giselle dan Lili hanya menghabiskan liburan ini di rumah, tidak seperti teman-teman mereka yang lain yang rata-rata pergi berlibur.
Bahkan selama libur pun Giselle harus kuat-kuat menahan rindu, karena tidak bisa bertemu dengan sang pujaan hati.
“Bunda, minta uang jajan dong?” pinta Giselle pada sang ibu. Saat ini keluarga pak Bambang sedang berkumpul di meja makan, baru saja selesai sarapan.
“Kamu kan libur, kok minta uang jajan?” tanya Saras seraya menatap curiga sang anak.
“Giselle mau beli MG Glouw Bunda, biar Giselle makin cantik mempesona.”
“Kamu nggak malu minta uang jajan sama bunda buat beli MS Glouw itu? Inget nggak kamu berapa nilai raport mu? Hah? Dari kelas 1 sampe kelas 3 kok betah banget di kelas E, orang itu ada kemajuan, kelas 1 di kelas E, kelas 2 naik ke kelas D, kelas 3 naik ke kelas C, nggak usah muluk-muluk mau kelas A, C aja bunda sudah syukur minta ampun... bla bla bla,”
Urutan kelas di SMAN 1 memang berdasarkan kemampuan murid, semua murid pintar akan berada di kelas A, sementara Murid yang membutuhkan bimbingan lebih berada di kelas E.
Pak Bambang menutup telinganya rapat-rapat, sementara Gilang melipir pergi dari meja makan, sedangkan Giselle mencebik dengan merunduk. Niat hati hanya ingin meminta uang jajan, tapi malah berakhir diceramahi panjang lebar seperti ini.
Ceramah panjang lebar, semua kesalahan Giselle disebutkan secara rinci satu per satu. Bunda nya itu memang memiliki ingatan yang sangat baik ketika sudah membicarakan tentang kesalahan si anak bungsu, Giselle.
“Bunda, sudah bundaa, yang penting kan Giselle naik kelas,” bela pak Bambang pada si anak bungsu. Kasihan juga melihat Giselle yang menunduk seperti itu.
“Terus saja Ayah belain, gara-gara Ayah selalu manjain Giselle ya gini jadinya, dia bla bla bla”
Kini giliran pak Bambang yang diceramahi, Giselle yang melihat ada celah untuk kabur pun tidak menghilangkan kesempatan.
Pelan-pelan ia melipir dan meninggalkan meja makan, menjadikan sang ayah jadi tumbal.
Anak durhaka, batin pak Bambang saat melihat Giselle yang pergi.
Setelah cukup akan Giselle mempercepat langkahnya, bahkan sedikit berlari mendatangi kamar sang kakak dan mengunci pintunya rapat-rapat, mencari perlindungan di sana.
“Huh!” Giselle menghela napas lega dan lalu menghampiri sang kakak yang tengah duduk di meja belajarnya.
“Abang lagi apa?” tanya Giselle, ia memilih untuk duduk disisi ranjang dan memperhatikan.
“Koreksi nilai Dek,” balas Gilang apa adanya, Gilang adalah seorang mahasiswa semester 5, menjabat pula sebagai asisten dosen untuk beberapa mata kuliah.
“Kamu mau beli bedak?” tanya Gilang, ia menghentikan pekerjaannya dan memutar kursi, menatap sang adik yang usianya lebih muda 3 tahun.
“Bukan bedak Bang, Cream.”
“Berapa harganya?”
“1 paket 300 ribu.”
Gilang membuka laci mejanya dan mengambil uang 400 ribu, lalu memberikannya pada sang adik. Uang itu adalah gajinya sebagai Asisten Dosen.
“Ha? Buat aku Bang?” tanya Giselle tidak percaya, bahkan mulutnya menganga saat menerima uang itu.
“Iya, tapi ada syaratnya.”
“Apa?” tanya Giselle cepat, mendadak cemas.
“Belajar yang bener, kamu sekarang sudah kelas 3, harus pikirkan apa yang jadi prioritas untuk kamu. Harus memikirkan nanti setelah lulus mau lanjut kuliah di universitas mana. Harus apa untuk bisa mencapai itu,” jelas Gilang dengan suaranya yang pelan, mencoba memberikan pengertian pada sang adik.
“Setelah lulus dan kamu dapat nilai jelek, kamu tidak akan bisa mengulang lagi, seumur hidup nilai itulah yang selalu dilihat untuk menilai kualitas diri kamu,” timpal Gilang lagi.
Membuat Giselle menelan ludahnya dengan susah payah, dan meremat uang 400ribu di tangannya.
Ucapan sang kakak membuatnya mati kutu, membuatnya bungkam seribu bahasa.
Ucapan yang menusuk tepat di jantung hatinya.
Liburan kenaikan kelas kali ini adalah liburan terburuk yang pernah dijalani oleh Giselle.
Tidak ada bersenang-senang, tidak ada tawa yang menggelegar.
Dia hanya diam, merenungi hidupnya sendiri.
Menukarkan masa depannya dengan 1 paket cream pemutih MS Glouw. Dulu dia berniat membeli cream ini untuk membuatnya semakin cantik. Jadi setelah liburan usai ia bisa tampil lebih percaya diri dihadapan Gala.
Namun kini rasanya niat itu urung.
Karena setiap hari semua keluarganya mengingatkan untuk dia berhenti bermain-main. Berhenti mengejar seseorang yang selalu Giselle sebut sebagai My Future Husband. Karena kini yeng terpenting adalah Giselle memikirkan hidupnya sendiri, your future life.
“Banyak banget yang nggak restuin hubungan kita Gal, apa aku harus bener-bener lupain kamu?” gumam Giselle. Menerawang masa depannya dengan Gala yang nampak suram.
Kini ia dihadapkan pada 2 piilihan.
Membeli Cream MS Glouw atau membeli buku-buku mata pelajaran yang selama ini ia acuhkan.
“Jangan galau Sell, kita beli dua-duanya, kamu beli buku pelajaran dan aku yang beli Cream MS Glouwnya, nanti kita kongsi,” putus Lili dengan senyum kudanya.
“Sip!” balas Giselle setuju. Semudah itu ia kembali ceria dan langsung lupa dengan semua kegalauannya.
Dua anak remaja ini lantas melanjutkan langkahnya untuk masuk ke toko kecantikan itu, lalu setelahnya menuju toko buku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
andi hastutty
Nah belajar giselle biar kamu kelihatan
2024-08-26
1
Ida Ulfiana
gisel sm lily ni pemikiranya cetek bngt sih
2023-11-30
3
May Keisya
gampang amat😂😂😂
2023-10-26
0