Hubungan Giselle dan Gala kini berubah jadi semakin buruk. Kedua insan itu terus saling sindir dan beradu mulut.
Giselle yang sejatinya gadis cerewet tak henti-hentinya mengumpat si ketua OSIS itu.
Seperti saat ini saat mereka berdua berada di kantin di istirahat pertama. Giselle dan Lili duduk bersama, sedangkan Gala dan ketiga temannya yang lain duduk di meja sebelah Giselle.
"Laki-laki mata keranjang hidung belang tubuh polkadot ya begitu, mentang-mentang jadi KeTos, ada murid baru langsung gaet, ada murid baru langsung gaet!" ketus Giselle, bukan hanya Gala yang mampu mendengarnya, teman-teman sekelas mereka pun ikut mendengar pula.
Malah jadi tontonan asik sambil menikmati jajan di kantin pagi ini. Mereka bahkan saling bertaruh, siapa yang akan menang diantara Giselle dan Gala.
Jika dihitung pendukung Giselle lebih banyak.
"Apa maksudmu bicara seperti itu?" tanya Gala pada Giselle, bawa-bawa Ketos tentu sindiran itu untuknya.
"Nggak ada maksud apa-apa kok, emang situ siapa? KeGRan, cih!" balas Giselle dengan gayanya yang sangat menyebalkan.
Anjas, Robby dan Usman terkekeh, pemandangan ini memang cukup indah untuk diperhatikan.
"Ketos yang aku bicarain itu ketos SMK kok, bukan kamu," timpal Giselle lagi dengan tatapannya yang menghina, si pembuat onar ini memang memiliki mulut yang pedas dan wajah yang menyebalkan ketika sudah beraksi.
"Ketos SMK sebelah kan lebih ganteng ya Li? lebih tinggi, lebih putih, lebih lebih pokoknya. Iih nyesel, harusnya aku pilih ketos itu aja buat jadi my future husband," ucap Giselle pada Lili, berbicara dengan mengacuhkan Gala yang terus menatap kearahnya.
Dan Lili yang ditanya hanya diam membatu, bungkam seribu bahasa. Ia tak bisa berucap saat melirik Gala yang sudah nampak begitu marah. Tatapannya dingin dan begitu menusuk. Hii, sungguh mengerikan.
Lili hanya mampu menelan ludahnya dengan kasar.
"Jaga mulutmu, jangan asal bicara. Apa kamu kira kamu sudah sempurna?" tanya Gala pada gadis yang kini memalingkan wajah darinya.
Ditanya seperti itu membuat kepala Giselle mendidih.
"Tentu saja aku sempurna. Lagipula mau aku sempurna ataupun tidak itu tidak ada urusannya denganmu!" bentak Giselle, kini ia kembali menatap Gala. Keduanya saling tatap dengan tatapan tajam. Andai mereka berdua seorang mafia pasti sekarang sudah saling bunuh.
"Perempuan bar-bar."
"Memang dan aku bukan orang munafik sepertimu!"
Geram, Gala kembali mengusap kepala Giselle dengan kasar hingga rambut gadis cantik ini jadi berantakan. Dan Giselle yang tidak terima pun langsung memukul lengan Gala. Keduanya sampai bangkit dari duduk dan mulai berkelahi, Giselle terus memukul sementara Gala coba mencekal kedua tangan gadis ini.
Sampai akhirnya kedua tangan Giselle berhasil Gala pegang, saat Gala memeluk Giselle dari arah belakang.
Semua teman-teman mereka di kantin langsung bersorak, bahkan beberapa mengambil foto keduanya. Ada pula yang hanya tertawa dan memperhatikan. Gala dan Giselle dimata mereka benar-benar lucu. Cocok menjadi pasangan of the year saat perpisahan nanti, seperti anjing dan kucing atau seperti Tom dan Jerry.
Mendengar suara-suara ribut dari arah kantin, bu Tuti yang sedang berkeliling pun langsung menghampiri. Dilihat jelas olehnya Gala dan Giselle yang lagi-lagi bertengkar. Gala mencekal kedua tangan Giselle dengan cara memeluknya dari arah belakang, sementara Giselle terus meronta, bahkan Lili nampak maju mundur untuk melerai keduanya.
"Gala! Giselle!" pekik bu Tuti, yang seketika mengentikan semua gelak tawa dan pergerakan Gala dan Giselle.
Mendadak kantin yang tadinya rusuh jadi sunyi dan terkesan horor.
"Gala! kamu ini ketua OSIS bukannya kasih contoh yang baik malah mempertontonkan tindakan tidak benar seperti ini!" kesal bu Tuti dengan tatapannya yang lebih garang dari pak kepala sekolah.
"Dan kamu Giselle! kamu teruus saja buat keributan, kamu tidak bosan?!" kini giliran Giselle yang dapat amukan bu Tuti.
Giselle hanya merunduk seraya mencebikkan bibirnya kesal.
Bu Tuti lalu meminta pada keduanya untuk ikut dia ke ruang BK. Anjas, Lili, Usman dan Robby pun mengekor. Tapi mereka berempat hanya menunggu di depan pintu utama ruang guru. Sementara Gala dan Giselle masuk ke dalam ruangan bu Tuti.
"Setelah kalian putus kenapa kalian jadi sering sekali bertengkar?" tanya bu Tuti yang mulai duduk di kursi kebanggaannya, sedangkan Gala dan Giselle duduk di kursi terdakwa.
"Kami tidak pernah pacaran Bu." Gala yang Menjawab dan Giselle hanya diam dengan bibirnya yang mengerucut, mereka memang tidak pernah pacaran. Semuanya itu memang hanya khayalan Giselle seorang.
"Ya sudah lah, pokoknya semenjak hari itu ibu perhatikan kalian selalu saja berdebat. Kalau seperti ini lebih baik kalian pacaran saja, jadi sekolah bisa damai dan tentram," saran bu Tuti yang sudah lelah menengahi keduanya. Sudah dihukum pun Gala dan Giselle tetap bermusuhan.
Mendapatkan saran seperti itu Gala dan Giselle hanya diam, tidak ada yang berani buka suara. Lebih tepatnya keduanya sama-sama bingung mau menjawab apa, menanggapi bagaimana.
Jujur saja, Giselle memang masih mencintai Gala tapi tiap kali ingat kedekatan antara Gala dan Arumi, Giselle jadi kesal dan marah. Rasanya tak sudi lagi untuk menyukai Gala.
Dan bagi Gala, Giselle memang spesial. Tapi merasa mereka belum layak untuk pacar-pacaran. Masa SMA adalah masa dimana mereka berkembang, menemukan jati diri dan mulai memikirkan masa depan. Bukan dihabiskan untuk masalah cinta.
"Ibu beri waktu 30 menit, pokoknya selesaikan masalah kalian di ruangan ini. Kalau sampai kalian masih bermusuhan juga ibu akan keluarkan surat peringatan," ucap bu Tuti sekaligus mengancam. Setelah mengatakan itu bu Tuti pun keluar meninggalkan ruangannya, menyisahkan Gala dan Giselle di sana.
"Aku tidak sudi meminta maaf padamu," ucap Giselle, ia bahkan melipat kedua tangannya di depan dada, lalu memalingkan wajah enggan menatap ke arah Gala.
"Aku juga tidak akan meminta maaf, karena aku merasa tidak pernah bersalah."
"Cih! kamu lupa, kamu yang lebih dulu mengatakan kalau aku ini perempuan gampangan?" tanya Giselle pula dengan nada tidak terima. Bisa-bisanya Gala lupa atas kesalahan yang ia perbuat sendiri. Andaikan siang itu Gala tak mengatainya hubungan mereka tidak akan jadi se tegang ini.
"Bukannya memang seperti itu, setelah bosan mendekati aku kamu langsung mendekati Anjas."
Giselle diam, masih mencerna ucapan Gala.
"Mendekati bagaimana? Anjas kan memang diminta bu Tuti untuk jadi guru privat ku, ya kami harus dekat-dekat lah, kalau jauh-jauh ya gak denger ngomong apa," balas Giselle asal.
Kini Gala yang terdiam, merasa Giselle tidak mengerti maksudnya. Bukan dekat seperti itu yang dimaksud Gala. Namun kedekatan yang lebih intim. Mungkin Giselle kini sudah menganggap Anjas sebagai future husband nya.
"Benar kamu hanya menganggap Anjas sebagai guru privat mu?"
"Memangnya aku harus anggap Anjas apa?"
Lagi-lagi Gala terdiam, pertanyaan polos itu tidak mampu dia jawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
wkwk wkkw
mantab, sel..
hajar trus si Gala.....
kak Lunoxs..
thanks...
aqu terprovokasi...
hihihihi
2024-01-15
1
Suriani Lahusi Lajahiti
lucu lucu sampe ketawa tiwi aku
2023-12-30
0
May Keisya
udah ky LG di introgasi pacar🤣🤣
2023-10-26
0