Sudah diputuskan bahwa siswa penanggung jawab di kelas 3 E untuk studi tour besok adalah Giselle dan Lili.
Sebelum hari keberangkatan para siswa penanggung jawab harus mengikuti rapat atau breafing untuk membahas pelaksanaan studi tour besok. Karena besok mereka akan pergi, maka hari ini setelah bell istirahat kedua- dibunyikan para siswa dan siswi penanggung jawab berkumpul di ruangan OSIS.
Gala dan Anjas yang menjadi penanggung jawab di kelas A sekaligus perwakilan dari OSIS memimpin jalannya rapat siang ini. Memaparkan secara rinci rangkaian acara studi tour mereka di SMAN 1 Bogor selama satu minggu ke depan.
Juga beberapa peralatan yang wajib mereka bawa. Mengenal Bogor sebagai kota hujan, mereka diwajibkan untuk membawa payung dan baju hangat.
Giselle dan Lili yang duduk di barisan paling akhir pun setia mendengarkan, seraya menunggu selebaran yang dibagikan oleh Anjas sampai kepada mereka. Susunan acara, semua peralatan dan juga beberapa perturan sudah tertera di selebaran itu.
"Pegang ini baik-baik, kamu satu, kamu satu," ucap Anjas memberikan pada Giselle satu dan Lili satu. Tidak ingin keduanya sampai melupakan catatan penting ini. Sama seperti saat Giselle dan Lili melupakan catatan soal yang ia beri dulu.
Selesai rapat mereka semua bubar lalu kembali ke kelasnya masing-masing dan menyampaikan hasil rapat itu.
Gala dan Giselle yang tidak saling tegur sapa pun hanya saling melirik saat di penghujung rapat, sebelum mereka akhirnya benar-benar kembali berpisah. Gala ke kelas A sementara Giselle ke kelas E.
Ada perasaan mengganjal di hati yang sama-sama mereka rasa. Setelah kata maaf yang mereka ucapkan di ruangan bu Tuti, kini hubungan mereka malah berakhir seperti ini.
Giselle pun hanya bisa pasrah, pun dia sudah tidak mau lagi mengejar-ngejar Gala seperti dulu karena kini tujuan hidupnya sudah berubah, bukan lagi mengejar Gala Rudiyanto melainkan mendapatkan nilai ujian nasional yang baik. Lalu melanjutkan pendidikan di Universitas yang sama dengan sang kakak, Universitas Indonesia.
Sampai di kelas, Giselle dan Lili pun menyampaikan hasil rapat barusan pada semua teman-temannya.
Mereka semua mencatat dengan baik beberapa barang wajib yang harus mereka bawa.
Ada pula catatan tentang teman sekamar mereka saat di penginapan di Bogor besok. Setiap kamar akan diisi oleh oleh 5 orang.
"Kalau ada apa-apa langsung bilang ya! jangan buat rusuh, nanti kita dihukum lagi," ucap Giselle.
"Siap bu PJ!" jawab semua teman-temannya kompak.
Dan hari berlalu, hingga tiba saatnya seluruh murid kelas 3 pergi untuk perjalanan mereka menuju Bogor.
5 Bus pelajar sudah terparkir sempurna di lapangan sekolah, untuk membuat semua murid dari kelas A sampai E semakin dekat maka susunan duduk didalam bus pun sudah diacak, tidak berdasarkan kelas mereka masing-masing.
Nama-nama tiap murid pun sudah ditempel di pintu masuk bus-bus itu.
Giselle dan Lili masuk di bus 2, bersama 5 temanya yang lain. Lalu duduk pula di kursi yang telah disediakan.
"Yah Li, kita nggak duduk bareng."
"Hooh," jawab Lili, bahkan di setiap kursi pun sudah ada nama siswanya.
Saat Giselle ingin melihat ia duduk dengan siapa, ternyata nama siswa itu terjatuh di lantai. Giselle yang malas ambil pusing pun mengacuhkannya begitu saja, bahkan tidak peduli saat orang itu nanti kebingungan mencari kursi.
Lili pun memeriksa ia duduk dengan siapa dan saat melihat nama Anjas di sana seketika tubuhnya membeku.
"Mati aku mati aku mati akuu," gagap Lili dengan memegangi jantungnya yang tiba-tiba berdebar. Selama perjalanan nanti ia akan duduk bersama Anjas terus, pulang pergi Jakarta Bogor.
OH MY GOD! pekik Lili di dalam hati, ia seperti mendapatkan durian runtuh. Rasanya jadi bahagia sekali tidak duduk bersama dengan Giselle.
Setelah semua murid mendapatkan kursinya, Giselle dan Lili pun kembali turun untuk memastikan semua teman-temanya sudah mendapatkan kursi.
Dan saat dirasa semuanya aman, Giselle dan Lili pun kembali ke Bus 2 dan semua Bus mulai berjalan menuju Bogor.
Deg!
Jantung Giselle mendadak tersengat saat melihat Gala duduk disebelah kursinya. Ia hanya mampu menelan ludah dan meminta Gala untuk menyingkir sebentar, karena dia akan duduk di dekat jendela.
Pelan-pelan Giselle pun duduk disebelah Gala dan Bus pun mulai melaju keluar dari sekolah.
Ibu Maryani guru di dalam Bus ini pun mulai menyapa semua murid, juga memimpin doa agar perjalanan mereka selamat sampai di tujuan.
Hening.
Satu kata itulah yang ada diantara Giselle dan Gala saat ini. Tubuh keduanya sangat dekat, bahkan sesekali bahu mereka pun saling bersenggolan, namun tidak ada satupun diantara mereka yang buka suara.
Dekat tapi terasa jauh.
Baik Gala ataupun Giselle, bingung bagaimana cara memulainya. Apalagi di pembicaraan mereka yang terakhir Giselle meminta maaf karena selama ini selalu mengganggu Gala, itu artinya kini Giselle tidak akan lagi menganggu pria ini lagi kan?
Berarti mengajak bicara Gala pun tidak kan? karena mungkin saja hal itu masih menganggu Gala.
Beberapa jam di perjalanan dan akhirnya mereka sampai di Bogor. Seperti namanya yang dikenal kota hujan, belum apa-apa mereka sudah disambut dengan hujan saat sampai di penginapan. Tidak terlalu deras memang, namun cukup membuat tubuh mereka basah jika tidak membawa payung.
Bu Maryani pun menghimbau pada para murid untuk langsung berlari ke penginapan tanpa mengambil tas mereka di bagasi. Tas-tas itu nanti akan diambilkan oleh para penanggung jawab kelas saja.
Inilah susahnya jadi PJ, batin Giselle dan Lili kompak, meski mereka tidak duduk bersama.
Akhirnya satu per satu siswa turun dari dalam Bus, dan mulai berlari menuju ke penginapan bagi yang tidak membawa payung. Kalau bawa payung ya jalan saja, tidak perlu lari-lari karena takut basah. Disaat semua murid sudah turun, Giselle berung kali merogoh tas ransel kecil yang dia bawa, mencari-cari payung.
Kemudian ingat jika payung itu tertinggal di dalam mobil sang ayah.
Oh entut! batin Giselle, kesal sendiri.
"Giselle, kenapa belum turun?" tanya bu Maryani, kini tinggal mereka berdua di dalam Bus.
Giselle terdiam, takut untuk menjawab dan mengatakan lupa membawa payung. Takut dimarah karena teledor, apalagi Giselle kini adalah salah satu PJ.
"Kamu tidak bawa payung? ini pakai payung ibu," ucap bu Maryani lagi dan berhasil membuat Giselle terenyuh, ternyata bukannya di marahi tapi bu Maryani malah menawarkan payung untuknya.
"Terima kasih Bu, tapi tidak usah. Payungnya ibu yang pakai saja, aku kan masih muda, kuat!" seloroh Giselle hingga membuat bu Maryani menggelengkan kepalanya kecil.
"Ya sudah, kamu tunggu disini, ibu akan turun dan meminta Lili untuk menjemputmu."
Giselle menganggukkan kepalanya dengan antusias. Lalu berdiri diambang pintu Bus dan melihat bu Maryani yang mulai masuk ke dalam penginapan. Lalu ia melihat Lili di ujung sana yang hendak menjemputnya. Dari jarak jauh itu Giselle dan Lili saling lambai.
Dan lambaian itu terputus saat tangan Giselle tiba-tiba di tarik oleh seseorang.
Gala menarik Giselle hingga turun dari dalam Bus dan membawa Giselle untuk masuk ke dalam payungnya.
Deg deg, deg deg
Debaran itu kembali Giselle rasa. Apalagi saat Gala menarik bahunya mendekat agar mereka sama-sama aman dalam satu payung ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
eh.... eh.... eeeeeeee
si babang galak....
bisa jg yeeeee romantis...
hihihihi
2024-01-15
1
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
ah elaaahh bisa aja nih bocah kulkas bikin pembaca mesem2 😍😍😍
2023-12-21
1
Mustika Ningsih
Sweet bgt nih si se gala gala gala nya.. jantung aman sel?
2023-12-13
1