Hari kedua studi tour.
Hari ini seluruh murid SMAN 1 Jakarta akan mengunjungi SMAN 1 Bogor. Ada acara sambutan di sana untuk mereka, sebuah pentas seni yang sudah dipersiapkan dengan begitu apik.
Pukul 8 pagi mereka semua sudah sampai di SMAN 1 Bogor, para guru bahkan kepala sekolah pun ikut menyambut kedatangan mereka, lalu mengarahkan semua orang untuk langsung menuju Aula sekolah. Di sana lah nanti akan di adakan pentas seni. Namun sebelumnya akan ada kata sambutan dari kedua belah pihak sekolah.
Gala sedari tadi terus memperhatikan Giselle, melihat dimana gadis itu akan duduk. Sampai akhirnya ia melihat Giselle dan Lili yang sudah mendapatkan kursi.
Menyelip diantara banyak teman-temannya, Gala mengincar sebuah kursi kosong di sebelah Giselle. Ia ingin duduk disebelah gadis barbar itu selama acara berlangsung.
Namun dua langkah lagi sampai, kursi yang ia incar lebih dulu di duduki oleh Anjas.
Seketika kikuk pun terjadi, saat Gala tiba-tiba menatap tajam Anjas.
"Eh sorry, aku duluan ya yang dapat kursi ini," ucap Anjas tanpa ada rasa bersalah. Kursi itu memang milik umum, bukan khusus untuk Gala ataupun khusus untuk Anjas. Intinya siapa cepat dia dapat dan sepertinya ini adalah kursi terakhir yang kosong.
Anjas tersenyum kuda, bahkan menjulurkan lidahnya kecil. Melihat itu rasanya Gala ingin sekali menghajar sahabatnya ini.
Sampai akhirnya terdengar suara seorang gadis yang mengalihkan perhatian mereka, termasuk Giselle dan Lili.
"Gala!" panggil Arumi.
Gala, Anjas, Giselle dan Arumi menoleh ke arah sumber suara. Melihat Arumi yang melambai pada Gala dan memberi isyarat agar Gala duduk di sebelahnya.
Giselle mencebik, Anjas makin tersenyum lebar dan Lili tidak peduli.
Dengan berat hati Gala pun melangkahkan kakinya dari sana, mendatangi Arumi dan duduk di kursi kosong itu. Kursi terakhir dan tidak ada pilihan yang lainnya lagi.
"Kenapa kamu ke sana? di sana kan sudah tidak ada kursi kosong," ucap Arumi saat Gala sudah duduk dengan sempurna.
"Menemui Giselle," jawab Gala singkat dan fokus menatap ke depan. Belum sempat Arumi kembali buka suara, sudah mulai terdengar suara mikrofon yang mengatakan acara akan segera dimulai.
Sambutan pertama disampaikan oleh ketua OSIS SMAN 1 Bogor. Semua murid SMAN 1 Bogor yang juga ada di Aula itupun bersorak, saat ketua OSIS tampan mereka mulai masuk ke atas fodium.
Giselle dan Lili si penyuka pria tampan pun ikut bersorak merasa kagum pula.
Siswa tampan dengan kaca mata yang makin terlihat menarik, belum lagi senyumnya yang begitu manis.
"Aa!!" teriak Giselle dan Lili diantara riuh semua murid wanita di sana.
Anjas dan Gala yang melihat tingkah kedua gadis itupun mendengus kesal. Ternyata para wanita juga mata keranjang.
"Kalian ini bagaimana sih, katanya Giselle suka dengan Gala, Lili suka denganku, lalu kenapa masih teriak-teriak saat melihat siswa itu?" tanya Anjas dengan percaya dirinya. Bertanya dengan nada sedikit kesal.
"Kamu itu ada di hatiku, dan ketua OSIS didepan sana ada di mata ku." Lili yang menjawab.
"Aw gemesh!" ucap Lili dan Giselle kompak.
Anjas yang duduk di sana hanya mampu menghembuskan nafasnya pelan. Sedikit menyesal duduk di kursi ini.
Bagi Giselle dan Lili, Gala dan Anjas memang my future husband mereka. Tapi bukan berarti mereka buta, mata mereka tetap bisa melihat pria tampan.
Bahkan mungkin jika pria tampan itu mendekati mereka, mereka akan dengan cepat berpaling.
Rumus fisikanya : Ketampanan sejajar garis lurus dengan cinta.
Kekehan kedua gadis ini mereda saat ketua OSIS SMAN 1 buka suara, dia memperkenalkan diri dan ternyata namanya adalah Hasan Ali, dipanggil Ali.
Giselle dan Lili bisik-bisik, cicit-cicit terdengar mereka menyebut Ali.
Anjas yang mendengarnya sungguh geram.
Selesai Ali mengucapkan kata sambutan dan selamat datang, kini giliran Gala yang maju. Membawa catatan yang semalam ia buat bersama Giselle.
Melihat itu Giselle tersenyum kecil, ada perasaan menghangat dihatinya yang tiba-tiba muncul, bahkan bunga yang nyaris kuncup kini kembali mekar bahkan merekah.
Sama hal nya dengan Ali, ketampanan Gala pun mencuri perhatian semua orang di sana. Namun pembawaan siswa kota pada Gala makin membuatnya memiliki karisma.
Jika tadi Gala yang kesal melihat sikap Giselle meneriaki Ali, kini giliran Giselle yang mendengus kesal saat mendengar para siswi meneriaki Gala.
Selesai acara sambutan dari kedua ketua OSIS, kini layar monitor berukuran besar di depan sana pun menyala. Seketika ruangan Aula meredup, membuat layar monitor itu terlihat semakin terang.
Di sana, ada pula beberapa kegiatan bersama yang akan mereka lakukan nanti. Jika hari ini akan ada pentas seni dan saling mengenal satu sama lain, maka besok mereka akan belajar membuat batik bersama-sama di lapangan sekolah.
Murid SMAN 1 Bogor akan membantu Murid SMAN 1 Jakarta melukis kain dengan motif rumit itu.
Semua penjelasan pun selesai dan kini pentas Seni mulai di pertontonkan. Cahaya lampu di Aula kembali hidup, bahkan sound untuk pentas seninya pun mulai menyala.
Kesenian yang ditampilkan adalah Karinding dan Celempung yang merupakan jenis kesenian Sunda.
Semua orang hanyut dalam pentas seni itu, kecuali seseorang yang bernama Gala. Sepanjang acara berlangsung, ia bukan menatap ke depan sana, melainkan melihat ke arah Giselle. Melihat saat gadis itu tertawa, saat sedang saling membisikan kata-kata dengan Lili.
Gala sungguh tidak menyukai perubahan ini, dia tidak suka saat ada orang lain disebelahnya. Juga tidak suka saat ada orang lain disebelah Giselle, meskipun orang itu adalah Anjas sekalipun. Dia mau seperti dulu, dia mau Giselle terus menganggu dan mengikuti dia seperti dulu.
Pentas seni yang meriah dan ramai ini tidak mampu membuat Gala goyah, ia tetap bergeming menatap Giselle.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Eka Chusnul Msi
🤣🤣🤣🤣
2024-04-29
0
Mukmini Salasiyanti
syokoriiinnnnn...
2024-01-15
0
ηα∂нιяα zαняα 💞💞
hahaha gantian ya, skarang gala yang ngejar" giselle
2023-06-11
0