Irfan melajukan mobilnya dengan kencang ke arah rumah sakit, ia berfikir keras bagaimana nanti harus bersikap di depan Shinta dan Kakeknya, alasan apa yang akan ia kemukakan kepada mereka, kenapa tadi ia sampai terlena dan lupa memperhatikan keberadaan Shinta.
Jika saja bukan karena perintah sang Papa, Irfan tidak akan peduli tentang apapun pemikiran keluarga Hakim Pradana tentang dirinya, toh masih banyak gadis-gadis cantik yang mengejar, rela memberikan cinta dan tubuhnya tanpa ia harus bersusah payah mencari muka.
Mobil terus melaju dengan kencang hingga sebentar saja Irfan sudah sampai di halaman rumah sakit. Ia memperbaiki penampilan rambutnya dengan berkaca dan mempersiapkan jawaban apa yang harus ia berikan kepada Shinta nanti.
Irfan terus berjalan memasuki lorong yang menuju ke ruangan Kakek Hakim, ia berhenti di ujung lorong saat melihat Bayu dan Shinta sedang duduk di kursi tunggu. Irfan kesal kenapa Bayu selalu ada di dekat mereka sehingga bisa mempersulit diri Irfan untuk segera melaksanakan rencananya.
Bayu dan Shinta disana saling diam, Shinta masih merasa bersalah atas apa yang terjadi dengan Kakek. Dokter Artha yang keluar dari ruangan Kakek segera menghampiri mereka dan berkata," Dek...bisa tolong ikut ke ruangan Saya."
Shinta mendongak lalu melihat ke arah wajah dokter Artha dan berkata," Baiklah dok, saya akan ikut ke ruangan dokter", ucap Shinta lalu ia menoleh kepada Bayu dan berkata," Bay...kamu disini saja ya, tungguin Kakek, aku takut terjadi apa apa dengan Beliau."
Bayu pun mengangguk dan berkata," Pergilah!, jangan khawatir tentang Kakek, Inshaallah beliau pasti akan pulih seperti sebelumnya.
Shinta segera mengikuti langkah dokter Artha menuju keruangannya, kemudian dokter Artha mempersilahkan Shinta untuk duduk dan beliau berkata," Begini dek, kondisi kakek ngedrop salah satunya karena fikiran dan sisa-sisa racun kemaren ikut mempengaruhi kondisi paru-paru dan jantungnya. Lagipula usianya juga berpengaruh terhadap lemahnya organ tubuh beliau, jadi tolong dek tenangkan hati dan fikiran beliau, sementara saya akan terus bantu dengan obat dan perawatan", ucap dokter Artha kepada Shinta.
"Baik dok, saya akan ikuti saran dokter. Terimakasih ya dok atas sarannya, saya permisi dulu mau melihat Kakek", ucap Shinta.
"Silahkan dek", jawab dokter Artha.
Shinta meninggalkan ruangan dokter, hendak kembali menemui Bayu namun tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang dari belakang. Hampir saja ia berteriak namun Irfan membekap mulutnya dan langsung menarik dan membawanya pergi dari sana.
Setelah agak jauh dari tempat itu barulah Irfan melepaskan Shinta. Shinta marah dan memukul Irfan sambil berkata," Apa-apaan kamu, kenapa kamu perlakukan aku seperti ini, kamu sudah seperti penculik saja!", ucap Shinta kesal.
"Maaf... please, maafkan aku. Aku sengaja menarikmu kesini karena malas melihat tuh siapa namanya? si pria yang sok ikut campur urusan orang."
"Maksud kamu Bayu?".
"Ya iyalah, siapa lagi...untuk apa dia disini terus, toh dia bukan siapa-siapa kalian seperti tidak punya rumah saja, atau jangan-jangan dia punya maksud lain untuk mendekatimu", ucap Irfan untuk memprovokasi Shinta.
"Enak saja kamu ngomong, kalau memang iya, apa juga peduli mu!"
"Ya jelaslah aku peduli, kamu kan pacarku enak saja dia mau mengambil kamu, langkahi dulu mayat ku", ucap Irfan lagi.
"Pacar??", ucap Shinta dengan mencibir.
"Jika aku benar pacar kamu, kamu tidak akan bersikap seperti tadi!", ucap Shinta kesal.
"Maaf, aku tadi dapat telephone dari papa ada hal penting yang harus aku kerjakan untuk mendukung bisnis papaku jadinya aku meninggalkanmu".
"Begitu pentingnya hingga sedikitpun kamu tidak punya waktu untuk menyaksikan orang-orang yang paling penting dalam hidupku untuk terakhir kali dan kamu juga tidak peduli kan dengan apa yang terjadi sama aku tadi!", ucap Shinta dengan nada semakin marah dan hampir menangis.
Irfan memegang tangan Shinta, ia ingin berpura-pura menunjukkan bahwa dirinya menyesal telah mengabaikan Shinta.
Shinta yang masih emosi menghempaskan tangan Irfan dengan kuat, lalu ia berniat pergi dari sana meninggalkan Irfan.
Irfan kembali menarik tangan Shinta dan berkata sambil memohon," iya...aku mengaku salah, tolong maafkan aku ya. Aku tidak akan mengulangi perbuatan seperti ini lagi, aku akan perhatian terus sama kamu", ucap Bayu untuk meyakinkan Sinta.
"Untung saja ada Bayu, jika tidak aku pasti masih tergeletak di sana di depan makam", ucap Shinta lagi.
"Maaf Yang, maafkan aku. Kamu mau kan memaafkan aku, aku sayang kamu", gombal Irfan lagi untuk meluluhkan hati Shinta.
"Jika kamu mau minta maaf, minta maaflah langsung kepada Kakekku, gara-gara aku membelamu dihadapan beliau, hal ini membuatnya sakit lagi".
Irfan ragu, ia belum tahu harus menggunakan alasan apa untuk membela diri dihadapan Kakek, namun ia harus menemui Kakek untuk mendapatkan simpatinya Shinta kembali.
"Ayo...takut kamu bertemu Kakek", ucap Shinta sambil berjalan kembali menuju keruangan Kakek.
Irfan akhirnya setuju dan berjalan di belakang mengikuti Shinta.
Bayu yang melihat kedatangan Shinta bersama Irfan sedikit kesal, dalam hatinya berkata", Pria nggak punya tanggung jawab dan nggak punya malu masih berani **me**nampakkan wajahnya disini."
Shinta mendekati Bayu dan bertanya", Bagaimana keadaan Kakek Bay? apakah suster Chintya masih ada di dalam Bay?"
"Alhamdulillah Kakek baik-baik saja, tadi sedang tidur saat aku tinggal keluar. Suster Chyntia masih menjaga Kakek di dalam, lalu apa yang dokter katakan Shin?", tanya Bayu kepada Shinta.
Kemudian Shinta mengatakan semua yang tadi di katakan oleh dokter Artha, lalu Bayu mengomentari nya, "Jika begitu kenapa kamu mau bawa dia masuk menemui Kakek, bukan apa-apa aku takut saja jika kakek nanti kesal melihat kedatangannya bagaimana? kan malah membuat kesehatannya kembali memburuk."
Shinta sejenak ragu, Irfan yang mendengar perkataan Bayu merasa tidak senang kemudian ia berkata," Apa urusanmu, kamu tidak usah mencampuri urusan kami, kamu hanya orang luar, kami tidak membutuhkan pendapatmu."
Kemudian Irfan menarik tangan Shinta dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan Kakek. Bayu tidak berkata apapun lagi, Irfan memang benar dia hanya orang luar.
Shinta dan Irfan yang sudah berada di dalam ruangan, mereka melihat Kakek sedang tertidur. Shinta tidak mau membangunkan Kakeknya, iapun berbalik ingin keluar namun Irfan yang tidak ingin kedatangannya sia-sia, kemudian sengaja menyenggol kursi yang ada di sana hingga menimbulkan suara berisik, ia berharap hal itu membuat sang kakek terbangun.
Ternyata usaha Irfan berhasil, Kakek terbangun sambil terbatuk-batuk. Shinta memelototkan matanya kepada Irfan, ia kesal kenapa Irfan sampai menyenggol kursi itu hingga membuat sang Kakek terbangun.
Shinta yang melihat kakek terbatuk-batuk segera mengambilkan minum, lalu mengambil sedotan dan perlahan memberikan minum itu kepada sang Kakek.
Bagaimanakah sikap Kakek terhadap Irfan? apakah Kakek akan memaafkan atau malah mengusir Irfan? ikuti cerita selanjutnya ya guys.....🙏😉
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys.....vote, like, comment dan rate bintang limanya 🙏😉
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Atik Marwati
usir aja irfan
2023-03-21
0
Santoso Zha
lanjuuut
2022-06-24
0
Lucia Trisusilowati
MAKIN SERU👍👍.. Bayu Kerjaannya apa tohh..
2022-06-14
0