Chintya merasa takut, jika ternyata kecurigaannya benar, dia harus bertanggung jawab atas keteledorannya ini, bisa saja ia di pecat dari pekerjaannya sebagai perawat dan bahkan bisa di jebloskan ke penjara jika sampai terjadi hal buruk terhadap pasien yang dirawatnya.
Saat Chintya pergi ke laboratorium, Bayu lah yang menjaga Kakek untuk sementara sampai Chyntia kembali. Bayu duduk disamping tempat tidur sambil memperhatikan wajah tua yang terlihat tenang dalam komanya itu.
Bayu merasakan kecemasan lalu berusaha menenangkan diri serta berdoa berharap tidak ada hal serius yang bisa memperburuk kondisi kesehatan kakek Hakim.
Sambil terus memperhatikan wajah sang Kakek Bayu pun berkata, "Kek...cepatlah sadar, hanya Kakek lah yang bisa menjelaskan semuanya tentang kecelakaan itu dan kenapa ada orang yang menyelinap masuk kesini, apa sebenarnya tujuan mereka, apa mereka ingin mencelakai kakek lagi?, sadarlah kek, kasihan Shinta cucumu, dia sendirian menunggumu diluar, dia bilang sudah tidak memiliki siapapun lagi", ucap Bayu memohon sambil menggenggam tangan Kakek Hakim.
Lalu Bayu melanjutkan ucapannya, "Jika Kakek tidak sadar juga, aku tidak sanggup untuk berteman apalagi menjaganya kek, cucumu itu garang seperti singa betina yang siap menerkam. Baru sekali ini aku mengenal gadis judes, jutek, sombong seperti itu Kek!, aku bertahun pun tahan jika harus menjagamu setiap hari seperti ini namun jika harus berteman dan menjaga Shinta jangankan setahun seminggu saja mungkin aku sudah menyerah."
Chintya yang baru saja tiba disana terus memperhatikan interaksi Bayu terhadap Kakek Hakim, ia merasa kagum terhadap pemuda itu. Dia tidak hanya tulus menolong kakek dari tragedi kecelakaan maut itu namun ia juga tulus berusaha ingin membuat Kakek sadar, bahkan ia mau menjaga gadis sombong itu.
Saat melihat Chintya datang, Bayu pun segera berdiri dari duduknya lalu menghampirinya dan bertanya," Bagaimana hasil lab nya sus, apa sudah keluar?"
"Hasilnya langsung di kirim ke dokter Artha Mas, besok pagi pasti dokter Arthm kita."
"Mudah-mudahan hasilnya bukan hal yang serius ya Sus."
"Iya Mas, kita sama berdoa saja ya Mas. Oh ya, gadis yang tertidur di luar sepertinya sudah bangun dan mencari keberadaan Mas."
"Iya Sus terimakasih sudah memberitahu saya, saya permisi dulu ya Sus."
Bayu meninggalkan ruangan ICU, bermaksud ingin menemui Shinta. Ia tahu Shinta pasti takut sendirian disana. Melihat Bayu keluar dari ruangan Kakeknya, Shinta pun marah. Shinta memukul Bayu sambil berkata," Kenapa kamu bisa menjenguk Kakek malam-malam begini, sementara aku cucu kandungnya tidak boleh masuk, jangan-jangan kamu sengaja ya biar bisa mencelakai Kakekku!"
Kali ini kesabaran Bayu mulai hilang, dia menangkap lengan Shinta yang sudah beberapa kali melayangkan pukulan terhadapnya, menggenggamnya kuat-kuat hingga lengan tangan Shinta yang putih itu memerah dan dia merasa kesakitan serta meronta minta dilepaskan, namun Bayu tidak memperdulikannya, ia ingin memberi Shinta pelajaran.
"Kamu jangan asal bicara, sudah cukup ya kamu menghinaku, jika aku ingin mencelakai Kakekmu, saat kecelakaan itu saja aku bunuh beliau, kubiarkan beliau jatuh bersama keluargamu yang lain. Aku nggak perlu repot-repot menjaga kalian seperti ini, memangnya aku dapat apa jika membunuh beliau toh kamu juga yang akan senang kan sebagai ahli waris tunggal!", bentak Bayu hingga mengagetkan Shinta.
Shinta mendapatkan perlakuan seperti itu dari Bayu hanya bisa menangis, ia sebenarnya sadar pengorbanan Bayu untuk menyelamatkan kakeknya sungguh besar dan sebenarnya dia juga ingin mengucapkan terimakasih atas kebaikan Bayu terhadap dirinya namun entah mengapa
setiap melihat wajah Bayu sikapnya jadi berubah kasar. Semua yang ingin disampaikannya hilang yang ada hanya rasa bete, jutek dan selalu amarah yang menguasai dirinya.
Melihat Shinta menangis membuat Bayu tidak tega, ia segera melepaskan tangan Shinta sambil mengucapkan kata maaf, setelah itu Bayu mencari tempat duduk, memejamkan mata dan berusaha untuk tidur.
Jika ditanya hatinya, Bayu tidak akan tega tidur dengan membiarkan Shinta terjaga sendirian, namun rasa kesal membuatnya harus menghindar dari pandangan gadis itu.
Sejenak Bayu bisa beristirahat, namun kejadian barusan saat ada penyusup yang masuk ke ruangan ICU membuatnya tidak berani tidur, Bayu tidak ingin kecolongan lagi, ia takut terjadi hal yang buruk terhadap Kakek Hakim.
Udara dingin menjelang pagi dan rasa lelah akhirnya membuat Bayu tertidur dan ia baru terbangun saat alarm handphonenya berbunyi menandakan waktu subuh telah datang.
Bayu celingukan kesana kemari, ia mencari sosok Shinta yang tidak nampak lagi disana, namun kewajiban terhadap Robnya harus ia utamakan sebelum dirinya pergi mencari gadis itu.
Bayu menemui Suster Chintya, ia pamit mau pergi ke mushollah yang ada di rumah sakit ini dan menitipkan kakek kepadanya.
Setelah berpamitan Bayu segera berjalan ke mushollah, ternyata di sana ia melihat Shinta yang baru saja keluar dari tempat wudhu wanita. Hati Bayu merasa tenang ternyata gadis itu tidak pergi kemana-mana, lalu ia berwudhu dan menjadi imam sholat subuh berjamaah.
Selesai sholat, Shinta berusaha mengejar Bayu yang sudah lebih dulu keluar dari mushollah, Shinta ingin mengajak Bayu sarapan di kantin, Bayu yang berjalan sangat cepat membuatnya sedikit kualahan dalam memsejajarkan langkahnya.
"Tunggu Bay", ucap Shinta.
Bayu menghentikan langkahnya, lalu menoleh kearah Shinta, dalam hati ia berkata tumben gadis ini memanggilnya dengan menyebutkan nama, lalu Bayu menjawab, "ada apa kamu memanggilku!",
"Jika tidak keberatan ayo kita sarapan di kantin sebelum balik ke ruangan Kakek."
Bayu lalu menjawab," Maaf...aku tidak bisa."
Mendengar jawaban Bayu yang menolak ajakannya tanpa ada alasan pun membuat Shinta kecewa, tapi ia berusaha menutupinya dari Bayu dengan menjawab, " Oh ya sudah jika tidak bisa, aku akan pergi ke kantin sendiri."
Lalu Shinta meninggalkan Bayu memutar arah untuk berjalan menuju kantin, kira-kira jarak sepuluh langkah Bayu berkata, " Bukannya aku bermaksud menolak tapi aku harus menggantikan suster Chintya menjaga Kakek, Suster Chintya juga kan belum sholat subuh."
Shinta kemudian mengurungkan niatnya ke kantin, ia mengikuti Bayu kembali ke ruangan kakek. Bayu yang melihat Shinta membatalkan niatnya pun bertanya," Lho katanya mau ke kantin kenapa malah ikut balik ke ruangan?",
"Nanti saja kita sama-sama ke kantinnya Bay, aku juga belum lapar kok, biar kita tunggu suster Chintya selesai sholat dulu baru kita kesana ya, mau kan Bay?"
Bayu hanya mengangguk menerima ajakan dari Shinta, hari ini dia bersyukur Shinta tidak jutek lagi terhadap dirinya.
Mereka pun tiba di depan ruang ICU, Bayu memencet bel ingin mengutarakan maksudnya dan keluarlah suster Chintya sembari berkata," Ada apa Mas?",
"Jika suster ingin melaksanakan sholat subuh silahkan sus, biar saya yang menggantikan suster untuk sementara menjaga Kakek."
Terimakasih ya mas, saya memang belum sholat. Sebentar saya tinggal sholat dulu ya mas."
Chintya bergegas meninggalkan Bayu, lalu ia berwudhu dan melaksanakan sholat subuh diruangan sholat khusus karyawan di ruangan ICU.
Setelah selesai ia kembali ke tugasnya, sementara Bayu seperti kesepakatannya tadi bersama Shinta pergi ke kantin untuk sarapa bareng.
Beberapa saat setelah kepergian Bayu dan Shinta, dokter Artha datang dan langsung ke ruangan ICU untuk menemui Chintya. Dokter Artha menjelaskan hasil laboratorium cairan apa yang di temukan dalam jarum suntik tersebut, ternyata hasilnya adalah positif racun.
Racun ini bekerja secara perlahan merusak organ dalam tubuh pasien hingga menyebabkan kematian tanpa bisa dicurigai jika racun itulah penyebabnya.
Bersambung.......
______________
Apa yang bakal terjadi dengan Kakek Hakim? silahkan di kepoin ya guys dalam cerita selanjutnya🙏😉
🌻 Jangan lupa dukungannya ya guys, mohon tinggalkan jejak, Vote sebanyak-banyaknya, Like, Comment dan Rate bintang limanya. Terimakasih 🙏😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Hendrizal Arief
pertahankan alur ceritanya,bagus bro
2023-02-20
0
O Revan
Penulis mulai membuat pembaca penasaran dan bertanya " Mengapa dokter tidak langsung mengantisipasi cairan yg disuntikkan?"
2022-12-08
0
Josias E Pattinasarany
semakin seru ceritanya Thor 👍👍👍 ayo di lanjutin ceritanya
2022-03-28
1