Dokter Artha menjelaskan kepada Chintya, tindakan yang bisa mereka lakukan saat ini hanyalah dengan cara menyuntikkan penawarnya sebelum terlambat.
Kemudian Dokter Artha bergegas melakukan pertolongan, ia menyuntikkan penawar itu ke dalam cairan infus yang masih terpasang di tubuh Kakek Hakim. Ia hanya bisa berdoa bahwa mudah-mudahan pertolongan yang ia lakukan akan berguna dan berharap tidak akan terlambat.
Dalam hal ini Chintya juga sangat menyesal dan merasa bersalah, ia tahu kejadian ini terjadi karena kecerobohannya.
Bayu dan Shinta sudah kembali dari kantin, saat berpapasan dengan dokter Artha, Bayu segera bertanya, " Selamat pagi dok, kami keluarga pasien yang sedang dirawat di ruangan ICU, bagaimana dengan hasil lab tentang cairan yang terdapat di dalam alat suntik itu dok, apakah mengandung zat yang berbahaya?"
Dokter Artha menjelaskan semuanya kepada Bayu, Bayu sangat terkejut berarti dugaannya benar bahwa kedua orang itu hendak mencelakai kakek Hakim, sementara Shinta yang tidak tahu menahu tentang masalah ini bingung dan bertanya kepada Bayu.
Bayu akhirnya menjelaskan semua kejadian yang terjadi tadi malam, Shinta menyesal kenapa dia malah tidur bukannya ikut menjaga kakeknya.
Kemudian Bayu bertanya, " Dampak apa yang bakal terjadi dok saat cairan itu sudah bekerja di dalam tubuh kakek!"
Dokter Artha pun menjawab, " Kerusakan organ dalam yang perlahan akan mempercepat kematian."
"Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk menolong kakek Dok?".
"Saya sudah memberikan suntikan penawarnya, namun saya juga belum tahu apakah yang saya lakukan terlambat atau tidak. Kita harus sama berdoa dek, mudah-mudahan Kakek kalian cepat sadar dan racun itu tidak berpengaruh terhadap kesehatan beliau. Saya nanti akan mengusahakan penjagaan terhadap ruangan ini dan saya mohon bantuan kalian agar tetap waspada dengan kemungkinan apapun yang bakal terjadi, bisa saja kan si pelaku akan kembali untuk mengulangi perbuatannya lagi."
" Iya Dok, insha Allah kami pasti akan lebih waspada, kami akan membantu mengawasi ruangan ini demi keselamatan kakek", ucap Bayu dengan tegas.
"Baiklah saya permisi dulu dek, nanti setelah tugas saya selesai, saya akan kembali kesini untuk melihat perkembangan kondisi kakek kalian.
"Silahkan dok", jawab Bayu.
Shinta terus memperhatikan Bayu, yang diperhatikan pun merasa heran, lalu Bayu melambaikan telapak tangannya dihadapan Shinta sambil berkata," Kenapa melihatku seperti itu, baru tahu ya jika aku ganteng, awas...nanti jatuh hati."
"Enak saja, siapa juga yang sudi jatuh hati sama kamu!",
Shinta kemudian meninggalkan tempat mereka berdiri, berjalan mendekati ruang ICU, ia ingin melihat Kakeknya sebelum pulang untuk berganti pakaian.
Suster Chintya pun mengizinkan Shinta masuk berharap Kakek bisa cepat sadar dengan kehadiran orang-orang terdekatnya.
"Hiks...hiks...hiks...Kek", suara tangis Shinta pecah saat ia memeluk tubuh Kakeknya.
"Kek bangun dong, Shinta sayang sama Kakek, jangan tinggalkan Shinta sendirian, Shinta takut Kek!",
Kakek kembali menggerakkan jarinya, ia sepertinya tahu apa yang ditakutkan cucunya, Shinta yang melihat jari tangan kakeknya bergerak segera memanggil suster Chintya.
"Sus...sus...kemarilah, jari tangan Kakek bergerak, apa Kakek saya akan segera sadar sus?",
Suster Chintya pun mendekat," Sering-seringlah mengajak kakek berbicara mbak, walaupun beliau koma beliau mendengar perkataan orang-orang disekitarnya, mudah-mudahan bisa mempercepat proses kesembuhannya."
"Iya Sus, Saya ingin Kakek cepat sembuh. Saya ingin pulang dulu sebentar, mengganti pakaian lalu saya akan kembali lagi kesini. Saya titip kakek ya Sus."
"Baik mbak, insha Allah saya akan jaga kakek mbak."
Kemudian Shinta keluar dari ruangan, ia mencoba menelephone Irfan kekasihnya agar segera menjemputnya di rumah sakit, namun telephonenya belum juga tersambung. Shinta kesal sebenarnya kemana Irfan, kenapa handphonenya di silent terus, akhirnya Shinta pun mengaktifkan aplikasi ojek online.
Bayu yang melihat Shinta keluar dari ruangan Kakek segera menghampirinya, menanyakan kabar Kakek Hakim, lalu Shinta menjawab," Masih sama Bay."
"Oh ya Shinta, aku ingin pulang sebentar mengganti pakaian setelah itu aku akan segera kembali kesini."
"Tolong Bay jangan tinggalkan Kakek, aku takut mereka akan kembali lagi. Aku akan pulang, nanti aku belikan kamu pakaian ganti, please...tolong jangan tinggalkan Kakekku ya bay, aku percaya sama kamu."
"Begini saja, kamu singgah ke rumah ku, tolong ambilkan beberapa helai pakaianku, minta saja dengan ibuku, insyaallah beliau pasti akan menyiapkannya."
Baiklah Bay, aku akan pulang dulu ke rumah sekalian mengambil mobil, baru aku kesana mengambilkan pakaianmu."
"Jadi kamu pulang dengan siapa?"
"Naik ojek online saja Bay, temanku sudah berulangkali aku telephone namun handphonenya sedang di silent."
"Ya sudah pergilah yang penting kamu harus tetap berhati-hati, aku takut kamu juga akan menjadi incaran mereka setelah gagal mencelakai kakek."
"Terimakasih Bay, aku berangkat dulu ya!",
Sebenarnya Bayu tidak tega membiarkan Shinta pulang sendirian namun ia juga harus menjaga Kakek karena kunci dari semua masalah yang terjadi pasti ada pada Kakek.
Bayu duduk termenung di bangku tunggu, dia tidak tahu kenapa dirinya memilih masuk terlalu jauh ke dalam urusan keluarga Pradana, sementara dia melalaikan urusan pribadinya sendiri.
Mungkin karena didikan orang tuanya yang sejak kecil telah menanamkan rasa keperdulian terhadap sesama hingga membuatnya tidak tega untuk mengabaikan apalagi meninggalkan Kakek Hakim dengan kondisinya yang masih koma seperti sekarang ini.
Shinta yang sudah sampai rumah dan melihat foto keluarganya masih terpampang di dinding ruang tamu akhirnya kembali menangis, ia terduduk dilantai menumpahkan semua kesedihannya. Kini hanya kepiluan yang tersisa, kebahagiaan terbesarnya telah sirna dari hidupnya.
Bahkan kadang terlintas difikirannya untuk menyusul mereka, namun ia kembali ingat akan penciptanya dan ingat Kakek yang terbaring di rumah sakit sedang berjuang untuk hidup. Kakek lah sekarang yang menjadi motivasi agar ia tetap kuat menjalani kehidupannya tanpa orang tua dan adik-adiknya.
Pelayan yang melihat keterpurukan nona mudanya merasa iba, mereka semua meneteskan air mata, ikut merasakan kesedihan Shinta. Keluarga ini sudah sangat baik terhadap mereka, kenapa Alah mengambil mereka begitu cepat. Rahasia dan hikmah apa sebenarnya yang ingin Allah tunjukkan di balik peristiwa tragis ini.
Seorang pelayan segera mendekati Shinta dengan memberikan segelas air minum, kemudian ia berkata," Yang sabar ya Non, Allah lebih sayang kepada mereka, doakan selalu Non mudah mudahan surga tempat mereka di sana."
Shinta kemudian memeluk pelayan itu, mereka sama-sama menangis, saat tangis mereka mulai reda Shinta pun berkata,
" Terimakasih Bik, Shinta mau ke kamar dulu untuk membersihkan diri setelah itu Shinta akan kembali ke rumah sakit. Oh ya Bik bisa tolong bantu Shinta siapin beberapa helai pakaian, kemungkinan Shinta tidak akan pulang dalam beberapa hari sampai ada perkembangan mengenai kondisi Kakek. Dan Shinta juga minta tolong, jagakan rumah ya Bik sampai kami kembali."
"Baik Non, Inshaallah kami akan selalu berdoa agar Kakek cepat sembuh dan segera pulang."
Selesai membersihkan dirinya, Shinta bermaksud kembali menghubungi Irfan, ia masih penasaran kenapa Irfan tidak bisa dihubungi.
Seharusnya dalam situasi sulit seperti ini Irfanlah sebagai orang terdekatnya yang bisa mendukung dan menguatkan Shinta bukan malah Bayu.
Di rumah sakit, Bayu di kejutkan oleh kedatangan tamu yang katanya ingin membesuk Kakek Hakim. Mereka mengaku adik dari Kakek Hakim, namun yang membuat Bayu penasaran mengapa Shinta mengatakan ia tidak memiliki keluarga lagi selain Kakek dan kenapa Kakek yang sudah beberapa hari dirawat, baru sekarang keluarganya perduli.
Bayu harus waspada, siapapun tamu kakek dia harus tetap mengawasi mereka. Kemudian Bayu berucap," Maaf Pak, Bu, Nona... saya tidak bisa mengizinkan siapapun masuk jika tidak ada izin dari Shinta cucu Kakek Hakim."
"Berani-beraninya kamu menghalangi kami, kamu tidak tahu siapa kami ya, jika Kak Hakim sadar kamu bisa kena marah telah menghalangi kami untuk menjenguknya. Lagipula kamu ini siapa kok berani sekali melarang kami yang merupakan keluarganya", ucap Tasya dengan ketus.
"Saya memang bukan siapa-siapanya mereka namun saya sudah di beri amanah oleh Shinta untuk melarang siapapun menjenguk selama dia tidak ada disini, jadi tolong kembalilah nanti setelah Shinta datang."
"Kamu kurang ajar ya...berani sekali kamu melarang papa mamaku untuk masuk, Papaku adalah adik Kakek Hakim", ucap Fika dengan marah sambil mendorong Bayu.
Bayu yang tidak menyangka ada seorang gadis berani mendorongnya seperti itu hampir saja terjatuh dan terjengkang ke belakang.
Sejenak Bayu ragu saat gadis itu mengatakan bahwa mereka adalah keluarga adiknya Kakek Hakim, namun akhirnya ia tetap teguh dengan pendiriannya tidak akan mengizinkan siapapun masuk tanpa persetujuan Shinta karena Bayu tidak ingin membahayakan nyawa Kakek lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Adiwaluyo
sangat bagus
2022-11-16
0
Santoso Zha
okey
2022-06-24
0
Nur Seha
y emang 1 keluarga itu yg inggin kake hakim meningal
2022-04-07
0