Menurut suster Chintya, sebenarnya Bayu dan Shinta adalah pasangan yang sangat serasi, Bayu pasti bisa jadi suami yang baik bagi Shinta, ia juga bisa diandalkan untuk menjadi pelindung bagi keluarga Kakek Hakim. Bayu seorang pemuda yang tampan sepadan dengan Shinta yang cantik. Sifat penyabar Bayu bisa mengalahkan kesombongan Shinta.
Suster Chintya yang sejak tadi memperhatikan Bayu mondar-mondar kemudian mencoba menenangkannya, lalu iapun berkata, " Mas Bayu tenang saja ya, mbak Shintanya pasti sebentar lagi kembali. Melihat pribadi mbak Shinta yang seperti itu saya yakin pasti ia bisa menjaga dirinya sendiri."
"Iya Sus, terimakasih. Saya hanya cemas jika Kakek menanyakan keberadaannya, kita harus jawab apa sus, sementara kita kan tidak tahu Shinta sekarang lagi berada di mana.
"Betul juga ya Mas, Kakek Hakim kan baru sadar jadi jangan sampai beliau mendapatkan berita yang bisa membuatnya cemas. Saya masuk dulu ya mas, mau ngecek kondisi Kakek."
"Iya Sus, silahkan."
Bayu kembali duduk, dengan mengatupkan tangan diatas wajahnya ia berusaha menenangkan hati sambil memejamkan mata.
Saat Bayu hendak keluar untuk memastikan lagi, akhirnya gadis yang berhasil membuatnya cemas pun muncul dihadapannya. Hempasan nafas Bayu yang kasar dan caranya menarik tas dari tangan Shinta sangat terlihat bahwa ia sedang kesal dan juga marah, namun gadis dihadapannya itu malah bersikap cuek, tenang, tanpa memberi penjelasan sedikitpun.
Sebenarnya di dalam hati, Shinta merasa bersalah, ia ingin meminta maaf namun gengsinya lebih besar, ia berusaha menutupi rasa bersalahnya dengan tetap diam, ia tidak ingin Bayu besar kepala jika Shinta memberi alasan tanpa Bayu minta.
Bayu yang masih kesal, meninggalkan Shinta tanpa berkata sepatah katapun, ia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena ia merasa keringat yang menempel di badan dan bajunya sudah sangat membuatnya tidak nyaman.
Setelah kembali dari kamar mandi Bayu terlihat sangat fresh, cool dan semakin tampan dengan sisa air mandi yang masih menetes di bawah rambutnya, hal ini diakui oleh Shinta dengan tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Bayu.
Sementara Bayu yang diperhatikan tidak perduli sedikitpun, ia terus berjalan melewati Shinta yang sedang duduk tanpa menoleh. Bayu sengaja melakukannya karena ingin memberi pelajaran kepada gadis itu agar Shinta menyadari apa sebenarnya kesalahannya tanpa harus Bayu tegur.
Kemudian Bayu memilih duduk jauh dari Shinta, ia bersandar dan memejamkan mata berharap bisa tidur sejenak sebelum bertugas kembali menjadi security ruang ICU untuk menjaga kakek Hakim.
Shinta yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Bayu merasa tidak nyaman, lalu ia mendekati Bayu, mengatupkan kedua tangannya dan berkata,
"Maaf, maafkan aku Bay, aku terlambat kembali kesini, kamu pasti lelah menjaga Kakek seharian.
Biarlah malam ini gantian aku yang menjaga Kakek, agar kamu bisa beristirahat."
Bayu yang mendengar permintaan maaf dari Shinta membuka matanya, lalu ia pun menjawab, "Kamu hanya memikirkan kesenangan dirimu saja, apa kamu tidak memikirkan jika terjadi sesuatu dengan Kakek bagaimana? aku tidak tahu nomor handphonemu dan rumah sakit juga tidak menyimpan nomor kontakmu, bagaimana kami bisa memberitahumu!", ucap Bayu dengan nada marah.
"Dan satu lagi, jika terjadi hal yang buruk terhadap mu di luaran sana apa yang harus aku katakan terhadap Kakekmu, Kakekmu bisa koma lagi bahkan mati karena dirimu!", lanjut Bayu masih dengan nada marah.
Shinta yang merasa bersalah dan mendapat amarah dari Bayu hanya bisa menangis, ia tidak menyimak kata-kata terakhir Bayu. Hal ini semakin membuat Bayu kesal. Bayu pun saat ini tidak mengerti dengan perasaannya sendiri kenapa dia jadi bersikap uring-uringan setelah seharian jauh dari Shinta, apa karena ia memang terlalu khawatir atau ada perasaan lain yang belum ia sadari.
Bayu yang tidak tega melihat wanita menangis, kemudian ia pergi meninggalkan Shinta sendirian di sana, ia ingin menenangkan diri dengan membeli segelas jus lalu menikmatinya sambil duduk di kantin untuk meredakan amarahnya.
Takut ditinggal pergi oleh Bayu membuat Shinta ingin mengejarnya, namun ia kembali mengurungkan niatnya saat melihat Bayu hanya berjalan ke arah kantin. Shinta kemudian memutuskan untuk kembali ke ruang tunggu di dekat ruangan ICU.
Suster Chintya yang saat ini sedang mencari Bayu, namun ketika ia keluar dari ruang ICU, ia tidak menemukan keberadaannya. Di sana ia hanya menemukan Shinta yang masih terisak, lalu ia menanyakan kepada Shinta apakah Shinta melihat Bayu karena Kakek Hakim ingin bertemu dengannya.
Shinta yang mendengar perkataan suster Chintya bahwa Kakek memanggil Bayu membuatnya terbengong, apa ia sedang bermimpi atau ia salah mendengar atau mungkin suster Chintya yang salah bicara.
Kemudian Shinta mencubit lengannya dan mengaduh karena merasakan sakit, ternyata ia sadar dan tidak sedang bermimpi.
Suster Chintya yang melihat perbuatan Shinta tertawa lalu ia berkata," Kamu tidak sedang bermimpi lho mbak, dan juga tidak salah mendengar, memang kakek Hakim sudah sadar sejak tadi siang. Sekarang yang kakek inginkan adalah bertemu dan ingin membicarakan sesuatu dengan Bayu.
"Sus, bisa tolong sampaikan ke kakek, aku ingin bertemu beliau. Masalah Bayu kini ia sedang ke kantin nanti jika ia kembali pasti akan segera menemui Kakek."
"Iya Mbak, saya akan coba sampaikan kepada Beliau tentang permintaan mbak", jawab suster Chyntia seraya kembali masuk ke dalam ruangan ICU.
Kini Shinta sadar, pantaslah bila Bayu begitu marah, ternyata Kakek sudah sadar sejak siang, Kakek pasti khawatir dan Bayu juga tidak tahu cara untuk menghubungi dan memberitahukan kabar ini kepada dirinya.
Saat Shinta sedang bergelut dengan alam fikiran nya, suster Chyntia pun kembali keluar memanggil dirinya dan memintanya untuk masuk.
Shinta mengusap sisa-sisa air matanya, agar kakek tidak curiga jika ia baru saja menangis, lalu dengan hati yang gembira ia pun bergegas masuk.
Kakek yang melihat Shinta masuk, tidak bisa lagi menahan, dua bulir air bening jatuh dari kedua sudut matanya.
Beliau tidak tiga melihat sang cucu yang kehilangan kedua orang tua sekaligus adik-adiknya dan beliau merasa menyesal tidak bisa membantu menyelamatkan mereka, padahal sebelumnya ia selalu berdoa dan berharap dirinyalah yang seharusnya pergi lebih dahulu menghadap sang pencipta.
Sementara Shinta begitu masuk langsung berlari menghambur kepelukan sang Kakek, disanalah ia menumpahkan semua kesedihannya, keluh kesahnya betapa kejam hidup ini terhadap dirinya hingga membuatnya hampir saja hidup sebatang kara.
Kakek lalu berkata, " Nak kita harus sabar dan ikhlas menerima ini semua, ini sudah takdir dari Allah yang tidak bisa kita hindari, kita do'akan saja semoga orang tua dan adik-adikmu diberi tempat yang terbaik disisi-Nya".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Atik Marwati
aamiin...
2023-01-19
0
Santoso Zha
iklas lanjut
2022-06-24
0
Ida Rubaedah
😭😭☝😭
2022-06-16
0