"Sus, apakah pemuda yang telah menolong Saya sudah kembali?", tanya Kakek kepada Suster Chyntia.
"Belum Kek, mungkin Bayu saat ini sedang ada keperluan penting, paling sebentar lagi dia juga datang kesini Kek!", jawab suster Chintya.
Melihat sang Kakek mengharapkan kedatangan Bayu, membuat Shinta ingin menyusul Bayu ke kantin, Shinta beralasan ingin membeli sesuatu kepada kakeknya.
"Kek, Shinta pamit keluar sebentar ya?, Shinta ingin membeli sesuatu di kantin."
"Pergilah Nak, tapi kamu harus cepat kembali ya dan satu lagi jika kamu hendak pergi keluar dari rumah sakit ini sebaiknya bawalah pemuda itu untuk menemanimu, kakek tidak ingin terjadi hal buruk terhadapmu."
"Tenang Kek, Shinta bisa kok menjaga diri, Kakek tidak usah khawatirkan Shinta."
"Kakek sudah meminta orang kantor untuk mencarikan pengawal pribadi buat Kakek, dan kakek harap pemuda itu bisa menjadi pelindungmu."
"Tapi Kek Shinta nggak mau dia, lebih baik dia jadi pengawal Kakek saja dan pengawal yang dipilihkan oleh orang kantor biar untuk Shinta. Please kek...ya Kek, please...Shinta mohon", Shinta memohon kepada Kakek sambil mengatupkan ke dua tangannya.
"Sudahlah nanti kita fikirkan lagi, cepat pergilah hari semakin larut nanti keburu kantinnya tutup."
"Iya kek, Shinta pergi dulu ya Kek, Shinta janji dech untuk segera kembali."
Setelah mendapatkan anggukan dari sang kakek, Shinta pun bergegas ke kantin, ia sebenarnya bukan ingin membeli sesuatu namun ia ingin menemui Bayu. Shinta ingin meminta maaf kepada Bayu akan perbuatannya tadi.
Bayu yang melihat kedatangan Shinta ingin segera menghindar, ia meninggalkan mejanya menuju kasir dan berjalan keluar kantin.
Shinta yang melihat Bayu pergi segera mengejarnya", Bay...tunggu, tunggu aku!", teriak Shinta sambil mempercepat langkahnya.
Bayu tidak menghiraukan panggilan dari Shinta, ia terus saja berjalan, kali ini arahnya tidak masuk ke dalam ruangan yang ada di rumah sakit, melainkan akan menuju ketempat lain. Lalu Shinta kembali memanggilnya",
"Hai...tunggu, tunggu aku Bay", teriak Shinta lagi.
Tetap saja Bayu tidak menoleh dan semakin mempercepat langkahnya. Shinta yang merasa di cuekin semakin kesal, kemudian ia ingin memancing kemarahan Bayu agar pemuda itu segera menghentikan langkahnya dan mau berbicara dengan Shinta.
"Hai, dasar pemuda sombong, pemuda angkuh!, kamu fikir siapa dirimu hingga berani-beraninya perlakukan aku seperti ini !", teriak Shinta dengan lantang.
Bayu menghentikan langkahnya sejenak, kemudian melanjutkannya kembali. Niat Shinta yang ingin memancing emosi Bayu malah dirinya yang kini terpancing emosinya. Shinta sangat kesal dan marah kemudian ia mengejar Bayu lalu memukul punggung Bayu beberapa kali.
Suara kedebak, kedebuk pun terdengar di balik punggung Bayu, rasa sakit akibat pukulan Shinta hanya dibalas oleh Bayu dengan senyum dan sedikit menyeringai menahan sakit.
Bayu lantas membalikkan badannya dan dengan tenang iapun berkata, " Sudah, sudah puas!, ayo kita sholat, kamu belum sholat Isya kan?, gara-gara dirimu, malam ini aku jadi melalaikan sholatku."
Mendengar perkataan Bayu, Shinta pun tertegun dan bengong, dia telah salah sangka, di kiranya Bayu akan pergi meninggalkan dirinya dan juga Kakek, pergi meninggalkan rumah sakit eh... ternyata Bayu hanya pergi ke mushollah.
Melihat Shinta hanya berdiri dan bengong saja, kembali Bayu berkata", Ayo sholat, apa kamu akan berdiri saja di sana sampai besok pagi!",
Shinta segera berjalan ke arah tempat wudhu khusus wanita, setelah selesai iapun segera masuk kedalam mushollah dan ternyata Bayu juga sudah ada di sana.
Bayu sengaja menunggu Shinta selesai berwudhu karena ia ingin mengajaknya untuk sholat isya berjama'ah, kemudian Bayu pun berkata kepada Shinta,"Cepatlah kenakan mukenahmu, kita akan sholat berjamaah", ucap Bayu.
Tidak heran jika Bayu lebih suka mengerjakan shalatnya secara berjamaah, karena yang dikerjakan dengan berjamaah mempunyai pahala yang jauh lebih besar dibanding shalat sendirian. Rasulullah saw bersabda:
وقال صلى الله عليه وسلم: {صَلاَةُ الجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاَة الفَذِّ بِسَبْعٍ وعِشْرِينَ دَرَجَةً}.
...Artinya: Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian dengan selisih 27 derajat....
... (HR. al-Bukhari)...
Shinta yang melihat Bayu telah bersiap dalam posisinya sebagai imam, buru-buru ia memakai mukenahnya, kemudian ia mengambil posisi di belakang Bayu dan segera mengikuti gerakan takbir yang dilakukan oleh Bayu.
Setelah selesai melaksanakan kewajiban sholat, Bayu pun memimpin doa, mendoakan kedua orang tua, mendoakan diri mereka dan juga Kakek serta mendoakan seluruh keluarga Shinta yang telah meninggal dalam kecelakaan beberapa hari lalu.
Dalam mengaminkan doa tersebut Shinta menangis terisak-isak, bagaimana pun ia berusaha untuk tegar, namun ia tetaplah seorang manusia yang lemah.
Bayu tahu perasaan Shinta, ia membiarkan Shinta menangis hingga tangisnya kembali reda baru kemudian mengajaknya kembali untuk menjaga kakek.
Sebelum Bayu beranjak dari tempat sholat, Shinta memberanikan diri, menghilangkan keegoisannya dengan meminta maaf kepada Bayu.
Shinta mengaku salah, tadi siang telah melalaikan tugasnya dan pergi terlalu lama meninggalkan rumah sakit tanpa kabar dan juga tanpa meninggalkan nomor telephonenya. Shinta sangat menyesal telah membuat Kakek dan juga Bayu khawatir.
Mendengar pengakuan dan penyesalan Shinta, Bayu hanya berkata," Syukurlah jika kamu sudah menyadari akan kesalahanmu, aku tidak berhak marah kepadamu karena ini adalah hidupmu dan beliau adalah Kakekmu. Aku bukan siapa-siapa kalian, aku hanya ingin menolong kalian. Kakek telah sadar dan pastinya sebentar lagi sudah diperbolehkan pulang maka selesailah tugasku dan aku akan kembali kepada keluargaku."
Entah kenapa setelah mendengar perkataan Bayu barusan membuat hati Shinta sedih, seakan ia tidak rela jika Bayu pergi. Namun Shinta kemudian menepis perasaannya dan berkata dalam batinnya,
" Ada apa dengan diriku, kenapa aku harus sedih, dia kan orang yang selalu membuatku sebal dan kesal, jadi biarkan aja dia pergi kembali kepada keluarganya. Untuk apa aku perdulikan pria lain sementara aku sudah memiliki Irfan yang sangat mencintaiku."
Sebenarnya bayu juga merasakan kesedihan yang sama, Bayu sudah menganggap Kakek dan Shinta merupakan bagian dari hidupnya.
"Ayo kita cepat balik, takutnya kakek mengkhawatirkanmu," ucap Bayu kepada Shinta.
Kemudian keduanya meninggalkan mushollah, berjalan kembali menuju ke ruang ICU.
Handphone Bayu tiba-tiba berdering, ternyata dari pihak kepolisian yang mengabarkan bahwa penyelidikan mereka untuk sementara ini di hentikan sampai menunggu kondisi kakek stabil.
Mengenai jenazah korban yang semua hangus terbakar, sudah selesai di visum, besok sudah bisa di makamkan.
Setelah menutup telephonenya, Bayu menyampaikan semua yang dikatakan oleh pihak kepolisian kepada Shinta, lalu Shinta pun memutuskan bahwa pemakaman jenazah keluarganya sebaiknya dilaksanakan di tempat pemakaman umum yang jaraknya tidak jauh dari rumah sakit ini saja.
Kondisi kakek yang belum pulih membuat Shinta tidak berani mengambil resiko membawa Kakeknya untuk menghadiri pemakaman jika ia memilih memakamkan keluarganya di TPU yang jauh dari rumah sakit.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
🌻Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys.....vote sebanyak-banyaknya, like, comment dan rate bintang limanya 🙏😉
🌻Mohon dukungannya juga ya guys......mari tinggalkan jejak untuk kedua karyaku yang lain "TERIKAT CINTA LAIN" dan " PERSAHABATAN TELAH MENGUBAH TAKDIR" 🙏🙏🙏
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Atik Marwati
semangat
2023-01-25
0
O Revan
Perlu menciptakan greget bagi pembaca.
2022-12-08
0
Dae Jen
jazaakumlh
2022-06-26
0