Bab 13

Dengan lembut, Jupiter meraih tanganku. Kemudian dia mulai menciumku. Kelihatannya sih dia tipe cowok yang nggak cerewet. Kami masih ciuman. Nggak papa sih, tapi rahangku jadi agak pegal. Kelihatannya Jupiter jauh lebih menyukainya ketimbang aku karena dia kayaknya mengerang dan mendorongku ke batang pohon.

Lalu, Jupiter mulai mengendus-endus leherku dan aku berpikir, Oh, kami belum pernah melakukan ini, dia coba-coba sedikit, terus aku nyaris mati tercekik karena mencoba tidak tertawa. Di pohon, bersandar dan menahan geli. Tapi aku menahan tawaku. Kau harus selalu mengingatkan dirimu sendiri bahwa cowok nggak suka tawa.

Terus aku mendengar suara pintu mobil dibanting dan orang-orang melangkah ke arah kami. Aku mundur ke belakang tapi Jupiter masih menempel di leherku. Aku tersandung akar pohon dan jatuh terjengkang. Jupiter kehilangan keseimbangan dan jatuh menimpaku sehingga kami sama-sama berseru, "Aduh!!"

Tahu-tahu aku sedang menatap cewek jangkung nan cantik dan di sebelahnya....Dewa Cinta, cowok yang kusukai. Pakaiannya serba hitam dan kelihatannya dia jutek banget. Dia berkata, bibirnya rapat.

"Bukankah sudah waktunya kalian masuk dan ikutan pesta?!"

Aku ingat nama cewek cantik yang jangkung itu. Lindena, cewek yang reputasinya jelek banget. Cewek itu menatap kakiku. Mungkin mengaguminya. Aku menunduk, dan melihat rokku tersibak dan celanaku kelihatan. Kuturunkan rokku dengan gaya "anggun sepanjang masa", tapi tetap saja cewek itu tersenyum mengejek.

" Hai Robbie. Kirain kau manggung malam ini." sapa Jupiter dengan nada yang cukup tenang.

"Memang, tapi Jackson lupa bawa kunci. Jadi aku cuma mampir untuk mengantarkan kuncinya."

Robbie menjawab dengan nada dingin, dia bahkan tidak memandangku atau bilang bye atau apa kek. Aku benci dia banget. Benar-benar tipe cowok yang cinta diri banget. Benci, benci, benci. Sial, sial, sial. Memang apa urusannya dengan apa yang kulakukan di balik pohon? Akhirnya kami masuk dan menikmati pesta hingga selesai.

Akhir pekan Jupiter meneleponku. Nggak tahu tuh dari mana dia mendapatkan nomorku, karena aku pulang dari pesta terburu-buru. Pasti Gea yang kasih tahu deh. Ayahku yang ngangkat telepon, dan itu sih sama dengan kiamat. Soalnya seperti yang sama-sama kita ketahui, dia pasti ngejek terus. Dikiranya itu lucu dan menyebut Jupiter "pujaan hatimu".

Jupiter kepingin tahu apakah aku mau nonton bioskop minggu depan. Seperti ajakan kencan? Aku bilang, Wah, asyik!! Jadi kelihatannya aku dapat cowok nih. Tapi kenapa ya aku malah merasa tertekan?

Sejak pesta, Jasmine Rendra benar-benar nggak nahanin. Dia mengirimiku surat sepanjang pelajaran Matematika.

Dear Viona Abraham caem... Jackson kereeen banget. Dia mengantarku pulang dan kemudian, waktu kami sampai pintu, dia mencium pipiku. Ciumannya maniiis. Bibirnya lembut banget dan baunya enak, nggak kayak kakak lelakiku. Dia menanyakan nomor teleponku. Menurutmu dia bakal menelepon nggak ya?

Ini hari Senin dan aku bertemu dengannya Jumat. Jadi sudah tiga hari. Kalau aku jadi dia, malam ini aku akan menelepon, ya nggak? Haruskah aku bilang ya kapan pun dia mengajakku kencan? Atau kalau dia bilang hari Jumat apakah sebaiknya aku bilang. "Oh sori, aku sibuk malam ini". Dan kemudian waktu dia bilang "Bagaimana kalau Sabtu?" aku bisa bilang, "Oh yeah, Sabtu boleh tuh." Menurutmu gimana? Atau apakah menurutmu dia bakal berpikir aku sedang membuatnya menunggu jika kukatakan aku sibuk hari Jumat, jadi lebih baik aku bilang ya saja? Tolong dijawab segera. Jasmine Rendra yang kasmaran.

Kutunjukkan wajah paling jutek, tapi dia cuek saja dan tetap mengirimiku surat. Aku nggak tertarik pada siapa pun di keluarga itu. Sayangnya, tidak masalah bagi Jasmine Rendra apakah aku tertarik atau tidak.

Sepanjang jalan pulang dia cerita terus apa yang Jackson katakan atau lakukan. Makin banyak yang kudengar tentang cowok itu, makin aku berpikir lebih baik Jasmine Rendra tidak berurusan dengannya saja. Iya deh, mungkin aku nggak fair dan sinis. Tapi Jasmine Rendra kan sahabatku dan mestinya dia melakukan apa pun yang ku katakan....

Jackson kepingin terjun ke bisnis cake dan kue. Oh, hebat banget...menurut Jasmine Rendra juga begitu.

"Kurasa hebat banget. Dia masih muda tapi sudah tahu apa yang kepingin dilakukannya." katanya dengan wajah yang sangat gembira.

"Ya, kau nggak bakalan kekurangan makan-makanan manis." jawabku menimpalinya sambil tersenyum getir.

Akhirnya, bahkan Jasmine Rendra pun tahu aku nggak terlalu antusias. Tampangnya agak bingung dan dia berkata....

"Kusangka kau menyukainya."

Aku nggak bilang apa-apa. Yang kupikirkan hanyalah kakak cowok itu memandangku sambil tersenyum masam. Jasmine Rendra pun bertanya lagi.

"Apakah menurutmu sebaiknya aku pacaran dengannya?"

Aku masih nggak bilang apa-apa.

"Jadi menurutmu aku sebaiknya nggak pacaran sama dia?" Jasmine Rendra bertanya lagi.

Aku tetap bersikap misterius, dan tidak mudah melakukannya kalau kau mendesakku terus. Aku ini jeleeeek bangeeet. Dan aku punya janji kencan dengan tukang ciuman profesional.

Si Tom, kucing jutekku mendengus-dengus di kaki ibuku. Kata ibuku, Si Tom harus pergi. Kenapa sih bukan ibu saja yang pergi. Ayah juga? Atau sukapku saja yang nggak masuk akal?

Kepala sekolah Wiliams membuat larangan melakukan pertunjukan Ali dan Jassy. Dia mengumumkannya di pertemuan pagi ini. Tubuhnya gemetaran dan mirip agar-agar, gelambir di dagunya berayun-ayun kencang sekali.

"Sekolah ini mirip sekolah penyihir! Ini harus segera dihentikan. Siapa pun yang mempraktekkan ilmu hitam akan mendapatkan hukuman seberat-beratnya." katanya sambil mendelik tajam.

"Akhirnya ada yang berani menentang Ali dan Jassy." bisikku pada Ellen.

Han Heator memelototi ku. Karena kami tertawa terkikik. Kayaknya aku kepingin membunuh sesuatu deh. Kalau aku orang seperti itu, aku akan membuat takut anak kelas satu. Jadi sebagai gantinya, aku akan memuaskan diriku dengan menyembunyikan kotak pensil Pamela Wing menjijikkan.

Dalam perjalanan ke lorong IPA, aku melihat Lindena. Kau bisa secantik apa sih? Kuakui, dia memang cantik. Di antara ras manusia, aku yang paling jelek. Entah kenapa, dadaku sesak melihatnya. Mungkinkah aku cemburu? Nggak ada yang salah pada dirinya atau apa. Pokoknya aku nggak tertarik saja.

Kalau saja aku nggak pernah memulai urusan cium-mencium ini. Rasanya aku kayak diserang keong. Aku nggak bisa kencan dengan Jupiter lagi. Kenapa sih dia nafsu banget sama aku? Aku nggak pernah punya kesempatan ngomong lebih dari sedetik. Sebelum aku diserang keong lagi. Aku nggak bisa kencan dengannya lagi. Tapi bagaimana caranya ngasih tahu dia ya?

Akan kubujuk Jasmine Rendra supaya dia saja yang memberitahunya. Minggu yang hebat. Aku berhasil membujuk Jasmine Rendra untuk membantuku mengusir si keong Jupiter. Kuminta dia melakukannya pelan-pelan. Jadi dia memberitahu cowok itu bahwa aku punya masalah.

Jupiter tanya apa, dan Jasmine Rendra menjawab ngawur. Dia bilang aku lesbian. Hebat Jasmine! Sudah tersebar di seluruh sekolah bahwa aku lesbian. Waktu kami sedang di ruang ganti setelah pelajaran olah raga. Guru olah raga kami ikut masuk berganti pakaian. Tahu-tahu semua anak kabur, meninggalkan aku sendirian bersamanya. Apa yang akan terjadi padaku?

Terpopuler

Comments

April

April

Nah, ceritanya loncat2... Tiba2 udah di sekolah aja.. Aku bingung, yupiter itu pacar vionakah?

2022-02-13

1

Mom FA

Mom FA

aku mampir lagi kak

2022-02-05

1

Reni

Reni

semangat Thor.

2022-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!