Setelah pertemuan pagi, aku pergi ke wc dan bercermin. Ketakutan paling mengerikan dikorfirmasi...akulah gadis jelek. Mata sipit bengkak, rambut menempel di kulit kepala, hidung merah besar. Aku benar-benar kayak tomat pakai seragam sekolah. Baiklah, pasrah deh.
Bel berbunyi. Untunglah, sekarang aku bisa pulang dan bunuh diri. Di tempat tidur. Paman Eddie bilang ada kekuatan kasad mata yang sedang bekerja, kekuatan itu memang ada, kenapa sih dia milih aku?
Masih juga nggak punya waktu buat yoga. Nggak berarti itu masih ada gunanya dilakukan sih. Aku berhasil melakukan baret sosis dan pakai lip gloss dan concealer. Dan itu pun bisa dibilang sudah terlambat melakukannya.
Tenang dan kepagian bareng Jasmine Rendra. Kali ini kami sama-sama siap. Kami jalan santai, ngobrol dan ketawa-tawa. Melambai ke teman-teman, yah...sebenarnya sih melambai ke siapa saja. Hanya supaya kelihatan kami ini benar-benar populer.
Ketika sudah hampir sampai di gerbang, kami berjalan pelan-pelan, dan meskipun gerombolan anak-anak cowok yang sama ada di sana main mata pada kami. Jackson dan Dewa Cinta sama sekali nggak kelihatan.
Aku sudah lupa betapa sangat tidak bergunanya sekolah. Di pertemuan pagi ada beberapa yang ngobrol sebelum Kepala Sekolah William naik ke podium. Dan kau tahu apa katanya? Dia berkata...
"Tenang, anak-anak, tenang."
Kayak kami ini segerombolan burung dara atau merpati atau apa. Dia sudah memulai Regin fasisnya dengan mengatakan dia telah diberitahu bahwa beberapa anak nggak pakai topi baret waktu sampai di sekolah.
Dia meminta anak-anak yang lebih besar memberi contoh pada anak-anak di kelas yang lebih kecil, dan bukan sebaliknya. Beginikah hidupku sekarang? Membahas soal topi baret? Sementara seorang Dewa Cinta berjalan-jalan di muka bumi ini? Rasanya kepingin berteriak, di depan pertemuan.
"Kau benar-benar membosankan, Kepala Sekolah William!! Malah sebenarnya super-membosankan...sumpah deh!!"
Tapi wali kelasku, Han Heator menatapku. Aku tahu dia memikirkan tindakan pelanggaran yang sering kuperbuat. Dia selalu mengawasiku. Dia itu kayak musang. Aku nggak yakin aku bisa tahan dengan semua ini padahal sekarang baru setengah sepuluh.
Benar-benar mimpi buruk! Jasmine, Ellen, Julia dan aku nggak boleh duduk bareng di belakang kelas. Aku nggak percaya. Sebagai gantinya aku disuruh duduk di sebelah Pamela Wing. Menjijikan. Benar-benar lebih dari yang bisa dihadapi jiwa dan raga deh. Pamela Wing menjijikan amat sangat membosankan sampai-sampai kau kepingin mengiris pergelangan tanganmu hanya memandangi dia saja.
Apalagi tebakanku benar. Han Heator kembali menjadi wali kelas kami. Ngerinya, sial sial sial. Aku benar-benar muak di kelas. Dan pelajaran terakhir kamis sore adalah fisika. Sungguh menjenuhkan. Hari-hari yang harus kulewati di dalam kelas.
Esok harinya, aku telah membubuhkan dengan sempurna sedikit maskara, hingga aku nggak bakal tahu aku memakainya. Sesampai di pintu gerbang, nggak ada tanda-tanda kedua cowok itu. Sehabis makan siang Ali dan Jassy datang. Mereka mendekatiku, dan aku harus bilang mereka biasa-biasa saja.
Tapi jelas aku nggak boleh bilang begitu pada mereka soalnya aku nggak kepingin dipukuli, atau ditempeli permen karet di sepatuku.
"Besok kami akan melakukan sesuatu yang baru. Jadi kalian boleh datang dan ketemu di kelas 2 C besok sehabis makan siang kedua." kata Jassy.
Hore, makasih banyak. Selamat malam. Tentu saja, jelas-jelas sangat dilarang berada di sekolah setelah makan siang kedua. Aku merasakan sesuatu... Apa ya? Oh ya, teguran berperilaku buruk pertamaku sudah menunggu.
Apakah hidupku sudah berakhir? Apakah hidupku cuma begini saja? Di bawah orang tuaku menertawakan sesuatu dan di kamar yang lain Libby sedang bermain bersama boneka-bonekanya. Aku bisa mendengarnya bicara pada mereka. Ini sangat menyedihkan, bahwa dia begitu muda dan dia nggak tahu kesedihan yang telah menantinya. Inilah yang sangat menyedihkan. Aku bisa mendengar suara kecilnya bergumam...apa yang dikatakannya...?
"Oh, Viona Abraham malang, Viona malang."
Aku hanya tersenyum getir mendengar gumaman adikku itu. Karena seperti itulah kehidupanku. Hari membosankan di sekolah, lalu pulang ke kehidupan rumahku yang lebih membosankan lagi. Aku kepingin ngobrol sama Jasmine, tapi dia harus pergi ke dokter gigi.
Ajakan Ali dan Jassy dibatalkan saat makan siang hari ini. Syukurlah. Pesan telah disebarkan pada saat pertemuan pagi bahwa Jassy nggak masuk karena sakit. Semenjak awal semester dia memang sering bolos dengan alasan sakit.
Yah, pokoknya selama beberapa hari kami akan terbebas dari apa pun yang ada dalam pikiran mereka. Kayaknya mereka pakai sesuatu yang nggak wajar deh. Mungkin obat penenang kuda?
Sama sekali nggak ada tanda-tanda Dewa Cinta. Bagaimanapun, aku dapat gosipan karena orang tua Katie kenal orang tua Dewa Cinta. Orang tua-orang tua itu satu club di permainan mahyong. Sungguh menyedihkan, anggota-anggota club tersebut terdiri atas orang tua renta.
Rupanya namanya Ruddy White, orang tua Dewa Cinta. Mereka pemilik toko Donat itu. Sebenarnya aku nggak begitu suka dengan Katie. Tapi, demi mendapat informasi tentang Dewa Cinta aku berusaha sok dekat dengannya. Dia oke tapi aku mendapat kesan dia menganggapku orang yang mementingkan penampilan.
Dia jangkung banget, begitulah, dan rambutnya bagus, tapi dia terlalu ambisius. Dia nunjuk di kelas, misalnya. Maksudku, dengan sopan dan benar. Dia nggak nunjuk tangan dan membiarkan ujungnya terkulai hingga jadinya kayak melambai-lambai.
Itu sih artinya orang itu mau nunjuk tangan karena itu cara paling fasis, tapi nggak benar-benar nunjuk tangan. Aku pernah mencoba nunjuk tangan dan mengacungkan satu jari ke depan. Tahu kan? Kayak di pertandingan bola waktu seseorang menuding ke seorang pemain gembrot dan berkata sambil melagukannya.
"Siapa yang menghabiskan semua makanan itu? Hingga tak bersisa sedikit pun?"
Tapi seperti biasa, tanda-tanda humor sekecil apa pun langsung dibunuh di tempat ini. Han Heator berkata, "Viona Abraham, kalau kau terlalu capek untuk mengacungkan tanganmu dengan benar, mungkin sebaiknya kau tidur lebih cepat ....atau mungkin beberapa ribu baris tulisan bisa membuat pergelangan tanganmu kuat?"
Mungkin aku akan mencobanya di pelajaran berikutnya. Pelajaran Fisika atau pun Matematika. Mendengarkan musik klasik, kusangka bakal menenangkan. Tapi musik ini benar-benar mengganggu dan nadanya bikin orang ngantuk.
Aku cinta hidup!! Jasmine Rendra baru saja menelepon untuk memberitahu bahwa kami diundang ke pesta di rumah Katie. Dan Katie juga mengundang Jackson dan kakaknya. Yesss!! Aku pasti sudah berhasil bersikap manis pada Katie. Demi Tuhan, aku pakai baju apa ya? Pestanya tinggal dua minggu lagi.
Sebaiknya aku melatih yoga-ku. Sebaiknya sekarang aku mulai mengenakan masker wajah. Aku kepingin tahu kalau aku tidur dengan jepit di hidungku. Apakah hidungku akan mengecil? Kenapa sih ibuku tidak memilih pria dengan hidung berukuran normal untuk menikah dengannya? Kenapa harus menikah dengan ayahku yang berhidung besar mirip paman Dolit? Dan memiliki putri sepertiku yang hidungnya juga besar. Kesannya aku menyalahkan takdir Tuhan. Benar-benar putri yang terkutuk diriku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Lovallena (Lena Maria)
semangatt 💪💪
2022-02-14
1
Vigiani Nurike
jejakx🤩 suport sllu thor🥰
2022-02-10
1
April
Semangat.
2022-02-08
1