Bab 10

Tinggal sebelas hari lagi menuju pesta. Ada yang kentut di pertemuan pagi ini. Aku curiga pada Pamela Wing menjijikan. Siapa pun yang kentut itu, bunyinya keras banget dan terjadi waktu kami sedang diam merenungkan semua orang miskin. Dan bukan kentut yang singkat, melainkan kentut yang bikin lutut gemetaran. Jasmine Rendra, Ellen, Julia dan aku ketawa. Yah, semua orang juga. Hampir seharian aku ketawa terus dan sekarang perutku sakit.

Ketika sudah di rumah, aku membaringkan tubuhku di tempat tidur. Aku benar-benar beku kedinginan. AC di kamarku begitu dingin. Menunggu pesta yang kuharapkan terasa begitu lama. Karena aku ingin sekali bertemu dengan Dewa Cinta ku lagi.

Penampakan, akhirnya!! Waktu jalan menuju sekolah kami melihat Jackson. Dia benar-benar berhenti untuk sekedar mengobrol dan menyapa kami.

"Hai, kalian bersenang-senang?"

"Tentu saja, apa lagi yang bisa lebih menyenangkan daripada bersama-sama orang tolol sadis selama delapan jam setiap hari?" aku menjawab sambil tersenyum. Dia tertawa dan langsung bilang pada Jasmine Rendra.

"Kau akan datang ke pesta Katie?"

Wajah Jasmine langsung saja merah jambu dan putih. Terus agak ke merah jambuan dan putih kecuali di ujung hidungnya, yang tetap merah. Aku nggak lupa memberitahunya bagaimana tampangnya itu. Dia berhasil menganggukkan kepala tanpa mampu berkata apa pun sangking grogi dan gugupnya.

"Baiklah, sampai ketemu kau di sana kalau begitu." sahut Jackson lagi sambil berlalu meninggalkan kami.

"Kau dengar ucapannya?" Jasmine Rendra begitu kegirangan.

"Ya." jawabku singkat.

"Katanya, 'Kau akan datang ke pesta Katie'?"

"Ya."

"Katanya, 'Baiklah, sampai ketemu kau di sana kalau begitu."

"Kita sudah membahasnya." jawabku dengan santai.

"Katanya, 'Sampai ketemu kau di sana kalau begitu,'...kepadaku. Dia mengatakan " kau" karena maksudnya aku." Jasmine Rendra langsung nyrocos tanpa henti.

"Eh, Jasmine." kataku dengan geregetan.

"Ya?" Jasmine agak gugup.

"Maukah kau menutup mulutmu sekarang?"

Yah, dia tidak menutup mulutnya. Hari ini guru yang mengajar Fisika, tidak masuk ke kelas kami. Kami pulang lebih awal dari jadwal yang sebenarnya. Hari-hari yang selalu kunanti, saat pesta tiba.

Pergi jalan-jalan bersama Libby di kereta dorongnya. Dia bernyanyi-nyanyi, "Aku sang Ratu, oh, aku sang Ratu."

Dia nggak mau menanggalkan sayap peri yang kubuatkan untuknya. Benar-benar mimpi buruk waktu aku berusaha membuatnya bisa duduk di kereta dorongnya.

Awan berarak cepat melintasi langit, namun cuaca cerah dan bersih. Suasana hatiku cukup bagus hingga aku ikut bernyanyi bersama Libby. Kami sedang berteriak-teriak, "Aku sang Ratu, oh, aku sang Ratu!" ketika cowok itu keluar dari sebuah mobil merah. Robbie. Sang Dewa Cinta. Dia melihatku dan berkata...

"Oh, hai, kita pernah ketemu, ya kan?"

Aku tersenyum cerah, mencoba melakukannya tanpa membuat hidungku mengembang di seluruh wajahku. Ini masalah merilekskan mulut, meletakkan lidah di balik gigi belakang namun sedikit mengembangkan cuping hidung supaya mereka bukannya malah nggak terkendali. Dia memandangku sedikit aneh.

"Kue Donat," kataku pintar.

"Oh yeah, di toko kue, kau dan temanmu." sahutnya sambil tersenyum. Dia kelihatan melamun waktu tersenyum.

Kemudian dia membungkuk ke arah Libby yang seperti yang selalu dilakukannya. Mempertontonkan salah satu tampang yang menggemaskannya.

"Aku sang Ratu." kata Libby.

"Oh ya?" sahut Robbie sang Dewa Cinta dengan manisnya. Ternyata dia benar-benar manis pada anak-anak.

"Ya, aku sang Ratu. Dan kakakku Viona Abraham pelayanku." kata Libby lagi.

Sungguh deh, aku nggak percaya. Robbie juga nggak percaya. Nggak ada seorang pun yang percaya. Ini benar-benar nggak bisa dipercaya, itulah sebabnya. Robbie buru-buru bangkit berdiri dan aku berkata,

"Eh, yah. Lebih baik aku pergi."

"Ya, sampai ketemu lagi." balas Robbie lagi.

"Ya, baiklah. Mungkin aku akan bertemu denganmu di pesta Katie." kataku lagi.

"Tidak, aku tidak pergi, aku ada urusan malam itu."

Jawaban yang membuatku syok. Apakah hidup bisa lebih buruk lagi? Hatiku patah menjadi dua bagian. Aku tak mampu berkata-kata lagi. Harapanku terlalu melambung tinggi. Dan mendadak dihempaskan ke jurang yang paling gelap.

"James datang besok. Jadi kami pikir kita semua akan pergi piknik besok." kata ayahku yang baru saja melongokkan kepalanya ke pintu.

Akhirnya hari minggu pun datang. James Arthur dengan gaya santainya tiba di rumah kami. James mencoba menciumku!! Menjijikkan. Dia itu kan sepupuku. Ini sih incest namanya. Aku bahkan tidak bisa memikirkannya sebab bisa-bisa aku bakal muntah.

Kejadiannya di kamarku setelah hari mengerikan yang dihabiskan berjalan-jalan di taman jelek. Memangnya mereka pikir umurku berapa sih? Mereka bahkan menyuruhku naik jungkat-jungkit. Aku, tentu saja, membuat celana ketat baruku tersangkut. Jadi, pengalaman yang mengesankan di satu hari jalan-jalanku yang indah adalah...aku membuat celana ketat baruku sobek, lalu aku diserang sepupuku. Di kamarku lagi!

Setelah pulang James dan aku mendengarkan kaset dan membaca buku-buku lelucon lama. Dan tiba-tiba dia mematikan lampu dan berkata,

"Yuk kita main beruang gelitik."

Beruang gelitik!! Dulu waktu kami berumur sekitar luma tahun, kami suka main beruang gelitik. Salah satu akan menjadi beruang gelitik dan orang itu akan mengejar yang lain dan menggelitikinya terus dan terus sampai menyerah.

Aku syok berat dan juga nggak bisa lihat apa-apa di dalam gelap. Jadi aku cuma bergumam belum siap dalam permainan, tapi James Arthur langsung menabrakku dalam kegelapan itu dan mulai menggelitikiku tanpa ampun. Sampai aku harus bilang benar-benar menyerah.

Benar-benar malu-maluin banget deh. Tapi bukannya berhenti sampai di situ. Ada sesuatu yang basah mengenai wajahku di dekat hidungku. Aku langsung lompat kayak ikan salmon dan mencari-cari kenop lampu. James kayaknya bangkit berdiri kemudian memungut buku lelucon dan mulai membaca. Jadi aku pun mencontohnya. Terus dia diantar pulang oleh ayahku. Insiden benda basah di hidung itu nggak pernah diungkit-ungkit. Seperti insiden kaki. Aku nggak yakin bisa tahan lebih lama lagi.

Waktu istirahat aku menceritakan semuanya pada Jasmine Rendra dan Julia. Langsung saja mereka bilang dengan histeris dan ketakutan.

"Hiiii, jijik banget sih, sepupumu!!"

"Menyedihkan!!"

Dalam perjalanan pulang. Kepingin rasanya membunuh Jasmine. Dia bersemangat sekali soal pesta itu dan sekarang barangkali mending aku tidak pergi saja. Ali dan Jassy berhasil mengejar kami dalam perjalanan pulang.

Make-up Jassy menor banget. Rambutnya juga ditata. Waktu kami melewati wc di taman dia menyuruh kami berdiri mengawasi sementara dia mengganti seragam sekolahnya.

"Aku nggak ikut mejeng lagi." katanya dari bilik wc. Disangkanya aku benar-benar tertarik pada kegiatan yang dilakukannya.

"Aku nggak tahu kalau kau suka mejeng." sahutku.

"Jangan tolol Viona Abraham!! Aku pergi ke rumah temanku dulu untuk berdandan, pakai make-up dan sebagainya. Apakah kau nggak ingin sepertiku? Terlihat cantik dengan make-up."

Aku benci dia, aku benci dia. Kalau dia pakai lebih banyak make-up lagi dia nggak bakal sanggup mengangkat kepala saking keberatannya. Dia mirip badut, dan menginginkan aku yang jelek ini mengikutinya? Masih mending diriku sendiri daripada harus memakai topeng badut. Jassy yang tolol!!

Terpopuler

Comments

surya

surya

10 like telah mendarat, lanjut thor

2022-02-17

1

April

April

Thor aku mau tanya, ini cerita setting

Latarnya diimana? Nama2 tokohnya bagus2 2 sampai bingung sebenarnya mereka itu orang mana?

2022-02-09

1

kekey euis

kekey euis

aku hadir thor, smngat

2022-02-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!