Surga Hitam
Suara guntur mulai menggelegar, langit biru yang indah hilang begitu saja ketika awan hitam telah datang, rintik hujan pun mulai berjatuhan. Perlahan rasa dingin mulai menyapa tubuh seorang gadis berkerudung hitam yang sedang sibuk melipat cucian di kamar khusus untuk cucian kering yang baru saja di angkat dari jemuran.
Setiap hari gadis itu menjalani hari-harinya dengan membantu aktivitas di rumah kyai Yusuf, sang pemilik pondok pesantren yang ia tempati menimba ilmu. Gadis yang biasa di panggil teman-temannya dengan nama Tata itu hampir enam tahun menimba ilmu di pondok pesantren Al-Khadijah, Jombang. Selama dua tahun ini, Tata ngawulo di PONPES ini karena tidak ada yang membiayai. Kedua orang tuanya sudah kembali ke hadapan Sang Pencipta tepat di saat Tata duduk di kelas satu MA (Madrasah Aliyah).
Seperti ini lah kegiatan Tata setiap hari, setelah sekolah ia membantu pekerjaan yang ada di rumah kyai Yusuf sebagai bentuk rasa terima kasihnya karena bisa menimba ilmu tanpa harus mengeluarkan biaya apapun.
"Tata ...." tiba-tiba terdengar suara bariton di depan pintu, hal itu membuat Tata terkejut bukan main.
"Gus!" sekilas Tata menatap sosok pria yang memanggil namanya, tapi semua itu tak berlangsung lama karena Tata segera menghindari tatapan mata teduh dari sosok pria yang selalu membuat jantungnya berdebar kencang.
"Maaf jika kehadiranku mengejutkanmu, aku hanya ingin memberikan kabar bahwa dua hari lagi aku akan pergi ke Mesir untuk melanjutkan S2. Aku mendapat beasiswa," ucap pria itu sambil mengedarkan pandangannya ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada yang melihat jika dirinya menemui Tata.
"Selamat atas keberhasilan Gus, lalu kenapa Gus berpamitan kepada saya?" kini Tata membalikkan tubuhnya menghadap pria itu tetap dengan wajah yang tertunduk, kedua tangannya saling bertautan karena rasa gugup mulai datang menghampirinya.
"Tata, selama aku tidak ada di sini, tolong jaga hatimu.Tunggulah sampai aku lulus S2," ucap pria itu.
Tata tertegun ketika mendengar pernyataan yang baru saja di ucapkan oleh pria yang biasa di panggil 'Gus' itu. Ia pun memberanikan diri untuk menatap pria yang memakai sarung hitam dengan kaos oblong berwarna abu-abu, "mm-maksudnya bagaimana, Gus?" tanya Tata.
"Selama ini aku mempunyai perasaan lain kepadamu, jadi aku memutuskan untuk menikahi mu nanti setelah aku pulang dari Mesir, maka dari itu aku minta kepadamu agar menjaga hati hanya untuk ku," ucap pria itu sebelum berlalu pergi dari ruangan yang di tempati Tata karena terdengar ada yang membuka pintu dapur.
Tata menghempaskan diri di atas ranjang tanpa kasur setelah mendengar pernyataan dari putra bungsu kyai Yusuf itu, ia tidak pernah menyangka jika pria yang biasa di panggil Gus Aji itu memiliki perasaan yang sama dengannya.
"Apa aku sedang bermimpi?" gumam Tata sambil meremas pakaian yang ada di tangannya. Ada rasa bahagia yang menjalar di dalam hatinya.
Suara guntur yang semakin menggelegar di siang itu seakan tak ada artinya di indera pendengaran Tata. Ia terus mengembangkan senyumnya ketika mengingat pernyataan yang di ucapkan langsung oleh Aji.
"Tata, kalau sudah selesai tolong bantu Ummi menyiapkan isi koper Gus Aji ya." tiba-tiba terdengar suara wanita yang sangat lembut di ambang pintu, hal itu berhasil membuyarkan lamunan Tata.
"Astagfirullah ...." gumam Tata dalam hatinya ketika menyadari jika ada ummi Sarah yang sudah berdiri di sampingnya.
"Baik Ummi, sebentar lagi pekerjaan saya sudah selesai," ucap Tata sambil menatap istri kyai Yusuf itu.
Ibu Sarah adalah istri pertama Kyai Yusuf, beliau memiliki lima anak, tiga anak laki-laki dan dua perempuan dan yang paling bungsu adalah Aji. Istri kedua kyai Yusuf ada di kota lain, kyai Yusuf memiliki tiga anak bersama istri keduanya, satu laki-laki dan dua perempuan.
Tata segera menyusul langkah ummi Sarah menuju lantai dua rumahnya, jantungnya berpacu dengan cepat ketika langkahnya berhenti di depan kamar Aji.
"Ya Allah ... aku masuk ke kamar seorang pria," gumam Tata dalam hatinya ketika Ummi Sarah mengajaknya masuk.
...🌹🌹🌹🌹...
Dua hari kemudian ....
Suara adzan subuh mulai terdengar di Masjid pondok pesantren Al-Khadijah, para santriwati segera mengenakan mukenanya dan segera berangkat ke Masjid untuk menunaikan kewajiban dua rakaat berjamaah.
Setelah menunaikan sholat subuh, para santri sibuk membersihkan kamar masing-masing karena hari ini adalah jadwal mereka pulang dari pesantren karena liburan sekolah telah tiba, hanya ada lima santri yang tetap tinggal di pesantren dan salah satunya adalah Tata.
Tata jarang sekali pulang ke kota kelahirannya setelah kepergian almarhum Ayahnya, tidak lagi yang ia rindukan di kota kelahirannya itu. Selama ini ia lebih suka menghabiskan waktu di pesantren ketika masuk masa libur sekolah, entahlah apa yang akan di lakukan Tata setelah ini karena ia baru saja lulus dari MA(Madrasah Aliyah).
"Tata ... Ta ... Tata!" Tata menghentikan kegiatannya ketika mendengar namanya di sebut. Tubuhnya meremang karena tidak melihat siapapun dalam pagi yang masih gelap ini.
"Gus Aji!!" Tata terhenyak ketika melihat Aji bersembunyi di balik pohon mangga yang ada di samping rumah kyai Yusuf.
Tata mencengkram gagang sapu yang di sejak tadi di pakainya membersihkan halaman samping rumah kyai Yusuf. Ia tidak menyangka jika Aji sepagi ini sudah menemuinya.
"Ta, Pagi ini aku akan berangkat ke Bandara Juanda. Aku menemuimu hanya untuk berpamitan saja, jangan lupa pesanku kemarin!" Aji menatap Tata yang sedang menundukkan wajahnya.
"Insyallah saya akan menjaga Amanah dari Gus Aji, semoga setelah Gus pulang dari Mesir tidak lupa dengan pernyataan Gus sendiri. Saya akan menunggu lamaran dari Gus Aji," ucap Tata dengan wajah yang tertunduk. Ia sangat malu untuk menatap wajah tampan Aji yang ada di balik pohon mangga.
"Alhamdulillah, akhirnya aku bisa kuliah dengan tenang setelah mendengar jawaban darimu, Ta. Permisi!" Aji melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat ini sebelum ketahuan abah ataupun ummi nya. Namun, baru saja Aji melangkah pergi, ia harus menghentikan langkahnya karena teringat sesuatu.
"Besok sepupuku dari Surabaya akan datang ke rumah ini, aku harap kamu bisa menjaga mata dan hati karena dia lebih tampan dariku," ucap Aji sebelum benar-benar menjauh dari tempat Tata berada.
Semburat warna merah mulai tampak di pipi Tata. Hatinya berdesir ketika menangkap kecemburuan dari nada bicara ustad pengajar kitab Jurumiyah itu. Tata kembali melanjutkan kegiatannya sambil membayangkan betapa bahagianya menjadi istri ustad muda dengan penampilan berbeda dari yang lain. Tata terus mengembangkan senyumnya, ia bagaikan bunga yang bermekar indah di pagi hari.
"Astagfirullahaladzim ... Tata ingat Ta, kamu tidak boleh seperti ini, ingat kata-kata abah Yusuf, 'pasrahkan hidupmu kepada Allah'." Tata bermonolog, ia menggelengkan kepalanya dengan mata yang terpejam karena membayangkan hal yang belum pasti terjadi.
"Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya(memeliharanya)." (QS. Ath-Thalaq:3)
______________________________________________
* Ngawulo: Santri yang mengabdikan diri di pondok pesantren.
* Gus: Panggilan untuk anak laki-laki seorang Kyai.
_______________________________________________
Selamat datang di karya baru ku😘😘😘😘
Jika ada kesalahan tentang penjelasan dunia pesantren bisa tulis di kolom komentar ya biar ak bisa revisi, tapi ... jangan terlalu bar-bar ya biar othor gak syok😉
Jangan lupa tekan Favorite agar tidak ketinggalan update terbaru dari othor😘
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
nursanti Santi
cerita yang mengisahkan keadaan pondok dan kegiatannya paling best dec soalnya akunya pengen mondok gak kesampaian jadi penasaran dec🤭🤭🤭
2022-11-09
1
Fitriana Nanaz
aku mampir lg diceritamu kak.moga yg ini jg bagus😍
2022-06-21
1
Alviesha_athninamaisy
hatiku padamu Kak hadir kak..... nge fav dulu yaaa😘😘😘
2022-03-08
2