Empat hari kemudian ....
Intan berjalan di lorong rumah sakit sambil menenteng kantong kresek yang berisi beberapa camilan untuk Kinar. Namun, semua camilan itu harus ia bawa kembali karena di tolak oleh Bu Leni, wanita berumur lima puluh tahun itu semakin tidak suka dengan Intan ketika mengetahui bahwa Kinar di rawat di rumah sakit.
"*Mah, Intan tidak bersalah, semua yang menimpa Kinar tidak ada sangkut pautnya dengan Intan!"
"Terus aja belain si Intan!! anak sendiri terluka parah malah belain gadis tak jelas*!"
Ya, seperti itu lah perdebatan di antara Pak Gatot dan Bu leni ketika ada Intan di kamar inap Kinar. Bu Leni benar-benar tidak terima jika anggota keluarganya membela Intan.
Gadis bertato mawar itu melangkahkan kakinya menuju kamar Inap Renata, di mana ada Tommy yang sedang membantu gadis berkerudung itu berkemas, karena sudah di perbolehkan pulang.
"Bang Tom," sapa Intan ketika pintu ruang inap Renata terbuka.
"Masuk, Tan!" ucap Tommy ketika melihat Intan berdiri di tengah pintu.
Akhirnya Intan masuk dan meletakkan kantong kreseknya di atas bed Renata, ia berdiri di samping Tommy sambil ngobrol bersama Renata. Gadis bernama Renata itu memutuskan untuk pulang ke kampung asalnya saja, ia merasa terancam jika masih hidup di kota ini.
”Kalau Teteh pulang berarti gak jadi tinggal di rumah Intan dong?" tanya Intan setelah mendengar cerita Renata.
"Iya, saya mau pulang saja, masih ada bibi di kampung," jawab Renata.
Renata minta bantuan Tommy agar mengantarnya pulang ke Jawa timur. Ia takut jika pulang sendirian, mengingat kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu.
Urusan studio sementara Tommy serahkan kepada Pak Gatot, karena ia harus pergi selama beberapa hari dari Tangerang. Tommy dan Renata tidak se canggung saat pertama kali bertemu, Renata tidak takut lagi dengan pria yang memiliki tatto di lengannya itu.
"Tan, kapan kamu mulai nyanyi di Cafe?" tanya Tommy.
"Mungkin dua minggu lagi, Bang. Intan sudah meminta waktu untuk menunggu kondisi Kinar lebih baik lagi," jawab Intan.
Kemarin, Intan menemui pemilik cafe yang menawarinya job untuk benyanyi. Setelah melakukan negosiasi, akhirnya bos cafe itu setuju jika Intan mengisi acara di hari minggu saja dari siang hingga malam. Intan tak keberatan jika seharian menghabiskan waktu di cafe itu, karena ia sendiri tak ada jadwal kencan atau hangout bersama pacar.
Obrolan mereka harus terhenti ketika seorang suster masuk ke dalam ruangan Renata. Suster itu melepas selang infus dan memberikan surat kontrol ke rumah sakit yang ada di Jawa Timur. Tak lupa suster itu memberikan beberapa obat untuk Renata.
"Terima kasih, Suster," ucap Renata setelah suster itu pamit keluar karena tugasnya telah selesai.
Renata bisa bernafas lega karena bisa keluar dari rumah sakit ini. Renata sebenarnya ingin sekali menemui Kinar di ruangannya, tapi niat baiknya itu di halangi oleh Tommy, pria bertato itu tidak ingin jika Bu Leni semakin murka jika mengetahui siapa penyebab semua kejadian beberapa hari yang lalu.
Intan mengantar Renata sampai di lobby rumah sakit. Mereka berdua menunggu Tommy yang sedang mengambil mobil di tempat parkir.
"Aku pulang dulu ya, terima kasih atas semua kebaikanmu, Tan. Tolong sampaikan rasa terima kasihku kepada adiknya Bang Tommy." Renata memeluk Intan sebelum masuk ke dalam mobil Tommy.
"Sama-sama, Teh. Nanti saya sampaikan," ucap Intan setelah Renata melepaskan pelukannya.
Intan pun melangkahkan kakinya pergi dari area rumah sakit ini. Ia berdiri di dekat jalan raya untuk menunggu ojek online yang ia pesan.
...🌹🌹🌹🌹...
"Terima kasih Pak atas informasinya," ucap Aji sebelum memutuskan sambungan telfonnya bersama salah satu teman yang ada di Tangerang.
Seharian ini, Aji berkeliling Tangerang selatan untuk mencari keberadaan Tata. Ia mendapat informasi bahwa ada yang melihat wanita mirip dengan Tata saat terjadi bentrokan di pasar induk beberapa hari yang lalu.
Aji langsung bergerak cepat setelah mendapat informasi, ia menyusuri setiap sudut kota Tangerang selatan yang luas itu. Ia sudah mencari keberadaan Tata di sekitar pasar induk dan daerah-daerah lain yang tak jauh dari pasar.
"Harus kemana lagi aku mencarimu, Ta? satu Tangerang pun sudah aku lewati," gumam Aji dengan pandangan yang fokus ke depan.
Dua hari ini Aji tidak pergi ke kampus, ia mengambil cuti untuk berkeliling di Kota Tangerang selatan. Saat ini, Tata lah yang menjadi pusat pikirannya setelah mendengar penjelasan meyakinkan dari salah satu temannya.
"Lebih baik aku ngopi dulu agar lebih konsentrasi," gumam Aji sambil mengarahkan setir mobilnya untuk menepi di pinggir jalan.
Kopi hitam telah tersaji di meja yang ada di hadapan Aji. Ia menuang kopi itu ke dalam lepek agar tidak terlalu panas jika di minum, tidak ada rokok yang menemani seperti yang di lakukan para pria pada umumnya.
Satu jam telah berlalu, Aji memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. Tak lupa ia membayar kopi dan beberapa makanan ringan yang sudah ia habiskan tadi.
Langkah Aji harus terhenti di samping mobil, ketika pandangannya menangkap sosok wanita berkerudung yang sudah masuk ke dalam mobil Jeep. Aji tertegun ketika melihat sosok wanita yang sangat mirip dengan Tata, tanpa berpikir panjang, Aji segera masuk ke dalam mobilnya untuk mengejar mobil jeep yang sudah melaju kencang.
"Apakah wanita itu adalah Tata? aku harus memastikan siapa wanita yang ada di dalam mobil jeep itu, aku sangat yakin jika wanita itu adalah Tata." gumam Aji.
Aji semakin menambah kecepatan mobilnya, ia sampai tidak sadar jika mobilnya masuk ke gigi lima. Jalanan yang tidak terlalu padat membuat Aji semakin menginjak pedal gasnya lebih dalam lagi.
"Ayo Ji, sebentar lagi kamu bisa menyusul mobil itu!" Aji memberikan semangat pada dirinya sendiri.
Usaha Aji nampaknya membuahkan hasil. Ia menurunkan kecepatan mobilnya ketika berada di dekat dengan mobil Jeep yang baru saja berhenti.
Aji membuka kaca mobil pintu kiri, beberapa kali ia membunyikan klakson mobilnya agar pengendara jeep itu menepikan mobil. Aji segera keluar dari mobil setelah mobil jeep itu berhenti dan keluarlah sang sopir, seorang pria berbadan kekar dengan beberapa tato di lengan, pria itu tak lain adalah Tommy.
"Kau mau cari mati, Ya!" sungut Tommy sambil berkacak pinggang di depan mobilnya, ia menghadang Aji yang sedang mengatur nafasnya.
"Maaf Bang. Saya tahu apa yang saya lakukan sangatlah tidak sopan dan membahayakan orang lain," ucap Aji sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
Tommy menyatukan kedua alisnya, ia menatap intens pria yang ada di hadapannya ini, wajah yang tidak asing di mata Tommy, "Kenapa kau menghentikan mobilku?" tanya Tommy setelah gagal mengingat siapakah sosok pria yang ada di hadapannya.
"Maaf Bang, saya hanya ingin memastikan wanita yang ada di dalam mobil Abang, dia sepertinya mirip dengan teman saya yang selama ini saya cari," ucap Aji.
Rupanya, Tommy tak semudah itu percaya dengan Aji, tak terus mengintrogasi Aji layaknya seorang polisi yang sedang melakukan tugasnya.
"Terima kasih Bang, karena di izinkan untuk melihat wanita yang ada di dalam mobil Abang," ucap Aji dengan di iringi senyum merekah setelahnya.
Kaca mobil Tommy seluruhnya berwarna hitam, siapapun yang ada di luar mobil tidak akan bisa melihat siapa saja dan apa saja yang ada di dalam mobil jeep milik Tommy.
"Tata!" ucap Aji ketika berhasil membuka pintu sebelah kiri.
Senyumnya yang merekah kini musnah sudah ketika bukan Tata yang ada di dalam mobil. Ada sedikit rasa kecewa yang ada dalam dirinya ketika wanita berjilbab itu membuka maskernya.
"Maaf, nama saya bukan Tata tapi Renata," ucap wanita itu sambil menatap Aji.
Aji menghela nafasnya yang berat karena dugaannya salah besar. Ia segera mengatupkan kedua tangannya di depan dada sambil menatap wajah wanita yang sedang menatapnya heran, "Maafkan saya ukhti, saya salah orang," ucap Aji dengan ekspresi penuh sesal.
"Tidak masalah, semoga anda segera di pertemukan dengan wanita yang ada cari," ucap Renata sebelum Aji berjalan menghampiri Tommy.
Aji menghampiri Tommy yang sedang berdiri di depan mobil. Sekali lagi Aji minta maaf kepada Tommy karena mengganggu perjalanannya. Aji pun pamit pergi setelah berbasa-basi dengan Tommy.
"Pria yang malang!" gumam Tommy ketika melihat langkah gontai Aji menuju mobilnya.
_
_
Terima kasih sudah membaca karya ini, semoga suka ♥️😍
_
_
🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Mami Mara
smua komennya kaya yg q pikirin,,, hahaha smua salah! 🤣
2022-11-28
0
Anna Inaq Winda
apa intan adalah tata hahahahhaa
2022-07-10
0
Ya ampun Tata kau nyempil di mana kok gak ketemu..padahal sudah 4 tahun lebih menghilang .. 🙃🙃
2022-01-15
1