Meracau Tak Jelas!

Hujan deras tengah mengguyur kota Tangerang selatan, angin dan petir pun berlomba-lomba mengiringi hujan yang tak kunjung reda. Alam seakan menjadi wujud dari rasa yang menerpa hati Intan. Sedih, bahagia dan gugup sedang bercampur aduk dalam hatinya.

Intan terus menundukkan kepalanya selama perjalanan pulang ke kontrakannya, sesekali ia menegakkan kepalanya untuk menunjukkan jalan ke kontrakannya. Keheningan terasa di dalam mobil putih itu, keduanya sama-sama tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Setelah pertigaan nanti, gus lurus saja sampai ada gang ke kiri," ucap Intan ketika mobil yang di kendarai Aji semakin dekat dengan kontrakannya.

"Apa mobil bisa masuk?" tanya Aji tanpa berani menatap Intan.

"Bisa, Gus," jawab Intan.

Sebenarnya, Aji masih syok setelah melihat perubahan gadis pilihannya itu. Ia takut untuk melihat Tata-nya yang dulu dalam kemasan yang baru. Rasa rindu yang selama ini terpendam, kini telah terobati meskipun ada perasaan kecewa di dalamnya.

Keduanya tak banyak bicara hingga mobil putih itu sampai di depan rumah kontrakan kecil di ujung gang. Suasana kampung itu sangat sepi dan kontrakan Intan agak jauh dari rumah tetangga.

"Kamu tinggal di sini sendirian?" tanya Aji setelah mengamati situasi yang ada di sekitar kontrakan Intan.

"Iya, Gus." sekilas Intan mengalihkan pandangannya ke samping. Namun, semua itu tak berlangsung lama karena ia tak kuasa untuk menatap Aji yang sedang menatapnya dengan intens.

"Terima kasih, Gus," ucap Intan setelah merasakan keheningan lagi di dalam mobil. Ia harus segera pergi dari mobil ini jika ingin menetralkan degup jantungnya, "emm ... Gus Aji tidak mampir?" Intan memberanikan diri untuk menatap Aji.

Aji masih terdiam, terlihat jelas dari raut wajahnya jika saat ini Aji sedang berpikir karena tawaran Intan, "Lain kali saja, Ta. Ini sudah terlalu malam jika bertamu di rumah seorang gadis," ucap Aji yang membuat Intan tertegun.

Setelah berpamitan, Intan segera keluar dari mobil. Ia berlari menuju teras kontrakannya meskipun hujan masih turun dengan deras, hal itu berhasil membuat tubuhnya basah. Intan berdiri di depan pintu kontrakannya sambil menatap mobil Aji putar balik, ia tak menghiraukan lagi meskipun rasa dingin sedang menyerang tubuhnya yang sedikit terbuka.

"Hati-hati, Gus!" ucap Intan dengan suara yang lirih ketika mobil putih itu perlahan menghilang dari pandangannya.

Intan menyandarkan tubuhnya yang basah di dinding teras. Tubuhnya luruh ke lantai karena kehilangan tenaga, ia masih belum percaya jika bertemu Aji di kota ini.

"Aku sudah menjauh, tapi Gus menemukan aku lagi dalam keadaan yang berantakan," gumam Intan dengan kepala yang menengadah.

Beberapa menit di luar rumah membuat tubuhnya terasa dingin, akhirnya Intan berdiri sekuat tenaga untuk masuk ke dalam rumah. Ia berjalan ke kamar mandi dengan langkah kaki yang berat.

Dua puluh menit telah berlalu begitu saja, akhirnya Intan keluar dari kamar mandi. Ia berhenti di dapur sambil mencari wine yang tersimpan di dapur. Pikirannya kacau saat ini setelah bertemu dengan Aji.

Gue sudah dirumah. Malam ini gue ingin sendiri. Please, jangan ganggu gue malam ini,

Intan meletakkan ponselnya di atas meja setelah membalas pesan dari Kinar. Ia menyulut sebatang rokok sebelum duduk di atas karpet yang ada di sisi ranjangnya.

Kepulan asap mulai mengudara di kamar yang tak seberapa luas itu. Intan membiarkan jendela kamarnya tetap terbuka agar hawa dingin malam ini masuk ke dalam kamarnya.

"Ck, gue sepertinya di permainkan oleh takdir." Intan berdecak setelah beberapa saat melamun.

Satu batang rokok telah habis, kini waktunya Intan menuang wine ke dalam gelasnya. Ia terus mengulang kegiatan itu sampai botol wine itu hampir kosong. Rasa pusing dan mata yang kabur mulai di rasakan Intan saat ini, racauan tak jelas mulai terdengar di dalam kamar itu.

"Aku kotor, aku butuh detergen, syalalalala ...."

"Ingin ku teriak, ihhh!! Ta ... tata ... tata!!"

"Gue gadis bertato yang punya mimpi jadi istrinya ustadz! A-n-j-i-r 'kan gue!"

"Ajisaka Pangestu ... aku mencintaimu lebih dari apapun, aku mencintaimu!!"

Intan benar-benar mabuk parah malam ini, ia tertatih-tatih menuju dapur untuk mencari minuman beralkohol yang beda jenis dengan Wine, yang ada di rak penyimpanan. Keadaannya begitu kacau dengan racauan yang semakin tak jelas.

Intan kembali ke kamar dengan tubuh sempoyongan. Ia menghempaskan diri di atas kasur setelah menghabiskan dua botol minuman berakohol.

***

Matahari mulai menampakkan diri setelah hujan mengguyur selama semalam suntuk. Daun-daun masih basah karena tetesan air hujan, langit biru pun mulai menampakkan keindahannya.

Penunjuk waktu sudah berada di angka delapan pagi. Intan mulai mengerjapkan matanya karena kilau mentari yang menerobos lewat jendela yang dibiarkan terbuka sejak tadi malam. Intan enggan untuk beranjak dari ranjang yang sangat nyaman itu, kepalanya masih terasa berat karena pengaruh alkohol tadi malam.

Suara kucing yang mengeong di teras rumah membuat Intan mau tak mau harus bangun. Kucing hitam kesayangannya sudah datang minta jatah makan seperti biasanya.

Intan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia harus mengguyur kepalanya agar rasa pusingnya segera hilang. Dua puluh menit waktu yang cukup untuk Intan membersihkan diri.

Pagi ini Intan terlihat lebih segar dengan rambut basah yang tergerai di atas bahunya. Intan memakai Kaos oversize berwarna merah yang di padukan dengan hotpant di atas lutut, hal itu membuatnya semakin terlihat cantik walau tak ada polesan make up di wajahnya.

"Blacky ... blacky ...." teriak Intan setelah membuka pintu kontrakan dengan membawa makanan untuk kucing kesayangannya.

Intan duduk di kursi kayu yang ada di teras kontrakan. Tak lupa ia menyulut sebatang rokok untuk menemani kopinya pagi ini. Sesekali Intan tersenyum ketika melihat blacky makan dengan rakus.

Kepulan asap rokok mengudara di sana, berbaur dengan aroma kopi yang menyeruak ke dalam indera penciuman Intan. Kali ini Ia mengangkat blacky untuk di letakkan di atas pangkuannya.

"Hey blacky! dia sudah menemukan aku, katakan padaku, apa yang harus aku lakukan?" gumam Intan dengan tangan yang terus mengusap bulu halus kucingnya itu.

Terkadang Intan menjadikan blacky tempat curhatnya walau kucing itu hanya mengeong saja. Meskipun ada Kinar dan Tommy yang selalu siap mendengarkan keluh kesahnya, tapi ada sesuatu hal yang tidak bisa Intan ceritakan kepada mereka.

"Pergi sono! pacarmu sudah datang noh!" Intan melepaskan blacky ketika melihat seekor kucing betina datang di pinggir jalan.

"An-jay! kucing aja pacaran, kalah gue!" kelakar Intan ketika melihat kucingnya sedang mengendus kucing betina.

Intan memicingkan matanya ketika ada motor matic hitam berhenti di halaman kontrakannya. Intan tak mengenali wajah seorang pria yang tertutup helm teropong itu.

"Gus!!" Intan terhenyak dari tempatnya ketika tahu bahwa pria yang baru saja membuka helm itu adalah Aji.

Intan reflek lari ke dalam kontrakan tanpa menyuruh Aji masuk ataupun duduk. Entah apa yang sedang ia lakukan di dalam sana hingga membuat Aji menunggu beberapa menit di luar.

_

_

Terima kasih sudah membaca karya ini, semoga suka 😍♥️

_

_

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Terpopuler

Comments

Ciee, ciee, Intan seneng dong si Doi udah nyamperin pagi2...🤭🤭🤭

2022-01-15

1

Yeni Eka

Yeni Eka

Pasti intan masuk krn mau ganti baju pke yg syari

2021-12-28

1

pat_pat

pat_pat

mampir lagi ❤️

2021-12-21

1

lihat semua
Episodes
1 Aku Pamit,
2 Menatap kepergian ustad muda,
3 Kedatangan Aga.
4 Menjadi Dosen,
5 Bad Girl,
6 Surat dari Tata,
7 Pengakuan Aga?
8 Tentang Komodo dan Piranha,
9 Tawaran bernyanyi,
10 About My Friends
11 Mendapat Izin dari Tommy,
12 Bentrok??
13 Di Rumah sakit,
14 Dia pasti Tata!
15 Mulai bekerja,
16 Akhirnya bertemu,
17 Meracau Tak Jelas!
18 Sarapan bersama,
19 GEGANA
20 Naik motor berdua,
21 Pulang ke Jombang,
22 Sinar dalam kegelapan,
23 Pembukaan Cafe,
24 Kado dari Aji,
25 Pemandangan Indah,
26 Outfit hari ini,
27 Ayo ikut pulang!
28 Siapa Niko?
29 Mimpi buruk?
30 Jangan sentuh aku!
31 Bidadari Surga,
32 Tak Pantas di perjuangkan,
33 Salahkah Aku?
34 Kembali seperti dulu,
35 Kehilangan Harapan.
36 Pertemuan Pak Gatot dan Aji
37 Ke Rumah Sakit,
38 Gus harus tau!
39 Flashback 1: Hilangnya madu
40 Flashback 2: Kabur!
41 Air mata Aji,
42 Menjemput Aga,
43 Pengakuan Aga!
44 Keresahan Aji,
45 Renungkahlah!
46 Lepaskan Topengmu!
47 Bertemu berdua di cafe,
48 Minggu ceria,
49 Senandung Rindu,
50 Saya gugup, Gus!
51 Nikahkan saja!
52 Ini tidak boleh terjadi!!
53 Ummi hanya ingin kamu bahagia,
54 Datang ke Makam.
55 Di hadang perampok?
56 Berikan Saya Kecupan.
57 Belum sadar
58 Mulai membaik,
59 Rencana Abah Yusuf,.
60 Nikah Siri,
61 Hak dan Kewajiban.
62 Pacar halal,
63 Pulang dari Rumah Sakit.
64 Gagal Romantis!
65 Aku tidak suka dengannya!
66 Hukuman Rahma!
67 Kenapa? kenapa?
68 Sayang?
69 Pulang ke kontrakan lama,
70 Izin bekerja,
71 Farhan patah hati?
72 Saya belum siap, Gus!
73 Emak-emak komplek!
74 Kontrol ke dokter,
75 Lamaran Resmi,
76 Kakek Amin?
77 Hal mengejutkan,
78 Romantis ala Gus Aji,
79 Kerudung terbang!
80 Persiapan!
81 Pernikahan Resmi,
82 Saka Junior On the Way,
83 Bangun kesiangan!
84 Ngedate,
85 Membuka Kado,
86 Bekerja sama,
87 Berangkat ke Bali.
88 Kado yang bermanfaat!
89 Tamu untuk Farhan.
90 Jadilah wanitaku!
91 Negatif!
92 Menjenguk Kinar,
93 Rezeki di pagi hari,
94 istri solehot!
95 Ingat! Jangan Poligami!
96 Sarapan madu!
97 Ummi Sarah sakit,
98 Poligami tidak terlalu buruk!
99 Saya bersedia,
100 Kamu sudah dewasa!
101 Menanti kejutan,
102 Happy Anniversary
103 Lancang!
104 Perdebatan Sengit!
105 Masuk ICU,
106 Pertengkaran suami istri,
107 Pelampiasan yang tepat!
108 Menyesal!
109 Gejala Typus
110 Gejala Typus
111 Jodoh Rahma?
112 Menebus Kesalahan,
113 Hukuman berat!
114 Awas lampu merah!
115 Pelakor Syar'i!!
116 Desiran Angin Menyedihkan,
117 Gigitan Buaya?
118 Sambutan hangat,
119 Bertemu Aldi,
120 Aku Egois!
121 Penanaman Bibit!
122 Mual?
123 Kabar membahagiakan,
124 Soto dua daerah,
125 Iri bilang Bos!
126 Gara-gara Klanting!
127 Syarat?
128 Pernikahan Aga dan Rahma,
129 Drama Ikan terbang,
130 Aga dan Rahma pamit,
131 Tingkepan(Mitoni)
132 Mulai persiapan!
133 Kejadian di pagi hari,
134 Kyai Yusuf pusing!
135 Semua karena kelalaianmu!
136 Melahirkan?
137 Perjuangan besar dimulai!
138 Ghali Majdudin Rafif,
139 Ingin bertemu Nida?
140 Duri dalam hati,
141 Pulang dari Surabaya,
142 Berduka,
143 Hati yang Gundah,
144 Melaksanakan Nadzar,
145 Sebuah Intisari (End).
146 Ucapan Terima kasih untuk kalian,
147 CEO Cilok?
148 Audiobook Surga Hitam.
149 Tanpa Talak,
150 Berbagi kasih,
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Aku Pamit,
2
Menatap kepergian ustad muda,
3
Kedatangan Aga.
4
Menjadi Dosen,
5
Bad Girl,
6
Surat dari Tata,
7
Pengakuan Aga?
8
Tentang Komodo dan Piranha,
9
Tawaran bernyanyi,
10
About My Friends
11
Mendapat Izin dari Tommy,
12
Bentrok??
13
Di Rumah sakit,
14
Dia pasti Tata!
15
Mulai bekerja,
16
Akhirnya bertemu,
17
Meracau Tak Jelas!
18
Sarapan bersama,
19
GEGANA
20
Naik motor berdua,
21
Pulang ke Jombang,
22
Sinar dalam kegelapan,
23
Pembukaan Cafe,
24
Kado dari Aji,
25
Pemandangan Indah,
26
Outfit hari ini,
27
Ayo ikut pulang!
28
Siapa Niko?
29
Mimpi buruk?
30
Jangan sentuh aku!
31
Bidadari Surga,
32
Tak Pantas di perjuangkan,
33
Salahkah Aku?
34
Kembali seperti dulu,
35
Kehilangan Harapan.
36
Pertemuan Pak Gatot dan Aji
37
Ke Rumah Sakit,
38
Gus harus tau!
39
Flashback 1: Hilangnya madu
40
Flashback 2: Kabur!
41
Air mata Aji,
42
Menjemput Aga,
43
Pengakuan Aga!
44
Keresahan Aji,
45
Renungkahlah!
46
Lepaskan Topengmu!
47
Bertemu berdua di cafe,
48
Minggu ceria,
49
Senandung Rindu,
50
Saya gugup, Gus!
51
Nikahkan saja!
52
Ini tidak boleh terjadi!!
53
Ummi hanya ingin kamu bahagia,
54
Datang ke Makam.
55
Di hadang perampok?
56
Berikan Saya Kecupan.
57
Belum sadar
58
Mulai membaik,
59
Rencana Abah Yusuf,.
60
Nikah Siri,
61
Hak dan Kewajiban.
62
Pacar halal,
63
Pulang dari Rumah Sakit.
64
Gagal Romantis!
65
Aku tidak suka dengannya!
66
Hukuman Rahma!
67
Kenapa? kenapa?
68
Sayang?
69
Pulang ke kontrakan lama,
70
Izin bekerja,
71
Farhan patah hati?
72
Saya belum siap, Gus!
73
Emak-emak komplek!
74
Kontrol ke dokter,
75
Lamaran Resmi,
76
Kakek Amin?
77
Hal mengejutkan,
78
Romantis ala Gus Aji,
79
Kerudung terbang!
80
Persiapan!
81
Pernikahan Resmi,
82
Saka Junior On the Way,
83
Bangun kesiangan!
84
Ngedate,
85
Membuka Kado,
86
Bekerja sama,
87
Berangkat ke Bali.
88
Kado yang bermanfaat!
89
Tamu untuk Farhan.
90
Jadilah wanitaku!
91
Negatif!
92
Menjenguk Kinar,
93
Rezeki di pagi hari,
94
istri solehot!
95
Ingat! Jangan Poligami!
96
Sarapan madu!
97
Ummi Sarah sakit,
98
Poligami tidak terlalu buruk!
99
Saya bersedia,
100
Kamu sudah dewasa!
101
Menanti kejutan,
102
Happy Anniversary
103
Lancang!
104
Perdebatan Sengit!
105
Masuk ICU,
106
Pertengkaran suami istri,
107
Pelampiasan yang tepat!
108
Menyesal!
109
Gejala Typus
110
Gejala Typus
111
Jodoh Rahma?
112
Menebus Kesalahan,
113
Hukuman berat!
114
Awas lampu merah!
115
Pelakor Syar'i!!
116
Desiran Angin Menyedihkan,
117
Gigitan Buaya?
118
Sambutan hangat,
119
Bertemu Aldi,
120
Aku Egois!
121
Penanaman Bibit!
122
Mual?
123
Kabar membahagiakan,
124
Soto dua daerah,
125
Iri bilang Bos!
126
Gara-gara Klanting!
127
Syarat?
128
Pernikahan Aga dan Rahma,
129
Drama Ikan terbang,
130
Aga dan Rahma pamit,
131
Tingkepan(Mitoni)
132
Mulai persiapan!
133
Kejadian di pagi hari,
134
Kyai Yusuf pusing!
135
Semua karena kelalaianmu!
136
Melahirkan?
137
Perjuangan besar dimulai!
138
Ghali Majdudin Rafif,
139
Ingin bertemu Nida?
140
Duri dalam hati,
141
Pulang dari Surabaya,
142
Berduka,
143
Hati yang Gundah,
144
Melaksanakan Nadzar,
145
Sebuah Intisari (End).
146
Ucapan Terima kasih untuk kalian,
147
CEO Cilok?
148
Audiobook Surga Hitam.
149
Tanpa Talak,
150
Berbagi kasih,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!