Malam hari di keluarga Lawrence sedang berlangsung makan malam seperti hari-hari biasanya. Perbedaannya, jika hari-hari sebelumnya mereka makan malam bertiga sekarang mereka kedatangan anggota baru yaitu Marvel.
'' Marvel, makan yang banyak nak. Ibu sudah masakin makanan kesukaan kamu semua,'' ucap Hani menyuruh Marvel.
'' Karen, tolong dong suaminya diperhatikan. Jangan diam aja kamu. Nanti Marvel pergi lagi, kamu yang ibu salahkan,'' ucap Hani menatap Karen yang selama ini selalu makan dengan diam.
Karen sangat jarang berbicara jika ia berada di meja makan. Tidak ada topik yang Karen ingin bahas kecuali jika mereka membicarakan kelucuan putrinya Calendula.
'' Baik bu'' ucap Karen sembari mengambilkan sayur tambahan untuk Marvel.
'' Karen, kamu juga ikut nambah dong nak. Kamu harus makan banyak, kasihan nanti kalau kamu kurus. Selama ini kamu kan yang sudah membesarkan Calendula sendiri terlebih sekarang kamu juga harus memberikan ASI untuk Calendula, jadi kamu harus tetap sehat,'' nasehat Wiguna ayah Marvel. Semua orang beralih menatap ke arah Wiguna tanpa terkecuali Marvel.
'' Ayah, itu kan memang sudah tugasnya Karen sebagai ibu buat Calendula,'' timpal Hani.
'' Iya ayah tahu. Ibu dulu juga kan begitu, mengurus tiga anak laki-laki dengan ayah yang selalu di samping ibu. Sedangkan Karen kan beda, dia apa-apa harus mengurus sendiri,''
Marvel sedikit tersedak mendengar ucapan ayahnya. Karen langsung dengan sigap memberikan segelas air putih untuk Marvel sedangkan Hani menegur suaminya karena telah berbicara demikian.
'' Ayah, Ibu Marvel mau berbicara,'' ucap Marvel.
'' Iya Marvel, bicara saja nak. Ibu pasti mendengarkan kamu,'' jawab Ibu Marvel.
'' Jadi mulai lusa Marvel akan bekerja di perusahaan Kak Marco. Untuk menghemat biaya, Marvel berencana pindah kembali ke apartemen Marvel yang lama,''
'' Kamu mau pergi lagi? Marvel, kamu belum genap sehari di rumah sudah mau minta ijin buat pergi lagi? Apa kamu tidak kasihan sama ibu kamu? Ibu masih kangen sama kamu nak,'' ucap Hani tidak terima jika Marvel pergi lagi.
'' Maaf bu. Marvel sudah bilang sama paman dan paman sudah mengurusnya, jadi mau tidak mau Marvel harus mulai bekerja di sana lusa''
'' Apa tidak bisa kamu bekerja di perusahaan ayah?'' tanya Hani.
'' Kan sudah ada Mario yang mengurusnya nanti. Lagian Marvel tidak sehebat Mario jadi Marvel tidak mau mengambil resiko untuk mengurus perusahaan ayah,'' balas Marvel.
Hani diam karena Wiguna juga tidak membantunya. Hani hanya merasa sedih jika harus ditinggalkan lagi oleh anak-anaknya terutama sekarang bersamanya cucunya Calendula.
'' Karen, apa kamu setuju diajak Marvel kembali kota lama kalian?'' tanya Hani kepada Karen.
'' Ibu, Karen setuju dengan keputusan Marvel. Bukankah ibu sendiri yang bilang jika kita sebagai perempuan harus menurut kepada perintah suami?''
'' Ya sudah terserah kalian saja. Malam ini ibu akan tidur sama Calendula, anggap ini sebagai salam perpisahan sama cucu ibu,'' ucap Hani.
Semua kembali melanjutkan acara makan malam mereka. Karen tersenyum satu langkah lagi dia berhasil. Akhirnya ia bisa keluar dari rumah keluarga Marvel. Ternyata kunci kesuksesan rencana ini semua bergantung kepada Marvel jadi Karen harus pandai-pandai memanfaatkan laki-laki Itu.
...****************...
Dua hari berlalu, di depan rumah keluarga Marvel ada begitu banyak barang-barang yang tertata rapi di depan rumah mereka. Semua barang-barang itu siap angkut bersama keluarga kecil Marvel yang turut pergi dari rumah tersebut.
Selama dua hari ini, Hani selalu bersama Calendula karena merasa sedih jika harus ditinggal cucunya. Karen membiarkan Calendula bersama neneknya karena turut merasakan kesedihan sang mertua.
Dalam dua hari ini juga Calendula selalu tidur di kamar kakek dan neneknya sedangkan Karen ia tidur seranjang dengan Marvel atas kesepakatan mereka masing-masing. Walaupun pernikahan mereka termasuk salah satu pernikahan drama seperti film dan novel, tetapi untungnya Marvel tidak menyuruh Karen untuk tidur di sofa seperti kebanyakan pasangan lain.
Kata Marvel kalau hanya tidur berdua tidak masalah, dia tidak selebay itu jika harus menerapkan pisah ranjang yang hanya menyakiti tubuh mereka masing-masing. Karen menerima tawaran Marvel karena ia juga tidak akan bisa tidur di sofa, untuk tidur di kamar lainpun hanya akan menimbulkan berbagai pertanyaan dari anggota rumah tersebut.
'' Kalian harus sering-sering kesini buat bawa cucu ibu. Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan. Dan untuk kamu Karen, kamu harus bisa mengurus suami dan anak kamu dengan baik. Jangan membantah perintah Marvel!!'' nasehat Hani kepada anak dan menantunya.
'' Iya bu. Karen pasti ingat pesan ibu,'' jawab Karen mengambil alih gendongan Calendula dari Hani.
Bayi berpipi gembul itu juga sudah siap bepergian bersama kedua orang tuanya. Dengan stelan baju hangat khas bayi membuat bayi itu terlihat fashionable di usia kecilnya. Karen yang mendesain baju milik Calendula, bakatnya yang sebagai model ia gunakan untuk memberikan penampilan terbaik untuk Calendula.
'' Ya sudah ayah, ibu, Marvel sekeluarga pamit ya,'' ucap Marvel kepada kedua orang tuanya.
Wiguna dan Hani melepas kepergian Marvel serta anak istrinya dengan perasaan sedikit tidak rela. Jujur saja Wiguna juga kurang setuju jika Marvel membawa pergi anak dan menantunya, ia sangat menyayangi Calendula dan Karen selama ini.
Marvel dan Karen kemudian masuk ke dalam mobil. Setelah semua siap, Marvel mulai menancap gas mengarahkan mobilnya untuk meninggalkan pelataran rumah orang tuanya. Di dalam perjalanan bukan keheningan yang terjadi, melainkan timbul keramaian yang disebabkan oleh Calendula.
Jika berpikir Calendula akan mabuk dalam perjalanan atau tertidur pulas di dalam gendongan Karen ternyata itu tidak sama sekali. Bayi mungil tersebut malah mengoceh sepanjang perjalanan yang hanya dengan mengeluarkan suara khas miliknya karena belum bisa berbicara.
'' Apa anak itu tidak bisa diam? Mengoceh sepanjang jalan dengan gumaman yang tidak jelas,'' ucap Marvel yang merasa terganggu dengan suara Calendula.
'' Kenapa? Calendula kan tidak menangis, apa salahnya? Lagian dia hanya mengeluarkan ocehan biasa, itu hal yang umum terjadi pada bayi,'' balas Karen.
'' Itu bisa menggangu konsentrasi ku dalam menyetir,''
'' Calendula, lihatlah ayahmu sangat terganggu dengan suara mu,'' ucap Karen mengabaikan Marvel dan malah mengajak Calendula untuk berbicara.
Calendula yang belum mengerti ucapan Karen hanya tertawa seperti bayi pada umumnya. Sedangkan Marvel hanya mendengus melihat interaksi ibu dan anak yang berada di sampingnya.
'' Calendula akan diam kalau aku beri dia ASI. Jadi gunakan matamu untuk fokus menyetir dan jangan sekali-kali melihat ke samping! Aku sedang malas menggunakan appron menyusui,''
'' Aku juga tidak sudi untuk melihatnya. Lakukan saja kegiatan mu asal bayi itu diam,'' ucap Marvel kemudian menancap gas setelah ada tanda lampu hijau.
Marvel kembali melanjutkan perjalanan menuju apartemen lama miliknya. Sedangkan Karen yang berada di samping Marvel terus melihat ke arah laki-laki itu, jika dipikir-pikir kisahnya dengan Marvel begitu rumit. Mereka memiliki Calendula dalam pernikahan mereka namun tidak ada cinta sama sekali. Bahkan hanya untuk saling memberi pengertian itu saja tidak ada. Sungguh ironis begitulah pikir Karen yang selama ini selalu memimpikan pernikahan yang bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments