Hari telah berlalu, acara demi acara telah selesai. Damino juga sudah pulang ke rumah yang dibeli Karen beberapa hari yang lalu. Sekarang disinilah Karen yang berada di sebuah kamar asing milik suaminya.
Setelah Hani yang sekarang menjadi ibu mertua Karen menyuruh dirinya untuk menyusul Marvel yang berada di kamarnya, Karen tidak tahu harus berbuat apa di kamar tersebut. Sudah sepuluh menit berlalu Karen hanya duduk di ranjang kamar yang ia tempati sekarang. Karen masih tidak percaya, keputusan dirinya untuk pindah rumah malah membawanya dekat dengan keluarga Marvel.
'' Ngapain kamu disini?'' tanya Marvel yang baru keluar dari kamar mandi. Sepertinya sedari tadi yang dilakukan Marvel adalah mandi, karena penampilan Marvel yang sekarang hanya berbalut handuk sepinggang.
'' Ibu yang menyuruh aku untuk masuk ke kamar kamu,'' jawab Karen.
Marvel hanya berdehem menanggapi jawaban dari Karen. Laki-laki itu berjalan menuju almari untuk mengganti pakaian. Tanpa rasa canggung Marvel berganti baju di depan Karen. Karen yang melihat itu langsung memalingkan wajah tidak ingin melihat perut kotak-kotak yang begitu nyata di depannya.
'' Kenapa berpaling? Kayak enggak pernah lihat aja?'' ucap Marvel karena melihat Karen yang enggan menatapnya.
'' Mana ada, aku hanya menjaga privasi kamu. Kamu lupa kalau aku mantan model, sudah banyak laki-laki seperti kamu yang aku lihat. Bahkan badan mereka jauh lebih bagus daripada kamu,'' jawab Karen bukan maksud yang sebenarnya. Karen hanya ingin menutupi kegugupannya saat ini karena berada di kamar yang sama dengan Marvel tanpa pengaruh alkohol seperti tempo lalu.
'' Ooo iya kamu kan ******. Kira-kira sudah berapa banyak laki-laki yang main sama kamu? Seharusnya kamu minta pertanggungjawabannya sama laki-laki kamu yang lain dan bukan aku,''
'' Ini bukan kehendak aku jadi kamu jangan menyalahkan aku saja,'' jawab Karen.
'' Benar-benar apes aku, terjebak sama wanita licik seperti kamu. Kamu pikir aku tidak tahu siapa kamu yang sebenarnya? Aku sangat yakin jika kamu membuat drama ini karena kamu ingin mengincar harta kekayaan keluarga ku,''
'' Cukup Marvel!! Kamu selalu menuduhku dengan asumsi-asumsi mu yang tidak jelas. Kamu pikir aku mau nikah sama kamu?''
'' Enggak,, sama sekali enggak. Aku melakukan ini karena perjuangan om ku yang ingin cucunya mendapatkan status. Apa kamu tidak berpikir? Bagaimana jika anak yang aku kandung akan tumbuh dewasa tanpa kasih sayang seorang ayah? '' lanjut Karen lagi.
'' Aku bahkan tidak menganggapnya. Sampai kapanpun aku tidak akan mengakui dia sebagai darah daging ku. Cuma pembawa sial saja mengapa harus dipertahankan? Seharusnya begitu tahu kamu hamil lebih baik kamu menggugurkannya,''
Ucapan Marvel begitu menyayat hati Karen. Dengan amarah yang menggebu, Karen menampar pipi Marvel. Ia tidak menyangka Marvel yang dari luar terlihat menyenangkan ternyata juga memiliki sisi brengseknya juga.
'' Aku baru tahu kalau kamu sebrengsek ini,'' ucap Karen setelah melayangkan tamparan.
'' Karena aku membenci kamu sama dia. Gara-gara kalian hidupku berubah. Pembawa sial itulah sebutan yang cocok untuk kalian,'' ucap Marvel sembari menunjuk perut Karen.
Selepas pertengkaran mereka, Marvel meninggalkan kamar. Kini di kamar itu Karen hanya sendirian. Tetes demi tetes air mata mulai mengalir. Jika ia tidak mengingat nasehat omnya, Karen tidak akan bertahan dengan laki-laki seperti Marvel.
Akhirnya Karen memutuskan untuk mandi dan beristirahat. Ia tidak ingin memikirkan Marvel yang pergi entah kemana. Karen malah berharap jika Marvel tidak pulang sekalian. Biarlah Karen menenangkan pikirannya terlebih dahulu, begitu pikirnya.
...****************...
Setelah meninggalkan Karen di malam pertama Mereka, Marvel pergi keluar rumah. Untung anggota keluarga yang lain tidak ada yang melihat aksinya keluar rumah, kalau sampai ketahuan Marvel yakin jika ayahnya akan memberi hukuman.
Saat ini Marvel benar-benar kacau. Ia memang berencana menikah namun tidak sekarang dan wanita itu bukanlah Karen. Karen cantik dan sempurna namun Marvel tidak menyukainya. Marvel lebih suka perempuan lemah lembut seperti Lala ataupun perempuan seperti ibunya.
Walaupun Marvel bukan laki-laki yang baik tetapi jika disuruh menikah ia pasti akan mencari istri yang sempurna sesuai kriterianya. Sedangkan Karen, perempuan itu bukanlah tipe Marvel sama sekali.
'' Hidup ku sial setelah aku mengenal Karen,'' gumam Marvel yang berada di club.
Untuk menghilangkan perasaan kacaunya Marvel mengalihkannya dengan pergi ke club bersama teman-temannya. Untung teman-temannya tidak ada yang tahu perihal pernikahannya jadi ia bisa tenang menghabiskan waktu di club.
'' Kenapa bro, suntuk mulu. Berantem lagi sama bokap?'' tanya salah satu teman dekat Marvel.
'' Hm,'' jawab Marvel sekenanya.
Marvel harus berpikir keras agar ia bisa menyingkirkan Karen dari kehidupannya. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah menerima Karen. Hidupnya selama ini masih susah, dan sekarang malah ditambah lagi beban yang berat akan kedatangan Karen dan kandungannya.
'' Bro ada cewek baru di club. Lo mau nyoba enggak? Banyak teman gue yang udah review kalau dia jago di ranjang,'' tawar seorang teman Marvel kepada Marvel.
'' Bekas?'' tanya Marvel.
'' Ya iyalah. Perempuan di club mana ada yang masih ori. Lo kalau mabuk suka aneh-aneh deh. Jadi mau lo pakai enggak?''
Marvel tertawa dalam hati. Ia tidak sepenuhnya mabuk melontarkan pertanyaan itu. Dirinya juga aneh, ia bahkan tahu jika wanita club tidak ada yang segel tetapi malah bertanya demikian.
'' Boleh juga,'' jawab Marvel. Lumayan untuk menghilangkan stres, Marvel akan bermain dengan seorang wanita malam ini. Ia laki-laki normal, mana mungkin ia menolak tawaran menggiurkan dari temannya.
Akhirnya malam pertama yang seharusnya menjadi milik Karen malah Marvel lakukan dengan wanita sewaannya. Dari awal Marvel memang menolak pernikahan mereka jadi dia akan tetap menjalani kehidupannya seperti kehidupan Marvel sebelum menikah dengan Karen.
Di saat Marvel menghabiskan malam dengan wanita-wanitanya, di lain tempat ada Karen yang berusaha untuk memejamkan matanya. Karen sudah merasa mengantuk tetapi entah mengapa matanya tidak bisa untuk ia ajak terlelap.
Karen tidak bisa tidur karena saat ini ia menginginkan kehadiran seseorang untuk mengelus perutnya. Jika di awal kehamilan ada Damino yang melakukannya, dan sekarang Karen bingung harus meminta ini kepada siapa
Tidak mungkin Karen meminta ayah bayinya untuk mengelus perut ratanya walaupun ia sangat ingin, lebih baik sekarang ia menekan perasaan itu. Semakin Karen berusaha menekan perasaanya semakin menggebu-gebu perasaan itu tidak mau hilang. Karena lelah dengan pikirannya, kemudian Karen memutuskan untuk bangun.
'' Apa yang kamu inginkan hm? Apa kamu rindu sama ayah mu?'' gumam Karen mengelus perutnya.
'' Bunda belum bisa mengabulkannya. Ayah kamu lagi sibuk jadi kamu tenang ya di perut bunda,'' ucap Karen berusaha menenangkan janin dalam perutnya.
Perasaan Karen tak kunjung reda. Ia baru tahu jika mengidam semenyebalkan ini.
'' Ah aku punya ide,'' gumam Karen setelah menemukan ide.
Karen tersenyum ternyata idenya benar-benar manjur. Perasaan mengidamnya untuk merasakan sentuhan Marvel akhirnya terwujud.
'' Untuk saat ini baju ayah dulu ya nak, siapa tahu besok ayah mu mau'' ucap Karen memeluk baju Marvel yang ia ambil dari almari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments