'' Ayah sebenernya Mario sama Marvel kapan mau pulang? Ibu sudah sangat merindukan mereka,'' ucap Hani sembari menggendong cucu cantiknya Calendula.
Hari ini Wiguna libur, jadi kakek dengan tiga cucu tersebut mengisi liburnya dengan mencuci cincin-cincin batu koleksinya. Wiguna dan Hani sedang berada di taman belakang rumah mereka. Hani yang sibuk menghibur Calendula karena ditinggal ke pasar oleh Karen sedangkan Wiguna yang sibuk dengan hobinya.
'' Mario bilang kalau urusannya di Jerman sudah selesai dia akan pulang. Mungkin beberapa minggu lagi dari sekarang dia pulang,'' jawab Wiguna kepada sang istri.
'' Benarkah yah? Ibu sudah sangat merindukan anak bungsu ibu,'' pekik Hani merasa senang.
'' Terus kalau Marvel kapan yah?'' tanya Hani kepada Wiguna.
'' Loh kan ibu yang setiap hari bertelepon dengan Marvel, kenapa tanya ke ayah? Yang diajak ngobrol kan ibu bukan ayah. Ayah mana tahu kabar anak itu,''
'' Ayah itu bagaimana sih? Marvel kan juga anak ayah,'' dengus Hani melihat sikap sang suami.
Wiguna hanya acuh menanggapi ocehan istrinya. Ada atau tidak adanya Marvel selalu membuat kepalanya pusing. Wiguna lebih memilih mengelap cincin batu kesayangannya daripada harus membahas Marvel.
'' Ini semua gara-gara Karen. Kalau saja perempuan itu tidak muncul di kehidupan Marvel, pasti Marvel sekarang masih tetap bersama kita,'' celetuk Hani.
'' Kok jadi menyalahkan menantu kita sih bu? Ibu jangan berbicara seperti itu. Nanti kalau Karen mendengar itu bagaimana?'' balas Wiguna merasa obrolan istrinya semakin menjadi.
'' Ya mau bagaimana lagi? Ibu kesal sama Karen. Harusnya dia sebagai istri itu bisa membujuk Marvel supaya mau pulang. Ini apa? Setiap kali ibu cerita tentang Marvel, Karen malah tidak menanggapinya,'' kesal Hani.
'' Lebih baik mereka bercerai saja. Ibu akan sangat setuju kalau Karen dan Marvel bercerai. Toh ibu juga sudah malas melihat Karen. Dia itu tidak becus jadi menantu. Lebih baik Amanda istri Marco kemana-mana daripada Karen,''
'' Ibu kok ngomongnya melantur sih? Kalau Karen sama Marvel bercerai, terus nasib Calendula bagaimana? Ibu tega melihat cucu kita jadi anak broken home?''
'' Kalau mereka bercerai, ibu akan memperjuangkan hak asuh Calendula. Marvel kan ayahnya, jadi ibu sangat yakin kalau Marvel bisa mengambil Calendula dari Karen,'' ucap Hani lagi.
'' Sudahlah ayah mau jalan-jalan sebentar. Ayo Calendula ikut kakek. Kita jalan-jalan lihat burung,'' ucap Wiguna sembari mengambil alih gendongan Calendula dari istrinya.
Hani memberikan cucunya kepada sang suami. Seperti biasa jika Wiguna akan mengajak Calendula jalan-jalan jika lelaki tua itu tidak sibuk.
Dibalik percakapan Hani dan Wiguna ada Karen yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka di balik pintu belakang. Karen memang sudah pulang dari pasar sejak beberapa menit yang lalu. Karen tidak sengaja mendengar percakapan mertuanya ketika ia akan meletakkan barang belanjaannya di dapur.
'' Karen, kamu sudah pulang?'' tanya Hani yang melihat Karen menenteng banyak barang-barang.
'' Iya bu. Karen taruh belanjaan dulu ya,'' ucap Karen meninggalkan Hani yang baru masuk ke rumah.
...****************...
Malam harinya di kamar yang Karen tempati sejak ia baru datang ke rumah keluarga Marvel, Karen sedang mengelus kepala Calendula yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Karen tidak bisa tidur karena memikirkan obrolan mertuanya di taman belakang tadi.
Karen pikir, Hani sudah menyayanginya selayak anaknya sendiri. Tetapi semua itu tidak seperti pikiran Karen. Hani hanya bersikap baik kepada Karen karena Karen merupakan ibu kandung dari Calendula yang merupakan cucunya.
Karen harus memutar otak agar kekhawatirannya tentang Hani yang akan memisahkan ia dengan sang putri tidak terjadi. Karen tidak masalah jika harus bercerai dengan Marvel, tetapi Karen tidak akan terima jika Calendula diambil oleh keluarga suaminya.
Sekarang pukul sembilan malam mungkin di Sydney sudah pukul satu dini hari. Karen ingin mencoba peruntungannya kali ini. Karen akan menelepon Marvel untuk yang pertama kalinya. Karen merasa deg-degan semoga rencananya untuk memperjuangkan Calendula bisa berhasil. Ia sudah memikirkan cara agar ia bisa lepas dari keluarga ini tanpa harus berpisah dengan Calendula putrinya.
Setelah menekan nomor yang ia tuju terdengar nada sambung dari nomor Marvel. Sembari melihat Calendula yang tertidur lelap, Karen menunggu Marvel menjawab panggilan darinya.
'' Halo,'' sapa Marvel yang berada di seberang sana. Terdengar suara musik DJ gaduh yang begitu memekakkan telinga Karen.
'' Halo,'' balas Karen berusaha memantapkan hatinya.
'' Ini siapa?'' tanya Marvel dengan suara meninggi agar suaranya tidak kalah dengan musik dari DJ.
'' Marvel ini aku Karen,'' balas Karen.
'' Karen,'' pekik Marvel memastikan pendengarannya tidak salah.
'' Bentar aku nyari tempat sepi dulu,'' ucap Marvel mengakhiri panggilan mereka. Karen menghela nafas, ia tidak jadi merasa bersalah karena telah menghubungi Marvel di jam dini hari. Ternyata laki-laki tersebut juga masih beraktivitas.
Setelah beberapa waktu menunggu, Marvel kembali menghubungi Karen. Begitu ponselnya berdering, Karen langsung mengangkat telepon tersebut.
'' Halo kenapa? Tumben telepon?'' ucap Marvel terlebih dahulu.
'' Aku mau minta cerai,'' ucap Karen dan membuat suasana mereka menjadi hening sejenak.
'' Ya sudah kirim aja berkas-berkas data dari kamu, nanti biar aku yang urus setelahnya. Nanti kamu cukup tanda tangan setelah berkas perceraian itu jadi,''
'' Tapi sebelum bercerai aku mau mengajukan syarat,''
'' Ck ribet!! Aku tahu kamu perempuan licik. Jadi kamu mau harta berapa banyak?''
'' Ini bukan masalah harta,''
'' Lalu apa? Cepat katakan!! Jangan sampai kamu membuat teman kencan ku menunggu lama. Aku tadi hanya berpamitan sebentar kepadanya,''
'' Kamu pulang ke rumah nanti aku beritahu syaratnya. Lagian lebih mudah jika mengurus perceraian jika kamu disini,''
'' Aku tidak mau. Kalau mau cerai ya cerai saja! Jangan dibuat ribet! Aku malas melayaninya,''
'' Itu terserah kamu. Kalau kamu mau secepatnya bercerai sama aku, kamu pulang besok. Tetapi kalau kamu,,'' ucapan Karen terpotong karena Marvel menyelanya.
'' Ok besok aku pulang,'' putus Marvel akhirnya.
'' Tapi syarat ini tidak akan selesai dalam satu atau dua hari. Butuh waktu beberapa minggu untuk melakukannya,''
'' Itu bisa diatur,''
'' Baiklah,''
Dan panggilan mereka pun bersambung. Setelah bertelepon dengan Karen, Marvel kembali menelepon seseorang.
'' Halo, Paman Sammy,'' ucap Marvel ketika panggilannya sudah diangkat oleh pamannya yang kerap disapa dengan panggilan Sam.
'' Kenapa Vel?'' tanya balik Paman Sammy.
'' Marvel mau menerima tawaran paman untuk mengurus perusahaan yang dikelola Kak Marco,''
'' Loh kok tiba-tiba jadi mau? Bukannya kemarin kamu menolak mentah-mentah tawaran dari paman karena bisnisnya berada di negara asalmu,''
'' Marvel kasihan sama ibu yang terus menanyakan kapan Marvel pulang. Lagian Kak Marco juga selalu menyuruh Marvel untuk mengelola bisnisnya dengan ocehan yang tidak pernah berhenti. Marvel capek kalau harus mendengarkan rengekan mereka berdua,''
'' Kamu bisa aja. Ya sudah nanti paman urus. Rencana mau pulang kapan?''
'' Besok. Setelah ini Marvel akan pesan jadwal penerbangan,''
Sammy menyetujui permintaan keponakannya. Ia sudah menganggap Marvel seperti anaknya sendiri. Jadi pria itu akan selalu menuruti kemauan keponakannya. Bisa dibilang jika Sammy lebih menyayangi Marvel daripada Ayah Marvel sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Akasha
siap-siap nyesel Marvel
2023-02-27
0