'' Marvel, apa keputusan kamu sudah bulat? Aku sedang mengandung, apa kamu tega meninggalkan calon anak kita?'' tanya Karen kepada Marvel yang sedang berkemas.
Pagi ini di kamar mereka, ada Marvel yang sedang sibuk berkemas. Sedari pagi laki-laki itu sudah bangun dan menyiapkan segala keperluannya untuk berangkat ke Australia.
'' Marvel, dengarkan aku! Apa kamu tega meninggalkan calon anak kita? Sedari kemarin dia ingin dekat dengan kamu,'' ucap Karen lagi.
'' Itu bukan urusanku. Kamu yang hamil kenapa harus aku yang repot,'' jawab Marvel akhirnya.
'' Marvel, kamu ayahnya. Bagaimana bisa kamu setega ini? Apa kamu tidak,,''
'' Cukup, Karen!! Sampai kapanpun aku tidak akan menganggapnya ada. Seperti kamu, sampai kapanpun aku tidak menganggap kamu sebagai istri ku,'' ucap Marvel menyela pembicaraan Karen.
'' Tapi kenapa? Aku lihat dulu kamu suka anak-anak, terutama anaknya Jason. Tapi giliran sama anak kandung kamu sendiri, kamu,,,,''
'' Sudah aku bilang dia bukan anakku. Lebih baik kamu pergi dari sini! Ganggu saja,'' ucap Marvel kemudian mengusir Karen dari kamar mereka.
Karen menangis, dalam hati ia tidak bisa menerima semua ini. Tangan Karen terulur untuk mengelus perutnya. Karen bahkan sudah menyayangi janinnya walaupun kehadirannya tidak Karen harapkan. Tetapi mengapa sampai sekarang Marvel tidak bisa menerima bayi mereka sama sekali.
'' Apa ini karma karena aku dulu menghina anaknya Jason?'' gumam Karen terlihat menyedihkan.
Beberapa menit berlalu, kini Marvel sudah berada di depan rumah siap untuk menuju bandara dengan menaiki mobil. Sedari tadi Hani selalu mengekori putranya karena ia yang harus ditinggal pergi lagi oleh Marvel. Karen hanya berdiri di depan pintu tidak ingin ikut bergabung toh Marvel juga tidak mengharapkannya. Hanya ada Hani saja yang menemani Marvel hingga masuk ke dalam mobil jemputan, sedangkan ayahnya tidak tahu pergi entah kemana.
Hani terlihat menangis begitu melihat mobil Marvel menghilang di balik pintu gerbang. Sebagai menantu, Karen berjalan menghampiri Hani untuk ia ajak masuk ke dalam rumah. Karen sudah menyiapkan segala hal jika setelah ini ia akan diusir. Karen sering mendengar jika menantu yang tinggal di rumah mertua pasti tidak akan bertahan lama, terlebih suaminya sudah pergi lebih dulu.
'' Ibu, ayo kita masuk'' ajak Karen kepada Hani ibu mertuanya.
Hani dan Karen pun masuk ke dalam rumah. Di ruang keluarga, Karen dan Hani melihat Wiguna yang bersantai menonton acara TV. Hani langsung menghampiri suaminya yang malah enak-enakan di ruang tamu ketika anaknya pergi meninggalkan rumah.
'' Jadi ayah disini? Ayah itu bagaimana, Marvel pergi bukannya berusaha mencegah malah dibiarkan begitu saja. Apa ayah tidak berpikir bagaimana nasib menantu kita nanti?'' ucap Hani kepada suaminya.
'' Biarkan anak nakal itu pergi bu. Lagian kepala ayah setiap hari selalu pusing karena memikirkan ulah dia. Sekarang dia pergi, ayah tenang,'' jawab Wiguna.
Hani memukul ringan lengan suaminya. Selalu seperti itu, jelas-jelas Marvel juga anak kandungnya tetapi mengapa sikap Wiguna selalu berbeda kepada Marvel.
'' Ibu mau masuk kamar dulu,'' ujar Hani setelah itu pergi meninggalkan Karen dan suaminya.
Karen juga turut berpamitan pergi menuju kamar. Ia akan mengistirahatkan tubuh dan hatinya agar kembali tenang. Sesampainya di kamar, Karen membuka almari milik Marvel. Karen tersenyum, ternyata Marvel meninggalkan beberapa helai baju di almari itu. Setidaknya dengan beberapa helai baju tersebut, Karen bisa menepis perasaan mengidamnya ketika merindukan ayah bayi yang ia kandung.
...****************...
Keesokan paginya Karen mual-mual tidak seperti biasanya. Karen yakin jika ini efek dari Marvel yang telah pergi meninggalkannya. Karen merasa jika janin yang ia kandung tidak terima jika harus kehilangan momen bersama ayahnya.
'' Maafkan bunda karena hanya memberikan mu momen sebentar saat bersama ayahmu,'' gumam Karen saat ini merasa lemas.
Sudah banyak cairan yang keluar melalui muntahan Karen dan itu sangat membuat Karen lemas. Sedari kemarin Karen juga makan sangat sedikit. Di depan pintu kamar mandi Karen berusaha menepis perasaan pusing yang menderanya. Ia seperti melayang-layang dan keadaan sekitar yang seolah-olah berputar. Tak lama kemudian Karen jatuh pingsan di depan pintu kamar mandi.
Beberapa jam kemudian Karen terbangun dengan posisi yang sudah berada di atas ranjang. Kepalanya masih sedikit pusing dan tubuhnya sangat terasa lemas. Karen pun berusaha beranjak dari tempat tidurnya.
'' Karen, jangan bangun dulu! Sebaiknya kamu beristirahat aja lagi,'' ucap Hani membawa Karen untuk rebahan lagi.
'' Ibu udah dari tadi disini?'' tanya Karen sembari menerima segelas air putih dari Hani.
'' Ibu yang nemuin kamu pingsan di depan pintu kamar mandi,'' balas Hani ibu mertua Karen.
Sewaktu Karen pingsan di depan pintu kamar mandi, datang Hani sang ibu mertua yang berniat mengajak Karen untuk sarapan. Hani sangat terkejut dan langsung memanggil Wiguna suaminya untuk menolong Karen.
'' Kata dokter kamu kehabisan tenaga. Tapi untungnya bayi yang kamu kandung baik-baik saja. Apa kamu tidak nafsu makan?'' jelas Hani.
'' Iya bu, pagi tadi Karen mual dan pusing'' jawab Karen.
'' Ya sudah makan dulu ya,'' ucap Hani memberikan semangkuk bubur yang sudah tersedia di samping Karen.
Rupanya sejak Karen pingsan, Hani sudah menyiapkan sarapan untuk perempuan itu. Sedangkan sang suami sudah pergi bekerja setelah dokter yang mereka panggil selesai memeriksa kondisi Karen.
'' Ibu maafin Karen karena sudah menyusahkan keluarga ini,'' ucap Karen setelah menolak bubur yang diberikan Hani.
'' Sini biar ibu suapi. Kamu harus tetap makan supaya cucu ibu tetap sehat,'' paksa Hani agar Karen mau makan.
'' Setelah ini Karen berencana untuk pulang ke rumah Karen sendiri. Karen tidak ingin menyusahkan keluarga ini,bu. Sudah cukup kebaikan yang ibu berikan jadi Karen berencana untuk tinggal sendiri,'' ucap Karen akhirnya menerima satu suapan bubur dari Hani.
'' Karen jangan begitu. Bagaimana pun kamu adalah menantu di rumah ini, jadi jangan seperti itu. Kasihan cucu ibu nanti kalau harus terlantar dan jauh dari keluarga ayahnya,''
'' Ibu tenang saja. Karen akan selalu menjaga calon anak Karen,''
'' Kita bahas ini setelah cucu ibu lahir ya? Intinya selama kamu hamil kamu harus tetap disini biar ibu dan yang lain bisa mengawasi perkembangan calon cucu ibu,'' putus Hani akhirnya.
Karen menghela nafas tidak mudah berurusan dengan keluarga Marvel. Untuk sekarang mungkin ia akan menuruti kemauan keluarga Marvel. Biarlah setelah bayi ini lahir, Karen akan memikirkan kedepannya.
Karen juga harus berjaga-jaga jika suatu saat hubungannya dengan Marvel tidak bisa dipertahankan. Yang terpenting sekarang Karen akan fokus untuk menjaga kandungannya.
'' Besok ibu temani kamu check up ke dokter kandungan ya? Kita konsultasikan lagi supaya nafsu makan kamu selama hamil tetap baik. Ibu juga pengen lihat calon cucu ibu sudah sebesar apa,'' ucap Hani begitu antusias jika menyangkut calon cucunya.
'' Iya bu,'' balas Karen.
'' Ya sudah, ayo buburnya di habiskan'' ucap Hani menyuapi Karen lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sur Anastasya
kasihn skli bikin marfel bucin sklian
2022-12-28
0