Benar Marvel menepati janjinya jika ia akan pulang ke rumah. Keesokan harinya pada sore hari, Marvel sudah berdiri di depan pintu rumah keluarga Lawrence dengan beberapa koper bawaannya. Semua anggota rumah terkejut kecuali Karen karena ia memang sudah tahu terlebih dahulu.
'' Marvel kamu pulang nak,'' ucap Hani seraya memeluk Marvel yang baru datang.
'' Iya bu, Marvel pulang. Mulai sekarang ibu jangan nangis lagi karena sekarang Marvel sudah pulang,'' balas Marvel dan membuat Hani tersenyum bahagia.
Marvel mengamati rumah yang ia tinggalkan selama satu setengah tahun belakangan ini. Seperti biasa, ayahnya hanya menganggap kedatangan Marvel dengan acuh tidak seperti ibunya yang histeris bahagia ketika Marvel datang. Setelah puas mengamati ayah dan ibunya, pandangan Marvel jatuh kepada seorang wanita cantik dengan bayi berpipi gembul dalam gendongannya.
Marvel menatap sejenak kedua wanita berbeda usia tersebut. Marvel ingin menatap mereka lebih lama namun suara ayahnya sudah menginterupsi agar dirinya beristirahat.
'' Sudahlah bu, biarkan Marvel beristirahat dulu. Kasihan dia mungkin masih jetlag,'' ucap Wiguna memperingati istrinya yang berlebihan.
'' Iya benar kamu lebih baik beristirahat dulu. Karen, bawa Marvel masuk ke kamar kalian gih,''
Karen mengangguk. Ia dengan Calendula yang berada di dalam gendongannya mengajak Marvel untuk masuk ke kamar mereka. Hani berpamitan untuk memasak makanan kesukaan Marvel, ia juga menyuruh Karen untuk melayani suaminya yang baru datang. Sedangkan Wiguna ia kembali masuk ke dalam kamar miliknya sendiri.
Sepanjang perjalanan menuju kamar, sesekali pandangan Marvel menatap bayi mungil yang Karen gendong. Marvel membatin, mungkinkah bayi ini yang selalu diceritakan oleh ibunya setiap kali mereka bertelepon. Marvel tersenyum dalam hati, ia tidak akan goyah terhadap pendirinya untuk tidak menganggap bayi itu ada. Selucu apapun bayi itu Marvel tetap tidak akan menyukainya.
Marvel meletakkan barang-barang miliknya setelah sampai di kamar. Ada banyak perubahan di dalam kamar itu. Warna kamar milik Marvel sekarang berubah menjadi warna pink. Marvel sangat yakin jika ini pasti ulah Karen selama dirinya tidak ada di rumah.
'' Warna kamar mu hitam dan aku tidak suka. Kamu bisa merubah kamar milikmu lagi jika kita sudah bercerai,'' ucap Karen yang mengerti jika Marvel terkejut melihat isi kamarnya yang sudah berubah.
'' Lupakan. Sekarang cepat beritahu aku, syarat apa saja yang kamu inginkan supaya kita cepat bercerai,''
'' Baiklah akan aku jelaskan. Sebaiknya kamu duduk dulu,''
Marvel menuruti ucapan Karen. Marvel kemudian mengambil tempat duduk di sisi ranjang. Pandangan Marvel melihat Karen yang saat ini sedang memikirkan tentang syarat yang ingin Karen ajukan itu.
'' Jadi begini sebelum kita bercerai aku mau kamu menjadi sosok ayah yang sesungguhnya buat Calendula selama satu bulan,''
'' Kenapa harus begitu?'' tanya Marvel.
'' Aku hanya ingin Calendula merasakan kasih sayang seorang ayah walaupun cuma sebentar. Apa kamu keberatan?''
'' Apa tidak ada syarat lain?'' tanya Marvel lagi. Marvel sudah tahu nama bayi dalam gendongan Karen itu bernama Calendula. Hampir setiap bertelepon dengan ibunya, nama Calendula selalu tidak pernah absen dari obrolan sang ibu.
'' Tidak ada. Ini syarat mutlak supaya kita cepat bercerai. Kamu jangan khawatir, aku hanya memberi waktu kamu cuma satu bulan. Setelah resmi bercerai, aku akan membawa Calendula pergi jauh dari kamu. Sudah terima saja syaratnya, toh kamu bisa berpura-pura menyayangi Calendula tanpa harus melibatkan hati,''
'' Ya sudah aku setuju. Terus ada syarat lagi?''
'' Ada,'' jawab Karen sembari membenarkan gendongan Calendula yang sedikit melorot.
'' Yang kedua, jelas hak asuh Calendula sepenuhnya jatuh di tangan aku karena aku adalah ibunya,''
'' Iya itu bagus, lalu ada lagi?''
'' Aku mau perceraian kita sembunyi-sembunyi seperti pernikahan kita yang tidak diketahui oleh orang banyak,''
'' Itu tentu jelas. Aku juga tidak ingin dikabarkan sudah menikah, apalagi menikah dengan wanita seperti kamu,
Karen mendengus mendengar ucapan Marvel. Apa sebegitu rendahnya ia di hadapan Marvel? Tidak,,ini hanya sementara, Karen harus bersabar meladeni sikap Marvel.
'' Bukan seperti itu aja. Jadi yang lebih jelasnya, aku mau perceraian kita disembunyikan dari keluarga kamu terutama ayah sama ibu. Aku cuma tidak ingin mereka menghambat kasus perceraian kita terutama ayah kamu. Beliau pasti tidak akan mengijinkan jika salah satu anaknya ada yang bercerai. Apa kamu setuju dengan pendapat ku?''
'' Aku setuju. Benar seperti yang kamu bilang, ayah ku pasti akan marah jika kita bercerai karena itu sudah mencoreng nama baiknya,''
'' Maka dari itu, keputusan terbaik adalah kita harus pindah dari rumah ini. Kita harus tinggal terpisah dari kedua orang tua kamu supaya kita lebih leluasa untuk mengurus soal perceraian,''
Marvel memikirkan semua syarat-syarat dari Karen. Ia sedikit curiga dengan syarat-syarat tersebut. Namun kembali lagi Marvel berpikir jika syarat yang diajukan Karen tidak terlalu sulit untuknya, hanya saja butuh beberapa waktu untuk menyelesaikan syarat tersebut. Seperti yang Karen bilang saat di telepon, jika syarat yang diajukan oleh wanita itu tidak akan selesai dalam waktu satu atau dua hari saja.
'' Itu saja?'' tanya Marvel memastikan.
'' Benar itu saja. Apa ada yang ingin kamu sanggah?''
'' Tidak ada. Cuma kamu mengajukan banyak syarat, lalu apa keuntungan yang bisa aku dapat?''
'' Tidak ada uang tunjangan untuk ku setelah kita bercerai dan juga kamu tidak perlu menafkahi Calendula hingga ia dewasa nanti. Bonusnya, kita berdua akan pergi jauh dan selamanya nanti tidak akan pernah menemui kamu lagi. Setelah bercerai kamu bisa bebas menikmati hidup kamu kembali tanpa ada bayang-bayang aku sama Calendula. Bagaimana? Apakah kamu setuju?''
'' Tawaran menarik. Aku setuju,'' jawab Marvel cepat. Marvel sangat senang begitu keuntungan yang ia dapat setelah bercerai sesuai dengan keinginannya selama ini.
'' Ingat, setelah kita bercerai kamu sama anak kamu harus pergi jauh jangan sampai aku melihat kalian lagi. Setidaknya dengan seperti itu, aku bisa menikah lagi dengan perempuan lain tanpa mengkisahkan kalian berdua di kehidupan ku kelak,'' jawab Marvel dengan mengulurkan tangan berniat menjabat tangan Karen.
Karen turut menjabat tangan Marvel sebagai bentuk persetujuan akan kesepakatan mereka masing-masing. Karen tersenyum kecut, hatinya mendadak merasa sakit jika melihat penolakan Marvel terhadap ia dan Calendula. Walaupun Karen tidak mencintai Marvel, tetapi ia tetaplah wanita yang akan menangis karena rumah tangganya yang akan gagal.
'' Baik kita sama-sama setuju dengan persyaratan masing-masing. Jadi sekarang, aku minta kamu sama anak kamu keluar sebentar dari kamar ini karena aku ingin beristirahat,'' ucap Marvel menyuruh Karen dan Calendula keluar dari kamar.
'' Baiklah, istirahat saja dulu. Aku akan mengajak main Calendula di luar,''
Karen mengambil beberapa mainan Calendula yang ada di kamar itu untuk ia bawa keluar. Namun sebelum Karen benar-benar keluar kamar, ia sempat bertanya kembali kepada Marvel.
'' Oh ya kapan kita bisa pindah dari sini? Setidaknya aku harus ada persiapan untuk membereskan semua barang-barang ku, ''
'' Dua hari lagi bisa. Setelah ini kita akan pindah ke apartemen ku yang dulu. Aku akan bekerja dengan kakak ku, dan lokasinya berada tak jauh dari apartemen ku yang lama,''
'' Berarti kita akan kembali ke kota kita yang lama,''
'' Iya, apa ada masalah?''
'' Tidak, bagus malah. Aku sangat senang jika harus kembali ke kota kelahiran ku,'' ucap Karen setelah itu menutup pintu kamar mereka.
Di luar kamar Karen tersenyum. Rencana yang sudah ia susun berjalan lancar. Marvel sangat mudah ia ajak kerjasama untuk bisa terlepas dari keluarga Lawrence. Tinggal beberapa langkah lagi Karen akan menemukan jalan hidupnya sendiri. Jalan hidup dimana cuma ada ia dan Calendula saja tanpa ada kehadiran anggota keluarga Lawrence.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments