'' Karen, jadi ini tempat tinggal kita yang baru?'' tanya Damino kepada keponakannya.
'' Iya om. Memang enggak sebesar rumah kita yang dulu tapi ini cukup untuk menampung kita bertiga nantinya,'' jawab Karen.
Hari ini Karen dan Damino resmi menempati hunian rumah baru mereka. Setelah mengurus surat-surat kepindahan dan juga mengurus akta rumah yang kini sudah Karen jual, Karen dan om nya pindah meninggalkan kota itu.
Lokasi yang menjadi tempat tinggal Karen sekarang tidak terlalu padat dengan keramaian, alhasil suasana yang asri menjadi tempat yang diidam-idamkan oleh Karen. Damino dan Karen pun mulai memasuki ruangan yang berada di rumah baru mereka. Rumah yang Karen tinggali sekarang sudah lengkap dengan isinya. Karen cukup puas karena telah membeli rumah ini.
'' Kita pasti bisa lewatin semua ini,'' gumam Karen sembari mengelus perutnya.
'' Ck, mau sampai kapan kamu seperti ini Karen? Apa kamu tidak berniat meminta pertanggungjawaban dari ayah bayi dalam kandungan kamu sekarang?'' timpal Damino yang berada di sampingnya.
'' Karen sudah pernah bilang sama om. Karen akan rawat anak ini sendiri,'' jawab Karen mengindahkan saran dari pamannya.
Flashback....
'' Karen, kemarin om enggak sengaja menemukan benda yang mirip termometer di kamar kamu. Benda itu enggak cuma satu melainkan ada banyak. Om memang tidak pernah menikah tapi om enggak buta dengan benda tersebut,'' ucap Damino berikutnya.
'' Om,'' pekik Karen setelah mengerti maksud Damino.
'' Kenapa, masih mau menyembunyikan ini dari om? Anak siapa yang kamu kandung Karen?'' tanya Damino dengan aura tegas.
Untuk pertama kalinya Damino bersikap tegas kepada Karen. Setelah kemarin ia menemukan benda yang ia yakini bernama testpack di kamar Karen, Damino sangat yakin jika keponakannya tengah berbadan dua. Dengan ciri-ciri yang Damino tahu dari internet, Damino sudah mendapatkan beberapa bukti jika saat ini Karen memang benar-benar hamil.
'' Karen, tidak tahu siapa ayah bayi ini'' jawab Karen berbohong.
'' Kemarin Karen telat datang bulan terus tahu-tahu Karen udah hamil,'' ucap Karen selanjutnya.
'' Gila kamu Karen. Walaupun om bukan paman yang baik buat kamu tapi disini om kecewa sama kamu. Bisa-bisanya kamu hamil tanpa suami? Oh atau ini jangan-jangan karma buat kamu karena kamu telah menghina ibu dari anak-anak Jason?'' ucap Damino tidak habis pikir dengan kelakuan keponakannya.
'' Mungkin,'' celetuk Karen sekenanya. Karen masih tetap santai menikmati mangga muda keempat yang ia makan.
'' Karen cepat beritahu om siapa ayah bayi itu? Om sendiri yang bakal menghajar dia. Dia adalah laki-laki pengecut karena sudah berani berbuat tetapi menghilang ketika harus bertanggung jawab,''
'' Om enggak usah perduli seperti itu sama Karen. Karen sama sekali tidak keberatan dengan keberadaan bayi ini. Justru Karen sendirilah yang akan membesarkan dia sendiri nanti,'' ucap Karen seraya mengelus perut ratanya.
'' Apa kamu gila? Kamu pikir membesarkan anak sendiri itu gampang? Ok, mungkin finansial bagi kamu gampang tapi apakah kamu tidak berpikir kedepannya? Anak itu bisa menjadi bahan cemoohan orang karena statusnya yang tidak memiliki ayah,''
Karen terdiam, ia tidak berpikir sejauh itu. Benar yang dikatakan oleh pamannya, bagaimana nasib calon anaknya kelak? Ia yang yang jelas-jelas memiliki orang tua walaupun sudah menjadi yatim piatu saja masih sering diperlakukan tidak baik apalagi calon anaknya.
'' Karen enggak tahu om,''
'' Cepat beritahu om, siapa ayah bayi itu?'' kekeh Damino dengan pertanyaan yang sama.
'' Karen enggak bisa kasih tahu om. Kita cuma ONS dan Karen enggak tahu kabar ayah bayi ini sekarang,'' jawab Karen menunduk.
'' Bodoh,'' ucap Damino kemudian pergi meninggalkan keponakannya.
Sebagai paman yang tidak bertanggung jawab menjaga Karen, sekarang status Damino bertambah menjadi paman yang tidak becus dan tidak berguna untuk keponakannya. Sudah banyak yang Karen korbankan untuk kehidupan Damino tetapi laki-laki itu tidak bisa berbuat banyak ketika keponakannya mendapat masalah seperti sekarang.
'' Aku bahkan jauh lebih bodoh dari Karen,'' batin Damino setelah mengatai Karen dengan sebutan bodoh.
End...
Karen menikmati sore dengan berdiri di samping rumah miliknya yang memiliki taman kecil. Ada kolam ikan yang luasnya tidaklah terlalu besar. Mungkin Damino sudah mengisi kolam ikan itu dengan ikan-ikan hias kesayangannya.
Karen menghirup udara segar yang ada di sekitar halaman rumahnya. Udara yang bersih memberi ketenangan tersendiri bagi Karen. Inilah tujuan ia yang sebenarnya, menjauh dari keramaian untuk membuka lembar kehidupan yang baru.
'' Aku harap kamu nanti tidak menyusahkan bunda,'' monolog Karen sembari mengelus perut ratanya. Mungkin kegiatan mengelus perut akan menjadi hobi baru untuk Karen.
'' Ck, bunda. Aku suka dengan panggilan itu. Nanti kalau kamu sudah bisa bicara kamu harus memanggil aku dengan sebutan bunda,'' ucap Karen tak henti-hentinya kepada perutnya.
Semenjak Karen mengetahui kehamilannya ada perasaan hangat yang langsung menyelimuti hatinya. Ia tidak tahu apakah ia harus senang atau sedih dengan janin yang ada di dalam kandungannya. Yang pasti ia tidak akan menghilangkan calon anaknya kelak.
'' Karen,'' panggil Damino menyusul Karen ke taman. Penampilan pria paruh baya itu tampak acak-acakan. Karen yakin jika omnya baru selesai tidur siang yang cukup lama.
'' Apakah kamu sudah memeriksakan kehamilan kamu?'' tanya Damino berikutnya.
'' Sudah tapi baru sekali. Itupun waktu aku memastikan apakah aku hamil atau tidak, dan ternyata aku memang sedang hamil 4 mingguan'' jawab Karen.
'' Haish, aku masih berharap kalau kamu tidak benar-benar hamil,'' keluh Damino.
'' Om jangan begitu. Om sudah tua, seharusnya om senang akan dapat cucu,''
Damino hanya mendengus menanggapi ucapan Karen. Dirinya bukan tidak bahagia akan mendapat cucu toh usianya memang sudah tua. Tetapi permasalahannya sampai sekarang Karen belum mau menceritakan siapa ayah kandung bayinya. Itulah yang menjadi kekhawatiran Damino kelak, bagaimana nanti nasib Karen dan cucunya di masa mendatang.
'' Karen, apa kamu ingat kapan kamu ONS dengan pria itu? ''
'' Kenapa om bertanya seperti itu? Apa om akan mencari tahu laki-laki itu? Sudah Karen katakan, Karen tidak akan menuntut pertanggungjawaban dari ayah bayi ini. Karen sendiri yang akan membesarkan dia hingga dewasa,''
'' Dasar keras kepala. Om cuma mau kamu nantinya tidak menderita dengan kehadiran bayi itu,''
'' Karen tidak akan pernah menderita,''
'' Apa kamu menyayangi bayi itu? Om tahu masih banyak impian kamu yang belum tercapai, jadi om akan dengan senang hati untuk membantu kamu menghilangkan janin itu'' ucap Damino. Damino yakin Karen tidak menyayangi bayinya. Karen adalah tipe perempuan yang berambisi untuk mengejar impiannya. Damino sangat yakin jika Karen akan lebih memilih mimpinya dari pada janin yang ia kandung saat ini.
'' Om jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi. Karen tidak akan pernah melenyapkan bayi ini. Karen rasa Karen mulai menyayanginya. Walaupun Karen bukan wanita yang baik-baik tetapi Karen janji, Karen akan menjadikan dia sosok yang hebat nantinya. Karen yakin suatu saat anak Karen akan membanggakan bundanya,'' ucap Karen setelah itu pergi meninggalkan Damino.
'' Baiklah jika kamu mempertahankan bayi itu, om sendiri yang bakal mencari tahu siapa ayah kandungnya. Laki-laki itu harus mempertanggung jawabkan perbuatannya,'' batin Damino.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments