“Ba-bagaimana mungkin!”
Qinli masih tak percaya dengan pilihannya. Hingga penjaga batu giok di depannya menegur dan memastikannya apakah Qinli mau membeli batu itu atau tidak.
“Hallo Tuan, Anda mau membeli batu giok ini?” tanya salah seorang penjaga batu giok.
Dari arah seberang terlihat tim lain yang dipilih Tuan Tan sedang membawa batu bongkahan yang besar.
“Ha .. ha ... kali ini kita pasti akan menang!”
“Ha .. ha .. benar! Setidaknya batu kasar giok ini bernilai sebelas miliar rupiah!” ujar Laouxu
“Hm?” gumam Qinli saat melihat mereka.
“Tuan ... tuan?” tanya petugas penjaga batu itu.
“Ah! Mau, Mau!”
“Kartu ini adalah emas murni, nilainya paling tidak seratus dua belas juta, gunakan kartu ini untuk digadaikan,” ucap Qinli sambil menyerahkan kartu gold itu pada petugas jaga.
“Ba-baik.”
Lalu, tiba-tiba ada yang memanggil Qinli.
“Yo, Tuan Qin.”
Ternyata yang memanggil Qinli adalah tim tuan Tan yang tadi.
“Tuan Qin beli batu kasar giok apa? Apa yakin bisa juara?” ejek Laoxu.
“Jangan bilang dia membeli batu kerikil, ha ha ...” ucap Wangchao
“Ha .. ha ... ha ....” Zhaolin pun ikut menertawakannya.
“Bocah, lebih bijaksana dan cepatlah pulang, [TANJI] bukan sembarang orang bisa menduduki posisi sebagai penilai batu.”
Laoxu semakin mengejek Qinli sambil menyesap cerutunya.
“Benarkah? Kita masih belum tahu apakah batu yang aku beli bisa menduduki peringkat besar atau tidak.”
Qinli pun tak mau kalah, ia tidak serta merta mau direndahkan begitu saja. Karena ia juga mempunyai opini tersendiri dalam menilai sebuah batu giok.
“Tapi, dari awal aku tidak berpikir ingin menjadi penilai [TANJI].”
Tetapi tiba-tiba Tuan Tan datang menyapa mereka.
“Kalian semua sudah selesai memilih batu giok ya?” ucapnya dengan gaya memelintir kumisnya yang tebal.
Tap .. Tap ... Tap ...
“Kali ini, kita mengambil dua buah batu kasar giok terbaik di kompetisi ini, aku jamin bisa masuk tiga besar, nama [TANJI] pasti akan menjadi terkenal,” bisik salah satu tim Tuan Tan yang memakai kacamata (Laoxu).
“Hmm, kalau dilihat dari bahan kulitnya memang terlihat bagus.”
“Dilihat dari potongan kecil kulit luarnya, sudah bisa terlihat jelas bahan dalam batu ini, kualitasnya seharusnya juga tidak jelek,” gumam Tuan Tan.
“Yo, bukankah ini Tuan Tan?” sapa seseorang yang baru saja datang.
“Setelah merebut persediaan barangmu terakhir kali, kau masih berani ikut kompetisi judi batu giok?”
“Kenapa, apa kau merasa masih belum cukup rugi?” ucap Direktur Qian yang datang bersama bawahannya.
“Directur Qian tidak perlu mempedulikan urusanku.”
“Ha.. ha .. ha ...”
“Ck, tidak disangka, kau telah mencapai titik dimana kau menggunakan orang baru untuk menjadi pengisi sementara.”
“Kelihatannya TANJI, benar-benar tidak punya orang hebat lagi!”
“Aku sarankan lebih baik kau kemasi barang-barangmu dan pergi dari sini, setidaknya kau tidak membuat malu di atas panggung!” serunya kembali.
“Ibu kota provinsi Jiancheng bukanlah tempat untuk [TANJI], cepat kembali ke Yangcheng, ha.. ha ... ha ...”
“Direktur Tan, tenang saja, serahkan padaku,” bisik Laoxu.
“Aku pasti akan mengalahkannya!”
Lalu dari arah panggung, terdengar sebuah pengumuman.
“Para penonton, tamu, dan konsestan yang datang menghadiri kompetisi perhiasan batu giok kali ini, mohon diperhatikan!”
“Kompetisi besar judi batu giok kali ini akan segera dimulai.”
“Aku adalah pembawa acara kali ini ... Xinran.” Ucap pembawa acara wanita itu.
“Silahkan para kontestan naik ke panggung dan bersiap-siap ambil undian.”
YEAH!!
“Sau... saudara Qin, batu giok yang kau beli ada dimana?”
“Disini,” ucap Qinli sambil membawa batu yang sudah ia bawa dalam sebuah kotak.
Ketiga tim yang lain malah menertawakan Qinli.
“Ha ha ha ... kau gila ya!” Zhaolin masih saja menertawakannya.
“Masih berani mengeluarkan batu sampah senilai empat puluh lima juta," ucap Laoxu juga ikut mengejeknya.
“Ha .. ha ...”
“Membeli batu seharga ini seperti membeli batu tidak bernilai.”
“Bocah ini masih terlalu muda, salahkan aku yang sudah salah menilai orang ...” gumam Tuan Tan.
Lalu batu milik Qinli segera dipotong.
“Kontestan pertama memotong batu kasar giok ini, dan ternyata dua buah potongan ini adalah giok hijau jenis kaca.”
“Ya ampun! Apa mataku yang buram?”
“Dan satu potong batu giok ini ternyata adalah Giok Imperial Green jenis kaca!”
Sementara itu para pengunjung sudah mulai menawar batu tersebut.
"Enam puluh delapan juta rupiah."
“Aku tawar delapan puluh lima juta rupiah!”
“Aku tawar sembilan puluh juta rupiah! Aku mau batu ini!”
“Batu yang dipotong oleh kontestan pertama ternyata ditawar dengan harga yang begitu tinggi!”
“Dan kompetisi batu baru saja dimulai...”
Laoxu pun memucat karena batu yang dipilih Qinlu mampu membuka harga tertinggi, padahal kompetisi baru saja dimulai.
“Kompetisi hari ini benar-benar intens, harga tertinggi saat ini adalah seratus empat puluh dua juta rupiah, seratus tujuh belas juta rupiah, dan sembilan puluh empat juta rupiah.”
“Dan kontestan terahir ... perhiasan Grup Tan!”
“Mereka membawa sendiri baru giok," seru orang-orang di bawah panggung.
KREK ... KREK ... bunyi troli kereta yang dipakai untuk membawa batu besar tersebut.
Laoxu membawa batu itu sendiri ke panggung dengan cara menaruhnya diatas troli kereta beroda empat.
“HIJAU... HIJAU ... HIJAU ... Harus ada giok hijau di dalamnya!”
Laoxu terus saja berdoa agar batu yang dibawanya itu hijau, sepanjang perjalanannya ke atas panggung.
Sedangkan Qinli dibawah panggung sudah merasa tidak yakin akan pilihan Laoxu.
“Heh, uang jutaan terbuang sia-sia,” gumamnya.
Dan ahirnya batu itu pun di potong dan ternyata ... aaaaa ....
“Batu putih!”
“Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa?”
“Batu seharga sebelas miliar rupiah itu hilang begitu saja!”
Ha ha ha ...
“Penilai macam apa dia?” gumam Tuan Tan menahan malu.
“Dengan pandangan [TANJI] yang seperti ini, sungguh suatu keajaiban bisa bertahan sampai hari ini!” seru penonton di belakang Tuan Tan.
“Sudah membeli dua potong batu paling mahal, tapi tidak disangka, hasilnya malah tidak berharga satu sen pun, fiuh” Seru pembawa acara.
“Kompetisi kali ini [TANJI] benar-benar membuat orang kecewa.”
“[TANJI] akan berakhir!”
“Tunggu, [TANJI] masih ada satu potong batu yang belum dipotong.
Tap ... Tap ... Qinli naik ke panggung.
“Qinli, berhentilah ... jangan naik ke atas panggung lagi dan membuat malu,” ucap Tuan Tan dalam hati.
ZZTTT ... Qinli memotong sendiri batu yang ia bawa.
Hingga terlihat jelas batu yang dipotong Qinli begitu bernilai.
“Wah, ini Giok Imperial Green! Giok Imperial Green!” seru pembawa acara gembira.
“Batu yang tidak menarik perhatian, tapi ketika dipotong ternyata adalah Giok Imperial Green!” Serunya bersemangat.
“Aku pikir [TANJI] sama sekali tidak bisa tertolong lagi!”
“Hanya dengan empat puluh lima juta rupiah, dia bisa mendapatkan sepotong giok full hijau,” ucap Laoxu tidak suka.
“Sial, benar-benar beruntung!”
Sementara itu Tuan Tan masih ketar ketir.
“Jika sebelas miliar rupiah ini bisa berada di tangan Qinli. Mungkin Qinli bisa membuat [TANJI] menjadi juara pertama!”
TUNGGU! APA YANG KAU LAKUKAN?
TERNYATA DIA MEMOTONG GIOKNYA LAGI!
YA AMPUN, DIA SUDAH GILA YA!
Pembawa acara itu ketakutan ketika Qinli terus memotong baru giok miliknya barusan.
“Qinli, cepat berhenti!” seru Tuan Tan dari kejauhan.
“I ... ini ...” ucapnya terkejut.
Pembawa acara itu terpukau dengan hasil batu giok yang baru saja dipotongnya barusan.
“Sulit dipercaya, apa yang aku lihat?”
“Ini adalah giok di dalam giok!”
“Di dalam giok ternyata ada sepotong Giok Darah!”
“Dulu pernah ada pelelangan Giok Darah dengan harga dua koma dua puluh lima triliun rupiah!”
Waa.... ucap semua orang terkejut.
“Ini adalah,
“.... batu Giok Pilihan [TANJI]!”seru Qinli sambil memegang batu giok darah itu ditangannya.
.
.
...🌹BERSAMBUNG🌹...
.
.
...Jangan lupa dukung karya ini selalu ya, jangan lupa sekuntum bunga mawarnya atau like dan komennya, terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 291 Episodes
Comments
Novie Achadini
harganya mahal bgt
2024-06-03
1
Eric ardy Yahya
ya padahal kan Qinli lebih pintar dibandingkan mereka , namun mereka kekeh bilang mereka paling pandai dari Qinli , sekarang siapa yang lebih bodoh ?
2023-09-22
2
JOE NATHAN ALFARYZy
mantap
2023-01-31
0