Mafia Story Kembalinya Anak Tak Berguna
...Happy Reading...
...🦅...
Malam itu Sagara baru saja pulang, setelah merayakan hari kelulusannya bersama teman-temannya di sebuah kafe.
Ketika tiba-tiba saja Gerald -Papa Sagara, menyambutnya dengan kemarahan yang sangat besar hingga membuat dirinya tak bisa berkutik.
"Saga, dari mana saja kamu ... malam begini baru pulang?!" tanya Gerald tajam.
“Nongkrong bareng temen,“ jawab Saga dingin.
Seperti biasa, Saga tidak terlalu peduli dengan sang Papa. Dia pun sudah tau kalau Geral menunggunya seperti ini, pasti ia akan mendapat kemarahan dari Papanya itu.
Karena, biasanya Gerald tak pernah memperdulikannya, ia hanya akan perduli pada sang Kakak Fandy.
“Heh, anak kurang ajar! Kalau ngomong sama orang tua yang sopan!“ bentak Gerald tak terima.
Sagara mengerinyitkan alisnya ketika melihat Viana-Mama Sagara, memandangnya dengan tatapan kekecewaan.
'Ada apa ini?' batin Sagara bertanya-tanya.
Sagara melangkah menghampiri sang Mama yang duduk di kursi ruang tamu.
“Ada apa Ma?” tanya Sagara lembut, ia berjongkok di depan Viana.
Tes...
Satu tetes air mata jatuh dari manik indah Viana.
Sagara semakin panik melihat ibunya menangis.
“Lihat ini!” Gerald melempar beberapa foto pada muka Saga.
Saga langsung mengalihkan perhatiannya pada sang papa.
“Dasar anak tak tau di untung! Aku menyekolahkanmu bukan untuk jadi seorang brandal!” amuk Gerald.
Saga memungut dan melihat satu per satu foto yang telah membuat Viana menangis dan Gerald sangat marah padanya, masih dalam keadaan berlutut di depan Viana.
Tangan Saga mengepal kuat ketika melihat foto-foto tersebut.
Disana jelas terlihat kalau dirinya sedang tidur bertelan*ng dada, dengan seorang perempuan di sampingnya yang tertutup selimut sampai ke dada, seolah-olah perempuan itu juga sedang tak memakai busana.
Di dalam foto itu, terlihat seakan Saga dan perempuan itu sudah melakukan hubungan terlarang.
“Mam, aku bisa jelasin, ini semua gak sesuai dengan apa yang kalian pikirkan.“ Saga mencoba menjelaskan.
“Apa lagi yang bisa kau jelaskan, hah! Semua bukti ini sudah jelas!“ Gerald semakin murka.
"Aku memberimu uang bukan untuk membeli seorang jal*ng dan membuatmu menjadi seorang lelaki brengs*k!" teriak Gerald menunjuk tepat di wajah Sagara.
“Dasar anak tak tau diri! Bisanya cuman bikin malu orang tua!“
Gerald mencengkram kerah baju Saga, ia mengangkat Saga sampai berdiri kembali.
Duakh ....
Gerald memberikan satu pukulan yang cukup keras pada rahang Saga, hingga membuat sudut bibirnya pecah dan mengeluarkan darah.
“Pah, aku bisa jelasin Pah. Ini semua fitnah!“ sanggah Saga mencoba untuk menjelaskan dengan nada pelan, ia masih menghargai kedua orang tuanya itu.
Sagara juga tau kalau Gerald memang mempunyai temperamental yang cukup tinggi, dan ia juga sudah terbiasa menerima amarah dari sang Papa.
“Fitnah kau bilang? Mana buktinya kalau semua ini fitnah hah?!”
“Pah, aku gak seperti itu!” nada bicara Saga mulai naik, ia tak terima kalau kedua orang tuanya salah paham hanya karena sebuah foto.
“Buktikan! Jika memang semua ini salah!“ sentak Gerald menunjuk foto yang berserakan di atas lantai.
“Aku tak mau punya anak menjijikan seperti dirimu, sebaiknya kau pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali sampai kamu bisa membuktikan semua ini “
Saga kaget, ia langsung menatap Gerald tak percaya.
Apa ini Papanya sendiri mengusir dirinya...?
“Mas, jangan begitu Mas, walau bagaimanapun Saga tetap anak kita.“ Viana akhirnya bersuara setelah sejak tadi hanya mampu melihat semua kemarahan suaminya dengan berderai air mata.
“Jangan berani kau bela anak kurang ajar ini, aku sudah muak melihat ulah yang di perbuat olehnya !” tunjuk Gerald pada Saga.
Viana langsung menutup mulutnya, takut semakin menambah kemarahan sang suami.
Saga mengepalkan kedua tangannya, melihat Viana di bentak oleh Gerald.
Dia paling tidak suka melihat Mamanya di sakiti oleh orang lain, meskipun itu Papanya sendiri.
“Sekarang juga kau pergi dari rumahku, dan jangan berani kau bawa sepeserpun uang yang sudah ku berikan padamu!“
“Baik kalau begitu, aku akan pergi dari rumah ini, dan aku akan kembali untuk membuktikan kalau semua ini tidak benar!“ Saga ikut terbawa emosi.
“Ini, ku kembalikan semua barang-barang yang sudah kau berikan padaku, aku akan pergi dari rumah ini dan mulai sekarang aku bukan lagi anak darimu!”
“Jika suatu hari nanti kita bertemu, anggap saja kita tidak saling mengenal “ucap Saga dengan wajah yang memerah.
“Saga, kamu mau kemana, Nak. Jangan begini, Papamu cuman sedang emosi.“ Viana mencoba membujuk Saga.
Saga menaruh dompet dan ponsel juga tasnya di atas meja.
“Mam, Saga pamit ya. Mama jaga diri baik-baik,“ ucap Saga menggenggam kedua tangan Viana.
Viana menggeleng cepat, airmata sudah mengalir deras di pipinya.
“Jangan tinggalin Mama, Saga,“ lirih Viana.
“Maaf Mam.“ hanya itu yang keluar dari mulut Saga, kemudian mencium punggung tangan Viana lama.
Satu tetes air mata jatuh dari manik hitam milik Saga, cepat ia menghapusnya sebelum mengangkat wajahnya.
Tersenyum hangat untuk sang Mama, lalu berdiri dan berjalan pergi keluar dari rumah itu tanpa menoleh ke belakang sekalipun.
'Aku tak akan pernah melupakan perbuatan kalian, aku akan kembali untuk memperlihatkan kebenaran pada kalian dan membuktikan kalau aku bisa sukses dan melebihi kalian semua,' gumam Sagara dalam hati sambil berjalan keluar dari rumah besar itu, rumah yang sudah ia tinggalin sejak lahir.
Rumah yang menjadi saksi setiap sakit hati Sagara, ketika selalu tak mendapat perhatian dari sang Papa, yang hanya sibuk membanggakan sang Kakak sampai dia tak bisa melihat keberhasilan dari Sagara.
Ingatan Sagara kembali pada masa dirinya masih sekolah dasar.
Flash back
Sagara pulang dengan sangat riang, dia baru saja mendapatkan peringkat satu di kelasnya. Sedangkan sang Kakak yang berjarak empat tahun lebih besar darinya belum pulang karena acara kelulusannya.
"Mama, Saga dapet juara satu!" teriak riang Sagara begitu ia masuk ke dalam rumah besar tersebut.
"Saga, tidak boleh teriak-teriak gitu sayang kalau di dalam rumah," ucapan lembut dari seorang wanita cantik yang sedang menuruni tangga, membuat senyum Sagara kian bertambah lebar.
"Ma, liat, Ma! Aku dapat juara satu!" dengan antusias Sagara membuka raport di tangannya.
"Waah anak Mama memang hebat! Selamat ya sayang." Viana memeluk Sagara lembut dengan senyum yang mengembang.
Anak berusia delapan tahun itu sangat gembira, berharap nanti sang Papa akan memuji keberhasilannya kali ini.
Tidak seperti tahun lalu, Sagara mendapat kemarahan dari Gerald karena ia hanya bisa mendapatkan peringkat tiga.
Sore hari pun tiba, Sagara dengan antusias menghampiri sang Papa dengan membawa raport sekolah di tangannya.
Namun, tanggapan dari sang Papa ternyata tak sesuai dengan apa yang di harapkan oleh Sagara.
"Hem" Gerald hanya berdehem dan mengabaikan keberadaan Sagara.
Di saat bersamaan Fandy turun dari lantai dua.
"Selamat ya Fan, kamu mendapatkan juara sekolah." senyum Gerald mengembang dengan pelukan hangat pada anak pertamanya itu.
Ada rasa sakit yang tiba-tiba menghantam ke dalam hatinya.
"Saga, seharusnya kamu bisa seperti Kakak kamu. Lihatlah dia mendapat peringkat pertama di sekolah dengan nilai hampir sempurna!" ucap Gerald dengan bangga nya.
Sagara hanya melihat semua itu dengan penuh kekecewaan, ia hanya mengangguk dan memilih pergi ke dalam kamar.
Flash back off
...🦅...
...Jangan lupa kasih dukungannya ya.....
...🦅...
...Like, coment, vote dan hadiah juga boleh......
...Terima kasih......
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Cahaya Sidrap
up lanjut thor
2024-07-08
0
Mira Andani
lanjut thor
2023-11-04
2
FIAH YGYAK
Fandi adik kelas gw woyy
2023-08-26
2