...Happy Reading...
...🦅...
Beberapa saat kemudian Agra bersama kedua sahabatnya sudah berada di sebuah apartemen mewah.
Agra memutuskan membawa kedua sahabatnya itu keluar dari pesta lebih dulu, akibat sudah tidak tahan dengan kelakuan Citra yang membuatnya sangat risih.
Roman dan Luis terperangah melihat bentuk apartemen termewah di kota itu dari dekat.
Selama ini mereka berdua hanya bisa melihat gedung tinggi yang di kabarkan sangat exlusif, dan hanya di peruntukkan pada orang-orang yang berada di dalam kalangan kelas atas.
"Ga, ini gak salah, loe bawa kita ke sini?" tanya Roman begitu mereka berdua berhenti di parkiran khusus.
"Mulai sekarang panggil gue Agra," ucap Agra sambil melangkah masuk ke dalam lift.
"Selamat malam, Tuan," ucap lelaki kekar, salah satu anak buah dari Agra.
Agra hanya berdehem sambil melemparkan kunci motornya pada lelaki itu.
Roman dan Luis yang melihat sikap Agra, hanya bisa saling pandang dengan banyak pertanyaan di dalam kepalanya.
"Agra?" gumam Luis dan Roman linglung.
"Ayo masuk, lo berdua mau di sini terus?" tanya Agra saat melihat kedua sahabatnya masih saja berdiri mematung di dekat mobil mereka.
"Eh, i–iya," gagap Luis, membawa Roman yang masih belum sadar dari keterkejutannya.
"Ini kita mau kemana, Ga?" tanya Roman, setelah bisa menguasai tubuhnya sendiri.
"Ikut saja, nanti juga kalian tau," acuh Agra melipat kedua tangannya di depan dada.
"Loe ganti nama, Ga?" Roman menatap Agra dengan kening berkerut.
Agra mengangguk.
"Gue, sudah merubah hidup gue sejak meninggalkan rumah waktu itu," ujar Agra dengan pandangan menerawang.
Kedua sahabat itu hanya mengangguk, walau di dalam benak mereka, masih banyak yang ingin ditanyakan.
Beberapa saat kemudian pintu lift terbuka di lantai paling atas gedung. Agra mengeluarkan key card untuk membuka pintu di depannya.
"Ga, ini apartemen siapa, kalau nanti ada orangnya gimana?" tanya Roman, bahkan seperti orang bodoh.
Dia melihat takjub seluruh kemewahan apartemen di hadapannya.
"Ini punya gue," malas Agra, sambil melangkahkan kakinya meninggalkan kedua sahabatnya itu. Dia memilih duduk di salah satu sofa di sana.
"Hah! Beneran ini punya, loe? Loe, gak bohong kan?" selidik Luis.
Agra tidak menjawab pertanyaan omong kososng dari temannya itu.
"Tuan." Edo yang baru saja keluar dari kamar, langsung menyapa tuannya itu.
"Pesankan makanan untuk kedua orang itu," perintah Agra, melirik sekilas pada kedua sahabatnya.
"Laksanakan!" jawab Edo langsung pergi lagi ke kamarnya.
Roman dan Luis hanya memperhatikan setiap gerak-gerik sang sahabat yang terlihat sangat berbeda itu.
"Itu siapa, Ga?" tanya Roman pelan.
"Asisten sekaligus temen baik gue," ujar Agra acuh, dia membuka jaket dan menaruhnya di pinggir sofa, lalu beranjak berjalan menuju pantry.
"Mau minum apa, kalian?" tanya Agra yang sedang berdiri di depan kulkas.
"Apa aja, Ga!"
"Anggur atau sampanye ada gak, Ga?" tanya Luis.
"Gue, gak punya alkohol," jawab Agra, berjalan menuju kedua temannya sambil membawa minuman bersoda di tangannya.
"Wah, sayang banget apartemen mewah kayak gini, tapi gak ada alkohol." Luis masih saja berceloteh sambil melihat kemewahan yang ada di sana.
"Gak semua orang kaya suka minum, Bro," ucap Agra santai.
Namun, tatapannya seakan menusuk kedua sahabat lamanya itu. Roman dan Luis langsung bungkam ketika melihat sorot mata Agra, yang membuat mereka merinding seketika.
Gil* nih anak, sekarang kok jadi serem gini ya, decak Luis dalam hati.
Si Sagara kenapa jadi kaku gini ya, udah kaya kanebo kering aja? Roman mengumpat dalam hati.
"Gak usah mikir yang aneh-aneh soal gue," ujar Agra, menyandarkan punggung kokohnya di sandaran sofa, melipat kakinya di atas kaki satunya.
Seakan tahu apa yang di pikirkan oleh kedua orang di hadapannya itu. Roman dan Luis saling pandang dengan kecanggungan yang makin menjadi.
Tingnong!
Suara bel pintu mengalihkan perhatian kedua teman Agra. Edo keluar dari kamarnya lalu berjalan menuju pintu.
Tidak lama berselang Edo sudah kembali dengan berbagai makanan yang terhidang dengan epic di dalam sebuah troli.
Roman dan Luis lagi-lagi hanya bisa melongo melihat semua menu yang ada di hadapannya. Itu adalah semua menu exlusif berharga sangat mahal.
Sekaya apa dia sekarang? Sampai-sampai makanan saja bisa semahal ini, benak mereka berdua penuh dengan pertanyaan.
Roman dan Luis memang dari keluarga yang lumayan kaya, hanya saja tidak sekaya keluarga kandung Agra. Apa lagi dengan Agra sekarang ini.
"Silahkan, Tuan," ucap Edo.
"Kamu sudah makan, Ed?" Agra menatap asistennya itu.
"Sudah, Tuan," jawab Edo sambil menganggukkan kepala samar.
"Hm, istirahatlah, besok pagi kita akan melaksanakan rencana pertama," ucap Agra.
"Baik, Tuan." Edo langsung masuk lagi ke kamarnya.
"Istirahat apanya, kalau dia memberikanku pekerjaan sebanyak ini," umpat Edo di hadapan meja kerjanya.
Terlihat di sana banyak sekali tumpukan kertas dan map berisi berkas-berkas penting.
Sementara itu, Roman dan Luis hampir saja menyerah, dengan semua rasa penasaran yang semakin besar di dalam kepala mereka.
"Ga, sebenernya loe pergi ke mana selama ini, kenapa gak ada kabar sama sekali?" tanya Roman.
"Malam itu, setelah gue pulang dari kafe bang Roni. Gue di usir dari rumah," ucap Agra memulai ceritanya.
Kedua temannya mendengarkan dengan seksama semua cerita yang di ucapkan oleh Agra.
Agra hanya menceritakan tentang perjalanannya bisa di angkat anak oleh seorang Andrew tanpa menceritakan pelatihan dan segala proses yang dia lewati untuk menjadi seperti ini.
Kedua sahabat Agra tampak terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Agra.
"Sekarang gue pulang ke sini, karena ingin menolong perusahaan keluarga gue dari keterpurukan, sekaligus membalas sakit hati gue pada orang yang sudah menindas gue dulu," ucap Agra di akhir ceritanya.
"Gue gak nyangka dia bisa berbuat nekat kaya gitu sama lo, Ga," geleng miris Luis.
"Iya, padahal kalau dari luar dia kayak cewek manja." Roman ikut menimpali ucapan Luis.
"Kita gak pernah tau gimana sifat seseorang hanya dari luar nya aja, Bro," ujar Agra yang di angguki kedua sahabatnya itu.
Malam itu Roman dan Luis memilih menginap di apartemen milik Agra.
.
.
Pagi hari Agra sudah siap dengan pakaian formalnya.
"Dad, bagaimana kabar di sana?" tanya Agra pada Andrew dalam sambungan video call.
"Disini tidak ada masalah, kamu fokus saja dengan apa yang ada di sana."
"Ok, kabari aku jika, Dady, butuh bantuan, jangan lupa istirahat. Ingat kamu ini sudah tua," ledek Agra di akhir katanya.
"Hei, anak kurang ajar! Siapa yang kamu bilang tua itu, Hah?!" teriak Andrew.
"Hahahah!" Agra tergelak keras, sambil berjalan menuju arah tangga.
Roman dan Luis yang mendengar tawa Agra dari arah tangga hanya bisa melongo karena terkejut.
Astaga, setelah sepanjang malam mereka menghadapi sikap Agra yang kaku dan pagi ini dia di kagetkan dengan suara tawanya.
Benar-benar ajaib...
Roman dan Luis menggeleng miris.
"Kalian belum siap?" Agra bertanya pada kedua sahabatnya yang terlihat masih berantakan.
"Memang kita mau ke mana? Biasanya lo juga bangun siang," ucap Luis melihat Agra dengan kening berkerut.
"Kerja lah, emang kalian gak kerja?" Agra berjalan menuju pantry.
"Kerja dong. Tapi, nanti siang," jawab Roman, menyusul Agra.
Di meja makan, Edo sudah menyiapkan beragam menu sarapan yang di pesan dari restoran terbaik.
"Astaga, dari mana semua makanan ini?" kaget Luis dan Roman, yang masih berdiri di belakang kursi.
"Semua ini sudah di persiapkan oleh orang dari salah satu restoran, yang masih bernaung di perusahaan Leopard," jelas Edo, yang baru saja datang sambil membawa air mineral di tangannya.
Menaruh semuanya di depan masing-masing orang yang berada di sana, lalu duduk di tempatnya.
Kedua sahabat Agra lagi-lagi hanya bisa menganga dengan pikiran tiba-tiba saja kosong.
Apa ini, kenapa pake bawa-bawa perusahaan raksasa itu?
"Edo!" tekan Agra yang sudah duduk di tempatnya.
Edo langsung menunduk dan bersiap untuk makan di dekat Agra.
"Kalian tidak mau sarapan?" Agra bertanya pada dua orang yang masih saja berdiri.
"Ah, iya, iya, kita sarapan." Luis menyeret tangan Roman untuk segera duduk di kursi.
...🦅...
...🦅...
...TBC...
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Cahaya Sidrap
😁😁😁
2024-07-08
0
Adiwaluyo
kocak ke dua sahabat nya
2022-12-11
1
Ken arok
lanjut thooor
2022-10-11
1