...Happy Reading...
...🦅...
Di sebuah rumah mewah seorang gadis telah berkutat di dapur, dengan berbagai macam peralatan memasak.
"Akhirnya selesai juga."
Gadis itu mengusap bulir kecil yang ada di keningnya. Menatap meja makan berisi berbagai menu sarapan, dengan senyum mengembang di kedua sudut bibirnya.
"Non, ini udah siang, sebaiknya sekarang cepat bersiap-siap." Seorang wanita kira-kira berumur empat puluh lima tahun, menghampiri gadis itu.
"Ah, iya, Bi. Kalau gitu aku ke kamar dulu." Gadis itu berjalan setengah berlari menuju kamarnya yang berada di bagian belakang rumah besar itu.
Wanita yang di panggil Bibi itu hanya bisa melihat majikannya dengan tatapan sendu.
Semenjak kedua orang tuanya meninggal sepuluh tahun lalu, Nona mudanya itu hidup bersama dengan paman dan juga tantenya, yang memperlakukan dia secara tidak manusiawi.
"Ke mana anak itu, Bi?" tanya seorang perempuan berusia sekitar empat puluh lima tahun dengan dandanan yang menor, di sampingnya seorang lelaki paruh baya setia menggandeng tangannya, di belakangnya ada seorang gadis muda yang berjalan dengan gaya sombong.
"Sedang bersiap-siap, Nyonya." Wanita yang di panggil Bibi menjawab dengan menunduk.
"Panggil dia, kami mau sarapan," perintah wanita yang merupakan adik ipar dari majikannya dulu.
Belum sempat melangkahkan kaki untuk melaksanakan perintah dari majikannya itu. Seorang gadis dengan memakai pakaian kerja, datang dengan tergesa-gesa.
"Kamu kemana saja sih? Lama banget!" sinis perempuan yang berumur beberapa tahun lebih muda darinya.
"Maaf," jawabnya langsung menyajikan makanan untuk mereka semua.
Setelah selesai gadis itu kembali menuju ke dapur, untuk mengambil bekal yang tadi sudah di siapkannya.
"Bi, aku berangkat dulu ya," pamitnya pada wanita paruh baya yang sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri.
"Hati-hati di jalan ya, Non."
"Iya, Bi," angguk nya tersenyum hangat.
Berjalan menyusuri jalan komplek perumahannya untuk mencapai jalan besar, agar bisa menaiki kendaraan umum.
Walaupun kedua orang tuanya meninggalkan kekayaan berlimpah, namun semua itu tidak membuat dirinya menjalani hidup dengan nyaman.
Semua harta warisan keluarganya diambil alih oleh paman dan tantenya, hingga dirinya sendiri tidak bisa menikmati uang peninggalan ayah dan ibunya.
Satu jam berselang, gadis cantik itu sudah berada di depan sebuah gedung yang merupakan tempat kerjanya.
Perusahaan besar yang merupakan sebuah cabang, dari perusahaan pusat di luar negri. Membuat dirinya sangat bersyukur bisa bekerja di sana.
"Alisya!" Teriakan kedua sahabatnya itu menghentikan langkah gadis itu.
"Astaga, kalian ini berisik sekali!" umpat Alisya, walau akhirnya ketiganya tersenyum.
Ke tiga sahabat itu akhirnya berjalan bersama dengan saling bercanda ria.
Alisya Prananta, seorang anak dari Adrian Prananta dan Kinanti Prananta. Seorang pengusaha terkenal di masanya, yang harus meninggal karena kecelakaan tragis beberapa tahun lalu.
Kehidupannya tidaklah sesempurna seperti yang ada di pikiran semua temannya.
Menyandang nama Prananta, membuat orang-orang di dekatnya selalu menilai dirinya, sebagai seorang pewaris tunggal perusahaan Pranata Jewelry, salah satu perusahaan besar dan terkenal, yang bergerak di dalam desain dan jual beli perhiasan.
Padahal kenyataannya, dia hidup dengan serba kekurangan, dan berbagai macam aturan tidak masuk akal, yang di berikan oleh kedua paman dan tantenya.
Siang ini Alisya di tugaskan, untuk memantau salah satu pembangunan sebuah perumahan yang berada di pinggiran kota. Perumahan yang akan di peruntukan pada kalangan kelas menengah ke bawah.
.
.
Sementara di tempat lain, Agra turun dari mobil, dia langsung di sambut oleh para pekerja lapangan.
"Selamat siang, Mr."
Mereka semua membungkuk hormat, pada orang kedua yang berkuasa di perusahaan tempat mereka bekerja.
Agra mengangguk samar, lalu berjalan lebih dulu memasuki tempat proyek pembangunan.
"Bagaimana perkembangan dan cara kerja kalian? Jelaskan semuanya!" perintah Agra dingin.
Kepala lapangan langsung maju dan menjelaskan semua, apa yang di inginkan oleh bos besarnya itu.
.
Di tempat lain Alisya baru saja turun dari taksi yang dia tumpangi.
Melangkah masuk, sambil melihat setiap pekerjaan yang sedang di kerjakan oleh para tukang.
Karena tidak melihat jalan dia hampir saja terjatuh, jika tidak ada tangan kekar yang menahan pinggang rampingnya.
"Ceroboh!" hardik lelaki tadi setelah membantu Alisya berdiri tegak kembali.
Alisya hanya bisa bengong melihat lelaki yang tadi menolongnya, kini telah pergi tanpa berkata apapun lagi.
"Dasar aneh!" desis Alisya memanyunkan bibirnya menahan kesal.
"Siapa wanita itu?" tanya Agra saat dia sudah berada di dekat Edo.
Edo melihat ke arah kedatangan sang bos, dia tadi sedang berbincang dengan salah satu mandor saat Agra pergi dari tempatnya.
"Oh, itu Nona Alisya, Mr. Dia adalah staf pemasaran yang ingin meninjau pekerjaan kami, untuk membuat promosi nanti," jelas mandor tadi yang mendengar pertanyaan dari Agra.
Agra hanya mengangguk samar, tanpa mau menimpali omongan lelaki paruh baya di depannya itu.
Setelah selesai dengan berbagai pembicaraan bersama para staf yang menangani proyek itu, Agra memilih langsung meninggalkan lokasi bersama dengan Edo.
Saat keluar dari lokasi proyek Agra melihat kembali wanita yang tadi dia tolong. Ya, wanita itu tampak sedang berdiri di pinggir jalan, tidak jauh dari mobilnya.
"Sedang apa dia?" gumam Agra.
Edo melihat sekilas pada wajah bosnya lewat kaca sepion dalam. Dia cukup kaget melihat sang atasan meperhatikan sosok yang berjenis perempuan itu.
"Apa perusahaan kita tidak memberikan pasilitas mobil, untuk staf yang bekerja lapangan?" tanya Agra
"Ada, Tuan. Tapi, sepertinya hari ini semua sopir, dan kendaraan kantor terpakai, karena banyak yang melakukan kerja di luar kantor," jelas Edo.
"Dasar bodoh!" umpat Agra, entah pada siapa.
Edo pun sudah memasang posisi siaga, takut bila bosnya itu akan memarahinya, atau bahkan memberikan tugas tertentu.
"Ajak dia sekalian!" perintah Agra.
" Hah!" linglung Edo.
Apa ini? Bosnya yang terkenal dingin seperti kutub selatan sekarang memperhatikan seorang staf yang statusnya jauh berbeda.
Edo terkejut, hingga tiba-tiba otaknya terasa kosong.
"Edo!" tekan Agra yang langsung menyadarkan kembali asistennya itu.
"Ah, i–iya, Tuan." Edo langsung menghentikan mobilnya dan sedikit memundurkannya lagi, karena mereka sudah melewati gadis tadi.
Alisya berdiri di pinggir jalan dengan tasnya di letakan di atas kepala. Hujan gerimis mulai turun, sedangkan taksi yang dia pesan belum juga datang.
"Si*l banget sih hari ini, udah ketemu cowok aneh, sekarang malah kehujanan!" umpat Alisya, mengehentak-hentakkan kakinya, menahan kesal.
"Permisi, Nona. Apa, Anda, salah satu staf dari perusahaan Leopard?" tanya Edo berdiri di hadapan Alisya.
"I–iya, ada apa ya?" Alisya langsung bersikap waspada dengan seorang lelaki tidak di kenal yang tiba-tiba berdiri di hadapnnya.
"Oh, saya Edo, asisten dari Mr.Leonard. Nona, bisa ikut dengan saya untuk menuju ke kantor kembali," ucap Edo melirik sekilas pada mobil di belakangnya.
Alisya memiringkan sedikit kepalanya, melihat mobil mewah yang terparkir di depan dirinya.
"Tidak usah, Tuan, saya sudah memesan taksi, mungkin sebentar lagi akan datang," tolak Alisya halus.
Edo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Bagaimana ini? Kalau sampai aku tak berhasil membawa perempuan ini bersama, bisa-bisa aku di hukum oleh bos es itu, bingung Edo berucap dalam hati.
"Sebaiknya Nona ikut saja bersama denganku, sebentar lagi hujan dan di sini juga jarang ada kendaraan lewat, " ucap Edo, berharap perkataannya bisa membuat gadis di hadapannya masuk ke dalam mob dan ikut bersama dengan dirinya.
"Tapi, saya sudah memesan taksi, Pak." Alisya memperlihatkan ponselnya yang menampilkan aplikasi ojek online.
"Ini masih jauh dan bisa di batalkan," ucap Edo merebut ponsel di tangannya Alisya, lalu membatalkan secara sepihak pemesanan taksi online milik Alisya.
"Nah bisa kan? Sekarang, Nona, ikut bersama saya," ucap Edo lagi dengan senyum mengembang.
Walaupun ragu, Alisya akhirnya mau menerima ajakkan dari lelaki yang baru dia kenal itu.
...🦅...
...🦅...
...TBC...
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Cahaya Sidrap
😆😆😆😆
2024-07-08
0
Rara Kusumadewi
Edo ini main rampas hp aja 😂
2023-11-14
2
Adiwaluyo
seru nih
2022-12-11
1