Eps.8 Di ujung tanduk

...Happy Reading...

...🦅...

Dalam perjalanan pulang Arga hanya termenung menatap lurus ke depan dengan pikiran entah sedang berada di mana.

Ingatannya kembali pada keluarganya yang sudah lama dia tinggalkan, dan berusaha dia lupakan.

Pertemuannya dengan Fandy, kembali mengingatkan tentang masa lalunya dan juga janjinya kepada Sang ayah kandung, sebelum dia memutuskan untuk pergi dari rumah pada malam itu.

Saat dia pergi, Fandy sedang berada di luar kota, maka dari itu, dia tidak bisa mencegah kepergian Agra dari rumah. Karena, biasanya yang bisa menenangkan Agra hanya Fandy.

Flash back

“Lo, kenapa lagi sih, Ga?” tanya Fandi setelah menemui guru BK di sekolah sang adik.

Akibat dari adiknya itu selalu membuat ulah, hingga akhirnya dia yang harus turun tangan, menyelesaikan masalah yang dibuat Sagara.

“Gue gak papa, emang kenapa sama gue?”

Sagara malah bertanya balik kepada Fandi dengan santainya, dia seakan tidak mempunyai salah sama sekali. Padahal jelas-jelas Sagara sudah membuat salah satu temannya masuk rumah sakit.

“Lo, berantem lagi ya sama Papah?” tanya Fandy, dia seakan tau kalau Sagara pasti melakukan semua itu untuk melampiaskan kekesalannya di rumah.

“Tuh lo udah tau, ngapain lagi lo nanya ke gue?" acuh Sagara, berjalan menuju parkiran motornya.

Fandy hanya bisa geleng-geleng kepala, melihat Sagara yang semakin terlihat acuh dengan sekitarnya.

“Sekarang, lo, mau ke mana lagi, Ga?” Fandy mengerutkan keningnya, melihat Sagara yang sudah memakai helm dan bersiap untuk pergi, padahal waktu pelajaran belum selesai.

“Gue mau ke tempat biasa, lo, juga pasti mau ke kantor lagi kan?” Sagara bertanya setelah dia duduk nyaman di atas motornya.

Fandi mengangguk, sebenarnya dia memang sedang menghadiri rapat bersama beberapa staf karyawan. Akan tetapi, semua itu terpaksa harus dia tunda lebih dulu, sebab mendapat telpon dari sekolah adiknya itu.

"Tapi, sekolah belum selesai, Ga!" cegah Fandy.

"Bodo amat, gue gak peduli!" Sagara sudah mulai menyalakan motornya.

"Tapi, Ga ...." Ucapan Fandy, terputus oleh Sagara.

“Sudah lah, gue udah tau," Sagara mengangkat tangan kirinya sebelum menjalankan motornya meninggalkan Fandy yang melihat kepergian adik keras kepalanya itu.

"Kapan kamu bisa berdamai sama papah, Ga?" gumam Fandy berjalan masuk ke dalam mobilnya, setelah melihat motor Sagara berlalu pergi dari gerbang sekolah.

Flash back off

 

“Tuan, kita sudah sampai."

Suara Edo mengembalikan kesadaran Agra dari lamuanan panjangnya.

“Hm.” Agra hanya berdehem sebagai jawaban lalu segera keluar dari dalam mobil.

Agra sempat melihat sekilas keberadaan mobil Andrew yang sudah terparkir di halaman rumah. Dia yakin kalau saat ini, ayah angkatnya itu sudah berada di rumah.

Agra langsung berjalan menuju ke dalam. Di depan pintu, Butler Heru sudah berdiri menyambut kedatangan tuan mudanya itu. Dia membungkukan tubuhnya dengan ucapan selamat datang.

“Di mana,Dady?" tanya Agra dingin.

“Di ruang kerjanya, Tuan," jawab Butler Heru.

Walaupun, Butler Heru lebih tua dari Agra, juga lebih dulu mendapatkan kepercayaan dari Andrew, untuk mengurus kediaman utama Agra dan ayah angkatnya itu.

Namun, dia tidak pernah merasa marah, saat melihat sikap dingin dan acuh dari Agra. Karena, dia tahu kalau semua itu adalah arahan dari Andrew sendiri.

Agra mengangguk samar, lalu berjalan menaiki tangga ke lantai dua, di mana letak ruang kerja Andrew berada.

Dia langsung masuk setelah membuka kunci pintu, melalui akses sidik jari yang hanya dimiliki oleh Andrew dan Agra saja.

“Dad," panggil Agra, sambil melangkah menuju sang ayah angkat, yang terlihat sedang sibuk dengan berkas di atas mejanya.

Andrew tak menyahut, dia hanya mengangkat wajahnya sekilas, untuk melihat kehadiran putra angkat yang sangat ia sayangi.

“Istirahat dulu, Dad. Kamu, baru saja pulang dari luar negeri dan sekarang sudah ada di sini saja." Agra duduk di depan Andrew.

“Sebentar, ada sesuatu yang harus aku pastikan dulu," jawab Andrew, masih sibuk membolak balik kertas di tangannya.

Agra menghebuskan napas kasar, melipat kedua tangannya di dada sambil memperhatikan Andrew lekat. Lelaki yang dengan suka rela menolongnya dan menjadikannya orang seperti sekarang ini.

Memberikan kasih sayang seorang Ayah yang selama ini sangat dia rindukan. Lelaki yang terlihat kuat di luar, namun menyimpan luka dan kesepian di dalam dirinya.

Ya, itulah salah satu alasan Agra, untuk terus bertahan berada di sisi Andrew, selain dari ambisisnya untuk membalas dendam.

Terlanjur nyaman dan adanya rasa sayang yang terbentuk diantara keduanya, membuat mereka seakan tidak bisa terpisah satu sama lain. Walaupun, itu semua tidak pernah terucap secara langsung, dari bibir keduanya.

“Tidak usah berpura-pura, Dad," ucap Agra tiba-tiba setelah cukup lama hanya diam.

Andrew melihat anak angkatnya itu dengan sedikit canggung, walau sudah berusaha di tutupi olehnya. Akan tetapi, tetap saja semua itu masih terlihat jelas di mata Agra.

“Apa? Memang ada apa kamu menemui aku, hah?” tanya Andrew, dengan suara menekan, seolah sedang bertanya, walaupun sebenarnya dia sendiri tau maksud anak angkatnya itu.

“Dad, kamu tau segalanya kan?” Bukannya menjawab Agra malah bertanya pada Andrew.

Andrew mendengus kesal, melihat Agra tajam. Bila dia tetap menginginkan Agra mengaku dan bertanya padanya baik-baik, sepertinya itu semua hanya akan sia-sia.

Mengapa anak ini makin lama makin mirip saja denganku? umpatnya dalam hati.

Tanpa dia sadari, bahwa dirinya sendiri yang mengajari Agra untuk bersikap sama seperti itu.

“Dad, aku tau apa yang kamu pikirkan," tekan Agra, dengan mata memicing tajam.

“Dasar anak kurang ajar!" umpat Andrew, dengan seringai di wajahnya.

“Tidak usah mengeluh, jawab saja pertanyaanku, Dad." Agra menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

“Kamu tau siapa aku kan? Tidak mungkin aku mau menolong orang lain tanpa sebab yang pasti," ucap Andrew menyeringai.

Agra mengangguk paham. Ternyata benar dugaannya selama ini. Ayah angkatnya itu, pasti sudah tau semuanya sejak awal.

“Lalu untuk apa, Dady, mempertemukan lagi aku dengannya?” tanya Agra datar, dia memalingkan wajah ke sembarang arah, menghindari tatapan Andrew.

“Sudah saatnya kamu kembali untuk menolong mereka, dari tikus tidak tau diri itu, sekarang kamu sudah lebih dari cukup untuk melawan para bandit kecil seperti mereka dan membela keluarga kandungmu."

Andrew berdiri, menepuk pundak anak angkatnya itu, lalu berjalan menuju dinding kaca besar yang ada di ruangan itu, berdiri di sana dengan tangan di masukan ke dalam saku.

Ingatannya menerawang, pada saat dia tiba-tiba harus menolong seorang anak remaja, yang tidak sengaja tertabrak oleh anak buahnya sepuluh tahun lalu.

Melihat keadaannya yang cukup parah, juga tidak ditemukan satupun identitas di tubuhnya, membuat Andrew memerintahkan anak buahnya untuk mencari tau, tentang anak yang dia tolong.

Betapa terkejutnya dia, ketika menerima informasi tentang anak itu, yang sangat menyedihkan menurutnya.

Menjalani hidup yang selalu di bandingkan dengan kakaknya sendiri, hingga seluruh keluarga sang ayah selalu mengacuhkannya, bahkan menganggapnya tidak pernah ada.

Semua itu menjadikan anak itu menjadi seseorang yang pembangkang, dan tidak pernah mendengar nasihat orang tuanya.

Saat itu, Andrew teringat masa mudanya yang juga hampir saja sia-sia, karena kesalahan pahaman antara dirinya dan sang Ayah. Akan tetapi, dirinya masih beruntung. Karena, dipertemukan dengan orang baik, yang selalu menasihatinya agara selalu berprasangka baik pada keluarganya, apa lagi kedua orang tuanya. Hingga akhirnya dia bisa menyelesaikan masalahnya tanpa adanya korban.

Agra harus menerima cap sebagai anak tak berguna, dirinya dianggap hanya bermodalkan keberuntungan. Karena, terlahir dari keluarga kaya raya, yang memberikan dirinya berbagai kemewahan dan pembelaan dari semua kenakalannya.

Semua itu membuat Agra remaja mengalami prustasi, hingga tanpa di ketahui oleh seluruh keluarganya, dia bahkan sering mengunjungi psikolog untuk mengobati depresinya.

Kenyataan kalau pada saat anak itu tertabrak adalah karena di usir oleh ayahnya sendiri, membuat Andrew yang tidak bisa mempunyai anak merasakan sakit di dalam hatinya.

Andrew pun akhirnya memutuskan untuk membawa Sagara atau Agra remaja ke negara tempat tinggalnya, merawatnya menjadi lelaki yang kuat sehingga tidak akan di remehkan lagi, oleh orang di sekitarnya.

Sekarang semua itu sudah terwujud, semua usahanya untuk menjadikan Agra seseorang yang kuat dan sukses sudah terlaksana. Kini, sudah saatnya dia melepaskan anak itu, untuk kembali pada keluarga yang sesungguhnya.

Walau rasa berat terasa mengelayuti di hatinya, membuat dia harus berulang kali meyakinkan diri dan mengingat niat awal, saat menolong Agra dan membawanya ke negaranya.

“Dad, aku sudah tidak butuh mereka lagi, aku senang berada di sini bersamamu," bantah Agra.

Walaupun dia sendiri tidak bisa menghindari ikatan darah di antara keluarganya. Akan tetapi, saat ini dirinya sudah terlanjur nyaman berada di tengah-tengah keluarga barunya.

"Kamu tidak bisa membohongiku, Agra. Aku tau selama ini kamu sangat merindukan mereka," debat Andrew, berbalik dan melihat Agra, yang juga sedang melihatnya.

“Jadi kamu ingin aku pergi dari sini dan kembali pada mereka, Dad?!” Agra menatap tajam Andrew dengan mata yang sudah memerah.

Ada rasa takut dalam dirinya, saat Andrew menyuruhnya untuk kembali. Agra takut dibuang kembali oleh orang yang dia anggap keluarga seperti dulu.

Andrew menghela nafas berat, dia tau kegelisahan Agra saat ini.

“Kamu akan tetap menjadi anakku, Agra. Hanya saja, sekarang mereka lebih membutuhkan kamu, Gra," ucap Andrew, berusaha memberikan penjelasan pada anak angkatnya itu.

“Kamu lihat itu, mereka sedang berada dalam jurang kehancuran. Mereka membutuhkan kamu, Gra!" ucapnya lagi, menunjuk berkas yang berada di atas mejanya, menggunakan dagu.

Agra mengalihkan perhatiannya pada dokumen yang berada di atas meja, mengambilnya dan membukanya perlahan. Dia mulai membaca satu per satu kata yang tertera di dalam kertas itu.

Agra tampak terkejut melihat kenyataan tentang perusahaan keluarga kandungnya. Ternyata semua yang dikatakan oleh Andrew benar adanya, bahkan kini, mereka terlilit hutang yang sangat besar.

“Apa ini? Kenapa semua ini terjadi?” tanya Agra lebih ke dirinya sendiri.

Dia mengira setelah kepergiannya, Gerald, Fandy, dan seluruh keluarga besarnya bisa mengelola perusahaan itu dengan baik. Akan tetapi, apa yang sekarang dia lihat, jauh dari apa yang dia perkirakan selama ini.

Agra menggeleng tak percaya, dia menatap wajah Andrew, dengan sorot mata tidak terbaca.

...🦅...

...🦅...

...TBC...

...🙏😊😘...

Terpopuler

Comments

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

🖐🖐🖐

2024-07-08

0

Adiwaluyo

Adiwaluyo

ayo Sagara, buktikan

2022-12-11

1

Ken arok

Ken arok

daddy andre keren..

2022-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Eps.1 Pergi dari rumah
2 Eps.2 Hujan
3 Eps.3 Rumah sakit
4 Eps.4 Tuan Andrew
5 Eps.5 Pelatihan
6 Eps.6 Korban pertama
7 Eps.7 Bertemu masa lalu
8 Eps.8 Di ujung tanduk
9 Eps.9 Kembalinya Agra
10 Eps.10 Bertemu
11 Eps.11 Reuni
12 Eps.12 Takjub
13 Eps.13 Pertemuan
14 Eps.14 Alisya
15 Eps.15 Misi
16 Eps.16 Berkumpul
17 Eps.17 Perlawanan
18 Eps.18 Nikah paksa
19 Eps.19 Penghuni baru
20 Eps.20 Makan malam
21 Eps.21 Pagi pertama
22 Eps.22 Kesibukan
23 Eps.23 Bosan.
24 Eps.24 Bersikap bodoh
25 Eps.25 Di serang
26 Eps.26 Pertarungan
27 Eps.27 Maling
28 Eps.28 Merayu
29 Eps.29 Persiapan
30 Eps.30 Pesta
31 Eps.31 Pertunjukan
32 Eps.32 Ancaman sesungguhnya
33 Eps.33 Keluarga
34 Eps.34 Kembali
35 Eps.35 Masa kecil
36 Eps.36 Drama pagi hari
37 Eps.37 Lamunan
38 Eps.38 Ke kantor
39 Bab.39 Tamu tak di undang
40 Eps.40 Berkunjung
41 Eps.41 Jujur
42 Eps.42 Bocah ingusan
43 Eps.43 Kepemilikan
44 Eps.44 Balapan
45 Eps.45 Luka
46 Eps.46 Penyiksaan
47 Eps.47 Pengkhianatan
48 Eps.48 Sepiring berdua
49 Eps.49 Kehebohan.
50 Eps.50 Rencana
51 Eps.51 Diusir
52 Eps.51 Angkat Kaki
53 Eps.52 Kejutan
54 Eps. 54 Kunjungan
55 Eps.55 Penyerangan
56 Eps. 56 Kejutan
57 Eps.57. Pesta Pernikahan
58 Eps.58 Pesan Andrew
59 Eps.59 Tidak Gratis
60 Eps.60 Livia
61 Eps.61 Mengantar Makan Siang
62 Eps.62 Mall
63 Bab.63 Penguntit
64 Eps.64 Bermain Kejar Tangkap
65 Eps.65 Paket
66 Eps.66 Bucin
67 Eps.67 Sahabat Alisya
68 Eps.68 Makan Malam.
69 Eps.68 Pergi Ke Vila
70 Eps.69 Pamit
71 Eps.70 Menyamar
72 Eps.71 Perkampungan
73 Eps.72 Kangen
74 Eps.73 Dimulai
75 Eps.74 Jebakan
76 Eps.75 Penghianat
77 Bab.76 Racun
78 Eps.77 Lita
79 Eps.78 Melepas Rindu
80 Eps.79 Ragu
81 Eps.80 Persiapan
82 Eps.81 Kecewa
83 Eps.82 Pembuka
84 Eps.83 Berakhir
85 Eps.84 Bonus Chapter 1
86 Eps.85 Bonus Chapter 2
87 Eps.86 Bonus Chapter-3
88 Eps.87 Bonus chapter-4
89 Berbagi Cinta: Antara Kita
90 Penakluk Sang Casanova
91 Presdir Kutu Buku
92 MS2 bab.1 Es batu
93 MS2-Bab2. Geng Venus
94 MS2-Bab.3 Ocehan Mommy
95 MS2-Bab.4 Tukang bully
96 MS2-Bab.5 Ancaman
97 MS2-Bab.6 Atropos geng
98 MS2-Bab7 Adu domba
99 MS2-Bab.8 Curiga
100 Ms2-Bab.9 Balap liar
101 MS2-Bab.10 Curang
102 MS2-Bab.11 Papa ngamuk?
103 Ms2-Bab.12 Hukuman
104 MS2-Bab.13 Mobil bergoyang
105 MS2-Bab.14 Luka
106 MS2-Bab.15 Lamaran
107 MS2-Bab.16 Balapan
108 MS2-Bab.17 Kekalahan
109 MS2-Bab18 Canggung
110 MS2-Bab.19 Terjebak
111 MS2-Bab.20 Kejutan
112 MS2-Bab21 Dihukum
113 MS2-Bab.22 Ulah Dero
114 MS2-Bab.23 Kerja
115 MS2-Bab.24 Makan malam
116 MS2-Bab.25 Penguntit
117 MS2-Bab.26 Calon kakak ipar?
118 MS2-Bab.27 Ngeles
119 MS2-Bab.28 Ketahuan
120 MS2-Bab.29 Perubahan Dikta
121 MS2-Bab.30 Ke luar dari Atropos
122 MS2-Bab.31 Disita
123 MS2-Bab.32 Jadian
124 MS2-Bab.33 Takut hantu
125 MS2-Bab.34
126 MS2-Bab.35
127 MS2-Bab.36
128 MS2-Bab.37
129 MS2-Bab.38
130 MS2-Bab.39
131 MS2-Bab.40
132 MS2-Bab.41
133 MS2-Bab.42
134 MS2-Bab.43
135 MS2-Bab.44
136 MS2-Bab.45
137 MS2-Bab. 46
138 MS2-Bab.47
139 MS2-Bab.48
140 MS2-Bab.49
141 MS2-Bab.50
142 MS2-Bab.51
143 MS2-Bab.52
144 MS2-Bab.53
145 MS2-Bab.54
146 MS2-Bab.55
147 MS2-Bab.56
148 MS2-Bab.57
149 MS2-Bab.58
150 MS2-Bab.59
151 MS2-Bab.60
152 MS2-Bab.61
153 MS2-Bab.62
154 MS2-Bab.63
155 MS2-Bab.64
156 MS2-Bab.65
157 MS2-Bab.66
158 MS2-Bab.67
159 MS2-Bab.68
160 MS2-Bab.69
161 MS2-Bab.70
162 MS2-Bab.71
163 MS2-Bab.72
164 MS2-Bab.73
165 MS2-Bab.74
166 MS2-Bab.75
167 MS2-Bab.76
168 MS2-Bab.77
169 MS2-Bab.78
170 MS2-Bab.79
171 MS2-Bab.80
172 MS2-Bab.81
173 MS2-Bab.82
174 MS2-Bab.83
175 MS2-Bab.84
176 MS2-Bab.85
177 MS2-Bab.86
178 MS2-Bab.87
179 MS2-Bab.88
180 MS2-Bab. 89
181 MS2-Bab.90
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Eps.1 Pergi dari rumah
2
Eps.2 Hujan
3
Eps.3 Rumah sakit
4
Eps.4 Tuan Andrew
5
Eps.5 Pelatihan
6
Eps.6 Korban pertama
7
Eps.7 Bertemu masa lalu
8
Eps.8 Di ujung tanduk
9
Eps.9 Kembalinya Agra
10
Eps.10 Bertemu
11
Eps.11 Reuni
12
Eps.12 Takjub
13
Eps.13 Pertemuan
14
Eps.14 Alisya
15
Eps.15 Misi
16
Eps.16 Berkumpul
17
Eps.17 Perlawanan
18
Eps.18 Nikah paksa
19
Eps.19 Penghuni baru
20
Eps.20 Makan malam
21
Eps.21 Pagi pertama
22
Eps.22 Kesibukan
23
Eps.23 Bosan.
24
Eps.24 Bersikap bodoh
25
Eps.25 Di serang
26
Eps.26 Pertarungan
27
Eps.27 Maling
28
Eps.28 Merayu
29
Eps.29 Persiapan
30
Eps.30 Pesta
31
Eps.31 Pertunjukan
32
Eps.32 Ancaman sesungguhnya
33
Eps.33 Keluarga
34
Eps.34 Kembali
35
Eps.35 Masa kecil
36
Eps.36 Drama pagi hari
37
Eps.37 Lamunan
38
Eps.38 Ke kantor
39
Bab.39 Tamu tak di undang
40
Eps.40 Berkunjung
41
Eps.41 Jujur
42
Eps.42 Bocah ingusan
43
Eps.43 Kepemilikan
44
Eps.44 Balapan
45
Eps.45 Luka
46
Eps.46 Penyiksaan
47
Eps.47 Pengkhianatan
48
Eps.48 Sepiring berdua
49
Eps.49 Kehebohan.
50
Eps.50 Rencana
51
Eps.51 Diusir
52
Eps.51 Angkat Kaki
53
Eps.52 Kejutan
54
Eps. 54 Kunjungan
55
Eps.55 Penyerangan
56
Eps. 56 Kejutan
57
Eps.57. Pesta Pernikahan
58
Eps.58 Pesan Andrew
59
Eps.59 Tidak Gratis
60
Eps.60 Livia
61
Eps.61 Mengantar Makan Siang
62
Eps.62 Mall
63
Bab.63 Penguntit
64
Eps.64 Bermain Kejar Tangkap
65
Eps.65 Paket
66
Eps.66 Bucin
67
Eps.67 Sahabat Alisya
68
Eps.68 Makan Malam.
69
Eps.68 Pergi Ke Vila
70
Eps.69 Pamit
71
Eps.70 Menyamar
72
Eps.71 Perkampungan
73
Eps.72 Kangen
74
Eps.73 Dimulai
75
Eps.74 Jebakan
76
Eps.75 Penghianat
77
Bab.76 Racun
78
Eps.77 Lita
79
Eps.78 Melepas Rindu
80
Eps.79 Ragu
81
Eps.80 Persiapan
82
Eps.81 Kecewa
83
Eps.82 Pembuka
84
Eps.83 Berakhir
85
Eps.84 Bonus Chapter 1
86
Eps.85 Bonus Chapter 2
87
Eps.86 Bonus Chapter-3
88
Eps.87 Bonus chapter-4
89
Berbagi Cinta: Antara Kita
90
Penakluk Sang Casanova
91
Presdir Kutu Buku
92
MS2 bab.1 Es batu
93
MS2-Bab2. Geng Venus
94
MS2-Bab.3 Ocehan Mommy
95
MS2-Bab.4 Tukang bully
96
MS2-Bab.5 Ancaman
97
MS2-Bab.6 Atropos geng
98
MS2-Bab7 Adu domba
99
MS2-Bab.8 Curiga
100
Ms2-Bab.9 Balap liar
101
MS2-Bab.10 Curang
102
MS2-Bab.11 Papa ngamuk?
103
Ms2-Bab.12 Hukuman
104
MS2-Bab.13 Mobil bergoyang
105
MS2-Bab.14 Luka
106
MS2-Bab.15 Lamaran
107
MS2-Bab.16 Balapan
108
MS2-Bab.17 Kekalahan
109
MS2-Bab18 Canggung
110
MS2-Bab.19 Terjebak
111
MS2-Bab.20 Kejutan
112
MS2-Bab21 Dihukum
113
MS2-Bab.22 Ulah Dero
114
MS2-Bab.23 Kerja
115
MS2-Bab.24 Makan malam
116
MS2-Bab.25 Penguntit
117
MS2-Bab.26 Calon kakak ipar?
118
MS2-Bab.27 Ngeles
119
MS2-Bab.28 Ketahuan
120
MS2-Bab.29 Perubahan Dikta
121
MS2-Bab.30 Ke luar dari Atropos
122
MS2-Bab.31 Disita
123
MS2-Bab.32 Jadian
124
MS2-Bab.33 Takut hantu
125
MS2-Bab.34
126
MS2-Bab.35
127
MS2-Bab.36
128
MS2-Bab.37
129
MS2-Bab.38
130
MS2-Bab.39
131
MS2-Bab.40
132
MS2-Bab.41
133
MS2-Bab.42
134
MS2-Bab.43
135
MS2-Bab.44
136
MS2-Bab.45
137
MS2-Bab. 46
138
MS2-Bab.47
139
MS2-Bab.48
140
MS2-Bab.49
141
MS2-Bab.50
142
MS2-Bab.51
143
MS2-Bab.52
144
MS2-Bab.53
145
MS2-Bab.54
146
MS2-Bab.55
147
MS2-Bab.56
148
MS2-Bab.57
149
MS2-Bab.58
150
MS2-Bab.59
151
MS2-Bab.60
152
MS2-Bab.61
153
MS2-Bab.62
154
MS2-Bab.63
155
MS2-Bab.64
156
MS2-Bab.65
157
MS2-Bab.66
158
MS2-Bab.67
159
MS2-Bab.68
160
MS2-Bab.69
161
MS2-Bab.70
162
MS2-Bab.71
163
MS2-Bab.72
164
MS2-Bab.73
165
MS2-Bab.74
166
MS2-Bab.75
167
MS2-Bab.76
168
MS2-Bab.77
169
MS2-Bab.78
170
MS2-Bab.79
171
MS2-Bab.80
172
MS2-Bab.81
173
MS2-Bab.82
174
MS2-Bab.83
175
MS2-Bab.84
176
MS2-Bab.85
177
MS2-Bab.86
178
MS2-Bab.87
179
MS2-Bab.88
180
MS2-Bab. 89
181
MS2-Bab.90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!