...Happy Reading...
...🦅...
"Mau pergi lagi, Nak Saga?" tanya Satpam yang berjaga di gerbang rumah.
"Iya Pak, tolong jagain orang rumah ya Pak," ucap Sagara mengulas senyum tipis.
"Baik, Nak Saga." Satpam yang sudah bekerja selama sepuluh tahun itu, tampak mengerutkan kening bingung sambil membuka gerbang untuk anak majikannya.
"Aku pergi dulu ya, Pak. Sampai jumpa!" ucap Sagara lagi sebelum dirinya berjalan keluar dari rumah.
Satpam itu hanya bisa melihat punggung Sagara yang tampak mulai menjauh dari rumah itu, kemudian menutup pintu gerbang kembali.
Malam yang gelap tanpa ada satupun bintang di langit, menjadi saksi seorang Sagara yang kini harus hidup seorang diri.
Dalam setiap langkahnya ia mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu...
Flash back
Malam itu Saga sedang menghadiri pesta ulang tahun salah satu teman sekelas nya di sebuah hotel.
“Hai Saga,” ucap seorang gadis cantik yang merupakan primadona di sekolahnya.
Saga hanya menganggukan kepala samar, tanpa mau menjawab sapaan dari gadis idaman suruh lelaki di sekolahnya itu.
“Hai Citra!” bukan Saga yang berbicara, melainkan dua orang remaja di sebelahnya.
"Hai!" acuh Citra.
Citra, most wanted di SMA Taruna Bangsa, sekolah elit yang hanya berisi anak orang-orang kaya.
Citra sangat menyukai Saga, dia selalu berusaha untuk mendekati Saga dengan berbagai cara.
Sifatnya yang manja, egois dan sombong membuatnya tak mau di kalahkan oleh siapapun.
Termasuk dalam hal lelaki, semenjak Citra menyukai Saga, ia tak pernah membiarkan satu gadis pun mendekati Saga.
Sifat itu juga yang membuat Saga memanfaatkan Citra untuk membuat para gadis, memilih mundur tanpa dia harus bertindak.
Citra tidak pernah perduli dengan sikap dingin Saga, ia masih saja menempel seperti perangko, lebih tepatnya benalu pada Saga.
Roman dan Luis-teman Saga, hanya saling lirik, sudah biasa dengan pemandangan di depannya.
Saga memang menjadi salah satu lelaki yang selalu di gilai oleh para gadis di sekolahnya.
Jadi mereka tidak pernah heran kalau gadis sekelas Citra, bisa tergila-gila pada teman dingin mereka itu.
“Mau kemana loe?” tanya Roman saat melihat Saga berdiri.
“Toilet,"jawab Saga singkat.
“Eh.. itu Mico manggil kalian tuh.“ tunjuk Citra pada Mico, teman mereka yang berulang tahun malam ini.
Reflek, kedua teman Saga itu menoleh pada Mico yang kebetulan juga sedang melihat ke arah mereka.
“ Kita ke sana dulu “ ucap Luis sebelum pergi.
Citra mengangguk...
Tanpa sepengetahuan Roman dan Luis, Citra memasukan sesuatu pada minuman mereka bertiga.
Dan tak lama kemudian Saga kembali dari toilet bersamaan dengan Roman dan Luis.
“Dari mana kalian?” tanya Saga.
“Itu tadi kata Citra si Mico manggil kita, jadi kita samperin. Eh, ternyata kaga!“ gerutu Roman duduk kembali lalu meminum minuman nya.
Saga hanya mengangguk acuh lalu duduk kembali.
“Minum dulu, Sa.“ Citra menyodorkan gelas minum Saga.
Saga menerimanya lalu meminumnya tanpa menaruh curiga sedikitpun.
Beberapa saat kemudian Raka dan kedua temannya merasa pusing dan tak lama kemudian mereka bertiga sudah tak sadarkan diri.
Citra menyunggingkan sebelah bibirnya, ia mengambil ponselnya kemudian menghubungi seseorang.
“Mereka sudah siap.“ ucapnya pada seseorang yang ia hubungi.
Pagi harinya, Sagara terbangun di sebuah kamar hotel dengan pakaian yang sudah berantakan.
Remaja itu bergegas memakai kembali semua pakaiannya dan pergi dari tempat itu.
Ia tak melihat siapapun lagi di kamar itu.
Flash back off
.
Saga berjalan keluar dari komplek perumahan mewah, tempat rumahnya berada.
Hari sudah semakin malam, suasana jalanan komplek semakin sepi, dengan sebagian penghuni sudah istirahat.
Saga baru saja sampai di jalanan depan komplek, tetapi ia tak juga menemukan taksi atau tukang ojek yang lewat.
Saga memutuskan untuk berjalan lagi ke persimpangan jalan depan yang terlihat lebih ramai, ia berencana untuk pergi ke rumah Roman atau Luis.
Si*l!“ umpat Saga, ketika hujan deras tiba-tiba saja turun.
Saga berlari lebih cepat lagi, agar bisa cepat mencapai persimpangan jalan, yang berjarak cukup jauh.
“Taksi!” teriak Saga ketika melihat taksi di arah seberang jalan.
Tanpa melihat kiri dan kanan Saga langsung menyebrang jalan, menuju taksi yang sedang berhenti.
BRAK....
.
Di tempat lain, tepatnya di sebuah mobil yang melaju dengan sangat cepat menerobos lebatnya hujan, seorang pria paruh baya sedang gusar sambil terus melihat arloji mahal di pergelangan tangannya.
“lebih cepat lagi Max, kalau tidak kita bisa ketinggalan pesawat,“ ucap Lelaki paruh baya itu.
“Ini sudah cepat, Tuan,“ jawab pria yang lebih muda sambil kembali menambah kecepatan laju mobil yang ia kendarai.
Lelaki paruh baya itu,baru saja menghadiri acara bisnis di negara ini dan sekarang dirinya harus segera kembali ke negara asalnya.
Tiiin...tiiiinn....
BRAK....
CKIIITT.....
Suara benturan dan juga roda yang bergesekan dengan aspal karena pengereman mendadak, terasa mencekam di bawah guyuran air hujan yang semakin deras.
“Ada apa Max?” tanya pria paruh baya.
“Se-sepertinya Sa-saya menabrak orang Tuan “ gugup lelaki muda yang bertugas menemani bos nya selama di negara ini.
“Coba kamu lihat dulu!“ perintah pria paruh baya itu.
“Ba-baik Tuan.“ dengan segera pria muda itu langsung keluar dengan memakai payung, untuk melindungi ya dari guyuran hujan.
Pria paruh baya di dalam mobil itu terlihat memijat pangkal hidungnya, sambil menghembuskan napas kasar.
“Astaga!” seru pria muda yang di panggil Max itu, ketika melihat seorang remaja lelaki memakai seragam SMA, tergeletak di samping mobilnya dengan bersimbah darah dan penuh luka.
“Hey, bangun!” Max menggoyangkan tubuh remaja yang tergeletak di hadapannya.
“To-tolong,” gumam lirih lelaki berseragam itu sebelum akhirnya tak sadarkan diri.
Max langsung berbalik dan mengetuk kaca mobil belakangnya.
“Tu-Tuan, saya menabrak seorang anak SMA!“ lapornya pada bosnya itu.
Lelaki paruh baya itu terlihat melihat arlojinya kemudian mengusap wajahnya kasar, sambil menghembuskan napas cepat.
“Bawa kemari, kita bawa dia ke rumah sakit dulu.“ perintah Lelaki paruh baya itu setelah melirik sekilas kondisi korban yang di tertabrak oleh anak buahnya.
“Baik, Tuan!“ Max langsung membawa dan merebahkan anak SMA itu di kursi samping pengemudi.
Setelah selesai merebahkan korban tertabrak tadi ia langsung menjalankan mobilnya ke rumah sakit terdekat.
.
.
“ Bagaimana kondisi nya ?” tanya pria paruh baya itu kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi anak yang menjadi korbannya beberapa jam yang lalu.
“ Cedera di kepalanya cukup parah. Kaki dan tangan juga terdapat cedera tulang, kondisinya saat ini masih kritis, kami akan membawanya ke ruang ICU untuk memantau kondisi pasien sampai stabil kembali “ jelas dokter yang menangani korban kecelakaan tadi.
“ Baiklah, lakukan yang terbaik untuknya dok, semua biaya nya akan saya tanggung “ ucap Lelaki paruh baya itu.
Ia duduk di kursi tunggu dengan pikiran berkecamuk. Entah mengapa dia mau menolong dan di repotkan oleh anak itu. Padahal biasanya ia akan bersikap acuh dan tidak peduli dengan nasib orang lain, apa lagi ini hanya seorang anak yang baru saja ia temui.
Hari sudah menjelang pagi, penerbangannya pun harus di undur karena sudah pasti ia terlambat.
Semua jadwalnya berantakan hanya karena satu anak kecil yang tiba-tiba saja menjadi korban dari anak buahnya.
“Ah... Brengsek!” umpat lelaki paruh baya tersebut, mengacak kasar rambutnya.
...🦅...
...🦅...
...TBC...
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Je'89
hayyyy.... aku kmblii....
Mon maap ye ngulang dr awal Lg...
harap maklum habis tapa 😅
2024-07-15
0
Cahaya Sidrap
next thor
2024-07-08
0
FIAH YGYAK
citra adik klas gw cokk
2023-08-26
3