Eps.3 Rumah sakit

...*Happy Reading...

...🦅*...

“Bagaiman Max?” tanya lelaki paruh baya itu di dalam sambungan telponnya.

“Belum ada perubahan Tuan, anak ini masih belum membuka matanya," jelas Max, melihat seorang anak yang mungkin baru berusia tujuh belas tahun masih terbaring tak sadarkan diri sejak dua minggu yang lalu.

“Hm... kabari saya terus perkembangannya," ucap dingin lelaki paruh baya itu.

“Baik Tuan," jawab Max sebelum bosnya itu mematikan teleponnya.

.

Max terkejut, ketika ia baru saja sampai di lorong, tempat kamar dimana remaja yang di tabraknya itu di rawat, kini terlihat banyak dokter dan perawat yang berlarian.

Max semakin mempercepat langkahnya, dalam hati ia sudah takut terjadi sesuatu dengan anak itu.

Selama dua minggu ini, ia sendirilah yang mengurus anak itu, hingga tanpa di sadari muncul rasa aneh di dalam dirinya, saat ia dekat dengan anak itu.

Walaupun anak itu tidak bisa apa-apa, dia hanya terbaring tak berdaya, di atas brangkar rumah sakit.

Selama dua minggu ini, Bosnya juga sudah mencari siapa sebenarnya anak yang di tabrak oleh Max, tetapi, semua itu selalu mendapat jalan buntu, tidak ada yang tau identitas anak itu  hingga akhirnya sang Bos menyuruhnya untuk menjaga anak itu.

BRAK...

Semua orang yang sedang berada di dalam ruangan, otomatis mengalihkan perhatiannya pada Max yang masuk dengan sangat kasar, hingga terdengar benturan kerasa antara pintu dan dinding.

Perlahan Max berjalan menghampiri brangkar tempat seseorang terbaring di sana.

“Bagaimana keadaannya?” tanyanya, tanpa mengalihkan pandangan pada anak remaja, yang sudah membuka mata dan berbalik menatapnya tajam.

Perasaan Max begitu lega saat ia dapat melihat, ternyata remaja yang ia tabrak ternyata sudah sadar.

“Kondisinya sudah stabil, Tuan. Hanya saja sepertinya dia mengalami amnesia karena cedera otak yang di alami," jelas dokter yang baru saja selesai memeriksa keadaan anak remaja itu.

“Amnesia?" Max mengerutkan keningnya.

“Iya, Tuan. Dia mengalami hilang ingatan–"

“Sampai kapan?” Max langsung memotong penjelasan dokter itu.

“Kami tidak bisa memprediksi kapan ingatannya kembali, hanya saja biasanya kalau dia di dekatkan dengan masa lalunya, itu bisa membantu proses penyembuhannya," jelas dokter kemudian.

Max mengangguk, walau ia masih sedikit bingung.

“Baiklah, kalian boleh keluar." Max duduk di samping brangkar.

“Kamu, ingat namamu?” tanyanya menatap mata remaja di depannya.

Remaja itu menggeleng tanda tidak mengingatnya. Tatapannya terlihat bingung dengan alis bertaut.

“Kakak siapa?” tanya Remaja itu kepada Max.

“Aku? A–aku orang yang membawamu ke sini," gagapnya menunjuk dirinya sendiri.

“Lalu siapa namaku? Kenapa aku bisa ada di sini?” tanya remaja itu lagi.

“Emh, Aku–” Max menceritakan kejadian malam  di mana Max tak sengaja menabrak remaja itu sampai sekarang.

"Jadi dia yang menabrakku malam itu. Siapa dia? Apa dia salah satu pesuruh orang itu?" batin remaja tadi berkecamuk.

Sagara... ya, remaja yang di tabrak oleh Max malam itu adalah Sagara, dia sebenarnya tidak hilang ingatan, Saga hanya berpura-pura, ia takut kalau yang menolongnya kemarin adalah orang yang selama ini terus berusaha melenyapkannya.

“Lalu mana bos Kakak itu? Aku ingin berterima kasih karena dia telah merawat ku selama ini," ucap Saga penuh selidik.

“Bosku sedang berada di kantor, selama ini akulah yang menjagamu di sini," cebik Max tidak terima.

" elama ini aku yang merawatnya, kenapa sekarang Bos yang mendapatkan ucapan terimakasih?" pikir Max mengumpat.

“Oh iya, terimakasih, kakak sudah mau merawatku," ucap Saga memberikan cengiran kuda pada Max sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Dia baru sadar kalau orang di hadapannya ini sedang dalam mode iri kepada Bos nya sendiri.

“Iya-iya ... jangan panggil kakak lah, geli aku dengernya," ucap Max dengan expresi geli di wajahnya.

“Terus aku harus panggil siapa? Om?” Saga mengangkat satu alisnya.

“Enak saja, memang kapan aku menikah dengan bibimu! Lagian saya belum se-tua itu," gerutu Max

“Panggil Max saja, jangan panggil yang lain!" peringat Max

“Baiklah," angguk Sagara patuh.

“Sekarang kamu butuh apa? Biar aku siapkan," tanya Max.

“Emh ... boleh tidak kau bawa aku ke luar, aku bosan terus berada di sini," keluh Sagara.

“Dasar anak ini! Kau baru saja sadar setelah dua minggu koma terus sekarang langsung mau keluar, ck ... ck ... ck ....” kesal Max.

“Entahlah ... tapi, aku tak suka saja berada di ruangan ini, terasa pengap," keluh Sagara, mengedikan bahunya acuh.

“Baiklah ... tunggu di sini, saya tanya dokter yang merawatmu dulu," ucap Max yang langsung di angguki oleh Sagara.

Sepertinya dia bukan salah satu anak buah orang itu, gumam Sagara dalam hati, melihat Max yang berjalan keluar dari ruangannya.

Tapi, lebih baik aku berpura-pura seperti ini sampai aku merasa aman dari si brengsek itu, gumamnya lagi di dalam hati.

Beberapa menit kemudian Max kembali lagi dengan mendorong sebuah kursi roda.

“Ayo, dokter sudah memperbolehkanmu keluar. Tapi, hanya di taman sekitar sini saja." Max membantu Sagara, untuk duduk di kursi roda dengan benar.

Keluar dari kamarnya, Sagara mengerinyitkan alisnya bingung.

Kenapa suasana di sini seperti bukan di negara kelahiranku? Orang-orang juga berbicara menggunakan bahasa yang berbeda, batin sagara.

“Max, ini di mana?" tanya Sagara bingung.

“Ini di negara A, Bos terpaksa membawamu ke sini karena dia memang bertempat tinggal di sini dan semua pekerjaannya ada di sini," jelas Max.

“Hah! Bagaimana bisa?!" kaget Sagara, tak sadar ia berteriak cukup kencang, sampai orang yang ada di sekitarnya mengalihkan pandangannya pada mereka berdua.

“Pelankan suaramu, jangan bertingkah seperti seorang gadis," desis Max tajam.

“Hehe ... maaf," cengir Sagara, akhirnya mereka berdua sampai di taman rumah sakit, Sagara tampak sangat menikmati suasana hari itu.

Baguslah kalau aku sekarang jauh dari mereka. Tapi, bagaimana aku bisa bertahan hidup di negri orang, tanpa ada orang yang aku kenal dan tanpa uang sepeser pun?" pikir Sagara.

Lebih baik aku terus berpura-pura seperti ini, Aku tidak mau kembali ke negara itu sebelum aku sukses dan bisa mengungkapkan semua kebenaran yang selama ini terjadi kepadaku, batin Sagara, setelah lama berpikir.

"Ayo, sebaiknya kita segera masuk, kamu sudah terlalu lama berada di luar," ucapan Max langsung menyadarkan Sagara.

"Ah ... iya, Max. Terima kasih, sudah mau membawa aku ke luar," ucap Sagara

"Tidak masalah, saya senang kamu bisa sadar kembali. Selama ini saya merasa sangat bersalah karena telah menyebabkan kamu seperti ini," jawab Max, sambil terus mendorong kursi roda Sagara masuk kembali ke dalam rumah sakit.

Sagara tersenyum lalu mengangguk.

Setelah Sagara sadar, Max masih setia untuk mengurusnya dan menemani setiap hari Sagara di rumah sakit.

Max bahkan menginap di ruangan yang sama dengan Sagara, hingga akhirnya mereka semakin dekat.

...🦅...

...🦅...

...TBC...

...🙏😊😘...

Terpopuler

Comments

Je'89

Je'89

mas max ko nyleneh Yo?? kurang passss...
Bambang max... fix bang max 😁😁

2024-07-15

0

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

semangat thor

2024-07-08

0

Je'89

Je'89

eh max jngn bawa2 gading dong. tu buktinya Sagara ksihkuuu sja yg cowo suka triak2 bwa2 gadis sgala....

2023-02-05

2

lihat semua
Episodes
1 Eps.1 Pergi dari rumah
2 Eps.2 Hujan
3 Eps.3 Rumah sakit
4 Eps.4 Tuan Andrew
5 Eps.5 Pelatihan
6 Eps.6 Korban pertama
7 Eps.7 Bertemu masa lalu
8 Eps.8 Di ujung tanduk
9 Eps.9 Kembalinya Agra
10 Eps.10 Bertemu
11 Eps.11 Reuni
12 Eps.12 Takjub
13 Eps.13 Pertemuan
14 Eps.14 Alisya
15 Eps.15 Misi
16 Eps.16 Berkumpul
17 Eps.17 Perlawanan
18 Eps.18 Nikah paksa
19 Eps.19 Penghuni baru
20 Eps.20 Makan malam
21 Eps.21 Pagi pertama
22 Eps.22 Kesibukan
23 Eps.23 Bosan.
24 Eps.24 Bersikap bodoh
25 Eps.25 Di serang
26 Eps.26 Pertarungan
27 Eps.27 Maling
28 Eps.28 Merayu
29 Eps.29 Persiapan
30 Eps.30 Pesta
31 Eps.31 Pertunjukan
32 Eps.32 Ancaman sesungguhnya
33 Eps.33 Keluarga
34 Eps.34 Kembali
35 Eps.35 Masa kecil
36 Eps.36 Drama pagi hari
37 Eps.37 Lamunan
38 Eps.38 Ke kantor
39 Bab.39 Tamu tak di undang
40 Eps.40 Berkunjung
41 Eps.41 Jujur
42 Eps.42 Bocah ingusan
43 Eps.43 Kepemilikan
44 Eps.44 Balapan
45 Eps.45 Luka
46 Eps.46 Penyiksaan
47 Eps.47 Pengkhianatan
48 Eps.48 Sepiring berdua
49 Eps.49 Kehebohan.
50 Eps.50 Rencana
51 Eps.51 Diusir
52 Eps.51 Angkat Kaki
53 Eps.52 Kejutan
54 Eps. 54 Kunjungan
55 Eps.55 Penyerangan
56 Eps. 56 Kejutan
57 Eps.57. Pesta Pernikahan
58 Eps.58 Pesan Andrew
59 Eps.59 Tidak Gratis
60 Eps.60 Livia
61 Eps.61 Mengantar Makan Siang
62 Eps.62 Mall
63 Bab.63 Penguntit
64 Eps.64 Bermain Kejar Tangkap
65 Eps.65 Paket
66 Eps.66 Bucin
67 Eps.67 Sahabat Alisya
68 Eps.68 Makan Malam.
69 Eps.68 Pergi Ke Vila
70 Eps.69 Pamit
71 Eps.70 Menyamar
72 Eps.71 Perkampungan
73 Eps.72 Kangen
74 Eps.73 Dimulai
75 Eps.74 Jebakan
76 Eps.75 Penghianat
77 Bab.76 Racun
78 Eps.77 Lita
79 Eps.78 Melepas Rindu
80 Eps.79 Ragu
81 Eps.80 Persiapan
82 Eps.81 Kecewa
83 Eps.82 Pembuka
84 Eps.83 Berakhir
85 Eps.84 Bonus Chapter 1
86 Eps.85 Bonus Chapter 2
87 Eps.86 Bonus Chapter-3
88 Eps.87 Bonus chapter-4
89 Berbagi Cinta: Antara Kita
90 Penakluk Sang Casanova
91 Presdir Kutu Buku
92 MS2 bab.1 Es batu
93 MS2-Bab2. Geng Venus
94 MS2-Bab.3 Ocehan Mommy
95 MS2-Bab.4 Tukang bully
96 MS2-Bab.5 Ancaman
97 MS2-Bab.6 Atropos geng
98 MS2-Bab7 Adu domba
99 MS2-Bab.8 Curiga
100 Ms2-Bab.9 Balap liar
101 MS2-Bab.10 Curang
102 MS2-Bab.11 Papa ngamuk?
103 Ms2-Bab.12 Hukuman
104 MS2-Bab.13 Mobil bergoyang
105 MS2-Bab.14 Luka
106 MS2-Bab.15 Lamaran
107 MS2-Bab.16 Balapan
108 MS2-Bab.17 Kekalahan
109 MS2-Bab18 Canggung
110 MS2-Bab.19 Terjebak
111 MS2-Bab.20 Kejutan
112 MS2-Bab21 Dihukum
113 MS2-Bab.22 Ulah Dero
114 MS2-Bab.23 Kerja
115 MS2-Bab.24 Makan malam
116 MS2-Bab.25 Penguntit
117 MS2-Bab.26 Calon kakak ipar?
118 MS2-Bab.27 Ngeles
119 MS2-Bab.28 Ketahuan
120 MS2-Bab.29 Perubahan Dikta
121 MS2-Bab.30 Ke luar dari Atropos
122 MS2-Bab.31 Disita
123 MS2-Bab.32 Jadian
124 MS2-Bab.33 Takut hantu
125 MS2-Bab.34
126 MS2-Bab.35
127 MS2-Bab.36
128 MS2-Bab.37
129 MS2-Bab.38
130 MS2-Bab.39
131 MS2-Bab.40
132 MS2-Bab.41
133 MS2-Bab.42
134 MS2-Bab.43
135 MS2-Bab.44
136 MS2-Bab.45
137 MS2-Bab. 46
138 MS2-Bab.47
139 MS2-Bab.48
140 MS2-Bab.49
141 MS2-Bab.50
142 MS2-Bab.51
143 MS2-Bab.52
144 MS2-Bab.53
145 MS2-Bab.54
146 MS2-Bab.55
147 MS2-Bab.56
148 MS2-Bab.57
149 MS2-Bab.58
150 MS2-Bab.59
151 MS2-Bab.60
152 MS2-Bab.61
153 MS2-Bab.62
154 MS2-Bab.63
155 MS2-Bab.64
156 MS2-Bab.65
157 MS2-Bab.66
158 MS2-Bab.67
159 MS2-Bab.68
160 MS2-Bab.69
161 MS2-Bab.70
162 MS2-Bab.71
163 MS2-Bab.72
164 MS2-Bab.73
165 MS2-Bab.74
166 MS2-Bab.75
167 MS2-Bab.76
168 MS2-Bab.77
169 MS2-Bab.78
170 MS2-Bab.79
171 MS2-Bab.80
172 MS2-Bab.81
173 MS2-Bab.82
174 MS2-Bab.83
175 MS2-Bab.84
176 MS2-Bab.85
177 MS2-Bab.86
178 MS2-Bab.87
179 MS2-Bab.88
180 MS2-Bab. 89
181 MS2-Bab.90
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Eps.1 Pergi dari rumah
2
Eps.2 Hujan
3
Eps.3 Rumah sakit
4
Eps.4 Tuan Andrew
5
Eps.5 Pelatihan
6
Eps.6 Korban pertama
7
Eps.7 Bertemu masa lalu
8
Eps.8 Di ujung tanduk
9
Eps.9 Kembalinya Agra
10
Eps.10 Bertemu
11
Eps.11 Reuni
12
Eps.12 Takjub
13
Eps.13 Pertemuan
14
Eps.14 Alisya
15
Eps.15 Misi
16
Eps.16 Berkumpul
17
Eps.17 Perlawanan
18
Eps.18 Nikah paksa
19
Eps.19 Penghuni baru
20
Eps.20 Makan malam
21
Eps.21 Pagi pertama
22
Eps.22 Kesibukan
23
Eps.23 Bosan.
24
Eps.24 Bersikap bodoh
25
Eps.25 Di serang
26
Eps.26 Pertarungan
27
Eps.27 Maling
28
Eps.28 Merayu
29
Eps.29 Persiapan
30
Eps.30 Pesta
31
Eps.31 Pertunjukan
32
Eps.32 Ancaman sesungguhnya
33
Eps.33 Keluarga
34
Eps.34 Kembali
35
Eps.35 Masa kecil
36
Eps.36 Drama pagi hari
37
Eps.37 Lamunan
38
Eps.38 Ke kantor
39
Bab.39 Tamu tak di undang
40
Eps.40 Berkunjung
41
Eps.41 Jujur
42
Eps.42 Bocah ingusan
43
Eps.43 Kepemilikan
44
Eps.44 Balapan
45
Eps.45 Luka
46
Eps.46 Penyiksaan
47
Eps.47 Pengkhianatan
48
Eps.48 Sepiring berdua
49
Eps.49 Kehebohan.
50
Eps.50 Rencana
51
Eps.51 Diusir
52
Eps.51 Angkat Kaki
53
Eps.52 Kejutan
54
Eps. 54 Kunjungan
55
Eps.55 Penyerangan
56
Eps. 56 Kejutan
57
Eps.57. Pesta Pernikahan
58
Eps.58 Pesan Andrew
59
Eps.59 Tidak Gratis
60
Eps.60 Livia
61
Eps.61 Mengantar Makan Siang
62
Eps.62 Mall
63
Bab.63 Penguntit
64
Eps.64 Bermain Kejar Tangkap
65
Eps.65 Paket
66
Eps.66 Bucin
67
Eps.67 Sahabat Alisya
68
Eps.68 Makan Malam.
69
Eps.68 Pergi Ke Vila
70
Eps.69 Pamit
71
Eps.70 Menyamar
72
Eps.71 Perkampungan
73
Eps.72 Kangen
74
Eps.73 Dimulai
75
Eps.74 Jebakan
76
Eps.75 Penghianat
77
Bab.76 Racun
78
Eps.77 Lita
79
Eps.78 Melepas Rindu
80
Eps.79 Ragu
81
Eps.80 Persiapan
82
Eps.81 Kecewa
83
Eps.82 Pembuka
84
Eps.83 Berakhir
85
Eps.84 Bonus Chapter 1
86
Eps.85 Bonus Chapter 2
87
Eps.86 Bonus Chapter-3
88
Eps.87 Bonus chapter-4
89
Berbagi Cinta: Antara Kita
90
Penakluk Sang Casanova
91
Presdir Kutu Buku
92
MS2 bab.1 Es batu
93
MS2-Bab2. Geng Venus
94
MS2-Bab.3 Ocehan Mommy
95
MS2-Bab.4 Tukang bully
96
MS2-Bab.5 Ancaman
97
MS2-Bab.6 Atropos geng
98
MS2-Bab7 Adu domba
99
MS2-Bab.8 Curiga
100
Ms2-Bab.9 Balap liar
101
MS2-Bab.10 Curang
102
MS2-Bab.11 Papa ngamuk?
103
Ms2-Bab.12 Hukuman
104
MS2-Bab.13 Mobil bergoyang
105
MS2-Bab.14 Luka
106
MS2-Bab.15 Lamaran
107
MS2-Bab.16 Balapan
108
MS2-Bab.17 Kekalahan
109
MS2-Bab18 Canggung
110
MS2-Bab.19 Terjebak
111
MS2-Bab.20 Kejutan
112
MS2-Bab21 Dihukum
113
MS2-Bab.22 Ulah Dero
114
MS2-Bab.23 Kerja
115
MS2-Bab.24 Makan malam
116
MS2-Bab.25 Penguntit
117
MS2-Bab.26 Calon kakak ipar?
118
MS2-Bab.27 Ngeles
119
MS2-Bab.28 Ketahuan
120
MS2-Bab.29 Perubahan Dikta
121
MS2-Bab.30 Ke luar dari Atropos
122
MS2-Bab.31 Disita
123
MS2-Bab.32 Jadian
124
MS2-Bab.33 Takut hantu
125
MS2-Bab.34
126
MS2-Bab.35
127
MS2-Bab.36
128
MS2-Bab.37
129
MS2-Bab.38
130
MS2-Bab.39
131
MS2-Bab.40
132
MS2-Bab.41
133
MS2-Bab.42
134
MS2-Bab.43
135
MS2-Bab.44
136
MS2-Bab.45
137
MS2-Bab. 46
138
MS2-Bab.47
139
MS2-Bab.48
140
MS2-Bab.49
141
MS2-Bab.50
142
MS2-Bab.51
143
MS2-Bab.52
144
MS2-Bab.53
145
MS2-Bab.54
146
MS2-Bab.55
147
MS2-Bab.56
148
MS2-Bab.57
149
MS2-Bab.58
150
MS2-Bab.59
151
MS2-Bab.60
152
MS2-Bab.61
153
MS2-Bab.62
154
MS2-Bab.63
155
MS2-Bab.64
156
MS2-Bab.65
157
MS2-Bab.66
158
MS2-Bab.67
159
MS2-Bab.68
160
MS2-Bab.69
161
MS2-Bab.70
162
MS2-Bab.71
163
MS2-Bab.72
164
MS2-Bab.73
165
MS2-Bab.74
166
MS2-Bab.75
167
MS2-Bab.76
168
MS2-Bab.77
169
MS2-Bab.78
170
MS2-Bab.79
171
MS2-Bab.80
172
MS2-Bab.81
173
MS2-Bab.82
174
MS2-Bab.83
175
MS2-Bab.84
176
MS2-Bab.85
177
MS2-Bab.86
178
MS2-Bab.87
179
MS2-Bab.88
180
MS2-Bab. 89
181
MS2-Bab.90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!