Eps.15 Misi

...Happy Reading...

...🦅...

Agra mengedarkan pandangannya ke seluruh area dalam bangunan.

Suasana hiruk pikuk dengan musik yang menghentak menjadi pemandangan pertama yang dia lihat.

Lampu temaram menjadi pelengkap bagi para lelaki hidung belang, dan penggila judi yang sedang asik, dengan kegiatan mereka masing-masing.

Para wanita berpakaian se*si yang hilir mudik, berusaha untuk melayani pelanggan dengan servis memuaskan, menjadi pemandangan menjijikan di mata Agra.

"Ck." Arga bedecih merasa jijik berada di tempat seperti ini.

Sebuah tempat perjudian, dan prostirusi ilegal. Kalau bukan terpaksa, lelaki itu tidak akan mau menjejakkan kakinya di tempat kotor seperti ini.

Dia adalah ketua Mafia terbesar di negara sang ayah angkat, Andrew.

Mafia yang dia pimpin, memang sudah sering bekerja sama dengan para petugas negara, untuk mencari orang yang meresahkan atau buronan.

Entah sejak kapan itu berlangsung, hanya saja itu semua karena suatu insiden, yang membuatnya terpaksa menolong seorang pria paruh baya, yang ternyata memiliki jabatan khusus di negara itu beberapa tahun lalu.

Andrew juga sering menjadi donatur di berbagai lembaga masyarakat. Hingga dia dikenal, sebagai salah satu pengusaha yang memiliki sikap dermawan yang tinggi.

Dari saat itu, mereka mulai akrab dengan pemerintahan, juga kepolisian. Walau itu hanya terjadi di belakang layar. Tentu saja warga awam tidak akan ada yang tahu hubungan semacam itu.

Mafia dan pemerintah memang bukanlah hal yang masuk akal bila di pikirkan, bagi sebagian orang. Akan tetapi, sebenarnya keduanya bisa berjalan bersamaan, dengan keuntungan dan kerugian yang pasti keduanya dapatkan, di dalam suatu surat perjanjian.

Tidak bisa di pungkiri, kekuasaan seorang Andrew, bisa membantu berbagai hal di negara itu. Begitupun kebutuhan kebebasan dari polisi yang dibutuhkan oleh organisasi mafia milik Andrew dan Agra pun, dapat terjamin oleh hubungan yang terjalin antara mereka.

Tidak ada yang merasa di rugikan dengan semua itu. Dari sisi Andrew, maupun pemerintah, sama-sama menyetujui konsekuensi dari perjanjian antara pihak dunia hitam dan dunia putih itu.

Pemerintah mempunyai suntikan dana dari perusahaan, dan penjagaan dari Mafia yang di pimpin oleh dirinya. Sedangkan Leopard Corporate dan Black Eagle, sebagai perusahaan dan organisasi mafia milik Agra dan Andrew pun, mendapatkan kebebasan melakukan hal apapun. Mulai dari kebebasan peredaran senjata api, hingga perluasan kekuasaan.

Walaupun dengan perjanjian tertentu yang telah di setujui oleh kedua belah pihak. Agra tidak serta merta mau melakukan tugas semacam itu dari kepolisian. Dia lebih suka bekerja di belakang, dan membiarkan para anggota organisainya yang bergerak ke depan.

Buat apa mempunyai banyak anak buah bila dia masih harus susah payah turun ke lapangan. Mungkin itu yang ada di pikiran seorang Agra.

Namun, karena kali ini, Andrew langsung yang menyuruhnya. Terpaksa Agra harus turun tangan dalam masalah yang menurutnya mudah itu.

Ayah angkatnya itu, seakan tidak mau melihatnya bersantai, walau hanya sebentar. Padahal bahkan hampir tidak ada waktu untuknya beristirahat.

Mengurus organisasi mafia yang sudah cukup berkuasa dan memiliki banyak anggota, ditambah dengan perusahaannya sendiri, membuat waktu Agra hampir sudah tercurah semuanya dengan berbagai macam pekerjaan.

Agra menekan sedikit earphone di telinganya, mencoba berkomunikasi dengan sang asisten.

"Bagaimana Ed?" tanya Agra pada alat komunikasi yang terpasang di telinganya.

"Clear." Suara jawaban dari sang asisten membuat senyum itu terbit.

Senyum yang membuat siapa saja yang melihatnya akan bergidik ngeri.

"Kita ke tempatnya langsung," Agra beranjak dari tempatnya berdiri, berjalan menaiki tangga di sudut ruangan.

Tidak ada yang menyadari kedatangan kedua orang itu. Para pengunjung dan petugas yang berada di sana, masih saja sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Di lantai atas, Edo yang mengambil jalan dari belakang sudah menunggunya, sambil memastikan keadaan masih aman dan berada di dalam kendalinya.

"Tuan." Edo memberikan masker khusus pada bosnya itu.

Agra menganggukkan kepalanya samar, dia kemudian memakai masker khusus yang di berikan Edo.

"Sudah kamu pastikan?" tanyanya, dengan suara yang hanya bisa di dengar oleh keduanya.

"Sudah, Tuan. Dia ada di ruangannya." Edo menjawab mantap.

Agra menyeringai puas, saat melihat banyaknya para penjaga yang sudah tak sadarkan diri di lorong tersebut.

Ya, udara di sana sudah terkontaminasi oleh obat bius yang di sebarkan oleh Edo sebelumnya. Hingga, tanpa ada yang menyadari, kesadaran mereka terus menurun, seiring semakin banyaknya udara beracun yang mereka hirup.

"Kerja bagus, Ed," ujarnya, mengangguk samar pada asistennya itu.

Edo menatap wajah puas bosnya, ada rasa bahagia di dalam hatinya, saat melihat raut wajah itu.

Mereka berdua melangkah bersama, dengan sesekali melangkahi tubuh yang tergeletak begitu saja. Pandangannya terus mengedar, saling melindungi dan memastikan tidak ada musuh, yang tiba-tiba saja datang.

Berjalan menuju sebuah pintu yang berada di paling ujung lorong.

Braak!

Tendangan keras pada daun pintu, yang dilakukan oleh Edo, membuat penghalang itu langsung ambruk, dan terbuka lebar. Dengan waspada, Agra melangkah memasuki sebuah ruangan kerja.

Di tangannya sudah ada senjata yang siap, untuk di tembakkan. Laki-laki itu tampak mengernyitkan kening dalam, saat dia tidak mendapati seorang pun di dalam sana.

Pandangan tajamnya mengedar, mencari sesuatu yang janggal. Tangannya meraih sebuah patung kecil yang berada di atas meja.

Klik.

Agra menekannya, dan tiba-tiba terbukalah sebuah rak berkas di sana, menampakkan sebuah ruangan berupa kamar pribadi yang lumayan luas.

Seorang laki-laki paruh baya, tampak sedang tertidur pulas, bersama seorang wanita yang pastinya adalah sebagai penghangatnya malam ini.

Agra tersenyum miring, melihat korbannya, kini sedang berada di dalam kondisi yang bisa mengelak, dari serangannya.

Baron Loadra, seorang buronan yang sudah lama menjadi incaran pihak berwajib. Dia adalah ketua jaringan penculikan dan penadah organ dalam manusia.

Mafia? tentu bukan. Dia hanyalah kelompok kecil yang masih mempunyai seseorang yang lebih besar di belakangnya.

Agra memutar senjata api di tangannya, memainkannya santai dengan kaki mulai melangkah mendekati ranjang berukuran besar itu.

"Ck, ck, ck, sayang sekali waktumu sudah habis sekarang." Agra menggeleng miris.

Edo pun ikut tersenyum miring di belang tubuh tuannya.

.

.

Sementara itu di lantai bawah, suasana mendadak ricuh oleh kedatangan para petugas berbaju preman. Semua orang yang berada di sana langsung di amankan dan di bawa ke kantor polisi.

Salah satu orang yang memiliki pangkat tinggi, tampak berjalan menaiki tangga, untuk menemui Agra dan Edo.

"Sudah bisa kami bawa?" suara seseorang dari arah belakang, tidak membuat kedua orang itu membalikan tubuhnya.

Agra memutar tubuhnya dengan senjata api masih dia mainkan di tangan. Senyum meremehkan pun terbit di bibirnya.

"Setidaknya berikan pekerjaan yang lebih menantang, jangan pekerjaan murahan seperti ini!" tekan Agra.

Melemparkan sesuatu yang langsung di tangkap oleh lelaki itu.

"Itu semua bukti tentang semua kejahatannya, yang tidak bisa kalian dapatkan," ucapnya, dengan nada mengejek dan menaikkan sebelah Alisnya.

Agra dan Edo langsung melangkah pergi, tanpa mau mendengarkan jawaban dari pria berjaket kulit itu. Lelaki yang berumur dua tahun lebih tua dari Agra itu, menatap horor sosok yang baru saja dia temui.

"Murahan katanya?" tertawa sumbang sambil menggeleng miris.

Astaga, aku dan timku, sudah bersusah payah untuk menangkap, dan membubarkan sindikat ilegal ini, tapi, tidak pernah mendapatkan hasil. Sekarang orang itu malah menyebut misi ini sebagai misi murahan! Benar-benar penghinaan secara halus, umpat laki-laki itu dalam hati.

Arkan Lesmana, seorang petugas keamanan negara yang sudah mendapatkan jabatan yang lumayan tinggi, di umurnya yang masih sangat muda, itulah namanya.

Dia hanya menggeleng miris, lalu segera melakukan tugasnya sebagai seorang penegak hukum.

.

.

Agra mengambil ponsel di saku celana nya, dia mengetikkan beberapa nomor, lalu menempelkannya di telinga. Langkahnya terus terayun ke luar dari tempat mejijikan seperti itu.

"Misision complated." ucapnya dingin, saat mendengar panggilannya sudah di terima oleh seseorang di sebarang sana.

Dia terdiam mendengar jawaban dari seseorang yang begitu disayanginya.

"Lain kali berikan aku tugas yang benar-benar pantas, jangan tugas murahan seperti ini," omel Agra merasa malas.

Tut!

Agra langsung mematikan sambungan telponnya, tanpa mau mendengar jawaban dari sana.

Dia sudah pasti bisa menebak, ekspresi kesal yang di buat oleh wajah kaku sang ayah. Membayangkan semua itu saja, sudah bisa membuatnya begitu bahagia.

"Dady, aku rindu," lirihnya.

Namun, rasa kesal kembali dia rasakan saat mengingat yang terjadi di dalam.

Apa ini, sama sekali tidak ada baku hantam? Bahkan peluru di dalam sini saja belum sempat dikeluarkan. Benar-benar menyebalkan!

Agra menghembuskan napasnya kasar, dia kini sudah sampai dibagian depan bangunan itu..

"Lemah." Agra berdecih kesal.

Sampai di luar, ternyata waktu sudah hampir malam, matahari senja mengiringi langkah Agra menuju mobilnya yang terparkir cukup jauh.

Si*lan memang, perkiraan dirinya kali ini meleset. Ternyata mereka tidak sekuat yang selama ini di bicarakan oleh orang-orang. Sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin, malah tidak berbuat apa-apa.

Dia menyandarkan punggungn pada jok mobil, Agra memejamkan mata tenang. Rasa kecewa, karena tidak ada pertarungan, mulai dia rasakan.

"Lain kali, pastikan dulu lawan kita siapa?" ucap Agra tiba-tiba.

Edo melirik kaca sepion dalam, untuk melihat bosnya itu.

"Baik Tuan" jawab Edo menganggukkan kepalanya samar, walaupun dia tau, lelaki di belakangnya itu tidak akan melihat apa yang ia lakukan.

Bukannya senang mendapat tugas mudah, ini malah marah-marah. Perkataan itu tentu saja, hanya bisa keluar dalam hati.

Mana berani dia mengatakan semua itu, pada laki-laki yang sudah sepuluh tahun ini menjadi atasannya.

Setidaknya hari ini dia tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra, untuk membasmi para sampah seperti mereka.

.

.

Beberapa saat kemudian Agra sudah berada kembali di apartemen miliknya. Memilih untuk langsung masuk ke dalam kamar dan membersihkan diri.

Malam ini, dia ada janji dengan kedua sahabatnya, untuk membicarakan tentang pekerjaan mereka, sekaligus berkumpul di Kafe milik Roni.

...🦅...

...🦅...

...🙏😊🥰...

Terpopuler

Comments

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

up lanjut thor

2024-07-08

0

djoko susilo

djoko susilo

gitu dong....jd orang sukses tdk melupakan sahabat karibnya

2022-09-13

1

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

enak juga baca nya jika aliansi bawah tanah membantu instansi buat basmi kejahatan..

2022-09-07

1

lihat semua
Episodes
1 Eps.1 Pergi dari rumah
2 Eps.2 Hujan
3 Eps.3 Rumah sakit
4 Eps.4 Tuan Andrew
5 Eps.5 Pelatihan
6 Eps.6 Korban pertama
7 Eps.7 Bertemu masa lalu
8 Eps.8 Di ujung tanduk
9 Eps.9 Kembalinya Agra
10 Eps.10 Bertemu
11 Eps.11 Reuni
12 Eps.12 Takjub
13 Eps.13 Pertemuan
14 Eps.14 Alisya
15 Eps.15 Misi
16 Eps.16 Berkumpul
17 Eps.17 Perlawanan
18 Eps.18 Nikah paksa
19 Eps.19 Penghuni baru
20 Eps.20 Makan malam
21 Eps.21 Pagi pertama
22 Eps.22 Kesibukan
23 Eps.23 Bosan.
24 Eps.24 Bersikap bodoh
25 Eps.25 Di serang
26 Eps.26 Pertarungan
27 Eps.27 Maling
28 Eps.28 Merayu
29 Eps.29 Persiapan
30 Eps.30 Pesta
31 Eps.31 Pertunjukan
32 Eps.32 Ancaman sesungguhnya
33 Eps.33 Keluarga
34 Eps.34 Kembali
35 Eps.35 Masa kecil
36 Eps.36 Drama pagi hari
37 Eps.37 Lamunan
38 Eps.38 Ke kantor
39 Bab.39 Tamu tak di undang
40 Eps.40 Berkunjung
41 Eps.41 Jujur
42 Eps.42 Bocah ingusan
43 Eps.43 Kepemilikan
44 Eps.44 Balapan
45 Eps.45 Luka
46 Eps.46 Penyiksaan
47 Eps.47 Pengkhianatan
48 Eps.48 Sepiring berdua
49 Eps.49 Kehebohan.
50 Eps.50 Rencana
51 Eps.51 Diusir
52 Eps.51 Angkat Kaki
53 Eps.52 Kejutan
54 Eps. 54 Kunjungan
55 Eps.55 Penyerangan
56 Eps. 56 Kejutan
57 Eps.57. Pesta Pernikahan
58 Eps.58 Pesan Andrew
59 Eps.59 Tidak Gratis
60 Eps.60 Livia
61 Eps.61 Mengantar Makan Siang
62 Eps.62 Mall
63 Bab.63 Penguntit
64 Eps.64 Bermain Kejar Tangkap
65 Eps.65 Paket
66 Eps.66 Bucin
67 Eps.67 Sahabat Alisya
68 Eps.68 Makan Malam.
69 Eps.68 Pergi Ke Vila
70 Eps.69 Pamit
71 Eps.70 Menyamar
72 Eps.71 Perkampungan
73 Eps.72 Kangen
74 Eps.73 Dimulai
75 Eps.74 Jebakan
76 Eps.75 Penghianat
77 Bab.76 Racun
78 Eps.77 Lita
79 Eps.78 Melepas Rindu
80 Eps.79 Ragu
81 Eps.80 Persiapan
82 Eps.81 Kecewa
83 Eps.82 Pembuka
84 Eps.83 Berakhir
85 Eps.84 Bonus Chapter 1
86 Eps.85 Bonus Chapter 2
87 Eps.86 Bonus Chapter-3
88 Eps.87 Bonus chapter-4
89 Berbagi Cinta: Antara Kita
90 Penakluk Sang Casanova
91 Presdir Kutu Buku
92 MS2 bab.1 Es batu
93 MS2-Bab2. Geng Venus
94 MS2-Bab.3 Ocehan Mommy
95 MS2-Bab.4 Tukang bully
96 MS2-Bab.5 Ancaman
97 MS2-Bab.6 Atropos geng
98 MS2-Bab7 Adu domba
99 MS2-Bab.8 Curiga
100 Ms2-Bab.9 Balap liar
101 MS2-Bab.10 Curang
102 MS2-Bab.11 Papa ngamuk?
103 Ms2-Bab.12 Hukuman
104 MS2-Bab.13 Mobil bergoyang
105 MS2-Bab.14 Luka
106 MS2-Bab.15 Lamaran
107 MS2-Bab.16 Balapan
108 MS2-Bab.17 Kekalahan
109 MS2-Bab18 Canggung
110 MS2-Bab.19 Terjebak
111 MS2-Bab.20 Kejutan
112 MS2-Bab21 Dihukum
113 MS2-Bab.22 Ulah Dero
114 MS2-Bab.23 Kerja
115 MS2-Bab.24 Makan malam
116 MS2-Bab.25 Penguntit
117 MS2-Bab.26 Calon kakak ipar?
118 MS2-Bab.27 Ngeles
119 MS2-Bab.28 Ketahuan
120 MS2-Bab.29 Perubahan Dikta
121 MS2-Bab.30 Ke luar dari Atropos
122 MS2-Bab.31 Disita
123 MS2-Bab.32 Jadian
124 MS2-Bab.33 Takut hantu
125 MS2-Bab.34
126 MS2-Bab.35
127 MS2-Bab.36
128 MS2-Bab.37
129 MS2-Bab.38
130 MS2-Bab.39
131 MS2-Bab.40
132 MS2-Bab.41
133 MS2-Bab.42
134 MS2-Bab.43
135 MS2-Bab.44
136 MS2-Bab.45
137 MS2-Bab. 46
138 MS2-Bab.47
139 MS2-Bab.48
140 MS2-Bab.49
141 MS2-Bab.50
142 MS2-Bab.51
143 MS2-Bab.52
144 MS2-Bab.53
145 MS2-Bab.54
146 MS2-Bab.55
147 MS2-Bab.56
148 MS2-Bab.57
149 MS2-Bab.58
150 MS2-Bab.59
151 MS2-Bab.60
152 MS2-Bab.61
153 MS2-Bab.62
154 MS2-Bab.63
155 MS2-Bab.64
156 MS2-Bab.65
157 MS2-Bab.66
158 MS2-Bab.67
159 MS2-Bab.68
160 MS2-Bab.69
161 MS2-Bab.70
162 MS2-Bab.71
163 MS2-Bab.72
164 MS2-Bab.73
165 MS2-Bab.74
166 MS2-Bab.75
167 MS2-Bab.76
168 MS2-Bab.77
169 MS2-Bab.78
170 MS2-Bab.79
171 MS2-Bab.80
172 MS2-Bab.81
173 MS2-Bab.82
174 MS2-Bab.83
175 MS2-Bab.84
176 MS2-Bab.85
177 MS2-Bab.86
178 MS2-Bab.87
179 MS2-Bab.88
180 MS2-Bab. 89
181 MS2-Bab.90
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Eps.1 Pergi dari rumah
2
Eps.2 Hujan
3
Eps.3 Rumah sakit
4
Eps.4 Tuan Andrew
5
Eps.5 Pelatihan
6
Eps.6 Korban pertama
7
Eps.7 Bertemu masa lalu
8
Eps.8 Di ujung tanduk
9
Eps.9 Kembalinya Agra
10
Eps.10 Bertemu
11
Eps.11 Reuni
12
Eps.12 Takjub
13
Eps.13 Pertemuan
14
Eps.14 Alisya
15
Eps.15 Misi
16
Eps.16 Berkumpul
17
Eps.17 Perlawanan
18
Eps.18 Nikah paksa
19
Eps.19 Penghuni baru
20
Eps.20 Makan malam
21
Eps.21 Pagi pertama
22
Eps.22 Kesibukan
23
Eps.23 Bosan.
24
Eps.24 Bersikap bodoh
25
Eps.25 Di serang
26
Eps.26 Pertarungan
27
Eps.27 Maling
28
Eps.28 Merayu
29
Eps.29 Persiapan
30
Eps.30 Pesta
31
Eps.31 Pertunjukan
32
Eps.32 Ancaman sesungguhnya
33
Eps.33 Keluarga
34
Eps.34 Kembali
35
Eps.35 Masa kecil
36
Eps.36 Drama pagi hari
37
Eps.37 Lamunan
38
Eps.38 Ke kantor
39
Bab.39 Tamu tak di undang
40
Eps.40 Berkunjung
41
Eps.41 Jujur
42
Eps.42 Bocah ingusan
43
Eps.43 Kepemilikan
44
Eps.44 Balapan
45
Eps.45 Luka
46
Eps.46 Penyiksaan
47
Eps.47 Pengkhianatan
48
Eps.48 Sepiring berdua
49
Eps.49 Kehebohan.
50
Eps.50 Rencana
51
Eps.51 Diusir
52
Eps.51 Angkat Kaki
53
Eps.52 Kejutan
54
Eps. 54 Kunjungan
55
Eps.55 Penyerangan
56
Eps. 56 Kejutan
57
Eps.57. Pesta Pernikahan
58
Eps.58 Pesan Andrew
59
Eps.59 Tidak Gratis
60
Eps.60 Livia
61
Eps.61 Mengantar Makan Siang
62
Eps.62 Mall
63
Bab.63 Penguntit
64
Eps.64 Bermain Kejar Tangkap
65
Eps.65 Paket
66
Eps.66 Bucin
67
Eps.67 Sahabat Alisya
68
Eps.68 Makan Malam.
69
Eps.68 Pergi Ke Vila
70
Eps.69 Pamit
71
Eps.70 Menyamar
72
Eps.71 Perkampungan
73
Eps.72 Kangen
74
Eps.73 Dimulai
75
Eps.74 Jebakan
76
Eps.75 Penghianat
77
Bab.76 Racun
78
Eps.77 Lita
79
Eps.78 Melepas Rindu
80
Eps.79 Ragu
81
Eps.80 Persiapan
82
Eps.81 Kecewa
83
Eps.82 Pembuka
84
Eps.83 Berakhir
85
Eps.84 Bonus Chapter 1
86
Eps.85 Bonus Chapter 2
87
Eps.86 Bonus Chapter-3
88
Eps.87 Bonus chapter-4
89
Berbagi Cinta: Antara Kita
90
Penakluk Sang Casanova
91
Presdir Kutu Buku
92
MS2 bab.1 Es batu
93
MS2-Bab2. Geng Venus
94
MS2-Bab.3 Ocehan Mommy
95
MS2-Bab.4 Tukang bully
96
MS2-Bab.5 Ancaman
97
MS2-Bab.6 Atropos geng
98
MS2-Bab7 Adu domba
99
MS2-Bab.8 Curiga
100
Ms2-Bab.9 Balap liar
101
MS2-Bab.10 Curang
102
MS2-Bab.11 Papa ngamuk?
103
Ms2-Bab.12 Hukuman
104
MS2-Bab.13 Mobil bergoyang
105
MS2-Bab.14 Luka
106
MS2-Bab.15 Lamaran
107
MS2-Bab.16 Balapan
108
MS2-Bab.17 Kekalahan
109
MS2-Bab18 Canggung
110
MS2-Bab.19 Terjebak
111
MS2-Bab.20 Kejutan
112
MS2-Bab21 Dihukum
113
MS2-Bab.22 Ulah Dero
114
MS2-Bab.23 Kerja
115
MS2-Bab.24 Makan malam
116
MS2-Bab.25 Penguntit
117
MS2-Bab.26 Calon kakak ipar?
118
MS2-Bab.27 Ngeles
119
MS2-Bab.28 Ketahuan
120
MS2-Bab.29 Perubahan Dikta
121
MS2-Bab.30 Ke luar dari Atropos
122
MS2-Bab.31 Disita
123
MS2-Bab.32 Jadian
124
MS2-Bab.33 Takut hantu
125
MS2-Bab.34
126
MS2-Bab.35
127
MS2-Bab.36
128
MS2-Bab.37
129
MS2-Bab.38
130
MS2-Bab.39
131
MS2-Bab.40
132
MS2-Bab.41
133
MS2-Bab.42
134
MS2-Bab.43
135
MS2-Bab.44
136
MS2-Bab.45
137
MS2-Bab. 46
138
MS2-Bab.47
139
MS2-Bab.48
140
MS2-Bab.49
141
MS2-Bab.50
142
MS2-Bab.51
143
MS2-Bab.52
144
MS2-Bab.53
145
MS2-Bab.54
146
MS2-Bab.55
147
MS2-Bab.56
148
MS2-Bab.57
149
MS2-Bab.58
150
MS2-Bab.59
151
MS2-Bab.60
152
MS2-Bab.61
153
MS2-Bab.62
154
MS2-Bab.63
155
MS2-Bab.64
156
MS2-Bab.65
157
MS2-Bab.66
158
MS2-Bab.67
159
MS2-Bab.68
160
MS2-Bab.69
161
MS2-Bab.70
162
MS2-Bab.71
163
MS2-Bab.72
164
MS2-Bab.73
165
MS2-Bab.74
166
MS2-Bab.75
167
MS2-Bab.76
168
MS2-Bab.77
169
MS2-Bab.78
170
MS2-Bab.79
171
MS2-Bab.80
172
MS2-Bab.81
173
MS2-Bab.82
174
MS2-Bab.83
175
MS2-Bab.84
176
MS2-Bab.85
177
MS2-Bab.86
178
MS2-Bab.87
179
MS2-Bab.88
180
MS2-Bab. 89
181
MS2-Bab.90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!