Eps.16 Berkumpul

...Happy Reading...

...🦅...

Pukul sembilan malam, Agra baru saja memarkirkan mobil sport kesayangannya di pelataran kafe milik Roni.

Agra langsung ke luar dari dalam mobil, berjalan masuk dengan gayanya yang selalu terlihat gagah juga menawan.

Matanya yang tajam dan awas bagikan elang, selalu memperhatikan sekitarnya, untuk memastikan tidak ada bahaya yang mengancam.

Ternyata suasana tempat itu, terlihat lebih ramai pada malam hari, di bandingkan dengan siang.

Banyak para muda-mudi yang menghabiskan waktu di tempat itu, ada yang bersama teman-teman, ada juga yang membawa pasangan mereka masing-masing

Kedatangan Agra pun menjadi bahan perhatian, para pengunjung kafe tersebut. Postur tubuh di atas rata-rata dengan orang kebanyakan, selalu saja menjadi sesuatu yang sangat mencolok, dan jadi bahan pebincangan.

Ditambah wajah yang sangat tampan dan menawan, semua itu sangat di kagumi oleh para wanita, sekaligus menjadi tempat para pria merasa iri.

Tubuh tinggi tegap, wajah tampan nan menawan, harta berlimpah, dan juga pintar, itu semua menjadi kelebihan alami yang menjadikan Agra sosok yang sempurna dan idaman para gadis, maupun janda, atau bahkan mungkin sesama jenisnya.

Sifat dingin tidak tersentuh yang selalu ditampilkannya, justru membuat dirinya semakin di kegumi oleh lawan jenisnya.

Namun, bukan Agra namanya bila dia peduli akan semua perhatian dari orang di sekitarnya. Dengan langkah pasti, dia berjalan menuju meja yang sudah di pesan sebelumnya. Mengacuhkan semua tatapan dan bisik-bisik para pemuda kesempurnaannya.

Pandangannya lurus ke depan, dia hanya fokus pada satu titik, dan tidak menghiraukan yang lainnya. Di sana sudah ada Roman dan Luis, yang sedang menunggunya.

Agra merasa puas, karena kedua temannya itu bisa datang tepat waktu. Tidak seperti kebanyakan orang di negara ini, yang biasanya mempunyai jam karet.

Janji jam sembilan datang jam sepuluh. Ya, mungkin begitulah contohnya.

Awal yang bagus, gumamnya dalam hati.

"Itu Agra udah dateng." Roman menggoyangkan tubuh Luis , matanya masih melihat sang sahabat yang baru saja memasuki kafe.

"Mana?" Luis langsung mengikuti arah pandangan Roman.

"Wah, dia dateng aja cewek-cewek udah pada melotot kayak gitu, apa lagi kalau tuh anak nyamperin." Luis menatap jengah seorang perempuan yang duduk di salah satu meja.

"Biasa lah, namanya juga orang ganteng." suara Roman yang super narsis membuat Luis menatap kesal.

"Bukan elo bege! Gue lagi ngomongin si Sagara ... eh, si Agra maksudnya." Luis sedikit mendorong kepala sahabat karibnya.

"Tumben tepat waktu?" sindir Agra, begitu dia sampai di depan Roman dan Luis.

"Emang kita pernah gak nepatin janji?" tanya Roman tidak terima.

"Ya, biasanya kan orang-orang di negara ini begitu," acuh Agra.

"Ya, itu kan mereka, bukan kita. Iya gak?" ujar Luis membela diri sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

"Lagian, loe juga kan lahir di sini," sambung Luis lagi.

Agra menaikkan salah satu alisnya, lalu mengangguk samar.

"Wah, udah lengkap nih personilnya sekarang!" Roni datang dengan membawa kopi pesanan Roman dan Luis.

"Loe mau minum apa, Ga?" tanya Roni lagi, setelah menaruh kopi di meja.

"Aku, hot americano aja, Bang" jawab Agra.

"Oke!" sigap Roni mengacungkan ibu jari tangannya pada Agra.

Ketiga sahabat itu akhirnya berbincang bersama dengan di iringi canda tawa dari Roman dan Luis, sedangkan Agra menjadi pemerhati dan sesekali menimpali walau dengan gayanya yang sedikit kaku.

Terbiasa dengan gaya candaan bersama sang ayah, yang lebih terkesan saling meledak tanpa di bareng dengan ekspresi, membuat Agra terlihat sangat berbeda dari saat masih bersama ketiga sahabatnya itu.

Dulu, sosok Sagara, atau yang sekarang berganti nama menjadi Agra, adalah remaja yang rame, pecicilan dan usil. Akan tetapi, walaupun begitu, empatinya pada orang terdekat bisa di acungi jempol.

Sagara atau Agra tidak pernah mau bahagia sendiri, dia juga tidak bisa melihat salah satu temannya sedang kesusahan.

Pernah satu waktu Roman di hukum berlari mengelilingi lapangan selama setengah jam tanpa berhenti, sebab ketahuan merokok oleh guru BK. Saat itu, Agralah yang datang paling pertama, untuk ikut menyemangati bahkan menemani Roman menjalani hukuman.

Itulah Sagara, di balik penampilan urakan, dan tingkahnya yang terlihat cenderung nakal juga acuh. Akan tetapi, dia memiliki solidaritas yang tinggi kepada orang-orang di dekatnya.

Itu semua yang membuat orang-orang yang pernah dekat dengannya, tidak pernah bisa melupakan sosok seorang Sagara atau Agra.

Kafe yang sekarang menjadi milik Roni, juga berawal karena Agra yang membongkar semua uang tabungannya, untuk memberikan modal pada Roni waktu itu.

.

.

Di tempat lain, tepatnya di kediaman keluarga Pranata, seorang gadis baru saja sampai, setelah tadi dia memutuskan untuk mengambil lembur, dan menyelesaikan laporan tentang pembangunan perumahan baru itu.

Alisya mengernyit, melihat ada beberapa mobil mewah yang terparkir di halaman rumah.

"Mobil siapa itu?" tanyanya, lebih pada diri sendiri.

Alisya tidak mengambil pusing, dia terlihat acuh dan melanjutkan langkahnya menuju pintu belakang.

Paling tamu om dan tante, gumamnya sambil berjalan.

Ya, Alisya memang tidak di perbolehkan untuk keluar masuk rumah lewat pintu utama, dia harus melalui pintu belakang, dan itu tidak menjadi masalah baginya.

"Bibi, aku pulang," ucap Alisya, saat melihat wanita paruh baya yang setia menemani dirinya itu, sedang berada di dapur.

"Eh, Non Ica, kenapa pulangnya malam sekali?" tanya bi Ani -pelayan sekaligus perawat Alisya sejak kecil.

"Aku tadi ada lembur, Bi. Itu di depan mobil siapa?" tanya Alisya.

"Oh, itu tamunya Tuan Bima, Non. Ini, Bibi sedang bikin minum untuk mereka," jawab Bi Ani, sambil memperlihatkan nampan berisi berbagai macam minuman.

Alisya mengangguk.

"Aku ke kamar dulu ya, Bi. Mau bersih-bersih dulu," pamit Alisya.

Bi Ani pun mengangguk, kemudian mulai melangkah menuju ruang tamu, untuk segera menyajikan minuman di tangannya, sebelum majikannya itu menegurnya.

Alisya menarik napas dalam, lalu menghembuskannya kasar, sambil menatap kepergian Bi Ani. Dia kemudian masuk ke dalam kamarnya yang berada di dekat dapur.

"Hufth!"

Alisya kembali menghembuskan napas kasar, mencoba menghilangkan rasa lelahnya. Dia menaruh tas dan berkas yang dia bawa ke rumah, di atas meja kerja sederhana miliknya.

Hari ini terasa sangat melelahkan untuk dirinya, mulai dari setiap pagi harus membuat sarapan bagi seluruh penghuni rumah, sampai bekerja hingga larut malam seperti ini.

Namun, dia harus tetap mengerjakannya. Dirinya tidak bisa meninggalkan rumah peninggalan kedua orang tuanya, walau harus diperlakukan bagaikan seorang pembantu oleh om dan tantenya.

Dia juga tidak bisa ke luar dari pekerjaannya, Alisya membutuhkan uang untuk membiayai hidupnya.

Alisya langsung masuk ke dalam kamar mandi, badannya sudah lengket juga bau matahari, karena kerja di lapangan.

Lima belas menit kemudian, pintu kamar mandi Alisya sudah ada yang mengetuknya.

"Ya?!" teriaknya dari dalam kamar mandi.

"Non, Tuan Bima menyuruh, Nona, ke depan!" ucap Bi Ani dari luar pintu.

"Iya nanti aku keluar, Bi!"

Beberapa saat kemudian Alisya sudah siap dengan baju rumahan sederhana miliknya. Kaos putih kebesaran, dan celana bahan panjang yang terlihat sedikit longgar, menjadi pilihannya kali ini.

Alisya berjalan menuju ruang tamu, dia mengernyit dalam saat melihat masih ada tamu di sana.

"Kenapa Om Bima panggil aku?" gumam Alisya sambil terus berjalan.

Dia dapat melihat, seorang lelaki paruh baya bertubuh tambun, dan seorang pria yang lebih muda. Mungkin beberapa tahun lebih tua darinya dengan kaca mata tebal yang membingkai matanya.

"Iya, Om. Om, panggil aku?" tanya Alisya, begitu sampai di ruangan itu.

Jelas saja semua orang di sana langsung mengalihkan atensinya pada Alisya. Kedua tamu Bima pun, langsung menatap penuh binar pada Alisya, membuat gadis berumur dua puluh tiga tahun itu merasa risih.

"Ah, kebetulan kamu udah dateng, sini duduk." Bima menepuk sofa di sebelahnya.

Dengan sedikit takut Alisya menuruti perintah adik dari sang ayah. Dia merasa ada yang janggal, ketika mendapati perlakuan berbeda dari omnya itu.

"Tuan Arnold, ini adalah keponakan saya, Alisya. Bagaimana?" tanya Bima pada kedua tamunya, seperti seseorang yang sedang menawarkan barang dagangannya.

Alisya menatap sang paman dengan penuh tanya.

Apa maksudnya ini? Aku seperti sedang di tawarkan untuk di jual saja?

...🦅...

...🦅...

...TBC...

Terpopuler

Comments

Hadimulya Mulya

Hadimulya Mulya

critanya ni mafia sungguhan apa mafia bernyali krupuk,karena mafia itu gk da kata maaf,

2024-01-29

0

Jun_Ho

Jun_Ho

kedua sahabatnya. kan cuma Roman dan Luis.

2022-09-07

3

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

pergi saja kalau mau di tawarkan sama laki laki seperti itu

2022-08-28

1

lihat semua
Episodes
1 Eps.1 Pergi dari rumah
2 Eps.2 Hujan
3 Eps.3 Rumah sakit
4 Eps.4 Tuan Andrew
5 Eps.5 Pelatihan
6 Eps.6 Korban pertama
7 Eps.7 Bertemu masa lalu
8 Eps.8 Di ujung tanduk
9 Eps.9 Kembalinya Agra
10 Eps.10 Bertemu
11 Eps.11 Reuni
12 Eps.12 Takjub
13 Eps.13 Pertemuan
14 Eps.14 Alisya
15 Eps.15 Misi
16 Eps.16 Berkumpul
17 Eps.17 Perlawanan
18 Eps.18 Nikah paksa
19 Eps.19 Penghuni baru
20 Eps.20 Makan malam
21 Eps.21 Pagi pertama
22 Eps.22 Kesibukan
23 Eps.23 Bosan.
24 Eps.24 Bersikap bodoh
25 Eps.25 Di serang
26 Eps.26 Pertarungan
27 Eps.27 Maling
28 Eps.28 Merayu
29 Eps.29 Persiapan
30 Eps.30 Pesta
31 Eps.31 Pertunjukan
32 Eps.32 Ancaman sesungguhnya
33 Eps.33 Keluarga
34 Eps.34 Kembali
35 Eps.35 Masa kecil
36 Eps.36 Drama pagi hari
37 Eps.37 Lamunan
38 Eps.38 Ke kantor
39 Bab.39 Tamu tak di undang
40 Eps.40 Berkunjung
41 Eps.41 Jujur
42 Eps.42 Bocah ingusan
43 Eps.43 Kepemilikan
44 Eps.44 Balapan
45 Eps.45 Luka
46 Eps.46 Penyiksaan
47 Eps.47 Pengkhianatan
48 Eps.48 Sepiring berdua
49 Eps.49 Kehebohan.
50 Eps.50 Rencana
51 Eps.51 Diusir
52 Eps.51 Angkat Kaki
53 Eps.52 Kejutan
54 Eps. 54 Kunjungan
55 Eps.55 Penyerangan
56 Eps. 56 Kejutan
57 Eps.57. Pesta Pernikahan
58 Eps.58 Pesan Andrew
59 Eps.59 Tidak Gratis
60 Eps.60 Livia
61 Eps.61 Mengantar Makan Siang
62 Eps.62 Mall
63 Bab.63 Penguntit
64 Eps.64 Bermain Kejar Tangkap
65 Eps.65 Paket
66 Eps.66 Bucin
67 Eps.67 Sahabat Alisya
68 Eps.68 Makan Malam.
69 Eps.68 Pergi Ke Vila
70 Eps.69 Pamit
71 Eps.70 Menyamar
72 Eps.71 Perkampungan
73 Eps.72 Kangen
74 Eps.73 Dimulai
75 Eps.74 Jebakan
76 Eps.75 Penghianat
77 Bab.76 Racun
78 Eps.77 Lita
79 Eps.78 Melepas Rindu
80 Eps.79 Ragu
81 Eps.80 Persiapan
82 Eps.81 Kecewa
83 Eps.82 Pembuka
84 Eps.83 Berakhir
85 Eps.84 Bonus Chapter 1
86 Eps.85 Bonus Chapter 2
87 Eps.86 Bonus Chapter-3
88 Eps.87 Bonus chapter-4
89 Berbagi Cinta: Antara Kita
90 Penakluk Sang Casanova
91 Presdir Kutu Buku
92 MS2 bab.1 Es batu
93 MS2-Bab2. Geng Venus
94 MS2-Bab.3 Ocehan Mommy
95 MS2-Bab.4 Tukang bully
96 MS2-Bab.5 Ancaman
97 MS2-Bab.6 Atropos geng
98 MS2-Bab7 Adu domba
99 MS2-Bab.8 Curiga
100 Ms2-Bab.9 Balap liar
101 MS2-Bab.10 Curang
102 MS2-Bab.11 Papa ngamuk?
103 Ms2-Bab.12 Hukuman
104 MS2-Bab.13 Mobil bergoyang
105 MS2-Bab.14 Luka
106 MS2-Bab.15 Lamaran
107 MS2-Bab.16 Balapan
108 MS2-Bab.17 Kekalahan
109 MS2-Bab18 Canggung
110 MS2-Bab.19 Terjebak
111 MS2-Bab.20 Kejutan
112 MS2-Bab21 Dihukum
113 MS2-Bab.22 Ulah Dero
114 MS2-Bab.23 Kerja
115 MS2-Bab.24 Makan malam
116 MS2-Bab.25 Penguntit
117 MS2-Bab.26 Calon kakak ipar?
118 MS2-Bab.27 Ngeles
119 MS2-Bab.28 Ketahuan
120 MS2-Bab.29 Perubahan Dikta
121 MS2-Bab.30 Ke luar dari Atropos
122 MS2-Bab.31 Disita
123 MS2-Bab.32 Jadian
124 MS2-Bab.33 Takut hantu
125 MS2-Bab.34
126 MS2-Bab.35
127 MS2-Bab.36
128 MS2-Bab.37
129 MS2-Bab.38
130 MS2-Bab.39
131 MS2-Bab.40
132 MS2-Bab.41
133 MS2-Bab.42
134 MS2-Bab.43
135 MS2-Bab.44
136 MS2-Bab.45
137 MS2-Bab. 46
138 MS2-Bab.47
139 MS2-Bab.48
140 MS2-Bab.49
141 MS2-Bab.50
142 MS2-Bab.51
143 MS2-Bab.52
144 MS2-Bab.53
145 MS2-Bab.54
146 MS2-Bab.55
147 MS2-Bab.56
148 MS2-Bab.57
149 MS2-Bab.58
150 MS2-Bab.59
151 MS2-Bab.60
152 MS2-Bab.61
153 MS2-Bab.62
154 MS2-Bab.63
155 MS2-Bab.64
156 MS2-Bab.65
157 MS2-Bab.66
158 MS2-Bab.67
159 MS2-Bab.68
160 MS2-Bab.69
161 MS2-Bab.70
162 MS2-Bab.71
163 MS2-Bab.72
164 MS2-Bab.73
165 MS2-Bab.74
166 MS2-Bab.75
167 MS2-Bab.76
168 MS2-Bab.77
169 MS2-Bab.78
170 MS2-Bab.79
171 MS2-Bab.80
172 MS2-Bab.81
173 MS2-Bab.82
174 MS2-Bab.83
175 MS2-Bab.84
176 MS2-Bab.85
177 MS2-Bab.86
178 MS2-Bab.87
179 MS2-Bab.88
180 MS2-Bab. 89
181 MS2-Bab.90
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Eps.1 Pergi dari rumah
2
Eps.2 Hujan
3
Eps.3 Rumah sakit
4
Eps.4 Tuan Andrew
5
Eps.5 Pelatihan
6
Eps.6 Korban pertama
7
Eps.7 Bertemu masa lalu
8
Eps.8 Di ujung tanduk
9
Eps.9 Kembalinya Agra
10
Eps.10 Bertemu
11
Eps.11 Reuni
12
Eps.12 Takjub
13
Eps.13 Pertemuan
14
Eps.14 Alisya
15
Eps.15 Misi
16
Eps.16 Berkumpul
17
Eps.17 Perlawanan
18
Eps.18 Nikah paksa
19
Eps.19 Penghuni baru
20
Eps.20 Makan malam
21
Eps.21 Pagi pertama
22
Eps.22 Kesibukan
23
Eps.23 Bosan.
24
Eps.24 Bersikap bodoh
25
Eps.25 Di serang
26
Eps.26 Pertarungan
27
Eps.27 Maling
28
Eps.28 Merayu
29
Eps.29 Persiapan
30
Eps.30 Pesta
31
Eps.31 Pertunjukan
32
Eps.32 Ancaman sesungguhnya
33
Eps.33 Keluarga
34
Eps.34 Kembali
35
Eps.35 Masa kecil
36
Eps.36 Drama pagi hari
37
Eps.37 Lamunan
38
Eps.38 Ke kantor
39
Bab.39 Tamu tak di undang
40
Eps.40 Berkunjung
41
Eps.41 Jujur
42
Eps.42 Bocah ingusan
43
Eps.43 Kepemilikan
44
Eps.44 Balapan
45
Eps.45 Luka
46
Eps.46 Penyiksaan
47
Eps.47 Pengkhianatan
48
Eps.48 Sepiring berdua
49
Eps.49 Kehebohan.
50
Eps.50 Rencana
51
Eps.51 Diusir
52
Eps.51 Angkat Kaki
53
Eps.52 Kejutan
54
Eps. 54 Kunjungan
55
Eps.55 Penyerangan
56
Eps. 56 Kejutan
57
Eps.57. Pesta Pernikahan
58
Eps.58 Pesan Andrew
59
Eps.59 Tidak Gratis
60
Eps.60 Livia
61
Eps.61 Mengantar Makan Siang
62
Eps.62 Mall
63
Bab.63 Penguntit
64
Eps.64 Bermain Kejar Tangkap
65
Eps.65 Paket
66
Eps.66 Bucin
67
Eps.67 Sahabat Alisya
68
Eps.68 Makan Malam.
69
Eps.68 Pergi Ke Vila
70
Eps.69 Pamit
71
Eps.70 Menyamar
72
Eps.71 Perkampungan
73
Eps.72 Kangen
74
Eps.73 Dimulai
75
Eps.74 Jebakan
76
Eps.75 Penghianat
77
Bab.76 Racun
78
Eps.77 Lita
79
Eps.78 Melepas Rindu
80
Eps.79 Ragu
81
Eps.80 Persiapan
82
Eps.81 Kecewa
83
Eps.82 Pembuka
84
Eps.83 Berakhir
85
Eps.84 Bonus Chapter 1
86
Eps.85 Bonus Chapter 2
87
Eps.86 Bonus Chapter-3
88
Eps.87 Bonus chapter-4
89
Berbagi Cinta: Antara Kita
90
Penakluk Sang Casanova
91
Presdir Kutu Buku
92
MS2 bab.1 Es batu
93
MS2-Bab2. Geng Venus
94
MS2-Bab.3 Ocehan Mommy
95
MS2-Bab.4 Tukang bully
96
MS2-Bab.5 Ancaman
97
MS2-Bab.6 Atropos geng
98
MS2-Bab7 Adu domba
99
MS2-Bab.8 Curiga
100
Ms2-Bab.9 Balap liar
101
MS2-Bab.10 Curang
102
MS2-Bab.11 Papa ngamuk?
103
Ms2-Bab.12 Hukuman
104
MS2-Bab.13 Mobil bergoyang
105
MS2-Bab.14 Luka
106
MS2-Bab.15 Lamaran
107
MS2-Bab.16 Balapan
108
MS2-Bab.17 Kekalahan
109
MS2-Bab18 Canggung
110
MS2-Bab.19 Terjebak
111
MS2-Bab.20 Kejutan
112
MS2-Bab21 Dihukum
113
MS2-Bab.22 Ulah Dero
114
MS2-Bab.23 Kerja
115
MS2-Bab.24 Makan malam
116
MS2-Bab.25 Penguntit
117
MS2-Bab.26 Calon kakak ipar?
118
MS2-Bab.27 Ngeles
119
MS2-Bab.28 Ketahuan
120
MS2-Bab.29 Perubahan Dikta
121
MS2-Bab.30 Ke luar dari Atropos
122
MS2-Bab.31 Disita
123
MS2-Bab.32 Jadian
124
MS2-Bab.33 Takut hantu
125
MS2-Bab.34
126
MS2-Bab.35
127
MS2-Bab.36
128
MS2-Bab.37
129
MS2-Bab.38
130
MS2-Bab.39
131
MS2-Bab.40
132
MS2-Bab.41
133
MS2-Bab.42
134
MS2-Bab.43
135
MS2-Bab.44
136
MS2-Bab.45
137
MS2-Bab. 46
138
MS2-Bab.47
139
MS2-Bab.48
140
MS2-Bab.49
141
MS2-Bab.50
142
MS2-Bab.51
143
MS2-Bab.52
144
MS2-Bab.53
145
MS2-Bab.54
146
MS2-Bab.55
147
MS2-Bab.56
148
MS2-Bab.57
149
MS2-Bab.58
150
MS2-Bab.59
151
MS2-Bab.60
152
MS2-Bab.61
153
MS2-Bab.62
154
MS2-Bab.63
155
MS2-Bab.64
156
MS2-Bab.65
157
MS2-Bab.66
158
MS2-Bab.67
159
MS2-Bab.68
160
MS2-Bab.69
161
MS2-Bab.70
162
MS2-Bab.71
163
MS2-Bab.72
164
MS2-Bab.73
165
MS2-Bab.74
166
MS2-Bab.75
167
MS2-Bab.76
168
MS2-Bab.77
169
MS2-Bab.78
170
MS2-Bab.79
171
MS2-Bab.80
172
MS2-Bab.81
173
MS2-Bab.82
174
MS2-Bab.83
175
MS2-Bab.84
176
MS2-Bab.85
177
MS2-Bab.86
178
MS2-Bab.87
179
MS2-Bab.88
180
MS2-Bab. 89
181
MS2-Bab.90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!