Eps.18 Nikah paksa

...Happy Reading...

...🦅...

Seminggu berlalu, hari ini adalah acara pernikahan Alisya dengan Remon–anak dari Arnold, berlangsung.

Selama satu minggu ini, Alisya di kurung di kamar, oleh sang paman. Dia tidak diperbolehkan untuk ke luar dari rumah, bahkan dia juga sudah tidak berangkat bekerja.

Alisya duduk termenung di atas ranjang kecil, tempat dirinya beristirahat selama beberapa tahun ini. Setelah kedua orang tuanya meninggal, dan semua harta peninggalan dari mereka, telah di ambil alih oleh Bima.

Alisya pun harus rela melepaskan kamar, dan semua barang-barang di kamarnya beralih ke tangan Mona–anak dari Bima. Sedangkan dirinya harus rela tidur di kamar pelayan yang berada di bagian belakang rumah.

Alisya teriam dengan mata yang berkaca-kaca, sudah tidak ada lagi tangis, dia sudah cukup lelah meratapi nasibnya. Dia melihat pantulan dirinya di dalam cermin, terlihat sangat cantik dengan balutan kebaya modern dan tiara di atas kepalanya. Mekap bold yang tampak membuat dirinya terlihat lebih dewasa.

Akad nikah akan di lakukan di ruangan utama rumah itu beberapa jam lagi, sebagian dari para tamu undangan sudah hadir, kini mereka tinggal menunggu mempelai laki-laki dan keluarganya.

Selama seminggu ini Alisya berusaha memikirkan, bagaimana cara dirinya bisa kabur dari kamarnya ini. Dia sama sekali tidak mau di nikahkan paksa oleh paman yang gil* harta itu.

Lebih baik dia kabur sejauh mungkin, dan hidup sebatang kara, daripada harus terkurung bersama dengan laki-laki yang tidak pernah dia kenal sebelumnya, dengan status sebagai suami istri.

Berapa pun hutang sang ayah, akan dia bayar dengan uang, walaupun dia sendiri masih memikirkan bagaimana caranya di mendapatkan uang untuk menutup semua itu. Akan tetapi, tidak dengan cara menyerahkan dirinya sendiri pada orang itu.

Alisya merasa ada yang di sembunyikan oleh Bima, mengenai hutang dan harta kedua orang tuanya, dia merasa janggal dengan semua yang Bima katakan pada malam itu. Walau dirinya tidak tahu pasti batas kekayaan keluarganya. Akan tetapi, dia juga tidak mau percaya begitu saja pada sang paman.

"Aku harus pergi dari sini, bagaimana pun caranya!" ucap Alisya, dengan penuh tekad.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Alisya.

"Non?" Bi Ani tampak masuk dengan cara mengendap-endap.

"Bagaimana, Bi?" tanya Alisya, dengan tatapan penuh harap.

"Sudah, Non. Nanti, Non, pergi lewat belakang. Bibi sudah membuka gerbang belakang," jelas Bi Ani.

Beberapa hari lalu Alisya dan Bi Ani membuat rencana, untuk kabur dari pernikahan, walaupun itu belum tentu berhasil, mengingat semua penjagaan ketat di rumah itu. Akan tetapi, setidaknya mereka sudah mencoba.

"Terima kasih, Bi. Aku gak tau akan bagaimana kalau enggak ada, Bibi." Alisya berkata dengan pandangan sendu.

"Ini sudah tugas Bibi, Non. Untuk menjaga, Non Lisa." Mereka berpelukan sekilas, menyalurkan kasih sayang satu sama lain.

"Bibi sekarang keluar, dan usahakan terlihat oleh salah satu dari mereka, agar, Bibi, tidak di curigai nantinya," ucap Alisya memberi instruksi.

"Baik, Non. Nona hati-hati ya, kalau bisa kasih bini kabar." Bi Ani nampak menatap khawatir gadis yang telah dia rawat sejak masih bayi itu.

"Iya, Bi. Bibi tenang aja ya, aku pasti bisa menjaga diriku sendiri."

Wanita paruh baya itu hanya mengangguk dengan perasaan prihatin mendalam, pada anak dari mantan majikannya itu. Dia tidak pernah menyangka, kalau Alisya akan mendapatkan hidup yang tragis seperti ini.

Ditinggalkan kedua orang tua yang sangat menyayanginya sejak menginjak remaja, dan mempunyai paman yang hanya bisa memikirkan harta untuk kesenangannya saja. Bibinya pun sama saja, mereka malah menyiksa Alisya, dan memanfaatkan gadis itu untuk menjadi pembantu di rumahnya sendiri.

Alisya, membuka jendela kamarnya dengan membawa tas gendong kecil, berisi beberapa helai baju dan barang-barang yang dia anggap penting.

Memanjat dengan hati-hati, sambil mengawasi sekitarnya, memastikan tidak ada orang yang akan mengawaisnya. Sandal khusus pengantin yang dia gunakan, telah dia ganti dengan sepatu sneakers kesayangannya, sedangkan baju masih memakai kebaya.

Tak ada waktu untuk kembali mengganti baju yang lumayan rumit ini, juga mekap dan segala hiasan kepala yang masih terlihat sempurna di tempatnya.

Bruk!

Melompat dengan sangat baik, dan mendarat dengan mulus di luar rumah, tanpa terlihat oleh orang-orang yang berjaga.

Alisya menyingsingkan kain jarik yang membalut kaki jenjangnya, dia mulai melangkahkan kakinya menuju gerbang belakang rumah, dengan sedikit membungkukkan tubuh.

Pandangannya terus mengedar kesana kemari, takut ada yang melihat dirinya. Sesekali Alisya harus menghindar dari beberapa petugas acara yang hilir mudik mengerjakan pekerjaan mereka.

Beberapa saat kemudian, Alisya sudah ada di depan gerbang belakang, yang jarang di buka. Dia menarik napas dalam lalu membuangnya kasar, merasa lega karena sudah berhasil ke luar dari dalam rumah besar itu.

.

.

Sementara itu, Agra sedang berada di perjalanan menuju sebuah restoran untuk menghadiri rapat, bersama seorang klien dari luar negri.

Tin...tiiin!

Agra menekan tombol klakson mobil saat melihat seorang wanita dengan penampilan aneh, hendak menyeberang jalan tanpa menyadari keberadaan mobilnya.

Hampir saja Agra menabrak gadis aneh itu, bila saja dia tidak menginjak pedal rem dengan cepat.

"****!" umpat Agra, memukul stir mobilnya dengan cukup kencang.

Brak Brak Brak!

Agra terjingkat kaget dengan suara gedoran keras dari kaca pintu mobilnya, dia memiringkan sedikit tubuhnya demi melihat seorang gadis yang berdiri, sambil mengedor pintu mobilnya dengan begitu keras.

"Tolong!" kata itu yang tertangkap dari gerak bibir tipis dengan warna lipstik merah menyala, di depan matanya.

Agra mengerutkan keningnya, merasa tidak asing dengan wajah gadis itu, dia pun akhirnya membuka kuci pintu mobilnya, bermaksud untuk keluar.

Brak!

Blam!

Dengan gerakan cepat gadis itu langsung masuk ke dalam, dan duduk di kursi penumpang di samping Agra.

"Jalan sekarang," kata gadis itu dengan raut wajah panik, dan napas memburu.

Agra menaikkan satu alisnya, melihat seorang gadis yang dengan berani masuk ke dalam mobilnya, tanpa izin darinya terlebih dahulu.

"Nanti aku jelaskan, sekarang ku mohon jalan dulu!" Alisya yang merasakan mobil itu tak juga melaju, kembali melihat Agra.

Ya, gadis itu adalah Alisya, setelah dia baru saja keluar dari gerbang belakang rumah itu. Dia terpergok salah satu penjaga, dan sekarang dia sedang dikejar-kejar oleh para pengawal dari pamannya.

Sial memang, di saat dirinya hampir saja berhasil kabur, dan bebas dari semua peraturan pamannya yang mengekang. Akan tetapi, salah satu dari pengawal sang paman malah melihatnya, dan melaporkannya pada semua temannya.

Agra mengalihkan perhatiannya pada kaca spion mobilnya, dia bisa melihat kalau ada beberapa lelaki yang berlari ke arahnya.

Sepertinya gadis ini sedang dalam keadaan butuh pertolongan, menolog batin Agra.

Tanpa mengatakan apapun, Agra langsung menjalankan mobilnya, menyatu dengan keramaian jalanan di siang menjelang sore itu, dia sama sekali tidak meninggalkan jejak, ataupun terlihat mencurigakan bagi para penjaga yang sedang mengejar Alisya.

Hening, itu yang terjadi di sepanjang perjalanan, Alisya duduk canggung dengan wajah tertunduk, dia tidak berani hanya sekedar menampakkan wajahnya pada laki-laki asing di sampingnya itu.

Jari tangannya tampak saling meremas, menahan gugup, dengan pikiran yang terus berkelana mencari cara agar dia bisa benar-benar lari dari pamannya, tanpa bisa ditemukan lagi.

Agra hanya memperhatikan dengan diam, sambil terus fokus pada jalanan yang sedang dia lewati.

Merasa sudah jauh dari tempat pertama kali dia membawa gadis di sampingnya, dan tidak ada yang mengikuti, Agra menepikan mobilnya.

Alisya langsung mengangkat kepalanya saat merasakan mobil itu berhenti, melihat sekitar yang ternyata sebuah jalanan yang lumayan sepi, sepertinya itu adalah jalan pelosok.

Alisya mengangkat kepalanya, menatap Agra dengan alis yang bertaut, dia sama sekali tidak pernah berpikir akan diturunkan di tempat seperti ini. Hatinya mulai gundah dengan berbagai prasangka pada laki-laki di sampingnya.

"Sudah jauh, kamu sudah bisa keluar," ucap Agra dingin.

"Ta-tapi ini di mana? Kamu gak salah turunin aku di tempat sepi kayak gini!" Alisya tampak terlihat sedikit takut, namun mencoba untuk terlihat tegar di hadapan Agra.

Dia sampai tak ingat kalau Agra itu adalah, CEO di perusahaan tempatnya bekerja, mungkin karena terlalu banyak tekanan di dalam pikirannya, hingga sesuatu yang penting seperti itu pun tidak diingatnya.

Agra hanya menaikkan satu alisnya, tanpa mengatakan apapun. Wajah Alisya yang tampak sangat berbeda dari awal mereka bertemu, membuat Agra juga tidak bisa mengenalinya.

Alisya yang di pandang begitu, langsung salah tingkah, dia memundurkan sedikit tubuhnya, sambil terus memperhatikan seluruh penampilan laki-laki di sampingnya.

"A–aku tidak tau mau ke mana? Bolehkah aku ikut bersama denganmu?" tanya Alisya memandang Agra penuh permohonan.

Dia yakin kalau Agra bukanlah seorang laki-laki jahat yang akan memanfaatkan kelemahannya saat ini. Lagipula entah mengapa hatinya seakan mendorongnya untuk mengatakan hal itu.

"Hah?!" Agra tersentak kaget, dengan permintaan dari seorang gadis di depannya.

Dia tidak habis pikir, bagaimana seorang gadis bisa meminta tolong pada seorang laki-laki tidak dikenal sepertinya. Berbagai prasangka pun terlintas di pikirannya, membuatnya menatap gadis itu penuh curiga.

"Tolong aku, aku mohon," ucap Alisya lagi, menangkup kedua tangannya di bawah dagunya.

Dia tidak lagi memerdulikan tatapan tajam dan penuh curiga Agra. Saat ini di dalam pikirannya hanya ingin pergi sejauh mungkin dari rumah dan keluarga pamannya, bila perlu ke luar kota atau luar pulau pun dia tidak apa.

Agra terdiam, dia seperti sedang menimbang, apa yang kan dia lakukan pada gadis di sampingnya itu.

Astaga, kenapa gadis di negri ini makin aneh saja, umpat Agra dalam hati, merasa frustrasi dengan sikap gadis itu.

Dia melihat jam mewah yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu pertemuannya tinggal sebentar lagi, sedangkan dia malah terjebak di sini, bersama dengan gadis tidak dikenal.

"Keluar sekarang!" tekan Agra dengan suara yang teramat dingin.

Alisya merasa sedikit takut dengan aura yang Agra keluarkan. Akan tetapi, rasa putus asa, membuatnya tidak memerdulikan semua itu.

Astaga, kenapa bulu kudukku terasa berdiri begini? Apa dia bukan manusia? tanya Alisya melihat Agra dengan penuh selidik.

"Apa yang kau pikirkan, hah?" tanya Agra, membalas tatapan gadis itu dengan lebih tajam

"Apa, aku tidak berpikir apa-apa?" elak Alisya, memalingkan wajahnya ke sembarang arah, menyembunyikan semburat merah di pipinya.

Aduh, kenapa rasanya, seperti maling yang baru ketahuan? batin Alisya, salah tingkah.

"Keluar sekarang," ucap Agra lagi, masih berusaha sabar, walau kali ini suaranya terdengar lebih berat.

"Aku tidak mau!" geleng Alisya, tetap duduk di bangkunya.

Agra melebarkan matanya, dia terkejut melihat ada seorang gadis yang berani melawan perintahnya. Dia menarik napas dalam lalu menghembuskannya kasar, merasa frustrasi dengan sikap gadis di sampingnya.

...🦅...

...🦅...

...TBC...

Terpopuler

Comments

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

lanjut thor

2024-07-08

0

Ken arok

Ken arok

knapa ga kabur dulu2 pas masih kerja...

2022-10-11

1

djoko susilo

djoko susilo

masing2 pd ga menyadari,ntar jg bucin mereka berdua hiiii ...siapa dulu authornya...

2022-09-13

1

lihat semua
Episodes
1 Eps.1 Pergi dari rumah
2 Eps.2 Hujan
3 Eps.3 Rumah sakit
4 Eps.4 Tuan Andrew
5 Eps.5 Pelatihan
6 Eps.6 Korban pertama
7 Eps.7 Bertemu masa lalu
8 Eps.8 Di ujung tanduk
9 Eps.9 Kembalinya Agra
10 Eps.10 Bertemu
11 Eps.11 Reuni
12 Eps.12 Takjub
13 Eps.13 Pertemuan
14 Eps.14 Alisya
15 Eps.15 Misi
16 Eps.16 Berkumpul
17 Eps.17 Perlawanan
18 Eps.18 Nikah paksa
19 Eps.19 Penghuni baru
20 Eps.20 Makan malam
21 Eps.21 Pagi pertama
22 Eps.22 Kesibukan
23 Eps.23 Bosan.
24 Eps.24 Bersikap bodoh
25 Eps.25 Di serang
26 Eps.26 Pertarungan
27 Eps.27 Maling
28 Eps.28 Merayu
29 Eps.29 Persiapan
30 Eps.30 Pesta
31 Eps.31 Pertunjukan
32 Eps.32 Ancaman sesungguhnya
33 Eps.33 Keluarga
34 Eps.34 Kembali
35 Eps.35 Masa kecil
36 Eps.36 Drama pagi hari
37 Eps.37 Lamunan
38 Eps.38 Ke kantor
39 Bab.39 Tamu tak di undang
40 Eps.40 Berkunjung
41 Eps.41 Jujur
42 Eps.42 Bocah ingusan
43 Eps.43 Kepemilikan
44 Eps.44 Balapan
45 Eps.45 Luka
46 Eps.46 Penyiksaan
47 Eps.47 Pengkhianatan
48 Eps.48 Sepiring berdua
49 Eps.49 Kehebohan.
50 Eps.50 Rencana
51 Eps.51 Diusir
52 Eps.51 Angkat Kaki
53 Eps.52 Kejutan
54 Eps. 54 Kunjungan
55 Eps.55 Penyerangan
56 Eps. 56 Kejutan
57 Eps.57. Pesta Pernikahan
58 Eps.58 Pesan Andrew
59 Eps.59 Tidak Gratis
60 Eps.60 Livia
61 Eps.61 Mengantar Makan Siang
62 Eps.62 Mall
63 Bab.63 Penguntit
64 Eps.64 Bermain Kejar Tangkap
65 Eps.65 Paket
66 Eps.66 Bucin
67 Eps.67 Sahabat Alisya
68 Eps.68 Makan Malam.
69 Eps.68 Pergi Ke Vila
70 Eps.69 Pamit
71 Eps.70 Menyamar
72 Eps.71 Perkampungan
73 Eps.72 Kangen
74 Eps.73 Dimulai
75 Eps.74 Jebakan
76 Eps.75 Penghianat
77 Bab.76 Racun
78 Eps.77 Lita
79 Eps.78 Melepas Rindu
80 Eps.79 Ragu
81 Eps.80 Persiapan
82 Eps.81 Kecewa
83 Eps.82 Pembuka
84 Eps.83 Berakhir
85 Eps.84 Bonus Chapter 1
86 Eps.85 Bonus Chapter 2
87 Eps.86 Bonus Chapter-3
88 Eps.87 Bonus chapter-4
89 Berbagi Cinta: Antara Kita
90 Penakluk Sang Casanova
91 Presdir Kutu Buku
92 MS2 bab.1 Es batu
93 MS2-Bab2. Geng Venus
94 MS2-Bab.3 Ocehan Mommy
95 MS2-Bab.4 Tukang bully
96 MS2-Bab.5 Ancaman
97 MS2-Bab.6 Atropos geng
98 MS2-Bab7 Adu domba
99 MS2-Bab.8 Curiga
100 Ms2-Bab.9 Balap liar
101 MS2-Bab.10 Curang
102 MS2-Bab.11 Papa ngamuk?
103 Ms2-Bab.12 Hukuman
104 MS2-Bab.13 Mobil bergoyang
105 MS2-Bab.14 Luka
106 MS2-Bab.15 Lamaran
107 MS2-Bab.16 Balapan
108 MS2-Bab.17 Kekalahan
109 MS2-Bab18 Canggung
110 MS2-Bab.19 Terjebak
111 MS2-Bab.20 Kejutan
112 MS2-Bab21 Dihukum
113 MS2-Bab.22 Ulah Dero
114 MS2-Bab.23 Kerja
115 MS2-Bab.24 Makan malam
116 MS2-Bab.25 Penguntit
117 MS2-Bab.26 Calon kakak ipar?
118 MS2-Bab.27 Ngeles
119 MS2-Bab.28 Ketahuan
120 MS2-Bab.29 Perubahan Dikta
121 MS2-Bab.30 Ke luar dari Atropos
122 MS2-Bab.31 Disita
123 MS2-Bab.32 Jadian
124 MS2-Bab.33 Takut hantu
125 MS2-Bab.34
126 MS2-Bab.35
127 MS2-Bab.36
128 MS2-Bab.37
129 MS2-Bab.38
130 MS2-Bab.39
131 MS2-Bab.40
132 MS2-Bab.41
133 MS2-Bab.42
134 MS2-Bab.43
135 MS2-Bab.44
136 MS2-Bab.45
137 MS2-Bab. 46
138 MS2-Bab.47
139 MS2-Bab.48
140 MS2-Bab.49
141 MS2-Bab.50
142 MS2-Bab.51
143 MS2-Bab.52
144 MS2-Bab.53
145 MS2-Bab.54
146 MS2-Bab.55
147 MS2-Bab.56
148 MS2-Bab.57
149 MS2-Bab.58
150 MS2-Bab.59
151 MS2-Bab.60
152 MS2-Bab.61
153 MS2-Bab.62
154 MS2-Bab.63
155 MS2-Bab.64
156 MS2-Bab.65
157 MS2-Bab.66
158 MS2-Bab.67
159 MS2-Bab.68
160 MS2-Bab.69
161 MS2-Bab.70
162 MS2-Bab.71
163 MS2-Bab.72
164 MS2-Bab.73
165 MS2-Bab.74
166 MS2-Bab.75
167 MS2-Bab.76
168 MS2-Bab.77
169 MS2-Bab.78
170 MS2-Bab.79
171 MS2-Bab.80
172 MS2-Bab.81
173 MS2-Bab.82
174 MS2-Bab.83
175 MS2-Bab.84
176 MS2-Bab.85
177 MS2-Bab.86
178 MS2-Bab.87
179 MS2-Bab.88
180 MS2-Bab. 89
181 MS2-Bab.90
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Eps.1 Pergi dari rumah
2
Eps.2 Hujan
3
Eps.3 Rumah sakit
4
Eps.4 Tuan Andrew
5
Eps.5 Pelatihan
6
Eps.6 Korban pertama
7
Eps.7 Bertemu masa lalu
8
Eps.8 Di ujung tanduk
9
Eps.9 Kembalinya Agra
10
Eps.10 Bertemu
11
Eps.11 Reuni
12
Eps.12 Takjub
13
Eps.13 Pertemuan
14
Eps.14 Alisya
15
Eps.15 Misi
16
Eps.16 Berkumpul
17
Eps.17 Perlawanan
18
Eps.18 Nikah paksa
19
Eps.19 Penghuni baru
20
Eps.20 Makan malam
21
Eps.21 Pagi pertama
22
Eps.22 Kesibukan
23
Eps.23 Bosan.
24
Eps.24 Bersikap bodoh
25
Eps.25 Di serang
26
Eps.26 Pertarungan
27
Eps.27 Maling
28
Eps.28 Merayu
29
Eps.29 Persiapan
30
Eps.30 Pesta
31
Eps.31 Pertunjukan
32
Eps.32 Ancaman sesungguhnya
33
Eps.33 Keluarga
34
Eps.34 Kembali
35
Eps.35 Masa kecil
36
Eps.36 Drama pagi hari
37
Eps.37 Lamunan
38
Eps.38 Ke kantor
39
Bab.39 Tamu tak di undang
40
Eps.40 Berkunjung
41
Eps.41 Jujur
42
Eps.42 Bocah ingusan
43
Eps.43 Kepemilikan
44
Eps.44 Balapan
45
Eps.45 Luka
46
Eps.46 Penyiksaan
47
Eps.47 Pengkhianatan
48
Eps.48 Sepiring berdua
49
Eps.49 Kehebohan.
50
Eps.50 Rencana
51
Eps.51 Diusir
52
Eps.51 Angkat Kaki
53
Eps.52 Kejutan
54
Eps. 54 Kunjungan
55
Eps.55 Penyerangan
56
Eps. 56 Kejutan
57
Eps.57. Pesta Pernikahan
58
Eps.58 Pesan Andrew
59
Eps.59 Tidak Gratis
60
Eps.60 Livia
61
Eps.61 Mengantar Makan Siang
62
Eps.62 Mall
63
Bab.63 Penguntit
64
Eps.64 Bermain Kejar Tangkap
65
Eps.65 Paket
66
Eps.66 Bucin
67
Eps.67 Sahabat Alisya
68
Eps.68 Makan Malam.
69
Eps.68 Pergi Ke Vila
70
Eps.69 Pamit
71
Eps.70 Menyamar
72
Eps.71 Perkampungan
73
Eps.72 Kangen
74
Eps.73 Dimulai
75
Eps.74 Jebakan
76
Eps.75 Penghianat
77
Bab.76 Racun
78
Eps.77 Lita
79
Eps.78 Melepas Rindu
80
Eps.79 Ragu
81
Eps.80 Persiapan
82
Eps.81 Kecewa
83
Eps.82 Pembuka
84
Eps.83 Berakhir
85
Eps.84 Bonus Chapter 1
86
Eps.85 Bonus Chapter 2
87
Eps.86 Bonus Chapter-3
88
Eps.87 Bonus chapter-4
89
Berbagi Cinta: Antara Kita
90
Penakluk Sang Casanova
91
Presdir Kutu Buku
92
MS2 bab.1 Es batu
93
MS2-Bab2. Geng Venus
94
MS2-Bab.3 Ocehan Mommy
95
MS2-Bab.4 Tukang bully
96
MS2-Bab.5 Ancaman
97
MS2-Bab.6 Atropos geng
98
MS2-Bab7 Adu domba
99
MS2-Bab.8 Curiga
100
Ms2-Bab.9 Balap liar
101
MS2-Bab.10 Curang
102
MS2-Bab.11 Papa ngamuk?
103
Ms2-Bab.12 Hukuman
104
MS2-Bab.13 Mobil bergoyang
105
MS2-Bab.14 Luka
106
MS2-Bab.15 Lamaran
107
MS2-Bab.16 Balapan
108
MS2-Bab.17 Kekalahan
109
MS2-Bab18 Canggung
110
MS2-Bab.19 Terjebak
111
MS2-Bab.20 Kejutan
112
MS2-Bab21 Dihukum
113
MS2-Bab.22 Ulah Dero
114
MS2-Bab.23 Kerja
115
MS2-Bab.24 Makan malam
116
MS2-Bab.25 Penguntit
117
MS2-Bab.26 Calon kakak ipar?
118
MS2-Bab.27 Ngeles
119
MS2-Bab.28 Ketahuan
120
MS2-Bab.29 Perubahan Dikta
121
MS2-Bab.30 Ke luar dari Atropos
122
MS2-Bab.31 Disita
123
MS2-Bab.32 Jadian
124
MS2-Bab.33 Takut hantu
125
MS2-Bab.34
126
MS2-Bab.35
127
MS2-Bab.36
128
MS2-Bab.37
129
MS2-Bab.38
130
MS2-Bab.39
131
MS2-Bab.40
132
MS2-Bab.41
133
MS2-Bab.42
134
MS2-Bab.43
135
MS2-Bab.44
136
MS2-Bab.45
137
MS2-Bab. 46
138
MS2-Bab.47
139
MS2-Bab.48
140
MS2-Bab.49
141
MS2-Bab.50
142
MS2-Bab.51
143
MS2-Bab.52
144
MS2-Bab.53
145
MS2-Bab.54
146
MS2-Bab.55
147
MS2-Bab.56
148
MS2-Bab.57
149
MS2-Bab.58
150
MS2-Bab.59
151
MS2-Bab.60
152
MS2-Bab.61
153
MS2-Bab.62
154
MS2-Bab.63
155
MS2-Bab.64
156
MS2-Bab.65
157
MS2-Bab.66
158
MS2-Bab.67
159
MS2-Bab.68
160
MS2-Bab.69
161
MS2-Bab.70
162
MS2-Bab.71
163
MS2-Bab.72
164
MS2-Bab.73
165
MS2-Bab.74
166
MS2-Bab.75
167
MS2-Bab.76
168
MS2-Bab.77
169
MS2-Bab.78
170
MS2-Bab.79
171
MS2-Bab.80
172
MS2-Bab.81
173
MS2-Bab.82
174
MS2-Bab.83
175
MS2-Bab.84
176
MS2-Bab.85
177
MS2-Bab.86
178
MS2-Bab.87
179
MS2-Bab.88
180
MS2-Bab. 89
181
MS2-Bab.90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!