Susan dan dua orang 'ajudannya', Raka dan Galuh, berjalan menuju lift untuk ke lantai teratas gedung Yudha Mas Corp. Operator dan sekuriti langsung memberi hormat kepada Susan, si istri ketiga David Yudha, begitu julukannya sekarang, dan mengarahkan mereka dengan penuh perhatian.
Dari kakunya sikap para karyawan, Susan bisa memprediksi David menggunakan topengnya yang lain di perusahaannya ini. Pria itu memang terkenal bertangan besi dan dingin saat bekerja.
Menurut isu, David adalah ahli strategi paling kompeten dalam dunia bisnis, ditambah kemampuannya dalam teknologi membuatnya berada di atas roda perekonomian saat ini.
Pengamanan di gedung ini juga berbeda, para sekuriti dengan seragam resmi, tampaknya dilatih khusus atau mungkin direkrut dari pasukan militer.
Susan juga mendengar, walaupun keadaan rumah David secara kasat mata biasa-biasa saja, namun para intel mondar mandir menyamar menjadi tukang bakso, atau sekuriti komplek, atau bahkan kuli bangunan. Beberapa agen khusus juga disewa untuk menjadi teman pengajian Alwa dan Hanifah.
Susan mengetahui hal ini dari Raka dan Galuh. Pada awalnya kehadiran mereka tidak diperkenankan berada di sekitar Susan, jadi Raka dan Galuh sering mendapat interogasi intensif dari para pengawal David.
Namun sekarang, karena Susan bersikeras, Raka dan Galuh bisa dibilang menjadi cukup akrab dengan para intel yang berseliweran di area perumahan rumah David.
David sudah menanti Susan di ruangannya yang mewah. Fenomenal memang, karena jarang ada manusia yang boleh masuk ke dalam. Namun Raka dan Galuh bisa mengantar Susan sampai ke dalam. Keduanya diperlukan untuk presentasi usaha yang dimulai sebentar lagi di depan David sebagai pemegang saham mayoritas Yudha Mas Corp, sebelum disampaikan ke jajaran manajemen lain.
Karena,
Dana yang akan digelontorkan tidak sedikit.
Kerjasama besar yang dilakukan secara gerilya, Susan belum mengatakannya ke manajemen Amethys Grup. Karena kondisi yang janggal, membuatnya bergerak sendiri.
David berdiri bersandar di meja kerjanya.
Ia mengernyit melihat Susan.
"Melihat sifat kamu yang arogan itu, prediksiku masih 5 tahun lagi kamu bersedia meminta bantuanku. Ternyata aku meleset. Ini berarti ada hal buruk yang mendesak," desis David.
"Dua sekretarisku menyeretku ke sini karena katanya aku bertanggung jawab terhadap perut 5000 karyawan. Plis deh, memangnya hanya aku jajaran manajemennya?!" omel Susan.
Raka dan Galuh hanya menyeringai.
David tersenyum maklum. Anggapan David terhadap kedua sekretaris Susan, Raka dan Galuh, berubah per hari ini, mereka bahkan lebih bijaksana dibandingkan Bossnya sendiri.
"Dari sisi kamu, aku sudah dengar lewat telepon. Sekarang tinggal dari sisi karyawan, kadangkala yang terjadi malah sebaliknya,"
Susan duduk di sofa di samping David, sementara Galuh menjelaskan secara gamblang temuan-temuan yang diam-diam ia cari sendiri dengan didukung Raka. Presentasi mereka berlangsung cukup lama, sekitar setengah jam dengan berbagai bukti dan data yang dikumpulkan. Dan David mengerti kalau kondisinya memang serius.
"Kamu, nama kamu Galuh?" tanya David.
"Ya, Pak,"
"Apa usul kamu setelah perusahaan kami menggelontorkan investasinya?"
"Perombakan besar-besaran Jajaran Manajemen. Ganti seluruh Direksi dan Komisaris, mutasi sebagian besar Kadiv,"
"Diganti itu ... berarti?"
"Pecat semuanya," jawab Galuh tegas. Susan mengernyit.
Inikah Galuh? Yang biasanya kalem tidak banyak bicara?! Menerima dengan pasrah semua perintah, dari yang konyol sampai yang penting?! Kenapa di hadapan David ia menjadi sangat berbeda?
Susan bagaikan tidak mengenali sekretarisnya saat ini.
"Sulit, Galuh. Masing-masing terikat kontrak yang berbeda. Ada cara lainnya?" tanya Susan.
"Dengan kata lain, apakah ada cara lain untuk kami menjalankan aksi dengan cara yang sesuai birokrasi kalian?" tanya David.
"Ada. Tolong beli semua pabrik kami yang akan dijual sampai habis. Biarkan kami bangkrut. Lalu Anda masuk lagi, likuidasi semuanya."
"Kami jadi bisa memilih manajemen kami sendiri yah," ujar David.
"Betul, dan memanggil kembali karyawan yang memang bekerja dengan kompeten,"
"Cara licik apa yang akan kamu gunakan, Galuh?" Tanya David dengan mata berkilat.
"Bunga Bank yang tinggi dan pelaporan pajak menunggak, tapi saya butuh tim buzzer dari Anda untuk menyebarkan isu negatif, Pak David,"
"Kredibilitasku akan tercoreng," dengus Susan.
"Tidak, kalau kamu melepas saham kamu lebih dulu. Jadi kesannya kamu akan resign dan perusahaan perlahan-lahan akan terpuruk,"
"Siapa yang akan menggantikan aku, yang mau jadi tumbal?"
"Galuh," Sahut David. "Iya, kan?"
Galuh tersenyum tipis. "Iya, saya akan mendampingi perusahaan sampai akhir,"
"Lu nekat. Udah gue bilang gue aja, lo masih ada anak-anak yang nungguin lo di rumah! Ini namanya pengkhianat! Kalo ketahuan lo bisa dituntut dan diseret ke meja hijau!" sahut Raka.
"Pak David bisa menjamin mereka untuk saya, bagaimana Pak?"
"Deal," sahut David. "Yudha Mas Corp tetap akan berinvestasi di awal dengan dana pancingan, 20 milyar. Hanya untuk bisa membuat Susan resign dengan terhormat. Setelah itu mainkan peran kamu dengan baik," kata David.
-----***-----
Setelah hanya ada mereka berdua di ruangan,
"Galuh adalah karyawan terbaikku, sekaligus sahabatku," Susan tampak tidak rela dengan rencana gila yang baru saja diutarakan.
Wanita itu berjalan ke depan jendela dengan perasaan tak menentu, ia kuatir Galuh akan tertekan dengan rencana itu.
"Apa aku perlu waspada terhadap hubungan kalian berdua?" tanya David.
"Bisa jadi, yang jelas, teman yang bisa kupercaya hanya Galuh dan Raka. Aku tidak banyak memiliki teman,"
"Hem," David berjalan ke arah Susan. "Mulai sekarang, nama Yudha Mas Corp akan ada di jajaran manajemen perusahaan kalian. Kami juga berhak menyampaikan kebijakan secara menyeluruh. Aku akan pastikan Galuh-mu itu baik-baik saja,"
"Lalu apa penawaran kamu terhadapku? Secara pribadi,"
"Apa ya? Sudah pasti kamu tolak sih," David menatapnya jahil.
"Kalau yang itu tidak bisa diganggu gugat walaupun aku tahu alasan kamu memperistri mereka,"
"Hm, kalau begitu aku kumpulkan dulu hutang kamu, aku belum kepikiran mau apa,"
"Bagaimana kalau nanti kita makan malam di luar? Berdua saja?" Tawar Susan.
Davin tertegun,
Lalu menatap jam tangannya.
"Aku malam ini tidak bisa, sekarang giliran Alwa,"
Alis Susan terangkat. "Eh?"
David menatapnya penuh arti. Lalu tersenyum lembut.
"Mungkin bisa dicari jadwal lain?"
Entah bagaimana wajah Susan langsung muram.
"Nggak usah, aku pamit pulang,"
Dan wanita itu membalik tubuhnya menuju pintu keluar.
"Susan," David keburu menangkap lengannya, "Kenapa? Kok kamu tiba-tiba marah? Aku bisa mundurin jadwalku dengan Alwa kalau memang kamu mau makan malam hari ini,"
"AKU BILANG NGGAK USAH!" seru Susan.
David diam.
Susan menghempaskan tangan pria itu, lalu keluar dengan membanting pintu ruangan David.
Orang-orang yang berada di luar ruangan menatap Susan dengan ternganga. Wanita itu berani membanting ruang Komisaris Utama.
Galuh dan Raka hanya mencibir.
"Serius berantem lagi?! Tadi kan sudah gencatan senjata Ibuuuuuuu," keluh Raka.
"Pulang! Nggak usah banyak omong!" seru Susan sambil berjalan mendahului Galuh dan Raka.
"Amit-amit gue punya bini kayak Bu Susan," bisik Raka ke Galuh.
"Memang maunya punya bini yang kayak gimana?" tanya Galuh.
"Umm, kayak Mbak Alwa kali ya, ceria dan imut gitu,"
"Iya, dianya yang ngga cocok buat elo, tingkah macam penjahat begini,"
"Ish! Gue apanya yang jahat sih, Bro? Cowok kiyut begini rajin menabung pula,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Putri Dhamayanti
apakah Galuh duda dg anak? woaah cocok ipah keibuan dan lembut tutur katanya 😯
2024-06-15
0
L A
agen nya garnet ...???
2024-04-22
0
Rose_Ni
keren bener bapaknya Abbas
2024-03-20
0