David Yudha berwajah tampan.
Dengan mata sipit dan alis tebalnya. Senyum di bibirnya ramah.
Tutur katanya juga lembut dan sopan.
Susan tidak menyangka kalau suaminya semenawan ini. Masalahnya David tidak menyukai publisitas berlebih dan jarang ada foto dirinya di media.
Wajah pria itu indo Amerika-Jepang. Susan dengar Ayah David memang Mualaf sejak muda. Dan sebelum meninggalkan negaranya, Ayah David adalah imam dan pengurus di Islamic Center Of Washington.
Saat pindah ke Indonesia, Ayah David menjadi agen properti, dan perlahan usahanya berkembang menjadi developer (pengembang) perumahan.
"Susan," sapa David dengan senyum lembutnya.
Susan hanya mengangguk sekilas. Harus bagaimana ia memasang setting wajah? Ia sangat kesal akan hari ini.
Kalau saja ponsel si kunyuk Jefry tidak hilang, video itu tidak akan tersebar ke media, dan Susan tidak akan berada di posisi ini!
Satu jam kemudian di sinilah Susan,
Duduk diam di kursi berbalut kain satin putih,
Dalam ruangan tertutup sederhana.
Mendengarkan pria di sebelahnya mengucapkan akad.
Dengan mas kawin deposito atas namanya senilai 1 milyar rupiah, perhiasan senilai 270juta sesuai usianya, dan seperangkat alat sholat yang biasanya akan jarang ia pakai kecuali ada keinginan tertentu ke Maha Pencipta.
Sial!
Umpat Susan dalam hati saat melayangkan pandangannya ke sudut ruangan di dekat mereka.
Kedua istri si David Yudha ini, berwajah bagaikan malaikat!
Berbalut baju syar'i dan tersenyum manis seakan menyambut Susan dengan sukacita.
Susan tidak habis pikir melihat senyuman yang seakan tulus itu. Padahal mereka akan membagi Suami mereka dengan Susan.
Apalah mereka tidak punya perasaan memiliki?!
Sebenarnya apa motif mereka menikah?
Apakah sama dengan Susan?
"Sah?" tanya penghulu.
"Sah!" sahut kedua saksi.
Semua mengangkat tangan berdoa.
Hanya Susan yang menghela napas dengan kencang dan bersandar di kursinya sambil menggerutu.
Membuat semua mata meliriknya.
Bodo amat!
Dengus Susan perlahan.
"Susan," selesai tukar cincin David membawanya ke ruangan Vip. "Kenalkan, ini Alwa dan Hanifah."
"Assalamu'alaikum Susan," sapa mereka ramah.
"MasyaAllah, cantiknya kamu," desis salah satunya.
Susan tersenyum.
Terus terang, ia tidak membenci Alwa dan Hanifah.
Ia juga tidak membenci David.
Yang ia benci adalah nasibnya sekarang.
"Wa'alaikumsalam," balas Susan. "Sebelum kalian kaget, saya akan memberitahu kalian lebih awal. Bahwa saya tidak berniat untuk beramah tamah. Saya tidak mencintai David, dan saya tidak suka dengan kalian berdua. Pernikahan ini hanya karena keinginan kedua orang tua saya dan pengembangan bisnis."
Mereka bertiga hening.
Menatap Susan dengan tegang.
Susan menyambar gelas air putih di dekatnya dan meneguknya.
"David, kita harus membicarakan mengenai posisiku di keluarga kamu. Berdua saja,"
"Harus sekarang?" David mengernyit
"Ya. Lebih cepat lebih baik. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman,"
"Sebaiknya setelah acara saja, karena seharusnya kita beramah tamah dengan keluarga yang lain,"
"Nanti juga satu persatu muncul sendiri kalau mereka butuh uang,"
"Astaghfirullah, Susan,"
"Realistis aja, lah," Susan mengibaskan tangannya. "Aku mau ke ruang pengantin, tidur. Silakan beramah tamah sendiri," Susan melenggang keluar aula dengan santai.
Di depan pintu, terlihat dua orang laki-laki memakai suit rapi. Salah satunya menerima gelas minum dari Susan, satunya menerima tudung pengantin yang dilepas Susan karena dianggap mengganggu langkah kakinya.
Mereka mengawal Susan berjalan ke ruang istirahat pengantin wanita.
Salah satunya menunduk hormat ke David.
Lalu berlalu.
-----***-----
"Serius Bu Susan, ini hari pernikahan Ibu, loh," Raka meletakkan tudung pengantin Susan di atas manekin.
Sedangkan Galuh minta semua orang di ruangan pengantin untuk keluar agar tidak mengganggu istirahat Susan.
"Ta-i kucing. Saya ngga peduli sama nikah-nikahan!" Susan melepaskan sepatunya dan menjatuhkan diri di sofa panjang.
"Menikah seharusnya antara dua orang yang saling mencintai!"
"Ya tapi kan hal ini salah ibu sendiri, adegan kok pakai direkam-rekam." sahut Raka.
"Kalau yang ngomong bukan kamu, sudah saya pecat!" sungut Susan.
"Pak Jefry tadi sempat datang," kata Galuh sambil duduk di kursi meja rias.
Susan menegakkan tubuhnya.
"Dia sempat datang? Kamu usir, kan?!"
"Sesuai instruksi. Tapi dia menitipkan bingkisan untuk Bu Susan,"
"Sudah kamu buka?"
Galuh mengangguk, "Cincin berlian dengan grafir nama Bu Susan. Katanya seharusnya akan dia berikan saat Pak Jefry melamar Bu Susan bulan depan,"
Susan membeku.
Agak lama.
Sampai 10 menit kemudian dia berteriak,
"SIAAAALLLL!!!!!"
Sampai-sampai Raka dan Galuh menyumbat telinga mereka dengan jari.
"Kalau tau Jefry bakalan nikahin Gue buat apa Gue buang-buang waktu nikah sama penganut poligami!?!" teriaknya kesal.
"Yah, waktunya agak terlambat sih, dia datang pas habis akad," desis Galuh.
"Minta dicerai saja Bu, biar bisa balik ke Pak Jefry," desis Raka.
"Oke!! Saya minta sekarang juga!" seru Susan sambil menghentakkan kakinya keluar ruangan dan susah payah mengangkat gaunnya.
-----***-----
David menyilangkan kedua lengannya dan berdiri bersandar di dinding sambil menatap Susan dengan wajah seakan menghadapi anak SD yang berceloteh tak jelas.
Senyumnya tipis dan tampak sekali kalau ia sedang geli.
"Kamu tahu kan kalau tidak semudah itu, kamu sudah mempelajari aturan dari segi hukum dan agama," sahut David.
"Paling tidak, kamu bisa berjanji dalam waktu dekat akan menceraikanku," Susan terus mendesak David.
"Aku tidak bisa, baru saja mengucapkan sumpah langsung di hadapan Allah SWT dan malaikatnya untuk menjaga kamu sehidup sesurga, dan belum satu jam tanpa alasan menceraikan kamu? Bisa-bisa aku diazab,"
"Tapi kamu kan tahu sendiri pernikahan ini adalah sebuah kesalahan,"
"Salah di mana?"
"Hah?"
"Semua sudah dirancang sedemikian rupa, akadnya pun sah, salah di mana?" David mengangkat bahunya.
"Salah di tujuan kita menikah!" seru Susan tidak sabar.
"Tujuanku menikahi kamu? Karena aku mencintai kamu. Apalagi?"
Susan terdiam.
Mencintaiku?
Dasar pembohong!
Umpat Susan dalam hati
"Kamu sudah memiliki 2 istri yang lain, bagaimana bisa kamu bilang mencintaiku?! Kamu ada kelainan jiwa atau bagaimana?" sembur Susan.
"Aku juga mencintai mereka,"
"Dasar mesum,"
"Mesum?!" David mengernyitkan wajahnya. Terus terang ia tersinggung, tapi ia ingin tahu maksud Susan berbicara seperti itu.
"Iya, kamu bukan Rasul. Beliau menikahi lebih dari satu wanita dengan tujuan mulia, sedangkan kamu? Kamu hanya manusia biasa, bukan Raja dan bukan pendakwah, bagaimanapun kamu tidak bisa bilang kalau itu Sunnah! Kamu hanya cowok mesum," sahut Susan dengan dagu terangkat.
"Aku menikahi mereka, dan kamu, juga dengan suatu misi,"
"Apa misinya?"
"Kalau dalam kasus kamu, menyelamatkan harga diri kamu dan keluarga,"
"Aaarghhh!" geram Susan.
"Kalau begitu aku tegaskan ya sekarang, kalau aku mencintai orang lain, dan itu bukan kamu! Jadi kamu mengerti artinya kan!" dan Susan berbalik kembali ke ruang istirahat sambil menahan amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
kalea rizuky
David bapaknya Abbas kan istrinya emang susan ya namanya kok q lupa
2024-10-21
0
May Keisya
ga segampang itu🤣
2023-12-10
0
𓆉︎ᵐᵈˡ ♡🍌 ᷢ ͩ𝐀⃝🥀ρҽNσʋ
mamaknya abbas 🤣🤣
2023-10-22
0