David Yang Lain

"Hei, aku mau tanya hal yang sudah lama membuatku penasaran," tanya Susan.

"Apa?"

"Bagaimana cara kalian bercinta? Bergiliran atau bertigaan?"

David hampir tersedak kopinya. "Mulut kamu itu harus ditatar ya," dengus pria itu.

"Loh, katanya aku bisa ngomong apa pun sama kamu, gimana sih?!"

"Ya iya, tapi ga usah segamblang itu lah,"

"Apa harus aku yang mulai cerita duluan mengenai perjalanan cintaku?" Pancing Susan.

"Kamu menceritakan aib, seakan itu prestasi,"

"Yang jelas, aku lebih hebat dari kamu kalau soal adegan itu,"

"Seyakin itu? Tapi aku malas bilang kamu hebat, karena memang ngga hebat,"

"Terserah kamu mau menjudgeku apa, aku sih bodo amat, yang ketar-ketir kan orang tuaku," Susan tersenyum sinis.

"Memangnya kamu mau anak kamu jadi santapan laki-laki?"

Susan terdiam.

"Aku nggak ingin punya anak, takut ngga bisa merawatnya," gumam wanita itu.

"Bagaimana kalau ada aku, yang bisa membantu kamu untuk merawatnya,"

"Kamu bisa ya mimpi tanpa tidur," gerutu Susan.

"Kamu selalu berpikiran negatif yah kalau terhadapku, secara tidak langsung, kamu mengakui kalau kamu salah dan aku lebih banyak benar,"

"Nggak usah bicara segamblang itu. Aku hanya mencari kesenangan di dunia. Pleasure, intimate, lust, sesuatu yang membuatku merasa dihargai, dan yang membuatku unggul dari wanita mana pun,"

"Dengan cara merendahkan diri sendiri? Unik juga kamu,"

"Orang-orang juga merendahkan kamu di belakang, David, hanya mereka tidak berani bicara karena kamu salah satu kunci kesuksesan perekonomian negara ini,"

David terkekeh.

"Dan sekarang, wanita paling disanjung semua bachelor, ada di pelukanku. Kurang diberkahi apa aku, coba?! Serasa sultan," ada nada sindiran dalam kalimatnya.

"Kita tidak akan bercinta, ingat itu," sahut Susan tegas.

"Kamu tahu selain kamu, Jefry Hidayat juga banyak pacarnya, apalagi teman tidurnya,"

"Tapi dia single,"

"Tapi dia haram," ralat David.

"Keras kepala banget sih kamu,"

"Persis siapa ya?!"

Terdengar dengusan Susan dan seruput kopi dari bibirnya.

Masing-masing dari mereka membatin,

Perbincangan yang menarik di tengah malam. Sudah lama tidak santai begini.

-----***-----

"Tidur yang nyenyak, jangan lupa berdoa dulu," sahut David sambil mengantar Susan ke kamarnya.

"Aku bukan anak kecil," kernyit Susan.

"Masa, sih?!" canda David sambil beranjak.

"Kamu sendiri? Itu bukan arah ke kamarmu," kata Susan.

"Mau tahajud, berdoa agar kamu diberi hidayah,"

"Serius si fakboi, berasa paling suci," desis Susan.

"Hei," David tiba-tiba berbalik, lalu kembali berjalan ke arah Susan.

Susan langsung waspada.

Pria itu kali ini berdiri sangat dekat dengan Susan, sampai-sampai Susan terdesak merapat ke dinding.

"Aku belum jawab pertanyaan kamu tadi," bisik David.

Tubuh David sangat dekat dengannya. Wanita itu bisa mencium wangi parfum yang maskulin dari tubuh David. Dada David menekan dadanya, sehingga jantung mereka menempel, saling bersahutan.

"Kami melakukannya bergiliran, dua minggu sekali. Kamu mau jadwal di minggu keberapa?" Bisik pria itu.

"Hubungi saja aku,"

Susan langsung membeku.

David mencium pipinya, lalu pergi dengan binar jahil.

"Sialan!" Umpat Susan saat sudah masuk kamarnya.

Ia gemetaran.

Napasnya langsung sesak seketika.

David saat menampakkan wujud aslinya, ternyata jauh lebih berbahaya.

-----***-----

Susan merasa sangat malas bangun di pagi hari. Karena ia bahkan tak ingat kapan ia terlelap.

Bisa jadi ia bahkan belum terlelap.

Semalaman ia mengatur strategi agar jangan sampai jatuh ke jebakan David yang ternyata membuat pikirannya melanglang kemana-mana.

Sudah berapa lama sih aku 'sendirian'?! Kenapa rasanya 'haus' sekali?! Apa memang aku ini golongan 'cewek gatel'?! Luar biasa murahannya aku ternyata!

Berbagai umpatan mengomeli dirinya sendiri, Susan pun akhirnya sadar kalau sudah pagi karena sinar mentari sudah memasuki kamarnya.

Selesai berdandan dan mati-matian menutupi kantung matanya dengan concealer, Susan duduk di meja makan.

Seperti biasa, kursi di depan posisi David.

Dan memijat kepalanya.

David datang dengan wajah sesegar embun pagi, tersenyum padanya dengan wajah sumringah. Tawanya yang lebar membuat mata sipitnya yang menawan menjadi lebih tipis.

Susan menatapnya sambil memicingkan mata karena kesal.

Kenapa David harus setampan ini?! Biasanya pria yang berani poligami wajahnya tidak seflamboyan ini, dan biasanya mereka tampil dengan gamis dan kesederhanaannya. Kenapa David harus bersosok seperti artis begini, sih?!

Susan jadi teringat artis Thailand, wajah David lebih tampan dari Luke Ishikawa.

Lalu wanita itu menghela napas penuh penderitaan.

"Eh Mbak Susan, Assalamu'alaikum!" Sapa Alwa senang. Ia memakai gelang emas yang kemarin dibelikan Susan.

"Salam," gumam Susan pendek, sambil memijat kepalanya.

Terdengar pekikan Alwa.

"MasyaAllah!" Pekik Alwa. "Mbak Susan membalas salamku! Abi tadi dengar nggak? Dengar kan?!"

Lalu Alwa mulai terisak menitikkan air mata bahagia.

David malah terkekeh geli.

"Lebay, dasar!" umpat Susan sambil menelungkupkan wajah ke atas meja makan.

"Kamu bisa tidur?"

"Nggak usah nanya, fakboi!" Seru Susan kesal.

Diiringi dengan ucapan istighfar para istri David.

"Kayaknya gara-gara kopi tuh," David mulai santai dengan berbagai makian kasar yang dikeluarkan Susan.

"Kita berdua tahu bukan gara-gara itu,"

David langsung kembali tersenyum, sangat manis seakan ia telah berhasil menaklukan Susan.

Oh jadi begitu caranya,

Susan tiba-tiba menyadari satu hal.

Genderang perang telah ditabuh David. Pria itu menyerang Susan bertubi-tubi dengan teknik yang berbeda, sesuai dengan yang Susan paling sukai.

Yaitu feromon.

Sangat terlihat kalau David sebenarnya ahli memperlakukan wanita.

Di depan Alwa dan Hanifah dia kalem dan bersahaja, di depan Susan dia memikat dengan tingkahnya yang jahil dan cuek apa adanya.

"Aku nggak akan kalah," gerutu Susan sambil menyambar sendok dan garpunya. Ia memandang sinis ke arah David.

"Apanya?" David masih tersenyum manis, namun penuh arti.

Dengan sedikit kelicikan.

Pria itu pura-pura tidak mengerti karena ada Alwa dan Hanifah di dekat mereka.

"Awas kamu yah, perceraian ini akan segera terjadi!" Sahut Susan penuh tekad, sambil memakan nasi gorengnya.

"Tidak akan terjadi," David menimpalinya. Pria itu juga tidak akan mudah mengalah.

-----***----

Kantor Susan, saat meeting pagi.

Susan mengernyit dengan serius saat melihat grafik Triwulan III perusahaannya.

Bagaimana bisa grafiknya merah dan turun drastis seperti itu?!

Padahal seluruh masyarakat Indonesia pasti pernah mengkonsumsi produk makanan ringannya! Apalagi biskuit mereka terkenal di kalangan anak-anak.

"Kalau kerugian mencapai 200% investor dipastikan akan mulai menarik sahamnya, dan pabrik yang ditutup bukan hanya yang di Pulogadung, di Cikarang juga akan terancam ditutup," sahut Kadiv. Akuntansi yang sedang berdiri di depan ruangan.

"Apa kita bisa meminta restrukturisasi untuk Bank?" tanya Susan.

"Bisa saja bu, namun hal itu akan menjadi rapor merah dan kita kehilangan kredibilitas selamanya,"

"Jalan satu-satunya adalah mencari investor baru," kata Presiden Direktur.

Sial!

Keluh Susan dalam hati.

"Akan saya usahakan, tapi jangan berharap banyak," desis Susan.

Saat meeting selesai, Susan tampak tertegun menghadap jendela di ruangannya.

Galuh masuk sambil menenteng dokumen.

"Galuh," panggil Susan.

"Ya bu?"

"Salah dimana?"

Galuh langsung mengerti arti pertanyaan Susan. Pasti berkaitan dengan meeting yang tadi pagi.

"Manajemen," jawab Galuh.

"Begitu?" Susan juga berpikiran hal yang sama. Ada indikasi kecurangan yang belum bisa mereka buktikan.

"Ibu butuh bantuan?" tanya Galuh

"Saat ini, bisa jadi perlu," desis Susan. Ia terdengar sangat lemah.

"Ibu tahu harus lari kepada siapa, tolong tekan dulu ego ibu, demi 5000 karyawan kita," sahut Galuh.

"Astaga, dia lagi - dia lagi," keluh Susan.

Tapi Susan tahu, Galuh benar.

Jadi Susan meraih ponselnya.

Dan menghubungi seseorang.

Terpopuler

Comments

Lia Kiftia Usman

Lia Kiftia Usman

😍😍😍😍😍

2024-09-04

0

Lia Kiftia Usman

Lia Kiftia Usman

sayangi dirimu ucan😁😁😁

2024-09-04

0

Lia Kiftia Usman

Lia Kiftia Usman

jangan susan.. Allah da tutup aib jangan sendiri malah suka rela membukanya 😇🤭

2024-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!