Air dari Langit

Teriak seorang penduduk yang baru kembali bersama Oryza Sativa saat membuka pintu rumahnya. Ternyata seluruh anggota keluarganya terjangkit cacar. Dengan segera orang itu berlari menjauh. Karena takut di kutuk.

"Tempat ini dikutuk, tempat ini dikutuk," ujarnya berulang-ulang.

Ia memilih melarikan diri. Mengambil beberapa barang yang ia butuhkan dan meninggalkan seisi rumah yang terkapar. Tidak perduli kalau mereka yang terkapar adalah anggota keluarganya.

Saat ia keluar setelah mengambil barang yang ia perlukan, ternyata ia juga melihat beberapa orang yang melakukan hal serupa. Sebab di rumah mereka orang-orang juga terjangkit.

"Apa kamu juga mau meninggalkan tempat ini?"

"Ya, keluargaku sudah dikutuk semua, aku tidak punya pilihan. Tidak mungkin aku membakar mereka dengan tanganku sendiri," ujarnya sedih.

"Kamu benar saudaraku, ayo kita pergi bersama-sama," ujar yang lain.

"Tunggu, aku ikut dengan kalian!" teriak yang lain.

"Jika kamu mau ikut dengan kami, setidaknya kamu membuka pakaianmu dan buktikan kalau kamu belum dikutuk!"

Orang itu membuka pakaiannya untuk membuktikan kalau ia belum dikutuk. Melihat orang itu baik-baik saja maka ia diizinkan untuk ikut. Mereka akan menuju hutan lain yang menurut mereka belum dikutuk.

Oryza Sativa kembali bersama suami dan Cenayang. Namun ia tidak menemukan penduduk desa yang tadi pulang bersamanya saat mengantar Cresen pulang.

Hal pertama yang ia lakukan adalah memberi ketiga orang itu minum. Tapi Cenayang memperingatkannya.

"Kamu tidak boleh memberikan air dari tanah pada kami yang sudah dikutuk ini. Jika kamu ingin memberi kami minum, berilah kami air yang tidak berasal dari tanah, atau air yang belum menyentuh tanah," ujar Cenayang.

"Apa aku harus menampung air hujan? Hari ini tidak ada tanda kalau hujan akan turun. Apa kalian mau mati kehausan?" tanya kepala suku.

"Kutukan itu sudah menjalar, sebaiknya biarkan kami mati dengan tenang," ujar Cenayang.

"Jangan membahayakan dirimu," lanjutnya.

"Apa maksud Cenayang?"

"Kami sudah dikutuk, tidak perduli jika itu karena tempat ini terlanjur menerima bayi Kepala Suku. Kami akan menerima takdir ini. Kepala Suku harus tetap hidup. Kembalilah ke hutan bunga. Orang-orang yang ada di sana belum dikutuk."

"Cenayang pikir aku akan aman? Bagaimana jika mereka juga kena kutuk, karena aku kembali ke sana setelah melanggar ritual. Tetua desa pasti akan marah. Sebab jika sudah meninggalkan hutan bunga, tidak boleh kembali sebelum waktunya tiba," ujar Oryza Sativa.

"Biarlah kita mati bersama-sama di sini. Tapi sebelum itu aku akan mencari bantuan," lanjutnya.

Oryza Sativa membuka pintu rumah penduduk satu persatu. Namun ternyata semua orang memiliki kondisi yang sama. Membuat kepala suku tidak bisa mengharapkan bantuan dari mereka.

Kepala suku meninggalkan desa dan mencari bantuan. Mungkin masih ada yang belum kena kutukan, pikirnya. Saat di tengah perjalanan, angin kencang menerpa sebuah pohon kelapa dan menjatuhkan beberapa buahnya.

"Air dari langit?"

Oryza Sativa menengadah mengira hujan akan turun. Tapi ternyata angin berhenti bertiup. Dengan kesal ia menendang kelapa yang jatuh karena angin. Kelapa itu mengenai sebuah batu besar dan pecah.

Air pun keluar!

"Air! Air... ini dia yang aku butuhkan."

Dengan semangat Oryza Sativa memanjat pohon kelapa tersebut dan menjatuhkan semua buahnya. Lalu membawa kelapa itu ke perkampungan. Membelah kelapa dan memberi yang sakit minum air tersebut.

"Air ini tidak menyentuh tanah dan tidak berasal dari tanah," ujar kepala suku pada Cenayang. Cenayang mengangguk lalu meminum air itu.

Oryza Sativa memindahkan semua orang pada satu tempat agar ia lebih mudah merawat mereka. Mencari obat untuk menurunkan demam. Dan mencari buah untuk dimakan.

Cresen terkejut saat bangun, penduduk desa berada di satu tempat dengannya. Dan melihat mamanya sedang memberi mereka makanan yang ia temukan.

"Oryza Sativa," gumam Cresen lemah.

Meski ia bergumam sangat pelan Oryza Sativa bisa mendengarnya dan segera menoleh. Melihat putranya duduk ia pun segera datang.

"Makanlah," ujar Oryza Sativa padanya.

Cresen mengambil buah yang disodorkan padanya. Setelah ia kenyang makan, ia diberi air kelapa. Lalu Oryza Sativa melayani yang lain.

Siang malam ia bekerja keras merawat penduduk tersebut. Dan ia tertidur karena kelelahan dan kurang tidur. Hingga ia terkejut ketika Cresen menyentuhnya.

"Kamu?" tanya Oryza Sativa.

"Aku ketiduran ternyata," ujar Oryza Sativa.

Ia pun melihat sekelilingnya, semua orang masih berbaring lemah. Dan mereka tampak tidak bisa bangkit dari tempat tidur. Sedangkan putranya kini terlihat lebih baik.

"Aku akan mengambil makanan. Kamu tunggulah di sini!" perintah Oryza Sativa.

Cresen menatap punggung wanita itu pergi sebelum meninggalkan tempat tersebut. Saat Oryza Sativa pergi, seseorang bangun. Karena merasa haus.

"Air," gumam orang tersebut.

Cresen mendekatinya.

"Air," gumam orang itu lagi.

Cresen yang mengerti beberapa kata mencari sekelilingnya. Mencari air untuk orang itu. Ia melihat sebuah tempurung kelapa yang sangat besar. Dan ia melihat sebuah daun yang dibentuk mirip sebuah mangkuk. Lalu mengambil air kelapa untuk diberikan pada orang itu. Orang itu adalah pengasuhnya.

"Air," gumam yang lain.

Cresen memberi minum pada mereka yang meminta air. Saat Cresen memberi papanya minum, Cenayang yang sudah menahan rasa haus sejak tadi memberanikan diri meminta air pada Cresen.

Dan Cresen berpura-pura tidak mendengarnya. Ia juga mengabaikan orang-orang yang mengangkatnya ketumpukan kayu, saat ia hendak dibakar.

Sambil menikmati buah-buahan yang ada disediakan di sana. Dan setelah sekian lama Oryza Sativa kembali membawa makanan. Juga beberapa buah kelapa lagi. Saat melihat kepala suku, mereka yang tadi tidak mendapat air dari Cresen meneriakkan kata 'air' karena sudah merasa sangat haus.

Oryza Sativa dengan segera memberi mereka minum. Tapi saat memberi yang lain minum, mereka mengatakan kalau sudah minum. Dan diberikan oleh putranya. Oryza Sativa merasa senang. Ia mendekati putranya yang sedang asik memakan buah dan mengelus kepalanya dengan lembut.

"Terima kasih sudah mengurus mereka," ujarnya tersenyum.

Cresen hanya diam saja dan menikmati makananannya. Lalu ia merasa ingin buang air. Dengan cepat ia pergi keluar, menuju semak-semak untuk membuang air. Sebab ia sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan mereka.

Tidak ada tempat khusus untuk buang air kecil. Jadi mereka hanya mencari tempat sepi dan terlindung dari penglihatan orang-orang. Saat sedang mengeluarkan 'air' ia terkejut saat mendengar seseorang mendekat.

"ARRGGKK!" teriaknya.

Ternyata Oryza Sativa mengekor di belakangnya karena kuatir. Tapi hal itu justru membuat Cresen tidak suka. Ia yang terkejut karena kedatangan mamanya terpaksa menurunkan pakaiannya dan akhirnya 'air' itu mengenainya.

"Apa kamu ini tidak bisa membiarkan aku tenang sebentar saja?!" teriaknya kesal.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

thor baca segini dulu y kutukan cinta dn mr.playboy mampir

2022-07-28

1

pͮiᷠpᷨit✰͜͡v᭄🦁⃟☣️ΜC⃝🦇🎀☀

pͮiᷠpᷨit✰͜͡v᭄🦁⃟☣️ΜC⃝🦇🎀☀

lagi pipis??🤭🤭🤭🤭

2022-04-16

4

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

mamamu itu khawatir ... gak usah ngegas deh..😄😄

2022-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 Penculikan
2 Mandi
3 Kelahiran
4 Tanda
5 Jantung
6 Bayi
7 Burung Pemakan Daging
8 Percobaan
9 Belajar
10 Kabur
11 Kapas
12 Upacara
13 Gulungan Benang
14 Bakar
15 Lumpur
16 Melamun
17 Dibakar
18 Minta Bantuan
19 Terjangkit
20 Air dari Langit
21 Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22 Mendarat
23 Lapisan Pertama
24 Kelompok yang Berbeda
25 Membuat Pagar
26 Jatuh
27 Awan Aneh
28 Selamat Tinggal
29 Tengah Laut
30 Batal Puasa
31 Hadiah Luar Biasa
32 Memasuki Pulau
33 Kuburan
34 Pendatang dan Penduduk Pulau
35 Kembali ke Perkampungan
36 Selembar Foto
37 Di Tepi Pantai
38 Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39 Ledakan di Udara
40 Korban Berjatuhan
41 Digiring Seperti Ternak
42 Menyamar
43 Ikatan Batin
44 Hilang Kesadaran
45 Hewan-Hewan Menjadi Liar
46 Senjata Kimia
47 Anti Serum
48 Berangkat
49 Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50 Rencana Pulang
51 Bekas Luka
52 Putra Oryza Sativa
53 Cresen dan Corazon
54 Anak Jenius
55 Membuat Catatan Bersama
56 Corazòn Pergi ke Sungai
57 Cerita Cresen
58 Hewan Peliharaan
59 Mengalah
60 Air Laut
61 Berenang di Laut
62 Anak Siapa?
63 Anak yang Hilang
64 Tentang Rumah
65 Sebuah Foto
66 Ring
67 Piring
68 Suara Panggilan
69 Pulau Gelap Gulita
70 Kisah Aves di Sebuah Pulau
71 KODE RAHASIA
72 Rencana Kabur
73 Akhir dari Masa Lalu
74 Panthera Tigris Terluka
75 Akhir Sang Papa
76 Oryza Sativa Bangun
77 Pertemuan Kembali
78 Laptop
79 Video Call
80 Belajar Mengenal Dunia Modern
81 Cresen Kembali
82 Impian Corazòn
83 Ujian
84 Salah Paham
85 Rindu
86 Hari Kedua ke Sekolah
87 Tes Golongan Darah
88 Dua Sample Darah
89 Hasil Percobaan
90 Mencari Pendonor
91 Ajakan
92 Pulang atau Tidak
93 Tiga Bulan
94 Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95 Bekerja Sendirian
96 Ucapan Selamat Tinggal
97 Akhir Sebuah Pulau
98 Era Baru
99 Manusia Baru
100 Rencana Busuk
101 Di Tengah Lapangan
102 Kebebasan
103 Usaha Bertahan Hidup
104 Pada Sebuah Pulau (End)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Penculikan
2
Mandi
3
Kelahiran
4
Tanda
5
Jantung
6
Bayi
7
Burung Pemakan Daging
8
Percobaan
9
Belajar
10
Kabur
11
Kapas
12
Upacara
13
Gulungan Benang
14
Bakar
15
Lumpur
16
Melamun
17
Dibakar
18
Minta Bantuan
19
Terjangkit
20
Air dari Langit
21
Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22
Mendarat
23
Lapisan Pertama
24
Kelompok yang Berbeda
25
Membuat Pagar
26
Jatuh
27
Awan Aneh
28
Selamat Tinggal
29
Tengah Laut
30
Batal Puasa
31
Hadiah Luar Biasa
32
Memasuki Pulau
33
Kuburan
34
Pendatang dan Penduduk Pulau
35
Kembali ke Perkampungan
36
Selembar Foto
37
Di Tepi Pantai
38
Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39
Ledakan di Udara
40
Korban Berjatuhan
41
Digiring Seperti Ternak
42
Menyamar
43
Ikatan Batin
44
Hilang Kesadaran
45
Hewan-Hewan Menjadi Liar
46
Senjata Kimia
47
Anti Serum
48
Berangkat
49
Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50
Rencana Pulang
51
Bekas Luka
52
Putra Oryza Sativa
53
Cresen dan Corazon
54
Anak Jenius
55
Membuat Catatan Bersama
56
Corazòn Pergi ke Sungai
57
Cerita Cresen
58
Hewan Peliharaan
59
Mengalah
60
Air Laut
61
Berenang di Laut
62
Anak Siapa?
63
Anak yang Hilang
64
Tentang Rumah
65
Sebuah Foto
66
Ring
67
Piring
68
Suara Panggilan
69
Pulau Gelap Gulita
70
Kisah Aves di Sebuah Pulau
71
KODE RAHASIA
72
Rencana Kabur
73
Akhir dari Masa Lalu
74
Panthera Tigris Terluka
75
Akhir Sang Papa
76
Oryza Sativa Bangun
77
Pertemuan Kembali
78
Laptop
79
Video Call
80
Belajar Mengenal Dunia Modern
81
Cresen Kembali
82
Impian Corazòn
83
Ujian
84
Salah Paham
85
Rindu
86
Hari Kedua ke Sekolah
87
Tes Golongan Darah
88
Dua Sample Darah
89
Hasil Percobaan
90
Mencari Pendonor
91
Ajakan
92
Pulang atau Tidak
93
Tiga Bulan
94
Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95
Bekerja Sendirian
96
Ucapan Selamat Tinggal
97
Akhir Sebuah Pulau
98
Era Baru
99
Manusia Baru
100
Rencana Busuk
101
Di Tengah Lapangan
102
Kebebasan
103
Usaha Bertahan Hidup
104
Pada Sebuah Pulau (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!