Minta Bantuan

Akhirnya ia terjatuh dan masuk ke jurang. Saat itu jantungnya pecah. Mengakibatkan lampu tanda keberadaannya muncul kembali di layar. Lagi-lagi orang yang berada di sebuah ruangan yang bertugas untuk memantau keberadaan Cresen memberitahukan hal tersebut pada Kakeknya.

"Cepat hubungi tim penyelamat. Aku ingin tahu, apakah mereka sudah menemukan cucuku?"

"Maaf Tuan, kita tidak bisa menghubungi mereka," jawab yang diperintah.

"Ada apa ini? Apa yang terjadi?" tanya kakek Cresen khawatir.

Dan mereka yang ia khawatirkan kini sedang mengali tanah dan menanam bibit tanaman yang dilarang. Hal itu terpaksa mereka lakukan kalau masih ingin hidup. Sambil melihat ke kiri dan ke kanan. Ketika sedang mengamati lingkungan sekitar, ketua dari tim pencari Cresen dihampiri oleh seseorang.

"Beritahu aku, apa yang ada di pesawat itu!" ujar orang yang menghampiri ketua.

"Apa maksudmu?" ujar ketua.

Tampa banyak bicara ia pun dibawa ke tepi pulau untuk melihat lampu tanda keberadaan Cresen. Segera salah satu pria bersenjata menyuruhnya untuk masuk ke pesawat tersebut. Mereka menunggu hal buruk apa yang akan terjadi.

Tapi tidak ada yang terjadi, membuat sekelompok penjahat yang berlari keluar pesawat karena ketakutan menjadi saling pandang. Saat asik melihat dan mencoba menyalakan mesin, tiba-tiba pesawat tersebut mengeluarkan cahaya dari sebuah layar kecil.

"Kenapa pesawatnya tidak meledak?" gumam salah satu di antara mereka.

"Tidak tahu, apa mungkin itu bukan peledak?" tanya yang lain.

Lalu seorang dari mereka yang menguasai banyak bahasa, dan yang tadi menepuk punggung si ketua mendekati pesawat itu.

"Lampu apa yang berkedip itu?" tanyanya.

"Itu adalah keberadaan dari orang yang kami cari," jawab ketua tim pencari Cresen.

Mendengar jawaban itu, penerjemah memanggil kawannya yang mengerti akan peta.

"Bagaimana orang yang kalian cari bisa ada di tengah samudra tersebut. Tidak mungkin!" ujar penerjemah.

Ia merasa tidak masuk akal saat pembaca peta menjelaskan letak posisi yang ditunjukkan cahaya di layar tersebut. Ketua tim tidak menjawab. Tapi ia pura menjatuhkan topinya. Lalu mengeser sebuah lempengan yang terbuat dari aluminium dan ada tombol tersembunyi di sana.

"Hei, cepat keluar!" ujar penerjemah saat lampu yang menyala mati.

Dan secepat kilat tombol yang tersembunyi itu ditekan. Mengirimkan sebuah tanda ke tempat kakek Cresen berada. Tanda yang mengatakan kalau mereka butuh bantuan.

"Gawat, Tuan. Tim pencari baru saja mengirim tanda kalau mereka butuh bantuan!" ujar penjaga monitor.

"Apa?! Jadi itu sebabnya mereka belum mengirim pesan sampai sekarang?! Cepat kirim regu tim yang lain. Dan kali ini aku akan ikut!" tutur kakek Cresen.

Ia pun meninggalkan tempat itu, lalu menemui seorang pemuda yang bisa ia percayai. Memberinya mandat untuk menjalankan perusahaannya. Dengan senang hati orang itu menerimanya. Maka kakek Cresen pun bersiap-siap untuk berangkat.

Sementara di tempat lain. Orang yang merencanakan penculikan Cresen mendatangi penjara bawah tanah. Menemui Paula dan kelompoknya.

"Katakan yang sebenarnya, di mana anak itu berada? Kenapa tanda keberadaannya selalu muncul di tempat yang sama?" tanyanya pada seorang pria yang menjadi supir Cresen saat penculikan.

"Aku tidak tahu, mungkin dia sedang bertamasya di bawah laut," ujar supir palsu Cresen.

Sebuah pukulan mendarat di perutnya. Sebab orang yang bertanya memberi kode pada pria berseragam yang mengawalnya. Lalu dalang penculikan itu menarik rambut supir palsu tersebut. Membuat pemuda itu menatapnya. Dan saat itu pemuda tersebut meludahinya.

Dengan begitu ia pun mendapat hadiah beberapa pukulan lagi. Dalang penculikan mengangkat tangannya membuat pria berseragam berhenti memberi hadiah yang tidak menyenangkan tersebut.

"Mungkin aku terlalu lembut pada kalian," ujarnya pada ketiga penculik Cresen tersebut.

"Siksa mereka sampai mereka mengaku!" perintah pria yang menjadi dalang penculikan tersebut.

Dan dengan segera ketiganya mendapatkan siksaan. Mereka diberikan aliran listrik yang menyakitkan, meskipun tidak mematikan. Dan membuat ketiganya pingsan.

Di tempat lain jantung baru Cresen berdetak dengan pelan. Perlahan Cresen membuka matanya. Namun ia tidak bisa melihat. Sehingga ia mencoba membuka matanya lebar-lebar, tapi tetap saja ia tidak bisa melihat.

"Apa aku sudah buta?" tanyanya pada diri sendiri.

Ia mengangkat kedua tangannya dan menempelkannya ke muka. Tapi ia masih tidak bisa melihat. Sampai ia bangun dan duduk dilihatnya ada sebuah cahaya. Membuatnya menyadari kalau ia tidak mengalami kebutaan.

Suasana perkampungan gempar beberapa orang memiliki bintik-bintik merah dan benjolan kecil yang berair. Dan hal itu terdapat pula pada pengasuh Cresen. Orang-orang yang memiliki tanda itu ketakutan. Mereka takut kalau akhirnya akan dibakar juga.

"Jangan beritahukan hal ini pada cenayang! Kumohon... ." rengek seorang pria yang ketahuan oleh keluarganya memiliki tanda tersebut.

"Ta-tapi aku tidak mau kena kutuk jika membiarkanmu tetap berada di rumah," ujar istrinya.

Meski berkata demikian istrinya tidak tahu berbuat apapun dan tidak tega jika suaminya diusir atau pun dibakar. Jadi ia hanya bisa menangis dan menutup pintu, agar tidak ada yang tahu tentang suaminya.

Cenayang yang ingin memberi makan pengasuh Cresen menjatuhkan makanan yang ia bawa. Melihat putrinya memiliki tanda yang sama dengan Cresen. Ia pun menangis.

Saat itu terdengar suara ramai di luar. Kepala Suku mendarat dengan burung rajawalinya di tengah-tengah desa. Dan disambut oleh penduduk. Kepala Suku tampak cemas. Saat turun ia langsung menuju rumahnya. Mencari Cresen. Namun tidak menemukannya.

"Di mana putraku?" tanyanya pada penduduk.

Para penduduk saling memandang. Tidak ada yang berani menjawab. Dan beberapa dari mereka mendatangi rumah cenayang, ternyata kosong. Sebab ia berada di tempat pengasuh Cresen dikurung dan dipasung.

Lalu orang-orang ramai mengikuti kepala suku yang mendatangi kediaman pengasuh Cresen dan ternyata di sana juga kosong. Kepala suku menoleh dengan kasar ke arah rakyatnya. Dan mengulang pertanyaanya dengan marah.

"Di mana putraku?!" teriaknya.

"Dia sudah pergi!" jawab Cenayang yang muncul dari kerumunan.

"Apa?" tanya kepala suku memiringkan kepalanya 45 derajat.

"Pergi ke mana?" tanyanya lagi.

"Saya tidak tahu," jawab Cenayang itu.

"Di mana putrimu? Kemana ia membawa putraku?" tanya Oryza Sativa yang mengira Cresen pergi bersama pengasuhnya.

Cenayang diam saja dan menunduk. Beberapa menit kemudian merebahkan diri dan bersujud di hadapan kepala suku.

"Maafkan saya kepala suku! Maafkan saya!" tangisnya kemudian.

Oryza Sativa yang tidak puas dengan jawaban yang ia dapatkan menjadi murka. Berjalan dengan cepat dan menarik lengan Cenayang tersebut untuk bangun.

"Sekali lagi, aku bertanya. Di ma-na pu-tra-ku?" tanyanya geram.

"Putra anda pergi kepala suku? Dan pengasuhnya saat ini dikurung."

Tiba-tiba seseorang menjawab Oryza Sativa yang sudah murka. Wajahnya tampak seperti akan menelan Cenayang hidup-hidup. Lalu kepala suku melepas cengkramannya.

"Tunjukan padaku, di mana pengasuh putraku dikurung!" perintah Oryza Sativa.

Seseorang menunjukkan tempat pengasuh Cresen dikurung. Dengan cepat mama angkat Cresen menuju tempat pengasuh putranya dikurung. Dan saat ia membuka pintunya, Cenayang berlari mencoba menghalanginya.

"Jangan!" teriak Cenayang

Bersambung...

Terpopuler

Comments

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

nah lo... apa anaknya mau dibakar jg? kalian iti kena kutukan cacar air..😄😄

2022-04-07

8

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

waa bencana yg diramalkan trnyt kena wabah cacar..😄😄

2022-04-07

8

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

seru banget

2022-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Penculikan
2 Mandi
3 Kelahiran
4 Tanda
5 Jantung
6 Bayi
7 Burung Pemakan Daging
8 Percobaan
9 Belajar
10 Kabur
11 Kapas
12 Upacara
13 Gulungan Benang
14 Bakar
15 Lumpur
16 Melamun
17 Dibakar
18 Minta Bantuan
19 Terjangkit
20 Air dari Langit
21 Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22 Mendarat
23 Lapisan Pertama
24 Kelompok yang Berbeda
25 Membuat Pagar
26 Jatuh
27 Awan Aneh
28 Selamat Tinggal
29 Tengah Laut
30 Batal Puasa
31 Hadiah Luar Biasa
32 Memasuki Pulau
33 Kuburan
34 Pendatang dan Penduduk Pulau
35 Kembali ke Perkampungan
36 Selembar Foto
37 Di Tepi Pantai
38 Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39 Ledakan di Udara
40 Korban Berjatuhan
41 Digiring Seperti Ternak
42 Menyamar
43 Ikatan Batin
44 Hilang Kesadaran
45 Hewan-Hewan Menjadi Liar
46 Senjata Kimia
47 Anti Serum
48 Berangkat
49 Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50 Rencana Pulang
51 Bekas Luka
52 Putra Oryza Sativa
53 Cresen dan Corazon
54 Anak Jenius
55 Membuat Catatan Bersama
56 Corazòn Pergi ke Sungai
57 Cerita Cresen
58 Hewan Peliharaan
59 Mengalah
60 Air Laut
61 Berenang di Laut
62 Anak Siapa?
63 Anak yang Hilang
64 Tentang Rumah
65 Sebuah Foto
66 Ring
67 Piring
68 Suara Panggilan
69 Pulau Gelap Gulita
70 Kisah Aves di Sebuah Pulau
71 KODE RAHASIA
72 Rencana Kabur
73 Akhir dari Masa Lalu
74 Panthera Tigris Terluka
75 Akhir Sang Papa
76 Oryza Sativa Bangun
77 Pertemuan Kembali
78 Laptop
79 Video Call
80 Belajar Mengenal Dunia Modern
81 Cresen Kembali
82 Impian Corazòn
83 Ujian
84 Salah Paham
85 Rindu
86 Hari Kedua ke Sekolah
87 Tes Golongan Darah
88 Dua Sample Darah
89 Hasil Percobaan
90 Mencari Pendonor
91 Ajakan
92 Pulang atau Tidak
93 Tiga Bulan
94 Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95 Bekerja Sendirian
96 Ucapan Selamat Tinggal
97 Akhir Sebuah Pulau
98 Era Baru
99 Manusia Baru
100 Rencana Busuk
101 Di Tengah Lapangan
102 Kebebasan
103 Usaha Bertahan Hidup
104 Pada Sebuah Pulau (End)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Penculikan
2
Mandi
3
Kelahiran
4
Tanda
5
Jantung
6
Bayi
7
Burung Pemakan Daging
8
Percobaan
9
Belajar
10
Kabur
11
Kapas
12
Upacara
13
Gulungan Benang
14
Bakar
15
Lumpur
16
Melamun
17
Dibakar
18
Minta Bantuan
19
Terjangkit
20
Air dari Langit
21
Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22
Mendarat
23
Lapisan Pertama
24
Kelompok yang Berbeda
25
Membuat Pagar
26
Jatuh
27
Awan Aneh
28
Selamat Tinggal
29
Tengah Laut
30
Batal Puasa
31
Hadiah Luar Biasa
32
Memasuki Pulau
33
Kuburan
34
Pendatang dan Penduduk Pulau
35
Kembali ke Perkampungan
36
Selembar Foto
37
Di Tepi Pantai
38
Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39
Ledakan di Udara
40
Korban Berjatuhan
41
Digiring Seperti Ternak
42
Menyamar
43
Ikatan Batin
44
Hilang Kesadaran
45
Hewan-Hewan Menjadi Liar
46
Senjata Kimia
47
Anti Serum
48
Berangkat
49
Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50
Rencana Pulang
51
Bekas Luka
52
Putra Oryza Sativa
53
Cresen dan Corazon
54
Anak Jenius
55
Membuat Catatan Bersama
56
Corazòn Pergi ke Sungai
57
Cerita Cresen
58
Hewan Peliharaan
59
Mengalah
60
Air Laut
61
Berenang di Laut
62
Anak Siapa?
63
Anak yang Hilang
64
Tentang Rumah
65
Sebuah Foto
66
Ring
67
Piring
68
Suara Panggilan
69
Pulau Gelap Gulita
70
Kisah Aves di Sebuah Pulau
71
KODE RAHASIA
72
Rencana Kabur
73
Akhir dari Masa Lalu
74
Panthera Tigris Terluka
75
Akhir Sang Papa
76
Oryza Sativa Bangun
77
Pertemuan Kembali
78
Laptop
79
Video Call
80
Belajar Mengenal Dunia Modern
81
Cresen Kembali
82
Impian Corazòn
83
Ujian
84
Salah Paham
85
Rindu
86
Hari Kedua ke Sekolah
87
Tes Golongan Darah
88
Dua Sample Darah
89
Hasil Percobaan
90
Mencari Pendonor
91
Ajakan
92
Pulang atau Tidak
93
Tiga Bulan
94
Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95
Bekerja Sendirian
96
Ucapan Selamat Tinggal
97
Akhir Sebuah Pulau
98
Era Baru
99
Manusia Baru
100
Rencana Busuk
101
Di Tengah Lapangan
102
Kebebasan
103
Usaha Bertahan Hidup
104
Pada Sebuah Pulau (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!