Pada Sebuah Pulau

Pada Sebuah Pulau

Penculikan

"Sebaiknya culik anak itu pada saat pulang sekolah. Dengan cara menyamar sebagai supirnya. Tapi jangan lupa untuk mengganti plat mobil. Sebab anak itu akan melihat nomor plat mobil, setelah melihat mobil jemputan di depan gerbang. Supirnya selalu mengenakan seragam dan topi. Berpura-puralah melihat ke arah lain saat ia mengajak bicara. Cukup angguk dan gelengkan kepala saja saat dia bertanya," ujar seseorang di balik meja pertama.

"Tapi anak itu pintar, ia pasti mengenali supirnya dengan baik. Saat melihat ada gelagat yang mencurigakan, ia pasti segera bertindak," ujar yang lain.

"Kita butuh obat bius. Cari kesempatan untuk membius anak itu," ujar pria berkumis tipis.

"Bagaimana dan kapan membius anak itu? Di atas mobil? Sulit. Supir duduk di depan, saat berpaling anak itu akan melakukan sesuatu. Bisa saja dia punya senjata. Buat jaga-jaga," kata orang yang duduk di meja satu.

"Seseorang harus menyamar jadi orang lain. Mendekati anak itu dengan berpura-pura bertanya. Saat anak itu tidak fokus, saat itulah dia bisa dibius. Gunakan jarum bius. Bukan sapu tangan. Lebih lanjutnya aku akan praktekkan dan memperkenalkan alat baru ciptaanku," ujar pria yang duduk di meja dua.

Setelah merasa cukup yakin saat percobaan. Mereka segera melakukan rencana mereka. Mobil yang sama dengan mobil jemputan target parkir di tempat yang agak jauh dari depan gerbang. Sebab ada mobil lain yang datang dari belakang. Mobil yang dikendarai oleh anggota mereka juga. Untuk mengelabui si korban.

Seorang wanita bergaya seperti seorang wanita karir bertanya tentang siswi yang ada di sekolah itu. Bercerita kalau putrinya belum pulang sejak kemarin. Si korban tidak mengenali siswi itu jadi dia hanya mendengarkan sekilas dan menjawab seadanya.

"Saya permisi dulu bu, supir saya sudah menunggu," ujar si target penculikan.

"Tunggu! Bukankah kamu kekasih putriku? Aku menemukan fotomu di galeri foto pada ponsel putriku," ujar wanita yang berpura-pura tersebut.

"Anda salah paham, tidak bisa menuduh saya seperti demikian, hanya karena foto saya ada di galeri foto putri anda," ujar sang target.

Target pun bergerak menuju mobil yang dikira sebagai mobil jemputannya. Saat ia membuka pintu wanita itu sudah ada di belakangnya.

"Nyonya mau bicara apa lagi?" ujar target saat melihat bayangan wanita itu dari kaca mobil.

Wanita itu tidak menjawab dengan segera. Ia hanya diam dan terlihat seolah sedang merasa bersalah.

"Maafkan Aku nak, jangan marah. Aku pernah mendengar putriku menyebutkan nama seseorang. Apa aku boleh tahu siapa namamu? Namaku Paula," katanya sambil menjulurkan tangannya yang mengenakan cincin di jari manis.

"Namaku Cresen," ujar si target, menyambut tangan wanita itu meski ia mulanya ragu.

Saat ia bersalaman dengan wanita itu sesuatu terasa menusuk kulitnya dan ada cairan yang mengalir ke dalam aliran darahnya. Seketika ia merasa pusing. Sebelum ia jatuh, wanita itu memeluknya.

"Terima kasih atas waktunya," kata wanita itu lalu mengatur posisi Cresen agar terlihat secara alami masuk ke dalam mobil.

Supir yang merupakan komplotan wanita itu menarik tubuh Cresen masuk ke dalam mobil. Lalu mengatur posisi target agar tampak sedang duduk. Lalu menganggukkan kepalanya sebagai sebuah tanda. Wanita itu membalas anggukkan dengan mengangkat sebelah alisnya. Lalu berjalan menuju mobil yang datang mendekatinya.

"Apakah semua urusan nyonya sudah beres?" kata supir yang mengendarai mobil tumpangan wanita tersebut.

"Ya begitulah, sekarang aku ingin segera pulang. Mungkin putriku sudah ada di rumah," ujar wanita itu terus bersandiwara.

Wanita itu masuk ke mobil setelah melihat sekelilingnya untuk memastikan kalau semua aman. Kendaraan itu pun segera melaju setelah mesin dinyalakan, saat penumpang terakhir sudah masuk.

Mobil wanita itu menempuh jalan yang berbeda dengan mobil yang ditumpangi oleh Cresen. Tapi ke-dua mobil bertemu di tempat pemberhentian yang sudah disepakati. Beberapa pria berseragam dan berkaca mata hitam turun dari mobil keluaran terbaru.

Semua penumpang yang ada di mobil yang parkir di tempat itu keluar kecuali Cresen. Dan penyerahan sebuah benda berbentuk kotak berwarna hitam dilakukan dengan cepat. Wanita itu menerima dengan senang hati. Setelah memastikan isinya, ia pun mengangguk pada rekannya. Lalu masuk ke mobil yang ia tumpangi tadi.

Cresen dipindahkan oleh dua pria berkaca mata ke dalam mobil tumpangan mereka. Mobil pun melaju ke dermaga beberapa menit kemudian. Sebuah kapal besar sudah menanti mereka di sana.

Cresen dipindahkan lagi ke dalam kapal besal itu. Dan kapal itu segera bergerak menuju lautan. Kapal muatan barang yang mengantarkan rempah-rempah itu melewati pulau-pulau kecil hingga akhirnya menuju ke samudra.

Saat itu cuaca sangat cerah namun saat kapal itu berhenti di tengah samudra, dan tubuh Cresen di lempar ke dalam air. Tiba-tiba awan menjadi gelap-gulita. Ombak menghantam kapal besar itu hingga oleng. Hujan badai disertai petir membuat nyali seseorang menjadi ciut.

Terjangan ombak besar datang silih berganti. Lalu pusaran air muncul di tengah samudra menarik kapal ke dasar samudra. Dan menewaskan semua penumpangnya.

Berbeda dengan Cresen. Saat ia jatuh ke air seseorang menangkapnya dan menyelamatkannya. Membawanya ke suatu tempat yang asing. Tempat yang tidak ada di peta dunia yang digantung pada dinding sekolah Cresen.

Tempat yang dihuni oleh manusia yang berpenampilan seperti orang rimba, meski demikian mereka masih tertutupi di semua bagian yang sangat pribadi. Jika diperhatikan mereka lebih mirip seperti sedang memakai pakaian kurang bahan.

Pakaian mereka bermacam-macam, ada yang terbuat dari rumput, ada yang terbuat dari kulit kayu. Dan ada juga yang terbuat dari kulit hewan. Mereka mengenakan perhiasan berbentuk tulang belulang yang di ikat di sebuah tali yang terbuat dari kulit kayu. Di leher, tangan dan kaki mereka. Membuat Cresen ketakutan setengah mati saat sadar.

"Dia masih hidup!" teriak seorang dari mereka dan menampilkan deretan giginya yang hitam.

"Iya benar dia masih hidup!" ujar yang lainnya sambil menampilkan gigi hitamnya juga.

Cresen tidak mengerti ucapan mereka.

Pada akhirnya semua penduduk pulau yang ada di situ memperlihatkan gigi hitam mereka. Membuat Cresen lari ketakutan tidak terarah. Karena mengira kalau orang-orang itu akan memakannya seperti film-film kanibal yang pernah ia tonton di bioskop.

Namun langkahnya terhenti saat melihat segerombolan orang berpenampilan sama datang dari arah ia berlari. Ia terjatuh karena pengaruh obat bius belum hilang sepenuhnya.

Seseorang mendekatinya.

Cresen mencoba melindungi diri, menutupi wajahnya dengan kedua lengannya. Ia gemetaran. Saat orang itu menyentuh tangannya, dengan cepat ia mengambil segenggam pasir dan menyiramkan pasir itu ke muka orang yang menyentuhnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Lusia

Lusia

kira-kira, cresen sedang beruntung atau lagi sial nih?

2024-04-23

1

El_Ni.Mar

El_Ni.Mar

next

2022-10-21

1

Alriani Hespiapi

Alriani Hespiapi

saya mampit thor

2022-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Penculikan
2 Mandi
3 Kelahiran
4 Tanda
5 Jantung
6 Bayi
7 Burung Pemakan Daging
8 Percobaan
9 Belajar
10 Kabur
11 Kapas
12 Upacara
13 Gulungan Benang
14 Bakar
15 Lumpur
16 Melamun
17 Dibakar
18 Minta Bantuan
19 Terjangkit
20 Air dari Langit
21 Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22 Mendarat
23 Lapisan Pertama
24 Kelompok yang Berbeda
25 Membuat Pagar
26 Jatuh
27 Awan Aneh
28 Selamat Tinggal
29 Tengah Laut
30 Batal Puasa
31 Hadiah Luar Biasa
32 Memasuki Pulau
33 Kuburan
34 Pendatang dan Penduduk Pulau
35 Kembali ke Perkampungan
36 Selembar Foto
37 Di Tepi Pantai
38 Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39 Ledakan di Udara
40 Korban Berjatuhan
41 Digiring Seperti Ternak
42 Menyamar
43 Ikatan Batin
44 Hilang Kesadaran
45 Hewan-Hewan Menjadi Liar
46 Senjata Kimia
47 Anti Serum
48 Berangkat
49 Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50 Rencana Pulang
51 Bekas Luka
52 Putra Oryza Sativa
53 Cresen dan Corazon
54 Anak Jenius
55 Membuat Catatan Bersama
56 Corazòn Pergi ke Sungai
57 Cerita Cresen
58 Hewan Peliharaan
59 Mengalah
60 Air Laut
61 Berenang di Laut
62 Anak Siapa?
63 Anak yang Hilang
64 Tentang Rumah
65 Sebuah Foto
66 Ring
67 Piring
68 Suara Panggilan
69 Pulau Gelap Gulita
70 Kisah Aves di Sebuah Pulau
71 KODE RAHASIA
72 Rencana Kabur
73 Akhir dari Masa Lalu
74 Panthera Tigris Terluka
75 Akhir Sang Papa
76 Oryza Sativa Bangun
77 Pertemuan Kembali
78 Laptop
79 Video Call
80 Belajar Mengenal Dunia Modern
81 Cresen Kembali
82 Impian Corazòn
83 Ujian
84 Salah Paham
85 Rindu
86 Hari Kedua ke Sekolah
87 Tes Golongan Darah
88 Dua Sample Darah
89 Hasil Percobaan
90 Mencari Pendonor
91 Ajakan
92 Pulang atau Tidak
93 Tiga Bulan
94 Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95 Bekerja Sendirian
96 Ucapan Selamat Tinggal
97 Akhir Sebuah Pulau
98 Era Baru
99 Manusia Baru
100 Rencana Busuk
101 Di Tengah Lapangan
102 Kebebasan
103 Usaha Bertahan Hidup
104 Pada Sebuah Pulau (End)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Penculikan
2
Mandi
3
Kelahiran
4
Tanda
5
Jantung
6
Bayi
7
Burung Pemakan Daging
8
Percobaan
9
Belajar
10
Kabur
11
Kapas
12
Upacara
13
Gulungan Benang
14
Bakar
15
Lumpur
16
Melamun
17
Dibakar
18
Minta Bantuan
19
Terjangkit
20
Air dari Langit
21
Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22
Mendarat
23
Lapisan Pertama
24
Kelompok yang Berbeda
25
Membuat Pagar
26
Jatuh
27
Awan Aneh
28
Selamat Tinggal
29
Tengah Laut
30
Batal Puasa
31
Hadiah Luar Biasa
32
Memasuki Pulau
33
Kuburan
34
Pendatang dan Penduduk Pulau
35
Kembali ke Perkampungan
36
Selembar Foto
37
Di Tepi Pantai
38
Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39
Ledakan di Udara
40
Korban Berjatuhan
41
Digiring Seperti Ternak
42
Menyamar
43
Ikatan Batin
44
Hilang Kesadaran
45
Hewan-Hewan Menjadi Liar
46
Senjata Kimia
47
Anti Serum
48
Berangkat
49
Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50
Rencana Pulang
51
Bekas Luka
52
Putra Oryza Sativa
53
Cresen dan Corazon
54
Anak Jenius
55
Membuat Catatan Bersama
56
Corazòn Pergi ke Sungai
57
Cerita Cresen
58
Hewan Peliharaan
59
Mengalah
60
Air Laut
61
Berenang di Laut
62
Anak Siapa?
63
Anak yang Hilang
64
Tentang Rumah
65
Sebuah Foto
66
Ring
67
Piring
68
Suara Panggilan
69
Pulau Gelap Gulita
70
Kisah Aves di Sebuah Pulau
71
KODE RAHASIA
72
Rencana Kabur
73
Akhir dari Masa Lalu
74
Panthera Tigris Terluka
75
Akhir Sang Papa
76
Oryza Sativa Bangun
77
Pertemuan Kembali
78
Laptop
79
Video Call
80
Belajar Mengenal Dunia Modern
81
Cresen Kembali
82
Impian Corazòn
83
Ujian
84
Salah Paham
85
Rindu
86
Hari Kedua ke Sekolah
87
Tes Golongan Darah
88
Dua Sample Darah
89
Hasil Percobaan
90
Mencari Pendonor
91
Ajakan
92
Pulang atau Tidak
93
Tiga Bulan
94
Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95
Bekerja Sendirian
96
Ucapan Selamat Tinggal
97
Akhir Sebuah Pulau
98
Era Baru
99
Manusia Baru
100
Rencana Busuk
101
Di Tengah Lapangan
102
Kebebasan
103
Usaha Bertahan Hidup
104
Pada Sebuah Pulau (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!