Dibakar

Saat Cresen sedang mengamati cacar air yang ada di tubuhnya, Cenayang masuk ke rumah Oryza Sativa.

"Persis dalam mimpiku. Cepat keluarkan dia dari rumah ini!" perintah sang Cenayang.

Tanpa menunggu pengasuh Cresen melakukan apa yang ia perintahkan, Cenayang langsung mengangkat Cresen dari tempat tidur dan membawanya keluar.

"Tunggu! Apa yang anda lakukan?"

"Menyelamatkan tempat ini! Minggir dari jalanku!" bentak Cenayang pada pengasuh tersebut.

Terdengar keributan dari rumah Oryza Sativa, membuat semua orang yang mendengar hal itu, berkumpul di halaman rumah Kepala Suku. Mereka berbisik-bisik satu dengan yang lain.

Cresen tidak tahu apa yang sedang terjadi hanya bisa diam saja saat dibawa keluar. Apalagi saat ini tubuhnya sedang demam tinggi. Ia tidak punya tenaga untuk melawan. Dan pasrah saat ia diletakkan di atas tanah, tepat di depan rumah Kepala Suku.

"Dengar semuanya... ! Aku mendapat mimpi kalau anak ini membawa malapetaka bagi kita. Jadi kita harus menjauhkannya dari tempat ini!"

"Bagaimana mungkin anak sekecil itu akan membawa malapetaka bagi kita?" tanya pengasuh Cresen.

Mendengar perdebatan Cenayang dan pengasuh Cresen, semua orang yang berkumpul kembali berbisik-bisik. Ada yang langsung percaya ucapan Cenayang. Sebab ramalan dan perkataan Cenayang tersebut selalu benar.

Tapi ada yang setuju dengan ucapan pengasuh Cresen. Sebab belum pernah ada sejarahnya, kalau seorang bayi menjadi penyebab bencana.

"Kalian lupa? Ular! Ular besar itu merupakan awal mulanya. Mereka yang tidak pernah melintasi hutan rimba, datang di hari anak itu muncul."

Semua orang tertegun. Mengangguk dan mulai mempercayai kata-kata Cenayang. Lalu Cenayang tersebut membuka selimut Cresen. Tampak bintik merah dan benjolan kecil di seluruh tubuh Cresen.

"Kalian lihat! Ini adalah tanda dari malapetaka itu juga! Benjolan kecil yang menyimpan air, adalah salah satu dari banyak tanda. Ia telah ditolak oleh tempat ini. Bahkan air dari tempat kita, tidak ingin tinggal di tubuh anak ini!"

"Lalu apa yang harus kita lakukan Cenayang?"

"Bakar! Ayo kita bakar dia!"

"Cenayang! Anda tidak bisa melakukan itu," ujar pengasuh berusaha melindungi Cresen.

Cresen yang masih berbaring di atas tanah mulai mengerti kalau ia terancam bahaya. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Pikirannya kosong.

"Minggir! Jangan menghalangi!" ujar Cenayang pada pengasuh.

"Kalian yang ada di sini, ayo kumpulkan kayu bakar di tepi desa. Dan kita akan membakarnya di sana!" perintah Cenayang tersebut.

"Iya, ayo kita kumpulkan!" teriak orang-orang.

Mereka meninggalkan tempat tersebut. Melihat semua orang pergi, Cresen merasa lega. Tapi ia heran melihat wanita yang beberapa hari ini bersamanya berlutut di depan orang yang tampak lebih menyeramkan menurut Cresen.

Cresen mulai mengerti kalau ia belum aman, saat beberapa orang menutupinya dengan selembar kulit yang lebar. Cresen meronta sebab ia kesulitan bernapas. Dan akhirnya ia diletakkan di atas tumpukan kayu.

"Hah? Mereka mau memanggangku?" guman Cresen dalam hati.

"Semuanya bakar obor kalian masing-masing! Dan bakar anak itu!" perintah Cenayang.

Cresen ketakutan dan mencoba turun dari tumpukan kayu. Tapi pengasuhnya malah memeluknya.

"Kamu! Apa yang kamu lakukan?" tanya Cenayang pada pengasuh Cresen.

"Jika kalian ingin membakarnya! Maka bakar aku juga!" ujar pengasuh Cresen membentengi anak itu.

"Tapi ingat satu hal, bahwa jika kalian melakukannya, maka aku akan mengutuk kalian sampai tujuh keturunan!" ancam pengasuh Cresen.

Semua orang mundur. Pengasuh Cresen bukanlah orang yang sembarangan. Sebab ia adalah putri dari Cenayang. Mereka takut kena kutuk.

"Jadi apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya penduduk.

"Jangan perdulikan dia! Ayo bakar!" ucap Cenayang.

Pada saat itu tiba-tiba seekor ular besar muncul. Kedatangannya membuat para penduduk menjadi gentar. Ular tersebut merasakan hawa panas dari api yang dibawa oleh orang-orang tersebut, dan api itu dilempar ke arahnya.

Membuat ular yang tadinya mengincar Cresen karena detak jantungnya, malah mengincar orang-orang yang membawa api. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh pengasuh Cresen untuk membawa anak itu pergi.

Para penduduk dan Cenayang juga melarikan diri. Para pria mengeluarkan senjata untuk menyerang ular tersebut. Ular ini lebih dewasa dibandingkan ular yang menelan Cresen. Sebab kulitnya sudah lebih tebal.

Tidak ada senjata yang mampu menembus kulit ular tersebut. Dan saat itu Cenayang tersudut. Hampir saya ia menjadi santapan ular jika pengasuh Cresen tidak datang tepat waktu. Saat ular itu menganga hendak menerkam Cenayang, pengasuh Cresen melemparkan kayu besar ke dalam mulut ular itu.

Dan kayu itu melukai bagian dalam mulut ular tersebut. Sebab meski kulitnya sangat keras, ternyata bagian dalam ular itu tidak terlalu keras. Saat pengasuh Cresen menekan kayu itu lebih dalam, ular itu meronta. Membenturkan kepalanya ke sana ke mari.

Tapi ular itu tidak bisa memuntahkan kayu yang sudah masuk separuh ke dalam kerongkongannya. Ia juga tidak bisa mengatup mulutnya. Ular itu menggelpar. Dan salah satu dari mereka melempar tombak ke mulut ular itu dengan tombak yang telah dioleskan dengan racun.

Hal itu dilakukan berkali-kali. Ketika ada kesempatan. Tidak lama setelah itu, ular tersebut mati akibat racun yang sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Suasana menjadi tenang kembali. Pengasuh Cresen mencari anak itu.

Cresen yang tadinya ditinggalkan di suatu tempat, ternyata sudah berjalan tertatih, menjauh dari tempat itu. Saat pengasuh Cresen melihatnya, ia pun mengejar anak itu. Tapi dihadang oleh Cenayang.

"Biarkan anak itu pergi!" ujar Cenayang.

Pengasuh Cresen tidak mendengarkan ucapan Cenayang dan berniat untuk mengejar anak itu. Tapi ternyata para penduduk ikut menahannya dan akhirnya mereka membawa pengasuh Cresen pergi.

Mereka mengikat pengasuh Cresen di sebuah pohon agar ia tidak pergi mendatangi Cresen. Dan ketika malam tiba ia dikurung dalam sebuah rumah.

Sementara Cresen kini tidak tahu ada di mana. Hari makin gelap dan ia semakin takut. Ia melihat beberapa buah dari tanaman menjalar dan memakannya. Rasanya sangat pahit.

"Pantas saja tidak ada yang makan. Ugh kenapa pahit sekali?" gumamnya.

"Kakek! Aku takut! Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumamnya pada diri sendiri.

Tiba-tiba ia mendengar suara mendekat. Suara hewan buas yang mirip seperti harimau. Jatung Cresen berdetak kencang. Ia tidak menyadari kalau hal itu membuat hewan buas menjadi semakin tertarik untuk mendekat.

Saat hewan itu makin dekat, Cresen bisa melihat dengan jelas. Gigi taring hewan buas tersebut. Awan tiba-tiba mendung. Dan angin bertiup kencang. Ketika harimau itu melompat hendak menerkam, sebuah dahan kayu tersambar petir dan mengenai harimau tersebut.

Dengan cahaya kilat, Cresen bisa melihat harimau itu masih hidup, ia ketakutan dan dengan kekuatan yang tersisa ia pun menjauh. Sementara harimau yang terluka itu mulai bergerak melepaskan diri dari tindihan dahan pohon itu.

Cresen melihat harimau itu telah bebas, ia menjadi makin takut dan berlari tidak tentu arah. Kepalanya pusing, dan tidak tahu ada jurang di hadapannya. Karena ia berlari menghadap ke belakang.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

terus masuk jurang dia?

2022-04-07

2

Ayya

Ayya

cresen kamu g boleh takut,agar detak jantungmu rileks.jd harimau tdk memangsamu...
aduhhh cresen bakalan jatuh k jurang gak ya 🤔🤔

2022-02-03

6

Ayya

Ayya

ih jgn makan sembarangan nnti kamu keracunan,cresen...

2022-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Penculikan
2 Mandi
3 Kelahiran
4 Tanda
5 Jantung
6 Bayi
7 Burung Pemakan Daging
8 Percobaan
9 Belajar
10 Kabur
11 Kapas
12 Upacara
13 Gulungan Benang
14 Bakar
15 Lumpur
16 Melamun
17 Dibakar
18 Minta Bantuan
19 Terjangkit
20 Air dari Langit
21 Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22 Mendarat
23 Lapisan Pertama
24 Kelompok yang Berbeda
25 Membuat Pagar
26 Jatuh
27 Awan Aneh
28 Selamat Tinggal
29 Tengah Laut
30 Batal Puasa
31 Hadiah Luar Biasa
32 Memasuki Pulau
33 Kuburan
34 Pendatang dan Penduduk Pulau
35 Kembali ke Perkampungan
36 Selembar Foto
37 Di Tepi Pantai
38 Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39 Ledakan di Udara
40 Korban Berjatuhan
41 Digiring Seperti Ternak
42 Menyamar
43 Ikatan Batin
44 Hilang Kesadaran
45 Hewan-Hewan Menjadi Liar
46 Senjata Kimia
47 Anti Serum
48 Berangkat
49 Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50 Rencana Pulang
51 Bekas Luka
52 Putra Oryza Sativa
53 Cresen dan Corazon
54 Anak Jenius
55 Membuat Catatan Bersama
56 Corazòn Pergi ke Sungai
57 Cerita Cresen
58 Hewan Peliharaan
59 Mengalah
60 Air Laut
61 Berenang di Laut
62 Anak Siapa?
63 Anak yang Hilang
64 Tentang Rumah
65 Sebuah Foto
66 Ring
67 Piring
68 Suara Panggilan
69 Pulau Gelap Gulita
70 Kisah Aves di Sebuah Pulau
71 KODE RAHASIA
72 Rencana Kabur
73 Akhir dari Masa Lalu
74 Panthera Tigris Terluka
75 Akhir Sang Papa
76 Oryza Sativa Bangun
77 Pertemuan Kembali
78 Laptop
79 Video Call
80 Belajar Mengenal Dunia Modern
81 Cresen Kembali
82 Impian Corazòn
83 Ujian
84 Salah Paham
85 Rindu
86 Hari Kedua ke Sekolah
87 Tes Golongan Darah
88 Dua Sample Darah
89 Hasil Percobaan
90 Mencari Pendonor
91 Ajakan
92 Pulang atau Tidak
93 Tiga Bulan
94 Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95 Bekerja Sendirian
96 Ucapan Selamat Tinggal
97 Akhir Sebuah Pulau
98 Era Baru
99 Manusia Baru
100 Rencana Busuk
101 Di Tengah Lapangan
102 Kebebasan
103 Usaha Bertahan Hidup
104 Pada Sebuah Pulau (End)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Penculikan
2
Mandi
3
Kelahiran
4
Tanda
5
Jantung
6
Bayi
7
Burung Pemakan Daging
8
Percobaan
9
Belajar
10
Kabur
11
Kapas
12
Upacara
13
Gulungan Benang
14
Bakar
15
Lumpur
16
Melamun
17
Dibakar
18
Minta Bantuan
19
Terjangkit
20
Air dari Langit
21
Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22
Mendarat
23
Lapisan Pertama
24
Kelompok yang Berbeda
25
Membuat Pagar
26
Jatuh
27
Awan Aneh
28
Selamat Tinggal
29
Tengah Laut
30
Batal Puasa
31
Hadiah Luar Biasa
32
Memasuki Pulau
33
Kuburan
34
Pendatang dan Penduduk Pulau
35
Kembali ke Perkampungan
36
Selembar Foto
37
Di Tepi Pantai
38
Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39
Ledakan di Udara
40
Korban Berjatuhan
41
Digiring Seperti Ternak
42
Menyamar
43
Ikatan Batin
44
Hilang Kesadaran
45
Hewan-Hewan Menjadi Liar
46
Senjata Kimia
47
Anti Serum
48
Berangkat
49
Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50
Rencana Pulang
51
Bekas Luka
52
Putra Oryza Sativa
53
Cresen dan Corazon
54
Anak Jenius
55
Membuat Catatan Bersama
56
Corazòn Pergi ke Sungai
57
Cerita Cresen
58
Hewan Peliharaan
59
Mengalah
60
Air Laut
61
Berenang di Laut
62
Anak Siapa?
63
Anak yang Hilang
64
Tentang Rumah
65
Sebuah Foto
66
Ring
67
Piring
68
Suara Panggilan
69
Pulau Gelap Gulita
70
Kisah Aves di Sebuah Pulau
71
KODE RAHASIA
72
Rencana Kabur
73
Akhir dari Masa Lalu
74
Panthera Tigris Terluka
75
Akhir Sang Papa
76
Oryza Sativa Bangun
77
Pertemuan Kembali
78
Laptop
79
Video Call
80
Belajar Mengenal Dunia Modern
81
Cresen Kembali
82
Impian Corazòn
83
Ujian
84
Salah Paham
85
Rindu
86
Hari Kedua ke Sekolah
87
Tes Golongan Darah
88
Dua Sample Darah
89
Hasil Percobaan
90
Mencari Pendonor
91
Ajakan
92
Pulang atau Tidak
93
Tiga Bulan
94
Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95
Bekerja Sendirian
96
Ucapan Selamat Tinggal
97
Akhir Sebuah Pulau
98
Era Baru
99
Manusia Baru
100
Rencana Busuk
101
Di Tengah Lapangan
102
Kebebasan
103
Usaha Bertahan Hidup
104
Pada Sebuah Pulau (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!