Malam pun tiba, saatnya Cresen tidur. Tapi ia belum memejamkan matanya. Malam ini Oryza Sativa juga tidak pulang. Dan Cresen mulai menyadarinya, kalau Kepala Suku tidak muncul di manapun. Dan malam itu pengasuh Cresen menjaga anak tersebut dengan tidur di rumah Oryza Sativa.
"Baguslah, kalau perlu jangan pernah muncul lagi sekalian," ujar Cresen kemudian dan tidur.
Pengasuh Cresen mendengar celoteh Cresen dan menoleh sesaat. Tapi karena melihat Cresen tidak bergeming lagi. Maka ia pun tidur. Dan hanya terbangun setelah pagi hari.
Cresen tidak memikirkan tentang Oryza Sativa lagi. Lukanya sudah mulai kering. Dan ia mulai menggunakan tangannya tersebut. Tapi masih menghindari agar lukanya tidak tersentuh.
Selesai makan Cresen dan pengasuhnya pergi lagi ke hutan kapas. Saat memintal, ia mulai berpikir kalau pekerjaan itu akan memakan waktu lama untuk membuat banyak benang yang cukup. Sebab menurut perhitungannya, ia butuh banyak gulungan benang untuk membuat satu layar yang lebar.
Saat memikirkan hal itu ia berhenti memintal. Dan tampak oleh pengasuhnya kalau ia menunduk lesu. Wanita itu mengira Cresen memikirkan Oryza Sativa. Untuk membuat pikiran Cresen teralihkan maka ia membuat gulungan lebih cepat lagi. Tapi Cresen tidak tersenyum kali ini.
"Kenapa? Kamu ingin kita berganti permainan?" tanya wanita itu.
Ia menggendong Cresen di lengannya, dan membawanya pergi dari sana. Cresen yang menyadari hal itu meronta dan minta turun. Menunjukkan ke arah kapas-kapas tersebut.
"Jadi kamu masih ingin bermain kapas? Baiklah, ayo kita bermain lagi."
Baru beberapa menit memintal, Cresen mulai murung lagi. Lalu ia pun berguman.
"Seandainya Oryza Sativa ada di sini, maka jumlah benang akan lebih banyak," keluhnya memikirkan benang yang tidak kunjung cukup.
Wanita yang berada di samping Cresen menatapnya sejenak, lalu mulai berpikir, kalau bayi itu suka keramaian. Sehingga ia akan lupa pada orang yang tidak ia lihat. Maka ia pun melakukan sesuatu. Ia menium cangkang kerang besar yang terselip di pinggangnya.
Dan keluarlah suara mirip terompet. Suara itu didengar penduduk desa dan mereka segera datang. Cresen membelalakkan matanya setelah melihat banyak orang-orang datang. Pengasuhnya berbicara pada mereka, lalu mereka melakukan hal yang sama seperti yang ia dan Cresen lakukan.
Cresen pun mulai tersenyum cerah. Bayangan akan terciptanya layar perahu yang lebar sudah dekat di depan mata. Dan ia makin bersemangat memintal. Hari itu mereka menghasilkan gulungan benang berkali lipat.
Hari demi hari, Oryza Sativa belum muncul juga. Gulungan benang hampir memenuhi rumahnya. Dan Cresen mulai berpikir untuk menenun benang-benang itu menjadi kain.
Malam itu ia berpikir keras, mengingat-ingat bagaimana cara kerja mesin yang membuat benang menjadi kain. Dan mulanya ia membuat miniaturnya dengan ranting kecil. Setelah ia merasa yakin, maka ia mencoba untuk membuat alat tenun, dalam ukuran yang lebih besar.
Dan tentunya ia harus mencari ranting yang lebih besar. Wanita pengasuhnya bingung saat Cresen tidak meminta dibawa ke hutan kapas. Tapi malah asik bermain dengan ranting kayu yang ia kumpulkan sendiri. Lalu benang itu diulur-ulur.
"Kamu sedang apa? Kenapa membuat jaring laba-laba?" tanya pengasuh Cresen.
Cresen tidak perduli, sebab ia tidak mengerti ucapan wanita itu. Dan terus fokus pada pekerjaannya. Tapi ia sudah cukup lelah setelah berpusing-pusing di tempat yang sama. Dan benang-benang itu belum menunjukkan tanda-tanda terbentuknya selembar kain.
Ia merasa lelah dan akhirnya memilih beristirahat. Saat istirahat karena lelah, ia tidak menyadari para bayi datang dan bermain dengan benang-benang yang ia tenun. Dengan kekuatan mereka, para bayi tersebut membuat benang-benang itu putus.
Mereka berhenti bermain dengan benang yang sudah ditata itu setelah tubuh mereka terlilit benang. Dan semakin mereka bergerak, benang itu semakin sulit untuk dilepaskan saat lilitannya susah menebal.
Cresen terbangun saat mendengar suara berisik tangisan para bayi tersebut. Dan ia menjadi kesal melihat alat tenunnya sudah hancur berantakan.
"Aku akan menghabisi kalian semua!" teriaknya kesal pada para bayi.
Cresen mendorong para bayi itu. Maksudnya agar mereka terjerembab. Tapi justru dia yang terpental ke belakang. Hal itu membuatnya makin kesal. Dan mencoba melakukan hal yang akan mengurangi rasa kesalnya dengan memaki-maki mereka.
Tapi ia justru membuat orang salah paham. Mereka mengira Cresen bermaksud menolong para bayi yang terlilit benang-benang tersebut. Dan marah pada benda itu, karena telah melilit teman-temannya.
Orang-orang yang melihat para bayi terlilit dengan kuat akhirnya berpikir kalau benang itu benda berbahaya untuk para bayi. Dan mereka mengambil benang yang berada dalam rumah Oryza Sativa.
"Benda ini harus dimusnahkan. Benda ini telah dirasuki oleh roh jahat!" teriak wanita-wanita itu.
"Jauhkan para bayi dari benda ini!" teriak yang lain pada Pengasuh Cresen.
Pengasuh Cresen jadi kuatir akan keselamatan putra angkat Oryza Sativa dan dengan cepat mengendong Cresen menjauh. Cresen yang masih belum puas marah-marah tiba-tiba terdiam.
Ia bingung kenapa tiba-tiba ia digendong. Dan lebih bingung lagi, setelah menyadari kalau ternyata, para wanita keluar masuk rumah Kepala Suku. Dan gulungan benang dikeluarkan dari dalam rumah Oryza Sativa.
"Hei, mau kalian kemanakan benang-benangku itu?! Kembalikan! Cepat kembalikan ke dalam!" teriak Cresen.
Tapi makin ia berteriak, wanita yang menggendongnya malah membawanya semakin jauh dari tumpukan gulungan benang. Dan tampak oleh Cresen kalau seorang wanita membakar seikat daun kelapa yang dibentuk menyerupai obor. Lalu diletakkan dibawah tumpukan gulungan benang.
"Tidak... ! Benang-benangku... !" teriak Cresen
"Itu benda jahat. Jangan ke sana berbahaya," ujar Pengasuh Cresen.
Ia mencoba menjelaskan bahayanya benda itu. Dan benda itu telah dirasuki oleh roh jahat. Semakin besar api menyala dan membakar tumpukan benang, maka Cresen semakin berteriak kencang.
Ia merasa kesal dan akhirnya hanya bisa pasrah melihat benang-benang itu hangus dilahap si jago merah. Bahkan saat ia telah diturunkan dari lengan pengasuhnya, Cresen hanya bisa bersimpuh dan membisu.
Sesaat ia tidak berkata apa-apa. Emosinya memuncak dan ia tidak mampu meluapkannya. Dan akhirnya ia tertawa, tertawa kecil. Lalu terbahak-bahak. Sambil sambil menutupi wajahnya.
"Dasar! Kalian semua menyebalkan. Hahaha! Luar biasa! Kalian membantuku untuk membuatnya. Dan sekarang tanpa ijinku kalian membakarnya."
"Hahaha, Oryza Sativa... aku akan menghancurkan pulau ini! Kalian semua... ! Akan aku hancurkan! Hahaha!" tawa kesalnya.
Mendengar Cresen tertawa, mereka merasa senang dan makin bersemangat membakar benang yang tersisa.
"Bakar! Ayo bakar semua! Aku akan balas kalian semua! Kakek! Cepatlah temukan aku!" teriak Cresen menghadap ke langit.
Ia benar-benar frustasi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️
kocak kali...😄😄
2022-04-07
3
𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️
roh jahat lagi? 😄
2022-04-07
3
𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️
bayi² akhlaqless...😄😄
2022-04-07
2