Kabur

"Mereka ada di situ," jawab wanita tua itu.

Tanpa melihat, wanita tua itu menunjuk ke arah tempat Cresen dan bayi-bayi tadinya bermain di tumpukan kayu. Tapi pengasuh Cresen bilang kalau mereka sudah tidak ada. Tanpa banyak bicara lagi pengasuh Cresen mengikuti jejak yang dibuat oleh bayi-bayi itu.

Cresen sudah mendorong kayu itu cukup jauh. Namun pantai belum terlihat sama sekali. Pinggangnya sudah terasa sangat sakit. Jadi ia memilih beristirahat sejenak. Namun ia melihat seekor belalang seukuran kucing.

Mulanya hanya satu ekor, yang melompat ke punggung Cresen tapi kemudian, satu persatu belalang itu muncul. Anehnya tidak ada belalang yang menyerang para bayi, semua hanya menyerang Cresen. Tapi melihat Cresen dikerubungi oleh belalang, bayi yang suka mengigit menangkap satu per satu belalang itu, dan mematahkan sayap mereka.

Dan saat para bayi bertarung dengan belalang, dengan cepat pengasuh Cresen dan para wanita lainnya berlari menuju pantai. Dan akhirnya menemukan Cresen dan para bayi di antara bangkai belalang, yang sudah tidak utuh.

Mereka mengajak para bayi untuk kembali. Begitu juga dengan Cresen. Tapi Cresen tidak mau. Melihat banyak hal mengerikan di pulau itu membuat keinginannya untuk pulang semakin besar. Ia ingin segera membuat perahu kayu.

Cresen tidak mau mengikuti para wanita yang memanggul kayu besar. Sehingga pengasuhnya memasukkan tubuhnya itu ke dalam keranjang. Cresen memberontak dan ingin keluar dari keranjang, tapi kemudian keranjang itu diikat agar ia tidak bisa keluar.

"Tidak! Kayu-kayunya jangan dibawa!!!" teriaknya kencang.

Pengasuh Cresen tidak mengrti ucapan Cresen dan mengira kalau ia masih ingin bermain dengan kayu-kayu itu. Jadi ia menyuruh semua orang membawa kayu itu lebih cepat ke perkampungan.

Setelah sampai di perkampungan kayu-kayu diletakkan ketempat semua. Cresen pun dikeluarkan dari keranjang. Lalu ia diletakkan dekat dengan tumpukan kayu.

"Nah, kamu bisa bermain kayu lagi kalau kamu masih mau bermain," ujar pengasuh Cresen.

Tapi Cresen bukannya senang, tapi malah kesal. Ia tidak mau menyentuh kayu-kayu itu lagi. Sementara bayi lain masih suka mendorong-dorong kayu-kayu tersebut. Hanya saja karena tidak ada yang mengatur, bayi mendorong kayu-kayu itu berguling ke arah yang berbeda-beda.

Matahari mulai tenggelam dan akhirnya bayi-bayi itu dimandikan. Cresen tidak mau dimandikan, jadi dia mandi sendiri. Dan makan malam pun tiba. Ia tidak mau makan. Kepala suku menjadi heran, karena Cresen tidak mau makan padahal yang diberikan padanya adalah umbi-umbian dan bukan belalang yang sudah dipanggang.

Setelah malam semakin larut, Cresen keluar dari kamarnya. Kepala suku tidak menyadari kalau Cresen pergi keluar. Dengan hati-hati ia melangkah menuju tumpukan kayu. Dan ketika ia tiba, dengan segera ia mencoba mendorong kayu-kayu tersebut.

Sulit sekali baginya untuk memindahkan kayu-kayu tersebut dan tingkahnya di ketahui para pria yang sedang berjaga-jaga malam itu. Cresen dibawa ke rumah Kepala Suku. Dan Kepala Suku terkejut kenapa Cresen bisa ada di luar.

Dengan segera Kepala Suku menggendong Cresen dan hendak mengembalikan ke kamarnya. Tapi Cresen berontak dan ingin keluar. Ia berteriak-teriak. Kepala suku yang tidak paham ucapannya mengira kalau ia kerasukan. Dan dengan segera mengambil beberapa helai daun dan memantrainya.

Daun itu dikuyak bersama bahan lainnya lalu disemburkan ke Cresen. Kesal dan marah membuat anak itu makin berteriak jengkel. Sekali lagi ia pun disembur dengan daun yang dikunyah, dan ia makin kesal. Mencoba keluar dari rumah itu, karena tidak mau disembur lagi.

Tapi suaranya yang berisik membuat penduduk lain terbangun. Lalu berdatangan ke rumah Kepala Suku. Dan bertanya kenapa putranya berisik malam-malam. Kepala Suku mengatakan kalau putranya diganggu oleh roh jahat.

Cresen masih berusaha melarikan diri dari gengaman Kepala Suku. Pergelangan tangannya sudah semakin merah. Dan melihat keadaan itu Kepala Suku akhirnya melepaskan tangan putra angkatnya. Hal itu dimanfaatkan Cresen untuk pergi.

Tapi wanita-wanita yang lain menghalanginya keluar. Dan ternyata mereka menyemburkan kunyahan daun yang kini sudah menjadi merah. Cresen merasa jijik dengan air kunyahan daun yang disemburkan padanya.

Sehingga ia muntah saat tetesan yang dikepalanya mengalir kemulutnya. Setelah memuntahkan seluruh isi perutnya, ia melihat Kepala Suku dan yang lainnya bersorak gembira.

"Roh jahatnya sudah keluar!" teriak orang-orang yang ada di sana.

Cresen yang merasa jorok masih terus muntah sehingga mamanya jadi kuatir. Pakaian Cresen diganti dan tubuhnya dibasuh dengan air yang dingin di malam itu. Ia pun jadi kedinginan dan akhir bersin-bersin setelah mandi.

Sementara di pulau lain, tim pencari dikurung dalam ruangan khusus. Orang-orang yang ada di pulau itu, ingin memiliki pesawat yang digunakan oleh tim pencari. Dan terpaksa mereka merampasnya.

"Hei, lepaskan kami. Kalian tidak boleh mengurung kami, atau dunia ini akan kiamat," ujar Ketua tim pencari Cresen.

"Apa katanya?" tanya Ketua dari para penjahat.

Sesorang yang mengetahui banyak bahasa pun akhirnya menerjemahkannya. Tapi Ketua dari penjahat itu justru tertawa.

"Omong kosong, memangnya mereka pahlawan dunia? Memangnya mereka orang-orang super yang ada dalam film?" tanyanya dengan tertawa mengejek.

Ketua tim pencari menyadari kalau ucapannya tidak dipercayai. Jadi dia memilih untuk diam saja. Dan memikirkan cara untuk kabur dan menyelamatkan rekan-rekannya.

Saat para penjahat memutuskan mengambil alih pesawat, mereka sempat terlihat baku tembak. Anggota dari penjahat banyak yang terluka. Sebab tim pencari Cresen bukanlah orang biasa tanpa senjata.

Namun jumlah senjata mereka yang terbatas ditambah jumlah anggota yang terkena jebakan membuat mereka kalah. Apalagi ketika penjahat menyandra anggota tim yang terluka, maka Ketua tim pencari Cresen terpaksa menjatuhkan senjatanya dan menyerah. Ketua tim pencari Cresen tidak mau meninggalkan anggotanya dan kabur sendirian.

Pagi hari tiba, Cresen demam. Kepala Suku jadi kuatir. Seorang yang ahli obat pun dipanggil untuk menyembuhkan putra angkat Kepala Suku. Dan Kepala Suku memilih untuk tidak pergi kemana pun.

Cresen meski sedang demam tetap mencoba untuk pergi dari pulau itu. Saat ada kesempatan hal pertama yang ia lakukan adalah lari dari rumah Kepala Suku. Tapi ia ketahuan.

"Apa kamu bosan di rumah? Baiklah kalau begitu mari kita keluar," kata Kepala Suku.

Kali ini dia membawa Cresen menuju tempat yang menurutnya aman untuk Cresen. Yaitu menuju hutan kapas. Banyak kapas-kapas yang berserakan di tanah. Sehingga tanah di tempat itu telah tertimbun oleh tumpukan kapas. Cresen akhirnya di keluarkan dari keranjang dan di letakkan diatas tumpukan kapas.

"Woah ini kapas yang tebal, aku bisa membuat layar kapalku dengan kapas-kapas ini," ujar Cresen senang.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

roh jahat dr manax

2022-07-07

2

LA

LA

Ide baru kembali datang,pantang menyerah.kembali berencana utk pulang...

2022-05-21

1

LA

LA

jijik banget ih🤮🤮😷😷

2022-05-21

0

lihat semua
Episodes
1 Penculikan
2 Mandi
3 Kelahiran
4 Tanda
5 Jantung
6 Bayi
7 Burung Pemakan Daging
8 Percobaan
9 Belajar
10 Kabur
11 Kapas
12 Upacara
13 Gulungan Benang
14 Bakar
15 Lumpur
16 Melamun
17 Dibakar
18 Minta Bantuan
19 Terjangkit
20 Air dari Langit
21 Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22 Mendarat
23 Lapisan Pertama
24 Kelompok yang Berbeda
25 Membuat Pagar
26 Jatuh
27 Awan Aneh
28 Selamat Tinggal
29 Tengah Laut
30 Batal Puasa
31 Hadiah Luar Biasa
32 Memasuki Pulau
33 Kuburan
34 Pendatang dan Penduduk Pulau
35 Kembali ke Perkampungan
36 Selembar Foto
37 Di Tepi Pantai
38 Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39 Ledakan di Udara
40 Korban Berjatuhan
41 Digiring Seperti Ternak
42 Menyamar
43 Ikatan Batin
44 Hilang Kesadaran
45 Hewan-Hewan Menjadi Liar
46 Senjata Kimia
47 Anti Serum
48 Berangkat
49 Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50 Rencana Pulang
51 Bekas Luka
52 Putra Oryza Sativa
53 Cresen dan Corazon
54 Anak Jenius
55 Membuat Catatan Bersama
56 Corazòn Pergi ke Sungai
57 Cerita Cresen
58 Hewan Peliharaan
59 Mengalah
60 Air Laut
61 Berenang di Laut
62 Anak Siapa?
63 Anak yang Hilang
64 Tentang Rumah
65 Sebuah Foto
66 Ring
67 Piring
68 Suara Panggilan
69 Pulau Gelap Gulita
70 Kisah Aves di Sebuah Pulau
71 KODE RAHASIA
72 Rencana Kabur
73 Akhir dari Masa Lalu
74 Panthera Tigris Terluka
75 Akhir Sang Papa
76 Oryza Sativa Bangun
77 Pertemuan Kembali
78 Laptop
79 Video Call
80 Belajar Mengenal Dunia Modern
81 Cresen Kembali
82 Impian Corazòn
83 Ujian
84 Salah Paham
85 Rindu
86 Hari Kedua ke Sekolah
87 Tes Golongan Darah
88 Dua Sample Darah
89 Hasil Percobaan
90 Mencari Pendonor
91 Ajakan
92 Pulang atau Tidak
93 Tiga Bulan
94 Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95 Bekerja Sendirian
96 Ucapan Selamat Tinggal
97 Akhir Sebuah Pulau
98 Era Baru
99 Manusia Baru
100 Rencana Busuk
101 Di Tengah Lapangan
102 Kebebasan
103 Usaha Bertahan Hidup
104 Pada Sebuah Pulau (End)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Penculikan
2
Mandi
3
Kelahiran
4
Tanda
5
Jantung
6
Bayi
7
Burung Pemakan Daging
8
Percobaan
9
Belajar
10
Kabur
11
Kapas
12
Upacara
13
Gulungan Benang
14
Bakar
15
Lumpur
16
Melamun
17
Dibakar
18
Minta Bantuan
19
Terjangkit
20
Air dari Langit
21
Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22
Mendarat
23
Lapisan Pertama
24
Kelompok yang Berbeda
25
Membuat Pagar
26
Jatuh
27
Awan Aneh
28
Selamat Tinggal
29
Tengah Laut
30
Batal Puasa
31
Hadiah Luar Biasa
32
Memasuki Pulau
33
Kuburan
34
Pendatang dan Penduduk Pulau
35
Kembali ke Perkampungan
36
Selembar Foto
37
Di Tepi Pantai
38
Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39
Ledakan di Udara
40
Korban Berjatuhan
41
Digiring Seperti Ternak
42
Menyamar
43
Ikatan Batin
44
Hilang Kesadaran
45
Hewan-Hewan Menjadi Liar
46
Senjata Kimia
47
Anti Serum
48
Berangkat
49
Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50
Rencana Pulang
51
Bekas Luka
52
Putra Oryza Sativa
53
Cresen dan Corazon
54
Anak Jenius
55
Membuat Catatan Bersama
56
Corazòn Pergi ke Sungai
57
Cerita Cresen
58
Hewan Peliharaan
59
Mengalah
60
Air Laut
61
Berenang di Laut
62
Anak Siapa?
63
Anak yang Hilang
64
Tentang Rumah
65
Sebuah Foto
66
Ring
67
Piring
68
Suara Panggilan
69
Pulau Gelap Gulita
70
Kisah Aves di Sebuah Pulau
71
KODE RAHASIA
72
Rencana Kabur
73
Akhir dari Masa Lalu
74
Panthera Tigris Terluka
75
Akhir Sang Papa
76
Oryza Sativa Bangun
77
Pertemuan Kembali
78
Laptop
79
Video Call
80
Belajar Mengenal Dunia Modern
81
Cresen Kembali
82
Impian Corazòn
83
Ujian
84
Salah Paham
85
Rindu
86
Hari Kedua ke Sekolah
87
Tes Golongan Darah
88
Dua Sample Darah
89
Hasil Percobaan
90
Mencari Pendonor
91
Ajakan
92
Pulang atau Tidak
93
Tiga Bulan
94
Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95
Bekerja Sendirian
96
Ucapan Selamat Tinggal
97
Akhir Sebuah Pulau
98
Era Baru
99
Manusia Baru
100
Rencana Busuk
101
Di Tengah Lapangan
102
Kebebasan
103
Usaha Bertahan Hidup
104
Pada Sebuah Pulau (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!