Wanita yang menggigit telinganya berdiri di balik keranjangnya. Cresen terkejut dengan segera ia menarik kembali tangannya dan bersembunyi di dalam keranjang. Wanita itu mencoba menggapainya. Tapi ia tidak berhasil dan akhirnya membuat keranjang Cresen berguling. Sehingga Cresen dan keranjang itu berada dalam posisi tumbang.
"Arrrgggghhh!"
Cresen berteriak ketika ia melihat seekor ular besar berada di belakang wanita itu. Sontak semua yang menari dan memainkan alat musik mereka, menoleh ke arah Cresen dan melihat ular itu.
Cresen keluar dari keranjangnya. Sementara wanita yang menggulingkan keranjangnya diam mematung. Tidak menyadari kalau di belakangnya seekor ular siap memangsa.
Namun ternyata ular itu lebih tertarik pada Cresen yang bergerak dibandingkan dengan wanita tersebut. Sebab ia sedang bengong. Dan dengan cepat ular menangkap serta menelan Cresen hidup-hidup.
Semua orang menjadi panik. Ditambah lagi, ular itu melarikan diri setelah orang-orang mendekatinya. Cresen berusaha melepaskan diri, sebelum ia masuk ke tubuh ular itu lebih dalam. Namun ia kesulitan untuk bergerak.
Di waktu yang sama sebuah lampu kecil berkedip, di sebuah layar yang menampilkan peta dunia. Suara kedipan itu sangat kuat dan menarik perhatian orang yang ada di sana. Dengan cepat seseorang menekan tombol di komputernya. Mencari lokasi tempat lampu itu berkedip dengan menggunakan satelit.
"Lapor kita telah menemukan lokasi dari tuan Cresen!"
"Katakan di mana lokasi itu!"
"Di tengah samudra."
"Apa?!"
Suasana gedung gempar. Dengan segera para pria berseragam dikerahkan menuju tempat yang ditunjukkan oleh lampu yang berkedip di layar lebar tersebut.
Sebelum orang-orang itu tiba di lokasi yang ingin dituju, Cresen telah sepenuhnya ditelan oleh ular tersebut. Orang-orang yang berada di sana berusaha menolongnya. Bertarung dengan ular besar tersebut, dan berhasil membunuh ular itu.
Cresen dikeluarkan dengan sangat hati-hati, dari dalam perut ular tersebut. Namun sayang, jantungnya sudah tidak lagi berdetak. Kepala suku menangis. Semua yang ada di sana juga ikut menangis.
"Kenapa ular itu bisa sampai ke sini? Bukankan ini aneh," ujar wanita yang memandikan Cresen.
Cresen yang kotor akibat cairan di dalam tubuh ular dibersihkan di dalam sebuah kendi. Dikeringkan dan dibaringkan di atas sebuah tempat pembaringan, yang terbuat dari kayu. Ia tidak dikuburkan secara langsung, sesuai dengan tradisi orang-orang yang ada di tempat itu.
"Kita harus mengungsi secepatnya besok setelah kita memakamkan bayi Kepala Suku," ujar seorang wanita.
Ia adalah seorang Tetua di antara mereka. Ia memiliki rambut yang panjang menjuntai sampai ke tanah. Memiliki banyak tato di tubuhnya. Dan semua orang menghormatinya.
Kepala Suku mengambil Cresen lalu membawanya ke rumahnya. Meletakkan Cresen di sebuah kamar yang sudah lama dipersiapkan oleh Kepala Suku. Berharap suatu saat ia bisa melahirkan bayinya sendiri. Saat ia sedang melamun, seorang pria masuk dan menyentuh pundaknya.
"Oryza Sativa, aku dan beberapa pria sudah melakukan penyisiran di hutan terdekat. Kami tidak menemukan ular lain. Aku rasa ular ini keluar dari sarangnya secara kebetulan," ujar pria itu.
Oryza Sativa mengangguk, ia mencoba terlihat tegar. Meski ia tengah berduka. Usia anak angkatnya sangat singkat. Baru saja ia memakaikan pakaian pada anak angkatnya itu. Tapi kini ia sudah tidak bernyawa lagi.
Pria itu keluar dari rumah Oryza Sativa. Dan di luar ternyata, sekelompok pria sedang menunggu aba-aba selanjutnya. Sementara semua wanita telah berkumpul di sebuah rumah panggung, yang letaknya sekitar 10 langkah dari kediam Oryza Sativa berada.
"Panthera Tigris, apa kita akan melakukan perburuan ular lagi? Matahari mulai terbenam. Kita akan kesulitan bergerak di malam hari," ujar seorang pria.
"Kita tidak akan memburu ular lagi hari ini. Tapi kita akan berjaga-jaga malam ini. Kumpulkan kayu bakar dan bakar di sekitar sekeliling rumah ini, juga rumah tempat para wanita dan para bayi berada, saat matahari terbenam!" ujar orang yang dipanggil Panthera Tigris.
Matahari terbenam dan kayu yang disusun akhirnya dibakar.
Beberapa orang menggali tanah untuk tempat penguburan jenazah Cresen. Mereka akan segera meninggalkan tempat itu. Sesuai dengan tradisi. Jika salah satu tempat ada orang yang meninggal, maka tempat itu harus segera ditinggalkan. Agar kematian tidak berjangkit pada yang lainnya.
Saat orang-orang di pulau itu berjaga-jaga, sebuah pesawat sedang melaju dengan kecepatan tinggi menuju lokasi mereka berada. Dan setelah menempuh perjalanan selama berjam-jam tibalah mereka di sebuah lokasi.
Ketika pesawat hendak mendekat ke pusat tempat titik yang berkedip di layar, sesuatu yang aneh dan janggal terjadi. Semua alat elektronik tiba-tiba mengalami gangguan. Pilot dan penumpang pesawat mulai was-was.
Angin kencang berputar-putar di lokasi yang ingin mereka tuju. Melemparkan pesawat yang mereka tumpangi saat menyentuh pusaran angin tersebut. Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya terjatuh ke laut.
Seseorang menekan tombol khusus. Yang membuat pesawat tersebut segera berubah fungsi menjadi kapal selam. Sehingga meski jatuh ke dalam air, seluruh penumpang tetap aman. Tapi mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan, karena terkendala situasi yang sulit digambarkan. Mereka harus menjaga jarak dari tempat itu. Lalu mereka memilih singgah, di sebuah tempat yang pertama kali mereka temui.
Hari sudah pagi. Perkampungan tempat Cresen berada sudah terlihat nyala api di atas tanah. Ular yang memangsa Cresen menjadi santapan mereka hari ini. Setelah bersantap acara penguburan Cresen segera dilaksanakan.
Meski biasanya penguburan akan dilakukan setelah tujuh hari, tapi tidak untuk kali ini. Karena menurut mereka, kapan saja ular yang lain bisa datang dan memangsa bayi-bayi yang baru lahir.
Beruntung ular besar kemarin merupakan bayi ular. Sehingga kulitnya masih mudah ditembus oleh senjata mereka. Jika tidak, bahkan jasad Cresen tidak akan pernah didapatkan kembali.
Acara perpisahan berakhir. Saatnya jenazah Cresen dimasukkan ke liang lahat. Namun saat tubuh pada bagian bahunya diangkat, ia batuk. Mulanya ia hanya batuk sekali. Lalu kemudian dia batuk berkali-kali hingga memuntahkan cairan yang sama seperti di dalam perut ular tersebut.
"Ini keajaiban!" kata Tetua mereka.
Semua orang bersorak gembira.
"Ini keajaiban! Tempat ini mendapat berkat dari alam raya. Mereka mengembalikan bayi Kepala Suku pada kita!"
"Hidup Kepala Suku!"
"Panjang umur!"
Teriak orang-orang yang ada di situ. Kali ini Cresen tidak lagi merasa takut mendengar teriakan mereka. Ia ingat kalau dia ditelan oleh ular besar. Jadi ia merasa kalau merekalah yang telah menyelamatkannya.
Oryza Sativa memeluknya. Dan untuk pertama kalinya Cresen tidak menarik tubuhnya untuk menjauh atau melarikan diri. Karena ia tidak lagi merasa kalau mereka adalah ancaman untuknya.
Saat Oryza Sativa memeluk Cresen, lampu kecil yang berkedip di layar besar, di salah satu ruangan pada sebuah gedung dan juga di layar laptop milik orang yang sedang mencarinya mati.
"Cucuku selamat!" ujar seorang pria tua.
Pria itu bersorak dengan gembira. Ia mengira tim pencarinya berhasil menemukan cucunya. Maka ia pun segera menghubungi ketua tim regu penyelamat untuk mengucapkan terima kasih. Tapi ia sangat terkejut.
"Maaf, Tuan. Kami belum bisa mencapai titik pusat lokasi. Saat menuju pusat lokasi pesawat kami mengalami gangguan. Dan kami pun jatuh ke laut. Meski pesawat telah menjadi kapal selam, tetap saja kami tidak bisa menyelam ke titik pusat," ujar kepala regu tim pencari Cresen dengan nada sedih.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Senajudifa
kutukan cinta dan mr.playboy mampir...sdh kumasukan dlm favoritku y
2022-07-02
2
²
like az aku mah👍👍👍
2022-05-19
3
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
next
2022-04-05
2