Kelahiran

"Baiklah kalau begitu, aku akan segera ke sana."

Pembawa kabar keluar dari ruangan itu diikuti oleh Kepala Suku yang bernama Oryza Sativa. Cresen di taruh ke sebuah tempat yang terbuat dari rotan. Benda itu memiliki tali agar bisa dipikul. Cresen dibawa dengan benda itu. Mereka menuju suatu tempat yang luas.

Ada banyak api unggun yang membentuk lingkaran. Jumlahnya tujuh api unggun. Cresen mulai waspada. Ketika hendak dikeluarkan dari keranjang rotan, ia memegangi keranjang rotan kuat-kuat. Ia tidak mau melepaskan tangannya dan menahan tubuhnya di dalam keranjang tersebut.

"Lihat anak ini! Dia lucu sekali kan?" ujar Oryza Sativa.

Orang-orang yang ada di situ tertawa. Wajah Cresen menjadi pucat.

"Kali ini aku benar-benar tamat!" batin Cresen.

Melihat perubahan wajah Cresen, Oryza melepaskannya dan membiarkannya di dalam keranjang selama yang ia mau.

"Kepala suku, wanita itu sudah berada di dalam sumur," ujar seorang wanita yang tadi memandikan Cresen.

Ia mengintip Cresen dari celah lengan Kepala Suku. Lalu ia mendekati Cresen dan mencolek pipinya. Cresen menarik wajahnya. Ia tidak suka disentuh oleh mereka. Begitu juga dengan wanita itu.

Kepala Suku dan wanita itu pergi ke sebuah tempat. Di tempat itu seorang wanita duduk di atas batu yang berada di dalam sumur. Air sumur mengeluarkan uap. Namun sepertinya wanita itu tidak merasa kepanasan. Sehingga ia tidak mencoba keluar.

Kepala Suku ikut masuk ke dalam air. Memeriksa bagian tubuh wanita itu yang terendam air. Lalu memberi aba-aba pada wanita yang memandikan Cresen. Membaca mantra dan wanita yang berendam di dalam sumur itu mengigit sebatang rotan. Menahan rasa sakit, saat sesuatu yang bernyawa keluar dari bagian tubuhnya yang terendam air.

Seorang bayi perempuan lahir setelah perjuangan yang menguras tenaga itu. Bayi itu berukuran kecil seperti bayi normal di tempat kelahiran Cresen. Tapi beberapa detik kemudian ia tumbuh dengan cepat.

Ukuran tubuhnya berubah setiap detiknya. Air sumur mulai surut. Dan setelah air itu kering sepenuhnya, bayi itu telah menjadi seorang gadis. Meski ukuran tubuhnya berubah namun rambutnya tidak tumbuh setara dengan tubuhnya. Rambutnya sangat pendek. Sama seperti rambut Cresen dan orang-orang yang dikurung di sebuah kurungan kayu.

Gadis itu berbaring di dasar air sumur yang kering. Kepala Suku mengambilnya. Lalu memberikannya pada wanita yang melahirkan gadis itu. Ia membuka matanya saat wanita yang melahirkannya menyentuh pipinya.

Kepala suku dan wanita yang memandikan Cresen tersenyum senang.

"Akhirnya setelah 1200 purnama ada kelahiran bayi di tengah kita dalam jumlah yang banyak," ujar Oryza Sativa.

"Iya, anda benar," ujar wanita yang memandikan Cresen.

"Siapa nama yang akan kamu berikan padanya?" tanya Oryza Sativa.

"Aku akan memberinya nama Mangifera Indica!" ujar wanita yang baru melahirkan itu penuh semangat.

Gadis itu dibalut dengan kulit macan tutul. Dan di bawa ke tempat api unggun yang menyala. Ia di letakkan di atas tumpukan kayu yang dialasi dengan daun-daunan. Tujuannya agar anak yang baru lahir itu merasa hangat. Karena kulitnya masih terlalu tipis.

Cresen melihat anak yang baru lahir tersebut. Ia merasa kasihan padanya. Sebab anak yang baru lahir itu hanya terkulai lemah tidak berdaya. Saat semua orang di sekitar api unggun melakukan gerakan yang tidak teratur dan menghentak-hentakkan kaki mereka yang tidak memakai alas kaki.

Dan setelah gerakan yang menurut Cresen mirip orang kesurupan itu berhenti. Anak yang baru lahir itu dibawa ke tempat ia berada. Dan tempat pembaringan anak itu kini dibakar.

Semua kayu api unggun yang melingkari tempat pembaringan anak yang baru lahir itu ditarik dan di pindahkan. Menjadi satu dengan kayu-kayu tempat pembaringan anak tadi. Hingga membuat api unggun yang lebih besar.

Kepala suku duduk di singgasananya, lalu Cresen diletakkan bersama keranjangnya di antara orang yang dikurung dengannya tadi. Saat melihat Cresen wanita yang menggigit telinga Cresen mendekatinya. Tapi sebelum ia dapat menyentuh Cresen yang bersembunyi di dalam keranjangnya, Kepala Suku menyuruh seseorang untuk membawa Cresen ke singgasananya.

Lalu seorang pria datang dengan memikul seekor buaya yang sudah tidak bernyawa. Dan sudah dikuliti. Lalu meletakkannya di atas tumpukan daun. Orang-orang yang ada di situ segera membagi-bagi bagian tubuh buaya itu. Lalu menusukkannya di sebuah ranting. Dan memanggangnya di atas bara api.

Setelah merasa daging buaya itu sudah masak semuanya. Bara api di geser dan tampaklah tumpukan abu. Dan dibawah tumpukan abu ada daun-daun yang masih hijau, meski bagian yang paling atas sudah terbakar sebagian.

Daun-daun yang masih hijau disingkirkar dan tampaklah umbi-umbian mengeluarkan asap. Karena panas api dan bara yang menyala di atasnya. Umbi-umbian itu diambil dan dipindahkan ke daun yang baru. Begitu pula daging yang sudah dipanggang.

Maka daging buaya dan umbi-umbian itu diberikan pertama kalinya pada Kepala Suku. Lalu dibagikan pada yang lainnya. Cresen juga dapat bagian. Yang diletakkan di luar keranjangnya. Karena ia langsung bersembunyi tiap kali melihat ada yang mendekat.

Daging itu dimakan oleh Kepala Suku di hadapan semua orang. Sebagai tanda kalau sudah boleh makan. Dan akhirnya yang lain juga ikut makan.

Kepala Suku memberikan potongan daging yang besar pada Cresen. Tapi Cresen malah kembali bersembunyi di dalam keranjangnya. Kepala suku tertawa melihat tingkahnya. Lalu melanjutkan santapannya. Dia makan banyak daging. Dan hanya sedikit makan umbi-umbian yang menjadi bagiannya.

Acara selanjutnya orang-orang yang ada disitu mengunyah daun-daun yang sama. Dengan dibubuhi beberapa bahan di atasnya. Yang akhirnya membuat gigi hitam mereka menjadi merah kehitaman.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Kepala Suku. Sambil mengamati keranjang Cresen. Seseorang mendekatinya. Mengambil sisa makanan yang belum disentuh oleh Cresen.

"Dia belum makan, biarkan saja dulu di situ!" ujar Oryza Sativa.

"Baiklah kalau begitu. Apakah anda tidak bergabung dengan yang lainnya. Mereka mengatakan akan menari bersama. Dan ingin agar anda ikut bergabung," ujar orang itu.

"Tentu saja, aku juga akan bergabung dengan kalian," kata Oryza Sativa.

Orang itu dan Oryza Sativa mendekati perkumpulan. Lalu beberapa dari mereka memukul bambu, kayu, batu dan yang bisa mengeluarkan bunyi secara tidak teratur. Lalu yang lainnya akan bergerak sesuai dengan irama yang ditangkap oleh indra pendengaran mereka.

Mereka tampak bersenang-senang dengan irama yang mirip seperti orang sedang berperang serta gerakan yang mirip orang kerasukan. Sehingga tidak ada yang memperhatikan kalau Cresen mengintip dari celah keranjangnya. Lalu menjulurkan tangannya dan mengambil umbi-umbian yang terletak di samping keranjangnya.

Tapi sebelum ia memakannya, ia merasa ada bayangan seseorang yang mendekat padanya. Perasaannya mengatakan kalau ia dalam bahaya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Aris Pujiono

Aris Pujiono

wah ekstrim ya

2022-07-21

2

Senajudifa

Senajudifa

nah siapa itu

2022-07-02

2

LA

LA

ternyata water birth dipakai di pulau itu,keren👍👍👍

2022-05-18

2

lihat semua
Episodes
1 Penculikan
2 Mandi
3 Kelahiran
4 Tanda
5 Jantung
6 Bayi
7 Burung Pemakan Daging
8 Percobaan
9 Belajar
10 Kabur
11 Kapas
12 Upacara
13 Gulungan Benang
14 Bakar
15 Lumpur
16 Melamun
17 Dibakar
18 Minta Bantuan
19 Terjangkit
20 Air dari Langit
21 Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22 Mendarat
23 Lapisan Pertama
24 Kelompok yang Berbeda
25 Membuat Pagar
26 Jatuh
27 Awan Aneh
28 Selamat Tinggal
29 Tengah Laut
30 Batal Puasa
31 Hadiah Luar Biasa
32 Memasuki Pulau
33 Kuburan
34 Pendatang dan Penduduk Pulau
35 Kembali ke Perkampungan
36 Selembar Foto
37 Di Tepi Pantai
38 Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39 Ledakan di Udara
40 Korban Berjatuhan
41 Digiring Seperti Ternak
42 Menyamar
43 Ikatan Batin
44 Hilang Kesadaran
45 Hewan-Hewan Menjadi Liar
46 Senjata Kimia
47 Anti Serum
48 Berangkat
49 Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50 Rencana Pulang
51 Bekas Luka
52 Putra Oryza Sativa
53 Cresen dan Corazon
54 Anak Jenius
55 Membuat Catatan Bersama
56 Corazòn Pergi ke Sungai
57 Cerita Cresen
58 Hewan Peliharaan
59 Mengalah
60 Air Laut
61 Berenang di Laut
62 Anak Siapa?
63 Anak yang Hilang
64 Tentang Rumah
65 Sebuah Foto
66 Ring
67 Piring
68 Suara Panggilan
69 Pulau Gelap Gulita
70 Kisah Aves di Sebuah Pulau
71 KODE RAHASIA
72 Rencana Kabur
73 Akhir dari Masa Lalu
74 Panthera Tigris Terluka
75 Akhir Sang Papa
76 Oryza Sativa Bangun
77 Pertemuan Kembali
78 Laptop
79 Video Call
80 Belajar Mengenal Dunia Modern
81 Cresen Kembali
82 Impian Corazòn
83 Ujian
84 Salah Paham
85 Rindu
86 Hari Kedua ke Sekolah
87 Tes Golongan Darah
88 Dua Sample Darah
89 Hasil Percobaan
90 Mencari Pendonor
91 Ajakan
92 Pulang atau Tidak
93 Tiga Bulan
94 Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95 Bekerja Sendirian
96 Ucapan Selamat Tinggal
97 Akhir Sebuah Pulau
98 Era Baru
99 Manusia Baru
100 Rencana Busuk
101 Di Tengah Lapangan
102 Kebebasan
103 Usaha Bertahan Hidup
104 Pada Sebuah Pulau (End)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Penculikan
2
Mandi
3
Kelahiran
4
Tanda
5
Jantung
6
Bayi
7
Burung Pemakan Daging
8
Percobaan
9
Belajar
10
Kabur
11
Kapas
12
Upacara
13
Gulungan Benang
14
Bakar
15
Lumpur
16
Melamun
17
Dibakar
18
Minta Bantuan
19
Terjangkit
20
Air dari Langit
21
Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22
Mendarat
23
Lapisan Pertama
24
Kelompok yang Berbeda
25
Membuat Pagar
26
Jatuh
27
Awan Aneh
28
Selamat Tinggal
29
Tengah Laut
30
Batal Puasa
31
Hadiah Luar Biasa
32
Memasuki Pulau
33
Kuburan
34
Pendatang dan Penduduk Pulau
35
Kembali ke Perkampungan
36
Selembar Foto
37
Di Tepi Pantai
38
Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39
Ledakan di Udara
40
Korban Berjatuhan
41
Digiring Seperti Ternak
42
Menyamar
43
Ikatan Batin
44
Hilang Kesadaran
45
Hewan-Hewan Menjadi Liar
46
Senjata Kimia
47
Anti Serum
48
Berangkat
49
Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50
Rencana Pulang
51
Bekas Luka
52
Putra Oryza Sativa
53
Cresen dan Corazon
54
Anak Jenius
55
Membuat Catatan Bersama
56
Corazòn Pergi ke Sungai
57
Cerita Cresen
58
Hewan Peliharaan
59
Mengalah
60
Air Laut
61
Berenang di Laut
62
Anak Siapa?
63
Anak yang Hilang
64
Tentang Rumah
65
Sebuah Foto
66
Ring
67
Piring
68
Suara Panggilan
69
Pulau Gelap Gulita
70
Kisah Aves di Sebuah Pulau
71
KODE RAHASIA
72
Rencana Kabur
73
Akhir dari Masa Lalu
74
Panthera Tigris Terluka
75
Akhir Sang Papa
76
Oryza Sativa Bangun
77
Pertemuan Kembali
78
Laptop
79
Video Call
80
Belajar Mengenal Dunia Modern
81
Cresen Kembali
82
Impian Corazòn
83
Ujian
84
Salah Paham
85
Rindu
86
Hari Kedua ke Sekolah
87
Tes Golongan Darah
88
Dua Sample Darah
89
Hasil Percobaan
90
Mencari Pendonor
91
Ajakan
92
Pulang atau Tidak
93
Tiga Bulan
94
Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95
Bekerja Sendirian
96
Ucapan Selamat Tinggal
97
Akhir Sebuah Pulau
98
Era Baru
99
Manusia Baru
100
Rencana Busuk
101
Di Tengah Lapangan
102
Kebebasan
103
Usaha Bertahan Hidup
104
Pada Sebuah Pulau (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!