Melamun

Cresen menggerutu selama berada di dalam air. Dan tidak perduli dengan apa yang lain lakukan. Ia terlalu fokus membersihkan diri tanpa sadar, semua wanita yang ada di air tersebut, sudah menanggalkan pakaiannya.

"Hei, buka pakaianmu!" ujar pengasuhnya tiba-tiba dari belakang.

Cresen tanpa sadar menoleh ke belakang. Dan melihat semua tanpa busana. Secepat kilat ia berpaling. Lalu mengumpat mereka.

"Dasar tidak tahu malu, aku ini laki-laki!" teriak Cresen sambil memegangi pakaiannya.

"Biar aku bantu lepaskan!" ujar pengasuh yang salah paham akan ucapan Cresen.

Meski telah melawan sekuat tenaga, tetap saja ia kalah. Dan merelakan pakaiannya ditanggalkan. Ia marah dan merasa malu. Setelah sekian lama, ia selalu mandi sendiri di dalam gentong.

"Putra Kepala Suku, masing kecil tapi sudah pemalu ya," ujar para wanita.

"Iya, imut sekali ya dia. Aku jadi ingin mengigitnya, hahaha!" ujar lainnya.

"Tertawa, tertawalah sesuka kalian!" gumam Cresen.

Ia memilih menenggelamkan seluruh tubuh kecuali kepalanya. Mencari tempat yang lebih dangkal. Menutupi benda kecil miliknya dengan kedua tangannya. Dan melipat kakinya.

Saat para bayi mandi, para wanita dewasa mencuci pakaian para bayi dan keranjang mereka. Lalu menjemurnya di atas batu. Baru setelah itu mereka akan mandi. Dan menikmati segarnya air tersebut sampai mereka merasa puas.

Cresen sudah menggigil. Lumpur yang ada di tubuhnya sudah luntur, tapi ia malu untuk beranjak dari tempatnya, untuk mengambil pakaiannya. Pengasuhnya yang melihat Cresen sudah kedinginan, mengendongnya keluar air. Lalu memakaikan kembali pakaian Cresen yang tadi ia cuci.

Lalu kembali mandi lagi. Sedangkan Cresen hanya berdiam di atas batu. Mengeringkan rambutnya dengan bantuan sinar matahari. Dan memperhatikan sekelilingnya. Mencari benda yang bisa ia pakai untuk pergi dari pulau tersebut.

"Sebenarnya aku ada di mana? Kenapa sampai sekarang, kakek belum menemukanku? Bukankah aku mempunyai sebuah benda dalam tubuhku, yang bisa menunjukkan keberadaanku? Apakah benda itu rusak?" batin Cresen.

Ia melamun saat ia berada di kota, saat pertama kali dibawa bertamasya oleh kakeknya. Karena pertama kali melihat benda-benda yang berbeda dengan alat-alat yang ada di kamarnya, membuatnya tidak bisa diam. Dan akhirnya ia pergi terlalu jauh dan hilang dari pengawasan.

Rasa takut menghantuinya saat menyadari, orang-orang yang ada di sekelilingnya adalah orang-orang asing. Ia tidak mengenal mereka dan akhirnya menangis. Tapi kemudian ia merasa lega saat melihat kakeknya datang dan memeluknya.

"Sudah, sudah, jangan menangis, Kakek ada di sini," ujar kakek Cresen dengan lembut.

"Kupikir Kakek hilang!" tangis Cresen yang saat itu baru berusia delapan tahun.

"Bukan Kakek yang hilang, tapi Cresen yang hilang. Kakek sampai lelah mencarinya. Untung Cresen punya alat khusus. Jadi kemanapun Cresen berada, Kakek bisa tahu."

Cresen tidak sadar tertidur dalam lamunannya dan saat ia sadar, tubuhnya bergoyang-goyang. Ternyata ia berada di dalam keranjang. Dan mereka menuju jalan pulang.

Sesampainya di rumah Cresen dan para bayi diberi makan. Dan saat itu Cresen tidak berselera makan. Tubuhnya tiba-tiba terasa gatal. Ia menggaruk seluruh tubuhnya dan tampa sadar membuat kulitnya tergores oleh kuku-kuku jari tangan yang sudah memanjang.

Meski kulitnya sudah memerah dan terluka, tapi rasa gatal masih menghinggapi kulitnya. Ia merasa sangat tidak nyaman. Tingkahnya yang tidak bisa diam akhirnya menarik perhatian pengasuhnya.

"Ya ampun! Kenapa kulitmu?" tanyanya cemas.

Cresen terus menggaruk dan pengasuhnya menghentikan aksi itu dengan memegangi tangan Cresen. Sebab ia melihat, kuku anak itu melukai kulitnya. Tapi Cresen yang merasa sangat gatal mencoba menarik tangannya dari gengaman pengasuhnya.

"Ayo kita obati," ujar wanita itu kemudian.

Ia membawa Cresen ke rumah kepala suku. Mencari obat yang bisa mengurangi rasa gatal. Tubuh Cresen makin merah. Kulitnya makin terasa perih. Tapi tetap terasa gatal.

Setelah menemukan minyak khusus. Ia mendekati Cresen lalu membuka pakaian Cresen. Anak itu meronta. Tapi setelah pengasuh Cresen mengoleskan minyak itu ke tubuhnya ia pun mulai tenang.

Minyak itu memiliki aroma yang khas dan terasa hangat. Pengasuh menaruhkan cairan minyak itu ke tangan Cresen, agar ia bisa mengoleskan ke bagian tubuh yang ia rasa gatal. Karena rasa gatal yang tidak tertahankan, ia hanya bisa pasrah tanpa busana di hadapan pengasuhnya.

Melipat kakinya untuk mengurangi rasa malunya. Dan mengangkat kepalaya setelah wanita itu menutupinya dengan sehelai kulit yang lain. Ia mengambil pakaian yang dipakai Cresen seharian. Lalu membakarnya. Karena menurutnya pakaian itu tidak boleh lagi dipakai. Tercium seperti bau daging panggang. Sebab benda itu adalah kulit hewan.

Ia kembali masuk ke rumah Oryza Sativa dengan sebuah anggur. Menyuapi Cresen dengan tangannya. Tapi Cresen memilih makan sendiri. Setelah kenyang makan, Cresen pun mengantuk. Lalu beranjak ke kamarnya.

Pada saat matahari mulai terbit, seorang wanita berdiri di depan rumah Oryza Sativa, menghitung ruas jarinya. Lalu membelalakkan matanya.

"Gawat! Aku harus secepatnya melakukan sesuatu," gumamnya.

"Cenayang! Anda sudah kembali?" tanya pengasuh Cresen begitu membuka pintu dan melihat wanita peramal tersebut di luar.

Wanita yang dipanggil Cenayang cuma bisa mengangguk. Lalu ia mengajak pengasuh itu ikut dengannya. Menuju kediaman Cenayang itu.

Begitu tiba di sana ia menutup pintu. Lalu menceritakan ramalannya. Mengatakan akan ada malapetaka di tempa mereka, jika terus membiarkan putra Oryza Sativa berada di tengah mereka.

"Jadi maksud Cenayang, kita harus menyingkirkan anak itu?" tanya pengasuh. Cenayang mengangguk.

"Memangnya apa yang bisa dilakukan bayi lemah itu. Ia bahkan lebih lemah dari bayi yang baru lahir. Tidak mumgkin ia membawa malapetaka bagi kita," lanjut pengasuh.

"Jangan terperdaya akan hal itu. Ia memang terlihat lemah, tapi percayalah padaku. Ia membawa kehancuran pada kita semua," ujar Cenayang.

"Beruntung saat ini kepala suku sedang melakukan ritual penyatuan dengan suaminya. Jadi sebelum ia kembali kita sudah harus menyingkirkan anak itu!" tegas Cenayang.

"Tidak! Aku tidak setuju!" bantah pengasuh Cresen.

Pengasuh Cresen segera meninggalkan kediaman Cenayang tersebut. Lalu pergi ke rumah Oryza Sativa. Ia memandangi anak yang masih tidur dalam balutan selimut yang terbuat dari kulit.

Mendengar seseorang mendekat padanya, anak itu terbangun. Ia bangkit dan perlahan selimut yanng menutupi sekujur tubuhnya terbuka. Tampaklah tubuhnya penuh dengan benjolan kecil yang memiliki cairan di dalamnya.

"Hah, ke-kenapa denganmu?" tanyanya terkejut.

Cresen diam saja, ia merasa gatal dan menggaruk tubuhnya yang terasa gatal. Tapi ketika ia mengaruknya, ia merasa perih. Ada benjolan merah yang berair pecah tergores oleh kukunya. Dan keluarlah cairan bening yang bau.

Cresen mengangkat kedua tangannya dan melihat banyak benjolan yang mengandung cairan di kulitnya. Ia merasa pusing. Dan merasa panas di sekujur tubuhnya.

"Gawat! Aku terkena cacar air!" gumamnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

ada² saja..yg dia alami... mena cacar pula.

2022-04-07

5

Cyrus Red🥀Bryan Kennedy🔱🎻

Cyrus Red🥀Bryan Kennedy🔱🎻

seru jg thor

2022-03-05

1

Yukity

Yukity

semangaaat🆙😍

2022-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Penculikan
2 Mandi
3 Kelahiran
4 Tanda
5 Jantung
6 Bayi
7 Burung Pemakan Daging
8 Percobaan
9 Belajar
10 Kabur
11 Kapas
12 Upacara
13 Gulungan Benang
14 Bakar
15 Lumpur
16 Melamun
17 Dibakar
18 Minta Bantuan
19 Terjangkit
20 Air dari Langit
21 Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22 Mendarat
23 Lapisan Pertama
24 Kelompok yang Berbeda
25 Membuat Pagar
26 Jatuh
27 Awan Aneh
28 Selamat Tinggal
29 Tengah Laut
30 Batal Puasa
31 Hadiah Luar Biasa
32 Memasuki Pulau
33 Kuburan
34 Pendatang dan Penduduk Pulau
35 Kembali ke Perkampungan
36 Selembar Foto
37 Di Tepi Pantai
38 Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39 Ledakan di Udara
40 Korban Berjatuhan
41 Digiring Seperti Ternak
42 Menyamar
43 Ikatan Batin
44 Hilang Kesadaran
45 Hewan-Hewan Menjadi Liar
46 Senjata Kimia
47 Anti Serum
48 Berangkat
49 Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50 Rencana Pulang
51 Bekas Luka
52 Putra Oryza Sativa
53 Cresen dan Corazon
54 Anak Jenius
55 Membuat Catatan Bersama
56 Corazòn Pergi ke Sungai
57 Cerita Cresen
58 Hewan Peliharaan
59 Mengalah
60 Air Laut
61 Berenang di Laut
62 Anak Siapa?
63 Anak yang Hilang
64 Tentang Rumah
65 Sebuah Foto
66 Ring
67 Piring
68 Suara Panggilan
69 Pulau Gelap Gulita
70 Kisah Aves di Sebuah Pulau
71 KODE RAHASIA
72 Rencana Kabur
73 Akhir dari Masa Lalu
74 Panthera Tigris Terluka
75 Akhir Sang Papa
76 Oryza Sativa Bangun
77 Pertemuan Kembali
78 Laptop
79 Video Call
80 Belajar Mengenal Dunia Modern
81 Cresen Kembali
82 Impian Corazòn
83 Ujian
84 Salah Paham
85 Rindu
86 Hari Kedua ke Sekolah
87 Tes Golongan Darah
88 Dua Sample Darah
89 Hasil Percobaan
90 Mencari Pendonor
91 Ajakan
92 Pulang atau Tidak
93 Tiga Bulan
94 Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95 Bekerja Sendirian
96 Ucapan Selamat Tinggal
97 Akhir Sebuah Pulau
98 Era Baru
99 Manusia Baru
100 Rencana Busuk
101 Di Tengah Lapangan
102 Kebebasan
103 Usaha Bertahan Hidup
104 Pada Sebuah Pulau (End)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Penculikan
2
Mandi
3
Kelahiran
4
Tanda
5
Jantung
6
Bayi
7
Burung Pemakan Daging
8
Percobaan
9
Belajar
10
Kabur
11
Kapas
12
Upacara
13
Gulungan Benang
14
Bakar
15
Lumpur
16
Melamun
17
Dibakar
18
Minta Bantuan
19
Terjangkit
20
Air dari Langit
21
Air Makan Kapas Pohon Minum Batu
22
Mendarat
23
Lapisan Pertama
24
Kelompok yang Berbeda
25
Membuat Pagar
26
Jatuh
27
Awan Aneh
28
Selamat Tinggal
29
Tengah Laut
30
Batal Puasa
31
Hadiah Luar Biasa
32
Memasuki Pulau
33
Kuburan
34
Pendatang dan Penduduk Pulau
35
Kembali ke Perkampungan
36
Selembar Foto
37
Di Tepi Pantai
38
Kakek dan Penduduk Asli Pulau
39
Ledakan di Udara
40
Korban Berjatuhan
41
Digiring Seperti Ternak
42
Menyamar
43
Ikatan Batin
44
Hilang Kesadaran
45
Hewan-Hewan Menjadi Liar
46
Senjata Kimia
47
Anti Serum
48
Berangkat
49
Oryza Sativa dan Cresen Siuman
50
Rencana Pulang
51
Bekas Luka
52
Putra Oryza Sativa
53
Cresen dan Corazon
54
Anak Jenius
55
Membuat Catatan Bersama
56
Corazòn Pergi ke Sungai
57
Cerita Cresen
58
Hewan Peliharaan
59
Mengalah
60
Air Laut
61
Berenang di Laut
62
Anak Siapa?
63
Anak yang Hilang
64
Tentang Rumah
65
Sebuah Foto
66
Ring
67
Piring
68
Suara Panggilan
69
Pulau Gelap Gulita
70
Kisah Aves di Sebuah Pulau
71
KODE RAHASIA
72
Rencana Kabur
73
Akhir dari Masa Lalu
74
Panthera Tigris Terluka
75
Akhir Sang Papa
76
Oryza Sativa Bangun
77
Pertemuan Kembali
78
Laptop
79
Video Call
80
Belajar Mengenal Dunia Modern
81
Cresen Kembali
82
Impian Corazòn
83
Ujian
84
Salah Paham
85
Rindu
86
Hari Kedua ke Sekolah
87
Tes Golongan Darah
88
Dua Sample Darah
89
Hasil Percobaan
90
Mencari Pendonor
91
Ajakan
92
Pulang atau Tidak
93
Tiga Bulan
94
Rusak Tanpa Bisa Dihentikan
95
Bekerja Sendirian
96
Ucapan Selamat Tinggal
97
Akhir Sebuah Pulau
98
Era Baru
99
Manusia Baru
100
Rencana Busuk
101
Di Tengah Lapangan
102
Kebebasan
103
Usaha Bertahan Hidup
104
Pada Sebuah Pulau (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!