Li Xiang Sang Abadi
...Pertama tama, Author mau ucapin makasih buat kak Rin yang udah edit tulisan cover novel ini dan makasih juga buat pembaca yang udah sempatin waktunya buat baca novel ini serta memberikan dukungannya....
...Selamat Membaca~...
Seorang remaja laki laki duduk di bawah sebuah pohon. Ia terlihat berumur 14 tahun, bernama Li Xiang. Walaupun ia terlihat berumur 14 tahun, tapi sebenarnya umurnya sudah mencapai ratusan tahun. Hari masih pagi dan udara terasa cukup dingin.
"Hah.. bagaimana caraku melakukannya?! Selalu saja gagal!" Ucap Li Xiang dengan kesal. Ia mengacak acak rambutnya.
Semua percobaan bunuh diri yang selalu ia lakukan selalu saja gagal. Ia tidak bisa mati.
Flashback~
"Aku tau! Bagaimana jika monster memakanku dan mencabik cabikku? Itu mungkin akan berhasil dan aku akan mati!" Ucap Li Xiang dengan antusias. Ia segera berkeliling hutan. Dirinya tinggal di dalam gua yang berada di hutan ini.
Kwaakkkk
Li Xiang melihat ke atas ketika mendengar suara burung. Ia tersenyum senang. "Akhirnya ada juga monster yang datang. Kemari, kemari! Ambil aku! Ayo makan aku!" Teriaknya.
Jika ada orang lain di hutan ini, mungkin mereka akan menganggapnya tidak waras. Tapi untungnya tidak ada orang lain di hutan ini. Jadi Li Xiang tidak perlu melihat tatapan orang orang yang mungkin menganggapnya gila.
Kwaaakkk
Seekor burung elang yang berukuran cukup besar terbang menukik ke bawah dan langsung mencengkram tubuh Li Xiang dengan cakarnya yang kuat dan besar.
"Ayolah, cepat makan aku! Kau mau membawaku kemana?" Ucap Li Xiang.
Elang yang membawanya sama sekali tidak mengerti apa yang diucapkan Li Xiang. Tapi ia tetap mengepakkan sayapnya, pergi ke suatu tempat di daerah tebing.
Li Xiang sendiri tidak memberontak walaupun kuku tajam dari elang itu melukai tubuhnya. Ia malah merasakan perasaan tegang dan antusias secara bersamaan.
Setelah beberapa saat, akhirnya elang itu tiba di tempat tujuannya. Ia menghempaskan Li Xiang ke dalam sebuah sarang.
"Aduhh, elang sialan! Kenapa kau melemparku begitu saja?!" Kesal Li Xiang. Ia pun mengubah posisinya menjadi duduk bersila.
Kwaaakkkk
Li Xiang melihat ke arah suara burung lain. Ia melihat seekor burung yang sama dengan burung yang membawanya tadi. Tapi ukuran burung yang saat ini berada di dalam sarang bersamanya memiliki ukuran lebih kecil.
"Jadi kau membawaku kemari agar kau bisa memberikan aku pada pasanganmu?" Ucap Li Xiang.
Kwaakkk Kwaakkk
Burung yang membawa Li Xiang pergi begitu saja, meninggalkan Li Xiang bersama dengan burung betina di dalam sarang.
"HAHAHAHA, kalau begitu, sebaiknya kau segera memakanku. Lagi pula, akan sia sia jika pasanganmu itu sudah memberikanmu daging enak sepertiku, tapi kau tidak memakannya. Jadi ayo makan aku! Aku memiliki daging yang enak, empuk, lezat, berprotein, sangat baik untuk bulumu. Bulumu akan menjadi semakin indah dan cantik!" Ucap Li Xiang dengan antusias.
Kwaakkkk
Walau tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Li Xiang, burung itu langsung memakan remaja itu.
Kraakk krakkk
"Ternyata rasanya cukup menyakitkan." Ucap Li Xiang. "Selamat tinggal dunia! Selamat tinggal semuanya!"
Kraakk Kraakk
Suara daging yang dikoyak terdengar. Bahkan suara tulang yang dikunyah pun terdengar. Kesadaran Li Xiang perlahan menghilang setelah dirinya dimakan burung betina.
Pagi kini berganti menjadi malam. Burung betina yang memakan Li Xiang tadi bertelur saat sore hari. Terhitung ada 3 telur berwarna putih yang cukup besar, hampir seukuran dengan pria dewasa. Ketiga telur dierami oleh induknya.
Salah satu telur bergerak gerak, seakan ada sesuatu yang ingin keluar. Walau begitu, elang betina yang berada di atasnya sama sekali tidak terganggu dengan itu dan masih tetap tertidur. "Apa ini akhirat? Tapi kenapa sangat sempit sekali? Kenapa tempat ini terlihat gelap? Akh, aku ingin keluar dari tempat ini! Di sini juga sangat sesak!"
Kraakk Krakkk Krakkk
Perlahan, telur dengan suara samar itu retak dan cangkangnya yang berada di bagian atas terlepas. Sebuah kepala muncul dari dalam. "Hah.. akhirnya.. udara di sini terasa lebih segar dari pada tadi–Eehhhh..?!"
Kepala yang muncul dari dalam telur adalah kepala manusia. Ia adalah Li Xiang. "Dimana aku? Apa ini.. telur? Aku keluar dari telur?! Yang benar saja..!! Kenapa aku bisa ada di sini?!" Teriaknya. Suara Li Xiang menggema di tebing.
Burung betina yang awalnya tertidur terbangun ketika mendengar suara Li Xiang.
Kwaakkkk
Li Xiang langsung keluar dari dalam telur yang masih belum pecah semua. Ia segera menjauh dari burung betina yang saat ini sudah berdiri di atas sarang.
Kwaakkk
Namun sebelum Li Xiang terjun dari atas tebing, burung betina langsung mendekatinya dan mendudukinya, lalu tertidur kembali.
"Aarggh!! Burung sialan! Jangan mendudukiku! Aku bukan telurmu! Menyingkir dariku!" Teriak Li Xiang.
Flashback End~
"Hah.. Kenapa susah sekali untuk mati? Hanya itu yang kuinginkan! Tapi kenapa.. aku tak bisa melakukannya?" Gumam Li Xiang dengan agak sedih.
Bagi Li Xiang, tidak ada gunanya bila ia terus hidup. Bahkan baginya, hidup 'abadi' nya ini seperti kutukan baginya, bukan sebuah keberuntungan. Jika orang orang menginginkan keabadian, berbeda dengannya yang menginginkan kematian.
Li Xiang yang awalnya murung tiba tiba mendapatkan ide. "Bagaimana jika aku memberikan kekuatanku pada orang lain? Lalu saat aku benar benar tidak memiliki kekuatan apapun, aku menusuk diriku sendiri dengan pedang. Mungkin ini akan berhasil."
Li Xiang tersenyum, "Kalau begitu, aku tidak boleh memberikannya pada sembarangan orang. Baiklah! Aku akan pergi ke kota yang berada dekat dengan hutan ini dan aku akan membagi kekuatanku menjadi 4 bagian!"
***
Sudah 2 bulan semenjak Li Xiang mencari orang orang yang tepat untuk ia berikan kekuatannya. Ia sudah memberikan sebagian kekuatannya pada 2 orang anak laki laki yang berusia 12 dan 10 tahun. Kini ia tinggal mencari 2 orang lagi yang tepat.
"Hah.. Lelahnya.." Gumam Li Xiang. Ia duduk di samping jalanan tempat orang orang melintas. Ia mendapat banyak pandangan dari orang lain. Ada yang memandangnya kasihan dan tidak peduli. Ada pun juga yang memandangnya dengan sinis. Walau begitu, Li Xiang tidak mempedulikan orang orang itu.
Penampilan Li Xiang saat ini sangat berantakan. Pakaiannya robek di beberapa bagian. Rambutnya pun sangat berantakan. Ya, ia mencoba bunuh diri lagi setelah memberikan sebagian kekuatannya pada seorang anak 1 minggu lalu, tepatnya anak itu adalah anak kedua yang ia berikan kekuatan.
"Walaupun aku sudah memberikan sebagian kekuatanku, tetap saja aku tidak benar benar mati. Padahal aku sudah mencoba membunuh diriku sendiri kemarin." Gumam Li Xiang. "Apa mungkin kekuatanku harus benar benar habis, agar aku bisa mati?" Batinnya.
"Kakak, ini untukmu."
Li Xiang mendongak ke atas ketika mendengar suara anak kecil. Dilihatnya seorang anak perempuan yang manis dan sangat cantik. Anak itu memberinya sebuah roti dan 1 koin perak.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
1 koin emas\= 100 koin perak.
1.000 koin emas\= 1 platinum, sangat sulit didapat. Tidak banyak yang memilikinya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tanpa berpikir sama sekali, Li Xiang menerimanya, "Terimakasih."
Anak perempuan itu mengangguk dan tersenyum manis. "Selamat tinggal, kakak." Ia pun pergi menemui Ibunya yang menunggu tidak jauh darinya.
Li Xiang memandang kepergian anak itu. Setelah anak itu menghilang diantara kerumunan, Li Xiang melihat tangannya yang memegang roti dan 1 koin perak. Ia berkedip beberapa kali, "Sialan! Kenapa aku menerimanya?! Apa dia pikir aku ini pengemis tidak berdaya yang tidak memiliki uang?!" Kesal Li Xiang.
Orang orang memandang Li Xiang dengan aneh ketika mendengar ucapan remaja itu. Seharusnya pengemis itu merasa senang karena ada yang memberikannya roti dan uang. Kenapa dia malah marah? Itulah yang dipikirkan orang orang.
Li Xiang berdiri dari posisi duduknya. "Hmph! Jangan pikir aku akan memakan roti ini!" Ia berniat membuang roti dan koin perak yang diberikan anak tadi. Tapi, ia mengurungkannya. "Tapi jika kubuang akan sia sia. Lagi pula, roti ini diberikan gratis." Ia pun menggigit roti yang dimakannya dan menyimpan 1 uang koin perak di pakaiannya.
Li Xiang segera pergi dari tempat itu sambil memakan roti.
Jangan Lupa Like, Vote, Komen Dan Favorite Jika Suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Derajat
mati saja kok susah.... terjun saja ke Juran paling dalam... pasti hancur
2023-09-05
0
Abed ferdy
kenapa tidak membunuh koruptor😂😂
2023-06-09
0
F.T Zira
aku mampir ya kak..
like dan rate mendarat.
kalau sempat mampir juga yaa di karyaku😊.
2023-04-28
0