Pada malam hari, di sebuah desa yang tak jauh dari kota Taiyang, bernama desa Yunxu. Langit malam yang gelap diterangi oleh cahaya api berkobar membakar setiap rumah yang ada di tempat itu.
Banyak rumah yang sudah hancur dengan batang batang kayu yang terbakar dimana mana. Banyak juga orang yang terbakar di dalam kobaran api. Darah tergenang di beberapa titik tempat. Semua orang sudah mati. Kini hanya menyisakan seorang anak yang terbaring sekarat. Darah terus keluar dari luka tusuk di perutnya. Pakaiannya yang berwarna merah muda telah dikotori oleh darah.
Anak itu memandang sebuah rumah yang terbakar di sampingnya. Pandangannya buram, namun ia masih bisa melihat jika di dekatnya terdapat dua mayat yang terbakar. "I-ibu.. A-ayah.." Tangannya mencoba menggapai mayat kedua orang tuanya. Namun ia tidak memiliki tenaga untuk bergerak.
Anak itu merasakan sakit di perutnya yang tertusuk tadi. Tapi yang lebih menyakitkan baginya adalah melihat kedua orang tuanya dibunuh di depan matanya. Bahkan orang orang yang ada di desa dibunuh, hingga hanya menyisakan dirinya yang sebentar lagi akan menyusul mereka.
Anak itu terus memandang jasad kedua orang tuanya, "Aku tidak boleh mati sekarang. Aku harus menemukan orang itu. Aku harus.. membalas perbuatannya." Batin anak itu. "Aku tidak mau mati sekarang.. Aku tidak boleh mati sekarang.."
"Keinginanmu untuk tetap hidup besar sekali."
Anak perempuan itu mendengar suara samar samar di telinganya. Ia berpikir mungkin itu hanyalah halusinasinya sebelum mati. Namun, suara itu kembali terdengar dengan sebuah pertanyaan yang membuatnya menoleh, "Kau ingin hidup? Aku bisa membuatmu tetap hidup."
Dalam pandangannya yang buram, anak itu melihat seorang remaja pria yang terlihat berumur beberapa tahun lebih tua darinya, berdiri di sampingnya. Remaja itu memakai kain hitam yang menutupi matanya. Walaupun terdapat kain yang menutupi mata, dia seakan bisa melihat dengan jelas.
Anak itu tidak juga menjawab. Ia seakan sudah tidak memiliki tenaga, bahkan hanya untuk berucap.
"Aku bisa mengabulkan keinginanmu itu. Aku bisa membuatmu tetap hidup. Jika kau menerima tawaranku , maka aku akan membuatmu tetap hidup dengan satu syarat." Remaja itu terdiam sejenak. Ia pun berjongkok di samping anak perempuan itu.
"Aku ingin kau mengabulkan 1 keinginanku. Jika suatu hari aku menagihnya darimu, maka kau harus mengabulkannya. Aku tidak akan mengatakannya sekarang. Jadi pikirkan dengan baik. Kau ingin membalas dendam pada orang yang sudah melakukan kejahatan ini bukan? Maka dari itu kau harus tetap hidup." Lanjut remaja itu. "Tentukan pilihanmu sekarang. Kau ingin tetap hidup.. atau mati, menyusul orang orang di tempat ini?"
"Apa dia benar benar bisa melakukannya? Apa dia benar benar bisa membuatku hidup, walaupun aku akan mati sebentar lagi?" Batin anak perempuan itu. Ia memandang remaja di sampingnya dengan mata setengah terbuka. Ia perlahan mengangguk, "Aku.. i-ingin.. h-hidup.."
"Pilihan yang bagus!" Ucap remaja itu sambil tersenyum senang.
***
1 bulan kemudian..
"Apa kau mencoba bunuh diri lagi?" Ucap seorang anak perempuan yang tampak berumur 10 tahun. Ia memandang seorang remaja pria yang bersandar pada sebuah pohon di dalam hutan. Pakaian remaja itu tampak sobek di beberapa bagian.
"Kau bodoh sekali. Menyakiti dirimu sendiri dengan bunuh diri. Tapi kau tidak mati dan hanya memberikan rasa sakit pada tubuhmu. Sangat bodoh!" Ucap anak itu lagi sambil melipat tangan di dada.
Remaja pria yang saat ini bersandar di depannya adalah Li Xiang. Sementara anak perempuan di hadapannya adalah anak yang saat itu ia selamatkan, bernama Xiao Xing Fu.
"Hei, hei.. aku ini gurumu! Bersikap sopanlah padaku!" Protes Li Xiang.
Xiao Xing Fu malah menginjak telapak tangan Li Xiang dengan keras, "Heh! Mana ada guru yang mengajarkan hal tidak benar pada muridnya! Menyuruh seorang anak membunuh gurunya sendiri!"
"A-aakhh, s-sakit.. singkirkan kakimu itu dari tanganku!" Ucap Li Xiang dengan ringisan kesakitan.
Xiao Xing Fu menyingkirkan kakinya dari telapak tangan Li Xiang. Ia mendengus kesal, "Hanya diinjak saja sudah sakit! Tapi bunuh diri yang lebih menyakitkan tidak pernah membuatmu jera! Dasar bodoh!"
Li Xiang langsung berdiri tepat di hadapan Xiao Xing Fu, "Memangnya kenapa? Kau tidak perlu menceramahiku, dasar kerdil." Ia langsung menjentrikkan jarinya di dahi Xiao Xing Fu hingga membuat kepala anak itu sedikit tersentak ke belakang.
Xiao Xing Fu cemberut. Ia pun menginjak kaki Li Xiang dengan keras, "A-akh.. Sshh.." Li Xiang mendesis kesakitan.
"Guru bodoh! Menyebalkan! Tidak berguna!" Xiao Xing Fu langsung pergi dari sana setelah menginjak kaki Li Xiang.
Li Xiang terduduk di permukaan tanah sambil mengelus kakinya yang diinjak. Ia pun melirik ke belakang dan menjulurkan lidahnya, "Blee, tidak sakit sama sekali. Kerdil sepertimu tidak akan bisa membuatku kesakitan." Ejeknya.
Xiao Xing Fu sedikit melirik ke belakang dan mendengus. Setelahnya, ia pergi kembali.
Li Xiang tertawa, "Hahaha menyenangkan sekali saat melihat anak itu marah. Dia terlihat sangat imut."
***
Keesokan harinya pada siang hari, di luar gua...
"Hahaha, ini adalah hari keberuntunganku. Tidak kusangka, hutan yang kutinggali selama belasan tahun ini memiliki tumbuhan racun yang kucari cari selama beberapa tahun ini. Kukira tumbuhan racun itu tidak ada di hutan ini." Ucap Li Xiang dengan senang.
"Lebih baik kucampurkan tumbuhan beracun itu dengan sup yang sedang kubuat sekarang. Jadi aku tidak perlu menunggu sup ini matang dan baru membuatnya."
Li Xiang memasukkan daun yang berbentuk seperti semanggi berdaun 3, namun memiliki ukuran sebesar telapak tangan orang dewasa. Warnanya pun berbeda dengan daun semanggi biasanya, karena daun ini memiliki warna biru dengan bintik bintik berwarna merah.
"Aku hanya perlu menunggu sekitar 1 jam agar sup yang bercampur tanaman ini matang. Setelah itu, aku akan langsung mencobanya!" Li Xiang tersenyum senang.
***
Xiao Xing Fu berjalan mendekati gua yang selama sebulan ini menjadi tempat tinggalnya bersama Li Xiang. Ia berjalan sambil membawa seekor kelinci di tangannya. Mayat kelinci yang ia bawa bukanlah kelinci biasa. Karena kelinci ini sebenarnya adalah monster kelinci yang memiliki kecepatan dalam hal melompat dan berlari.
Sangat sulit mendapatkan kelinci yang didapat Xiao Xing Fu dan jumlah monster ini pun tidak banyak, sehingga masuk dalam kategori langka. Daging yang dimiliki kelinci ini pun sangat lembut. Bahkan jika membakar daging kelinci ini tanpa bumbu, rasanya akan terasa sangat lezat.
Xiao Xing Fu mencari kelinci ini bukan tanpa alasan. Dirinya diperintahkan Li Xiang untuk mendapatkannya sebelum matahari terbenam. Jika ia mendapatkannya sebelum waktu itu, maka Li Xiang akan mengajarinya cara berkultivasi. Xiao Xing Fu pun tidak mau melewatkan kesempatan ini.
Selama ini, Xiao Xing Fu hanya diajari sedikit cara bertarung saja dan Li Xiang tidak pernah mau mengajarinya kultivasi. Maka hari ini adalah kesempatannya.
Saat Xiao Xing Fu telah sampai di depan gua, ia terkejut ketika melihat gurunya terbaring di dekat sebuah guji besar yang berada di atas perapian dengan api yang padam.
Xiao Xing Fu segera menghampiri Li Xiang dengan cepat dan meletakkan mayat kelinci di dekat guci besar. "Hei, kau kenapa?! Apa yang terjadi denganmu?!" Ucapnya dengan agak panik.
"Bagaimana jika dia mati? Jika dia benar benar mati, maka aku tidak akan bisa belajar berkultivasi." Ucap Xiao Xing Fu panik. Ia memeriksa nafas Li Xiang. Namun, ia tidak merasakan adanya nafas dari Li Xiang.
"Bagaimana ini?! Dia tidak bernafas! Jika dia mati, lalu bagaimana dengan–tunggu! Bukannya kejadian ini sering terjadi ketika dia bunuh diri? Tapi dia akan hidup kembali setelah beberapa waktu. Huftt.. aku lupa tentang itu. Kukira dia akan benar benar mati." Xiao Xing Fu menghela nafas lega. Ia pun berdiri dan melihat ke dalam guci yang sebagian diisi oleh sup yang berwarna agak biru. "Kenapa sup ini aneh sekali? Apa mungkin dia mencoba bunuh diri lagi dan kali ini menggunakan racun ke dalam sup?" Gumamnya.
Xiao Xing Fu menggelengkan kepala, "Aku tidak menyangka bisa bertemu orang segila dia." Batinnya sambil menatap Li Xiang.
"Aku tidak boleh membiarkannya terus seperti ini. Jika dia kembali hidup saat malam, maka aku mungkin akan dianggap gagal dalam melakukan perintahnya dan jika itu terjadi, dia tidak akan mengajariku cara berkultivasi. Aarggh, tapi bagaimana caraku membangunkan orang yang sudah tidak bernafas?" Gumam Xiao Xing Fu kesal.
Ia yang awalnya sedang berpikir keras, tiba tiba mengingat sesuatu. "Mungkin cara itu akan berhasil!" Gumamnya. Ia pun memandang guci berisi sup.
Kira kira apa yang akan dilakukan Xiao Xing Fu? Jawab di kolom komentar ya..ฅ'ω'ฅ
Jangan Lupa Like, Komen, Vote, Rate⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ Dan Favorite Jika Suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Cara apa ya untuk membuat gurunya tdk mati
2023-09-05
0
Norayolayora
mutilasi abis itu dibakar. mati deh
2021-12-11
6
i'm life
lanjut
2021-12-11
2