"Apa kau bilang?!" Xiao Xing Fu hendak memukul Li Xiang. Namun, Li Xiang menahan tangannya.
"Kau takkan bisa memukulku, blwee." Li Xiang menjulurkan lidahnya pada Xiao Xing Fu, seakan mengejeknya.
Xiao Xing Fu meringis kesakitan karena pergelangan tangannya masih terasa sakit. Ia pun menarik tangannya dari genggaman Li Xiang, "Sshhh.."
"Kita obati saja luka merahmu itu dulu." Ucap Li Xiang sambil naik ke tepian danau. Ia pun menarik tangan Xiao Xing Fu agar anak itu juga naik ke atas.
"Aku bisa sendiri!" Xiao Xing Fu melepaskan tangan Li Xiang darinya. Setelah itu, ia naik ke atas permukaan tanah.
"Huh, terserahmu saja. Cepat kita kembali."
***
"Sshhh.. lihat! Tanganku sampai membiru sekarang! Rasanya tulangku sebentar lagi akan patah." Ucap Xiao Xing Fu saat pergelangan tangannya diperban oleh Li Xiang setelah dioleskan salep.
"Huh, itu salahmu sendiri. Seharusnya kau tidak mencekik leherku." Ucap Li Xiang dengan santai.
"Memangnya kenapa bila aku mencekikmu? Lagi pula itu bisa saja membuatmu mati dan aku telah membantumu jika bisa melakukannya." Ketus Xiao Xing Fu. "Sshh.."
"Kau tidak mengerti. Walaupun aku ingin mati, kau bisa membantuku dengan cara lainnya. Tapi jangan mencekik leherku! Itu sakit!" Li Xiang menggelembungkan pipinya sambil menatap Xiao Xing Fu. Walaupun umurnya sudah ratusan tahun, tetapi sifatnya sangat kekanakan. Bahkan sifatnya lebih kekanakan dari pada penampilan tubuhnya yang berumur 14 tahun.
"Heh, lalu kau ingin aku melakukan apa padamu? Melempari kepalamu dengan batu hingga otakmu bergeser dan bertambah gila?" Ucap Xiao Xing Fu dengan sinis.
"Heee, apa maksudmu? Aku bukan orang gila. Aku masih waras, 100% baik baik saja." Ucap Li Xiang sambil menatap Xiao Xing Fu kembali.
"Huh, aku tidak percaya. Sangat tidak meyakinkan." Cibir Xiao Xing Fu. Ia memang mengetahui bila Li Xiang abadi. Namun ia tidak tahu berapa umur remaja itu. Ia berpikir mungkin Li Xiang baru berumur sekitar 14 tahun. Ia juga tidak tahu bila Li Xiang tidak bisa bertambah tua.
"Heh, selalu saja mengatakan 'tidak meyakinkan' dan 'tidak meyakinkan'. Memangnya aku terlihat meragukan?"
"Begitulah, itu kau tahu sendiri."
Li Xiang yang kesal langsung mengikat perban yang sedang ia lilit dengan keras, hingga membuat Xiao Xing Fu mendesis kesakitan. "Sshh, ahhkk, apa yang kau lakukan?! Ini sakit!"
Li Xiang mendengus dan tersenyum mengejek, "Heh, hanya begini saja sakit. Kau benar benar payah dan lemah. Bagaimana bisa kau mengalahkan orang yang membakar desamu jika kau selemah ini? Kau bahkan tidak tahu dia dimana."
Xiao Xing Fu langsung berekspresi datar ketika mendengar ucapan Li Xiang, "Aku pasti bisa menemukannya dan membalasnya."
"Huh? Benarkah? Tidak meyakinkan." Ledek Li Xiang.
Xiao Xing Fu langsung menginjak kaki Li Xiang dengan keras. Rautnya tampak kesal.
"Aduduhh.. walaupun kau sedang sakit, tapi ternyata kau tetap saja bisa menginjakku ya?" Li Xiang tersenyum memaksakan.
"Yang sakit adalah pergelangan tanganku. Bukan kakiku! Jadi aku leluasa menginjakmu bahkan sampai ratusan kali pun!" Kesal Xiao Xing Fu.
Li Xiang berekspresi menyedihkan, "Seharusnya kakimu yang terluka agar kau tidak bisa menginjakku lagi." Ia menghela nafas pasrah.
"Kenapa kau memasang wajah menyedihkan saat mengatakan kata seperti itu?!"
"Habisnya.. kau bisa enak enakan menginjak kakiku, karena kakimu tidak terluka." Li Xiang kembali menghela nafas sedih. Ia pun mengambil perban lainnya yang ia simpan di samping. Ia langsung mengeluarkan ingusnya pada perban. Lalu hendak memperban tangan lain Xiao Xing Fu dengan perban itu.
"Menjijikan! Jangan memakai perban yang sudah kau berikan ingusmu!" Ucap Xiao Xing Fu dengan kesal. Ia langsung menepis tangan Li Xiang hingga perban yang sedang dipegangnya jatuh ke permukaan tanah.
Li Xiang memandang Xiao Xing Fu dengan cemberut, "Memangnya kenapa? Perban itu masih layak dipakai. Lagi pula ingusku tidak kotor."
"Tidak kotor matamu! Kau sudah memberikan ingusmu!" Kesal Xiao Xing Fu. "Gunakan perban yang baru saja!"
"Heh, baik.. baik..." Li Xiang mengambil perban lainnya yang ada di samping tempat ia duduk. Ia pun melilitkannya pada pergelangan tangan Xiao Xing Fu. "Kau sangat cerewet seperti wanita yang akan melahirkan."
"Hah?! Apa kau bilang?! Kau yang cerewet, bukan aku!" Kesal Xiao Xing Fu.
"Walaupun sedang sakit, kau masih tetap banyak bicara, ya? Menakjubkan!" Mata Li Xiang seolah bersinar karena kagum.
"Yang sakit adalah tanganku! Bukan mulutku! Aku bebas mengatakan apapun yang kumau! Dan lagi, aku tidak cerewet! Kau 'lah yang cerewet seperti kelelawar beterbangan di malam hari!" Kesal Xiao Xing Fu.
"Huh, aku tidak cerewet. Kau 'lah yang cerewet. Kau juga tidak bisa diam, seperti cacing yang kepanasan." Cibir Li Xiang.
"Apa kau bilang?!"
"Kau cacing kepanasan." Celetuk Li Xiang.
Xiao Xing Fu mengepalkan satu tangannya dan menggertakkan gigi, "Akan kubuat kau menjadi cacing rebus!"
"Heh, coba saja. Kau takkan kuat mengangkatku untuk dimasukkan ke dalam guci untuk direbus." Cibir Li Xiang.
Xiao Xing Fu menggelembungkan pipi. Apa yang dikatakan Li Xiang benar juga. "Baiklah, aku tidak akan merebusmu. Tapi aku akan menginjak kakimu sampai aku puas!" Ia menginjak injak kaki Li Xiang sampai 3 kali.
"Adududuh.." Li Xiang langsung menyingkirkan kakinya dari injakan kaki Xiao Xing Fu. Karena itu pula, ia tak sengaja mengikat perban di tangan Xiap Xing Fu sangat kencang, hingga membuat anak itu sedikit merintih.
"Jangan menyalahkanku, salahkan dirimu sendiri!" Li Xiang mengangkat kedua tangannya ke atas.
Xiao Xing Fu memandang Li Xiang dengan kesal.
***
Setelah Xiao Xing Fu maupun Li Xiang mengganti pakaian mereka yang basah, keduanya pergi ke luar gua.
Saat ini Li Xiang berada di atas pohon apel. Sementara Xiao Xing Fu berdiri di bawah pohon sambil mendongak ke atas, "Kenapa kau hanya makan sendiri?! Aku juga mau!" Teriak Xiao Xing Fu.
Li Xiang yang duduk di atas dahan pohon melihat ke bawah, "Heh, kalau kau menginginkannya, maka ambil sendiri. Jika kau tidak mau, yasudah. Kau tidak akan mendapatkannya! Berusahalah dengan kemampuanmu sendiri!"
"Tapi aku tidak bisa memanjat pohon! Bagaimana caraku bisa ke atas sana, jika aku tidak bisa memanjat?" Ucap Xiao Xing Fu dengan cemberut.
"Kau tidak bisa memanjat pohon? Hahahaha, lalu apa urusannya denganku? Itu deritamu. Bukan deritaku." Celetuk Li Xiang sambil tersenyum.
Xiao Xing Fu tampak kesal ketika mendengar ucapan Li Xiang, "Apa kau ingin aku kelaparan di bawah sini?"
"Terserah kau saja." Ucap Li Xiang dengan cuek. Ia pun melemparkan apel yang sudah ia makan hingga mengenai kepala Xiao Xing Fu.
"Aduuh, kenapa kau melemparkan apelmu padaku?!" Kesal Xiao Xing Fu. Ia mengelus dahinya.
"Ups, aku salah lempar. Jadi maafkan saja." Ucap Li Xiang dengan santai. "Lagi pula, kenapa kau di sana? Jika saja kau tidak berdiri di sana, apel itu tidak akan mengenaimu."
"Maksudmu ini salahku?!"
"Huh, ternyata kerdil ini sudah menjadi sedikit pintar." Ejek Li Xiang.
Xiao Xing Fu memperlihatkan kepalan tangannya. Ia tampak kesal. Karena hal ini pula, ia langsung memanjat pohon dengan cepat tanpa sadar. "Aku akan menendangmu sampai kau jatuh!"
"Wahhh, kau ternyata bisa memanjat. Padahal tadi kau bilang tidak bisa. Lalu sekarang ini kau sedang apa?" Ucap Li Xiang seolah takjub.
Ketika mendengar ucapan Li Xiang, Xiao Xing Fu baru menyadari apa yang sedang ia lakukan. Ia saat ini hampir sampai di dahan pohon tempat Li Xiang duduk. Namun karena ia menyadarinya, ia jadi tampak enggan untuk naik ataupun turun. Ia memeluk batang pohon dengan erat. "Kenapa kau tidak mengatakannya sejak tadi?! Sekarang bagaimana aku turun?!"
"Astaga, kau ini sebenarnya laki laki atau bukan? Atau mungkin sebenarnya kau memang benar benar perempuan, tapi menyamar menjadi laki laki?" Ledek Li Xiang.
Xiao Xing Fu yang mendengar ucapan Li Xiang langsung melihat ke atas dengan raut kesal, "Aku laki laki!"
"Oh ya? Tapi kenapa kau tidak bisa memanjat pohon? Padahal seharusnya kau bisa melakukannya. Lagi pula, kau laki laki bukan?" Li Xiang tersenyum mengejek.
Xiao Xing Fu kembali mengepalkan tangan. "Kau.. apa kau ingin kupu–"
Sebelum Xiao Xing Fu menyelesaikan ucapannya, tubuhnya mulai oleng dan akan jatuh, karena kedua tangannya melepas cengkraman pada batang pohon.
"Heh," Li Xiang langsung merentangkan tangan pada Xiao Xing Fu dan menangkap satu tangannya, sehingga Xiao Xing Fu tidak jatuh. Ia pun menarik Xiao Xing Fu hingga anak itu duduk di dahan pohon yang sama dengannya.
Xiao Xing Fu tampak terdiam. Ia seolah terkejut dan tidak sempat bereaksi terhadap apa yang terjadi.
Li Xiang melambaikan tangannya di depan wajah Xiao Xing Fu. "Haaaalooooo, kaaauuuu baaaiiiikkk baaaaiiikkk saaaajaaaa?" Ucapnya dengan suara lambat.
Xiao Xing Fu berkedip dan langsung melihat ke samping dimana Li Xiang berada. Ia pun menepis tangan Li Xiang yang melambai lambai di depan wajahnya. "Huh, aku hampir saja terjatuh! Ini semua gara gara kau!" Kesalnya.
"Heee, padahal aku sudah menyelamatkanmu. Seharusnya kau berterimakasih dan bukannya marah marah menyalahkanku!" Kesal Li Xiang. "Jika saja aku tidak menolongmu, mungkin kau akan jatuh."
Xiao Xing Fu mendengus, "Dan jika saja kau tidak membuatku marah, aku tidak akan memanjat pohon! Lalu jika kau tidak membuatku marah saat tadi, aku tidak akan melepaskan tanganku dari batang pohon-hmpp."
Li Xiang menyumpal mulut Xiao Xing Fu dengan apel. "Kau lapar bukan? Ini aku berikan apel untukmu!" Ia memasukkan satu apel lagi ke dalam mulut Xiao Xing Fu secara paksa. Ia tampak kesal.
Jangan Lupa Like, Vote, Komen And Favorite.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
i'm life
lanjut Thor
2021-12-17
1
Norayolayora
CBL CBL CBL. Capek Banget Loh sama gurunya:) untung nggak nyampe baku hantam
2021-12-17
1