Lima hari berada di Paris dan akhirnya Ibrahim dan Sonya pulang.
Benar kata Sonya, pulang dari liburan Ibrahim jadi lebih segar. Pikirannya tak penat lagi, bahkan kepergian sang kakek sudah tidak ia ambil pusing.
Semuanya sudah takdir, perkara hidup dan mati semua orang akan mengalaminya.
Keluar dari dalam bandara dan mereka langsung di jemput oleh supir keluarga Suryo. Sonya memeluk erat lengan Ibrahim sampai mereka masuk ke dalam mobil.
Dan Ibrahim sungguh senang mendapati sikap manja istri pertamanya ini.
"Ingat Mas janjimu, sampai di rumah nanti langsung jatuhkan talak pada Aira, jangan beri dia kesempatan untuk bicara," jelas Sonya.
Dan Ibrahim pun tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
Menceraikan Aira bukanlah hal sulit bagi Ibrahim, yang ia butuh dari wanita desa itu memang hanyalah Yusuf.
Dan tentang Yusuf pun ia dan Sonya bisa merawatnya. Yusuf dewasa kelak juga pasti akan lebih bangga mengetahui jika ibunya adalah Sonya dan bukannya Aira.
20 menit dalam perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah.
Kepulangan mereka di sambut oleh Aira dan Yusuf. Sore itu Aira sungguh merasa bahagia akhirnya sang suami pulang, dengan senyum mengembang ia menghampiri Ibrahim dan sonya.
Lalu mengulurkan tangannya ingin mencium punggung tangan kanan sang suami.
Namun bukannya menyambut, Ibrahim malah memalingkan wajahnya dan Aira mendengar dengan jelas Sonya yang berdecih.
Sontak membuat Aira menatap tak percaya pada keduanya.
Selama di Paris Sonya bukan hanya meminta Ibrahim untuk menceraikan Aira, namun Sonya juga sudah mencuci otak suaminya itu. Mengatakan jika Aira pasti akan memanfaatkan Yusuf untuk menikmati warisan kakek Pram pada anak kecil itu.
Terus dikompori dengan banyak cerita buruk tentang Aira membuat Ibrahim pun kini kembali membenci istri keduanya itu.
“Aira, jauhkan tangan kotormu,” ucap Sonya. Membuat Aira terpaku ditempatnya berdiri dengan hati yang terasa teremat. Di remat dengan paksa hingga terasa begitu menyiksa.
Aira tak percaya jika inilah yang akan dia terima.
Dimana Ibrahim suaminya yang penyayang dulu, dimana Sonya yang baik padanya dulu.
Kenapa semuanya berubah hanya dalam hitungan hari.
“Berikan Yusuf padaku,” pinta Sonya.
Sebuah permintaan yang membuat Aira menelan ludahnya dengan kasar, ia bahkan mundur beberapa langkah menjauhi Sonya yang ingin menjangkau anaknya.
“Berikan!” pekik Sonya membuat Aira terkisap. Dengan degub jantung yang memburu dan rasa takut dan menggebu.
Aira menggeleng, Tidak.
Dia tidak akan memberikan anaknya pada siapapun.
Mendengar ada keributan, bik Sumi pun menghampiri semuanya dan berdiri persis di sebelah Aira.
“Ada apa Nyonya?” tanya bik Sumi pada Aira, saat melihat wajah pias nyonya nya ini.
Ibrahim yang jengah dengan situasi ini pun mulai bergerak, ia mengambil paksa Ibrahim di gendongan Aira.
Membuat Aira meronta tidak mau menyerahkan sang anak.
“Jangan Mas! Jangan ambil Yusuf dariku!” pekik Aira, ia bahkan menangis dan berusaha menjauh.
Bik Sumi coba menahan pula, namun malah terhempas karena dorongan Ibrahim. Lalu Aira pun ikut jatuh saat Yusuf sudah dirampas dari gendongannya.
“Aku menjatuhkan talakku padamu Aira, sekarang pergilah dari rumah ini. Yusuf akan jaga dengan Sonya,” ucap Ibrahim dengan begitu tega.
Ia mengatakan kata-kata jahat itu dan menatap benci pada Aira yang terhempas dilantai, tersungkur dan tidak berdaya.
“Jangan Mas, jangan ambil Yusuf dariku.” Pinta Aira dengan derai air mata yang semakin deras. Aira tidak tahu harus bicara apalagi agar suaminya itu mengerti, perihal ia dan Yusuf tidak bisa dipisahkan dengan cara seperti ini, Yusuf masih sangat kecil, Yusuf butuh Asi dan pelukan hangat ibunya.
Sementara Ibrahim tetap bergeming bahkan berniat segera berlalu dari sana dengan membawa Yusuf.
Buru-buru Aira bangkit dan memegang kedua kaki suaminya, menghentikan langkah Ibra.
Memeluk erat kedua kaki itu, bersimpuh dengan terus memohon.
“Mas, aku mohon Mas, kamu boleh menceraikan aku, tapi tolong jangan ambil Yusuf, jangan pisahkan aku dengan Yusuf Mas,” mohon Aira.
Namun Sonya malah mendorongnya untuk melepaskan kaki Ibra.
“Jangan gunakan Yusuf untuk jadi tameng mu Aira, kamu menggunakan Yusuf untuk menikmati harta kakek Pram, iya kan?!” hardik Sonya dengan suaranya yang tinggi.
Membuat Yusuf menangis dan tidak tenang.
Sementara Aira terus menggeleng dan menatap iba pada sang anak.
“Mas aku mohon, biarkan aku memberi susu pada Yusuf,” mohon Aira, tenggorokannya terasa tercekak tiap kali mendengar tangis pilu sang anak.
Namun Ibrahim sedikitpun tak tersentuh hatinya, ia meminta beberapa penjaga untuk mengusir Aira dari rumah, sedangkan ia sendiri membawa Yusuf untuk masuk.
Sonya tersenyum sinis, melihat tubuh Aira yang dilempar keluar rumah.
Dan dengan bangga Sonya pun menutup pintu rumah itu.
Bik Sumi pun menangis, namun ia memilih untuk tinggal di dalam rumah ini. IA akan menjadi pelindung untuk Yusuf disini.
“Mas! Mas IBRAHIM!!” pekik Aira, berulang kali ia menggedor pintu rumah itu. Namun pintu tetap terkunci rapat.
“Nyonya, maafkan saya, tapi saya mohon pergilah dari rumah ini,” ucap sang penjaga, ia sebenarnya iba, namun memang inilah pekerjaannya., menuruti semua keinginan sang Tuan, Ibrahim.
“Tidak Pak, aku tidak mau pergi, Yusuf ada di dalam Pak dan dia menangis, aku harus bersamanya Pak, Yusuf anakku, Yusuf anakku,” jawab Aira lirih, akhirnya ia jatuh tak sanggup lagi berdiri.
Menangis dan membayangkan sang anak yang entah bagaimana nasibnya di dalam sana.
“Yusuf,” panggil Aira lirih.
“Yusuf.”
Terus seperti itu hingga menjelang malam, sampai akhirnya pak Basir menjemput Aira untuk ikut bersamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
andi hastutty
Jadi wanita kuat aira
2024-09-06
0
💋Titika tika27💋
Pak basir ku percayakan aira bersmamu pak🤧🤧🤧
2023-12-02
1
Dennyanto Suryadi Siregar
nyesek aku😭😭😭😭😭😭
2023-08-09
0